Fase Dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Fase Dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar .PDF
Oleh: Fatma Khaulani, Neviyarni S, Irda
Murni
Prodi Pendidikan Dasar,
Program PascaSarjana Universitas Negeri Padang
Hasil Penelitian Fase
Perkembangan anak SD
ABSTRAK
Tulisan ini membahas
serta menganalisis fase dan tugas-tugas perkembangan pada anak SD. Seperti yang
kita ketahui, fase serta tugas perkembangan yang dimiliki oleh anak berbeda
sesuai dengan kondisi perkembangan anak tersebut. Berdasarkan penelitan melalui
kajian pustaka yang dilakukan, diperoleh hasil siswa sekolah dasar berada fase
kanak-kanak akhir yang memiliki perkembangan dari segi fisik-motorik, kognisi,
sosio-emosional, bahasa, dan moral keagamaan. Inilah yang menjadi sebuah alasan
mengapa seorang pendidik atau calon pendidik perlu memikirkan fase pengembangan
dan siswa sekolah dasar. Manfaat dari penelian ini adalah melalui pemahaman
guru tentang tugas dan fase perkembangan siswa, dapat diantisipasi tentang
berbagai upaya pengembangan, baik di sekolah rumah dan masyarakat, selain itu
dengan mengetahui fase perkembangan siswa dapat menyesuaikan tugas-tugas
perkembangan yang harus dikuasai siswa dengan fase perkembangannya.
Kata kunci: fase, tugas perkembangan,
anak SD
PHASE AND STAGES OF DEVELOPMENT FOR PRIMARY
STUDENTS
By: Fatma Khaulani, Neviyarni S, Irda Murni
Prodi Pendidikan Dasar,
Program PascaSarjana Universitas Negeri Padang
ABSTRACT
This paper discusses and analyzes the phases
and tasks of development in elementary school children. As we know, the
development phases and tasks of the child are different according to the
child's developmental conditions. Based on research through literature studies
conducted, it was found that elementary school students were in the final
childhood phase which had developments in terms of physical-motoric, cognition,
socio-emotional, language, and religious morals. This is a reason why an
educator or prospective educator needs to think about the development phase and
elementary school students. The benefits of this study are through the
teacher's understanding of the assignments and phases of student development,
it can be anticipated about various development efforts, both at home schools
and the community, in addition to knowing the phases of development students
can adjust the development tasks that students must master with their
developmental phases.
Kata kunci: phase, stages of development,
primary student
PENDAHULUAN
Melakukan tugas
perkembangan yang sesuai dengan fase perkembangannya Usia tertentu setiap
individu agar mereka mendapatkan kebahagiaan akan lebih cepat dan mudah
memperoleh bagi kehidupan bermasyarakatnya. kecekatan dalam menguasai Setiap
tahap atau fase pertumbuhan dan ketrampilan-ketrampilan tertentu, Di
perkembangan memiliki tugas samping itu juga mempelajari pola perkembangannya
sendiri. Tugas ini tingkah laku tertentu sesuai dengan fase akan tampak pada
suatu masa tertentu perkembangan yang dilewatinya. Untuk dalam kehidupan
individu. Keberhasilan mencapai fase tertentu tersebut, dalam mencapai tugas
tersebut akan pertumbuhan biologis merupakan dasar membawa suatu rasa
kebahagiaan dan utama dalam pembentukan fase keberhasilam dalam melakukan tugas
perkembangan seorang individu. pada fase berikutnya, sedangkan bila Tingkat
kematangan fisik dan mental gagal dalam mencapai tugas itu akan pada setiap
individu terjadi pada waktu membawa rasa kecewa dan ketidak dan tempo yang
berbeda-beda. Ada yang bahagiaan dalam kehidupan cepat dan ada yang lambat.
