Eksistensi Surga Part 2
Mereka mengetahui hak-hak mereka
terhadap Salafush-Shalih yang dipilih Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai sahabat
Nabi-Nya Shallallahu Alaihi wa Sallam. Mereka mengambil kebaikan generasi
Salafush-Shalih dan tidak mengambil masalah-masalah yang mereka perselisihkan;
baik masalah-masalah besar atau kecil. Mereka mendahulukan Abu Bakar kemudian
Umar bin Khaththab kemudian Utsman bin Affan kemudian Ali bin Abu Thalib
Radhiyallahu Anhum dan menegaskan bahwa keempat sahabat di atas adalah khalifah
yang rasyidin dan mahdiyyin. Bahwa generasi sahabat adalah manusia terbaik
sepeninggal Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Mereka membenarkan
hadits-hadits yang berasal dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
"Bahwa Allah turun ke langit
dunia kemudian berkata, 'Adakah orang yang meminta ampunan kepada-Ku?"
(Diriwayatkan Bukhari, Muslim, Ahmad dan lain-lain dengan redaksi bahasa yang
berbeda beda).
Mereka berpegang teguh kepada
Kitabullah dan Sunnah sebagaimana yang difirmankan Allah Ta'ala,
"Kemudian jika kalian berlainan
pendapat tentang suatu masalah, naka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an)
dan rasul (Sunnahkya) (An-Nisa': 59)
Mereka patuh dan mengikuti (ittiba')
ulama generasi salaf dan tidak ngikuti masalah-masalah keagamaan yang tidak
pernah diizinkan Subhanahu wa Ta'ala. Mereka menegaskan bahwa Allah Subhanahu
Ta'ala akan datang pada Hari Kiamat seperti yang Ia firmankan,
"Dan datanglah Tuhanmu, sedang
para malaikat berbaris-baris." (Al-Fajr: 22)
Dan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala
sangat dekat dengan makhluk-Nya dalam kondisi apa pun,
"Dan Kami lebih dekat kepadanya
daripada urat lehernya." (Qaaf: 16)
Mereka mengerjakan shalat hari raya,
shalat Jum'at dan shalat berjama'ah di belakang setiap imam; baik imam yang
shalih atau imam yang fasik. Mereka menganggap mengusap dua sepatu sebagai
ibadah Sunnah dan melakukannya selama dalam perjalanan (safar) atau mukim di
rumah. Mereka meyakini bahwa jihad melawan orang-orang musyrik hukumnya wajib
semenjak Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus NabiNya Shallallahu Alaihi wa
Sallam sampai munculnya kaum Muslimin yang berperang melawan Dajjal. Bahwa
kewajiban mereka adalah mendoakan kebaikan untuk pemimpin mereka dan tidak mengangkat
senjata melawan mereka serta tidak saling memerangi pada saat terjadinya
fitnah. Mereka meyakini keluarnya Dajjal dan bahwa Isa Alaihisshalaatu was
Salam yang membunuhnya. Mereka beriman kepada Munkar dan Nankir, Mi'raj dan
mimpi pada waktu tidur. Mereka mendoakan kaum Muslimin yang telah meninggal
dunia dan bershadaqah mewakili mereka, karena pahalanya sampai kepada mereka.
Mereka mengakui bahwa di dunia ini ada praktek sihir dan bahwa penyihir adalah
kafir sebagaimana yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bahwa sihir ini
selalu ada dalam kehidupan manusia.
Mereka menyalati jenazah Ahlul Qiblat
yang beriman atau fasik dan bahwa surga dan neraka telah diciptakan.
Barangsiapa meninggal dunia maka tepat pada waktu ajalnya dan bahwa barangsiapa
terbunuh, maka sesuai dengan ajalnya. Rezki adalah dari Allah Subhanahu wa
Ta'ala yang Ia berikan kepada hamba-hamba-Nya, baik dalam keadaan halal atau
haram.