Setiap bermasyarakat serta akan menemui individu akan mengalami fase-fase
kesulitan dalam tugas berikutnya. perkembangan dalam hidupnya, yaitu:
Tugas-tugas pertumbuhan
dan bayi, kanak-kanak, anak, remaja, perkembangan akan muncul sesuai dewasa,
dan masa tua. Dari penjelasan dengan fase perkembangan setiap yang telah
dijabarkan, dapat ditarik indivu. Tugas ini merupakan kewajiban kesimpulan
bahwa fase perkembangan yang harus dilalui oleh setiap individu. diartikan sebagai
tahapan atau Perkembangan yang muncul pada setiap pembentukan tentang kehidupan
waktu tertentu merupakan keharusan individu yang di memiliki ciri khusus yang
akan berlaku secara otomatis atau pola tingkah laku tertentu. seperti kegiatan
belajar keterampilan Kekuatan biologis individu dan dalam menjalankan tugas-tugas
kekuatan psikologis serta sosiologis perkembangannya. menggiring individu menuju
tugas Fase perkembangan anak akan perkembangan yang harus dikerjakannya sesuai dengan
tugas perkembangan dalam upaya usaha menuju individu anak. Oleh karena itu,
guru sebagai yang berhasil. Dalam menjalani salah satu penggerak pendidikan
harus hidupnya, individu akan berusaha untuk bisa menjadi fasilitator agar
tugas perkembangan anak SD ini bisa sepenuhnya terpenuhi selain itu, guru harus
mengadakan inovasi dalam pembelajaran agar tidak tertinggal dengan perkembangan
anak SD.
METODE PENELITIAN
Pada tulisan ini metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kepustakaan (library
research). Studi pustaka atau kepustakaan merupakan kegiatan pengumpulan data
dari berbagai sumber bacaan. (Harahap, 2014).
Data yang digunakan dalam
menyelesaikan penelitian ini berasal dari sumber berupa buku, jurnal serta
artikel yang sesuai dengan penilitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Fase Perkembangan anak SD
Perkembangan berkaitan
dengan kepribadian yang terintegrasi. Anak sekolah dasar yang berusia diantara
6-11 tahun berada pada fase kanak-kanak tengah (Sumantri, 2014: 99).Fase
kanakkanak tengah, anak memiliki kemampuan dasar berhitung, menulis, serta
membaca. Fase perkembangan anak SD dapat dilihat dari beberapa aspek utama
kepribadian individu anak, yaitu aspek 1) fisik-motorik, 2) kognisi, 3)
sosio-emosional, 4) bahasa, dan 5) moral keagamaan yang akan Fase perkembangan
anak dijelaskan sebagai berikut: 1. Fisik-motorik Pertumbuhan fisik anak pada
usia SD ditandai dengan anak menjadi lebih tinggi, berat, dan kuat dibandingkan
pada saat anak berada di PAUD/TK, hal ini tampak pada perubahan sistem tulang,
otot dan keterampilan gerak. Anak lebih aktif dan kuat untuk melakukan kegiatan
fisik seperti berlari, memanjat,melompat, berenan dan kegiatan luar rumah
lainnya. Kegiatan fisik ini dilakukan oleh anak dalam upaya melatih koordinasi,
motorik, kestabilan tubuh maupun penyaluran energi yang tertumpuk. (Izzaty,
2008).
Perkembangan fisik anak
SD lakilaki dan perempuan berbeda. Anak perempuan biasanya lebih ringan dan
lebih pendek daripada anak laki-laki. (Slavin, 2011). Aspek perkembangan
fisik-motorik ini berpengaruh terhadap aspek perkembangan lainnya, sebagai
contoh, keadaan fisik anak yang kurang normal misalnya anak terlalu tinggi atau
terlalu pendek, anak terlalu kurus atau gemuk akan mempengaruhi rasa
kepercayaan diri anak. Rasa kepercayaan ini akan berkaitan dengan emosi, kepribadian,
dan sosial anak (Latifa, 2017)
2. Kognisi
Aspek perkembangan
kognisi merupakan perkembangan yang berhubungan dengan kemampuan kognitif yang
dimiliki oleh anak, yakni kemampuan untuk berpikir dan memecahkan masalah. Anak
usia sekolah dasar memiliki karakteristik berpikir yang khas. Cara berpikir
mereka berbeda dengan anak pra sekolah dan orang dewasa. Cara mengamati
lingkungan sekitar dan mengorganisasi dunia pengetahuan yang mereka dapatpun
berbeda dengan anak prasekolah dan orang dewasa. Teori perkembangan Piaget
merupakan salah satu teori perkembangan kognitif yang terkenal. Dalam teorinya,
Piaget menjelaskan anak usia SD yang pada umumnya berusia 7 sampai 11 tahun, berada
pada tahap ketiga dalam tahapan perkembangan kognitif yang dicetuskannya yaitu
tahap operasional konkret. Pada tahap ini, anak dinilai telah mampu melakukan
penalaran logis terhadap segala sesuatu yang bersifat konkret, tetapi anak
belum mampu melakukan penalaran untuk hal-hal yang bersifat abstrak
(Trianingsih, 2016). Anak usia SD akan mengalami perkembangan kognitif yang
pesat. Anak akan mulai belajar membentuk sebuah konsep, melihat hubungan, dan
memecahkan masalah terhadap situasi yang bersifat konkret. (Slavin, 2011).
Untuk itu, Guru hendaknya dapat membangun suasana belajar yang konkret bagi
anak sebagai guna memudahkan anak dalam berpikir logis serta dapat memecahkan
masalah. (Trianingsih, 2016).
3. Perkembangan
sosio-emosional. Ciri khas dari fase ini ialah meningkatnya intensitas hubungan
anak dengan teman-teman sebayanya serta ketergantungan anak terhadap keluarga
menjadi berkurang. Pada fase ini hubungan atau kontak sosial lebih baik dari
sebelumnya sehingga anak lebih senang bermain dan berbicara dalam lingkungan
sosialnya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa teman sebaya
memiliki peranan yang penting dalam perkembangan sosial anak, karena melalui
teman sebaya anak bisa belajar dan mendapat informasi mengenai dunia anak di
luar keluarga (Murni, 2017). Hal lainnya yang tampak pada fase ini ialah anak
sudah mulai membentuk konsep diri sebagai anggota kelompok sosial di luar
keluarga. Hubungan sosial anak dengan orang dewasa di luar keluarga memberikan
pengaruh penting dalam pengembangan kepercayaan diri anak. Ketidakpercayaan
diri pada anak akan timbul jika anak tidak mampu mengerjakan tugas seperti
temannya. Dalam kegiatan pembelajaran peran guru sangat penting dalam
menumbuhkan kepercayaan diri anak serta semangat berkarya sesuai dengan
kemampuan masing-masing anak.
4. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dalam suatu interaksi sosial.
Perkembangan bahasa anak akan berkembang dari awal masa sekolah dasar dan
mencapai kesempurnaan pada akhir masa remaja. Pada usia late primary (7-8
tahun), bahasa anak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Anak telah
memahami tata bahasa, sekalipun terkadang menemui kesulitan dan menunjukkan
kesalahan tetapi anak dapat memperbaikinya. Anak telah mampu menjadi pendengar
yang baik. Anak mampu menyimak cerita yang didengarnya, dan selanjutnya mampu
mengungkapkan kempali dengan urutan dan susunan yang logis. Anak telah
menunjukkan niatanya terhadap puisi, dan juga mampu mengungkapkan perasaan dan
pikirannya dalam bentuk puisi. Anak memiliki kemampuan untuk memahami lebih
dari satu arti, dan memperkaya kata menjadi sebuah humor. (Surna. 2014). Salah
satu faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak SD ialah faktor
lingkungan. Anak SD telah banyak belajar dari orang disekitar lingkungannya
khususnya lingkungan keluarga yang merupakan lingkungan terdekat anak. Oleh
karena itu, hendaknya orang tua dan masyarakat menggunakan istilahistilah
bahasa yang lebih selektif dan lebih baik jika berada disekitar anak, karena
pada dasarnya bahasa anak akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya.