Bahwa syetan selalu membuat manusia
was-was, serba ragu-ragu dan mencelakakannya. Bahwa orang-orang shalih sah-sah
saja kalau Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi kelebihan kepada mereka dalam
bentuk ayat-ayat yang membuktikan siapa mereka yang sesungguhnya. Bahwa Sunnah
tidak me-nasakh (menghapus) Al-Qur'an. Bahwa balasan bagi anak-anak kecil yang
meninggal dunia adalah urusan pribadi (prerogatif) Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Kalau Ia menghendaki, maka menyiksa mereka atau memperlakukan mereka seperti
yang dikehendaki-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala Mahatahu terhadap apa saja yang
diperbuat hamba-hamba-Nya dan menulisnya bahwa hal ini akan terus terjadi.
Bahwa segala sesuatu ada di Tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Mereka bersabar dalam menegakkan
hukum Allah Subhanahu wa Ta'ala, melaksanakan apa yang diperintahkan Allah
Subhanahu wa Ta'ala, berhenti dari apa saja yang dilarang Allah Subhanahu wa
Ta'ala, ikhlas dalam amal perbuatannya karena Allah Subhanahu wa Ta'ala se
mata, memberi nasihat kepada kaum Muslimin, bersatu dengan hamba hamba Allah
Subhanahu wa Ta'ala dalam beribadah kepada-Nya, memberi nasihat kepada jama'ah
kaum Muslimin, menjauhi dosa-dosa besar: Zina, dusta, maksiat,
membangga-banggakan dirinya, sombong, menghina orang lain dan ujub (besar
kepala).
Mereka menjauhi penyeru bid'ah,
menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur'an, menulis atsar, mempelajari fiqh
dengan tawadhu', tenang, akhlak mulia, memberikan yang terbaik, berhenti dari
sikap usil, me ninggalkan ghibah (menggunjing) dan mengadu domba, menyeleksi
makanan dan minuman yang mereka konsumsi.
Itulah gambaran umum apa yang mereka
perintahkan, tekuni dan lihat. Dari pendapat mereka yang telah saya paparkan
tadi, saya katakan dan madzhab mereka itulah yang saya anut. Tidak ada petunjuk
kecuali dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dan cukuplah Allah Subhanahu wa Ta'ala
sebagai penjaga kita dan Ia adalah sebaik-baik tempat menyandarkan diri. Kami
meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, bertawakal kepada-Nya dan
kepada-Nya kita kembali.
Maksud saya dari ini semua adalah
menjelaskan dari semua pengikut Ahlus-Sunnah dan Ahlul Hadits bahwa surga dan
neraka telah diciptakan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Pendapat mereka telah saya
beberkan de ngan panjang lebar agar buku ini menjadi buku pembuka jalan untuk
mengenali siapa yang berhak mendapat berita gembira tersebut dan bahwa
orang-orang yang mendapat berita gembira tersebut layak menjadi penghuni surga.
Dan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala kita memohon petunjuk.
Hal yang demikian dijelaskan Al-Qur'an,
"Dan sesungguhnya Muhammad telah
melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (Yaitu) di
Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal.” (An-Najm: 13-15)
Sungguh Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi wa Sallam telah me lihat Sidratul Muntaha dan melihat di dekatnya
terdapat surga tempat tinggal sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari dan
Shahih Muslim hadits dari Anas dalam kisah tentang Isra' dan Mi'raj. Pada akhir
hadits tersebut dijelaskan,
ثم انطلق جبريل حتى انتهى
إلى سدرة المنتهى فغشيها ألوان لا أدري ما هي ؟ قال : ثم دخلت الجنة فإذا فيها جنابذ
اللؤلؤ وإذا ترابها المسك .
“Jibril berjalan terus hingga tiba di
Sidratul Muntaha dan ternyata Sidratul Muntaha ditutup dengan warna yang tidak
aku ketahui?" Kata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam lebih lanjut,
"Kemudian aku masuk ke dalam surga dan ternyata di dalamnya terdapat kubah
dari mutiara dan tanahnya beraroma kesturi.” (Diriwayatkan Bukhari dan Muslim)
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim, disebutkan hadits dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma bahwa
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
إن أحدكم إذا مات عرض عليه
مقعده بالغداة والعشي ، إن كان من أهل الجنة فمن أهل الجنة ، وإن كان من أهل النار
فمن أهل النار، فيقال : هذا مقعدك حتى يبعثك الله يوم القيامة
“Sesungguhnya jika salah seorang dari
kalian meninggal dunia, maka kursinya diperlihatkan kepadanya setiap pagi dan
petang. Jika ia penghuni surga, maka ia adalah penghuni surga. Jika ia penghuni
neraka, maka ia adalah penghuni neraka. Kemudian dikatakan, 'Inilah kursimu
hingga Allah Ta'ala membangkitkanmu pada Hari Kiamat nanti'.” (Diriwayatkan
Bukhari dan Muslim)
Dalam Musnad dan Shahih Al-Hakim,
Ibnu Hibban dan lain-lain disebutkan hadits dari Barra' bin Azib Radhiyallahu
Anhu yang berkata,
“Kami pernah bersama dengan
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengantar jenazah salah seorang kaum
Anshar. Kemudian penyeru dari langit memanggil, 'Hamba-Ku ini jujur, maka
hamparkan surga kepadanya, kenakan pakaian surga kepadanya dan bukakan baginya
pintu surga'.” Kata Barra' bin Azib lebih lanjut, "Lalu angin surga dan
kenikmatannya berhembus pada orang tersebut.” (Al-Hadits)
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim, disebutkan hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
إن العبد إذا وضع في قبره
، وتولى عنه أصحابه إنه ليسمع قرع نعاله . قال : فيأتيه ملكان فيقعدانه فيقولان له
: ما كنت تقول في هذا الرجل ؟ قال : فأما المؤمن فيقول : أشهد أنه عبد الله ورسوله
، قال فيقولان له : أنظر إلى مقعدك من النار ، قد أبدلك الله به مقعدا في الجنة . قال
نبي الله صلی الله عليه وسلم : فيراها جميعا
.
"Sesungguhnya jika jenazah telah
ditempatkan dalam kuburnya dan orang-orang yang mengurusnya pergi daripadanya,
maka ia mendengar suara sandal mereka.” Kata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam lebih lanjut, “Lalu datang kepadanya dua malaikat dan duduk di dekatnya.
Keduanya bertanya, 'Apa pendapat Anda terhadap orang ini?" Kata Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Jika ia orang Mukmin, maka ia menjawab,
'Aku bersaksi bahwa ia adalah hamba Allah dan utusan-Nya?” Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam menjelaskan lebih lanjut, “Kemudian kedua malaikat
tersebut berkata kepadanya, 'Lihat kursimu di neraka ini, sesungguhnya Allah
telah menggantinya dengan kursi dari surga.' Kemudian
Rasulullah Shallallahu wa Sallam berkata bahwa kemudian orang tersebut
melihat kedua kursi tersebut.” (Diriwayatkan Bukhari dan Muslim)
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim dan susunan redaksional menurut Bukhari hadits dari Abdullah bin Abbas
Radhiyallahu Anhuma yang berkata,
"Pada zaman Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah terjadi gerhana matahari. Hingga Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah
ayat-ayat Allah. Keduanya tidak gerhana karena kematian seseorang dan tidak
pula karena lahirnya seseorang. Jika kalian melihat yang demikian, maka hendaklah
kalian dzikir kepada Allah.' Mereka bertanya kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami melihat baginda memegang
sesuatu ketika duduk kemudian setelah itu baginda menunduk.' Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, 'Sesungguhnya aku melihat surga lalu
kuraih tandan. Jika saja, ia dapat kuraih, maka kalian dapat makan daripadanya
selama dunia masih ada. Aku juga melihat neraka dan belum pernah aku melihat
pemandangan yang amat menakutkan kecuali pemandangan pada saat itu. Aku lihat
bahwa sebagian besar penghuni neraka adalah para wanita.' Para sahabat
bertanya, 'Kenapa begitu, wahai Rasulullah?' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam menjawab, Yang demikian itu disebabkan karena mereka kafir.' Ditanyakan
kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, 'Apakah karena kekafiran mereka
kepada Allah?'Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, 'Karena mereka
mengingkari keluarga dan tidak menghargai perbuatan baik. Jika engkau berbuat
baik kepada salah seorang wanita selama setahun penuh kemudian ia melihat
sesuatu yang tidak ia sukai ada pada kamu, maka ia berkata, 'Sesungguhnya aku
tidak pernah melihat ada kebaikan pada dirimu?” (Diriwayatkan Bukhari dan
Muslim).
(Haadil Arwaah Ilaa Bilaadil Afraa,
Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah)
Next:
Posting Komentar untuk "Eksistensi Surga Part 2"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.