(Adriana, 2008) 5. Perkembangan Moral keagamaan Lingkungan keluarga dan
lingkungan sosial yang lebih luas di luar keluarga menjadi pusat dari pelajaran
perkembangan moral bagi anak. Konsep perkembangan moral menjelaskan bahwa norma
dan nilai yang ada dilingkungan sosial siswa akan mempengaruhi diri siswa untuk
memiliki moral yang baik atau buruk (Trianingsih, 2016). Pada masa perkembangan
kanak-kanak awal, moral anak belum berkembang pesat karena disebabkan oleh
perkembangan kognitif anak yang belum mencapai pemahaman menganai prinsip benar
salah menganai suatu hal, pada masa ini anak belum mampu membedakan hal-hal
yang benar untuk dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. (Murni,
2017). Berdasarkan periodesasi perkembangan Piaget, anak sekolah dasar kelas I,
II, III, dan IV berada dalam periode transisi, yaitu meninggalkan periode moral
realisme memasauki periode moral otonom. Akibat periode transisi itu tingkah
laku moral anak kadang-kadang seperti tingkah laku moral anak periode heterenom
dan kadangkadang seperti tingkah laku anak yang otonom. Bagi anak kelas II,
III, dan IV yang masih berada dalam perkembangan moral heterenom, yaitu anak
mulai melihat tingkah laku baik atau buruk yang dipanang dari akibat yang
ditimbulkan oleh tingkah laku itu, dan bukan dari niat atau maksud si pelaku. Misalnya,
ketika 12 buah gelas secara tidak sengaja dipecahkan oleh anak, hal ini akan
dipandang anak sebagai tingkah laku yang lebih buruk dibandingkan dengan
memecahkan sebuah gelas yang maksudnya untuk mencuri kue. Bagi anak yang dalam
periode perkembangan moral otonom justru berpandang sebaliknya, bahwa
memecahkan 12 buah gelas secara tidak sengaja lebih baik daripada memecahkan
sebuah gelas karena ingin mencuri kue. Bagi anak itu kesalahan tingkah laku
dilihat dari maksud orang bertingkah laku, bukan dari akibat yang ditimbulkan
dari oleh tingkah laku itu. Sehubungan dengan aspek perkembangan moral anak,
guru hendaknya dapat menanamankan moral pada anak yang dilakukan. tanpa
disadari anak sehingga mendorong kesadaran dalam diri anak untuk berbuat sesuai
dengan moral yang baik. (Trianingsih, 2016).
Tugas Perkembangan Anak Sd
Havigurst mengatakan
bahwa tugas perkembangan individu adalah tugas yang tampak pada suatu periode
tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan akan dapat memberikan
kebahagiaan serta memberi kemudahan dalam menjalani tugas-tugas berikutnya, dan
apabila gagal akan menimbulkan kekecewaan bagi individu tersebut, dan mengalami
kesulitan untuk tugas perkembangan berikutnya. (Syaodih). Anak yang berada
dalam rentang 6-12 tahun pada hakikatnya menjalani tugas perkembangan berupa
kemampuankemampuan yang harus dikuasai anak sekolah dasar.
Havigusrt menjabarkan
delapan tugas perkembangan anak pada periode usia 6-12 tahun. Delapan tugas
perkembangan tersebut adalah sebagi beriku.
1. Belajar keterampilan
fisik yang dibutuhkan dalam permainan Selama waktu ini anak belajar menggunakan
otot-ototnya untuk mempelajari brbagai keterampilan. Oleh karena itu,
pertumbuhan otot dan tulang anak berlangsung dengan cepat. Mereka memiliki
kebutuhan yang sangat tinggi untuk beraktivitas dan bermain. Mereka dapat
melakukan permainan dengan aturan tertentu. Makin tinggi tingkat kelas anak di
sekolah, makin jelas ciri khas aturan permainan yang harus mereka patuhi.
2. Pengembangan sikap
terhadap diri sendiri sebagai individu yang
sedang berkembang. Tugas
perkembangan ini anak sudah paham dan mampu mengembangkan kebiasaan hidup sehat
dengan membiasakan diri memelihara kebersihan, kesehatan, dan keselamatan diri serta
lingkungannya atau mengetahui akibat yang akan didapatnya, jika mereka
bertingkah laku yang dapat membahayakan diri dan lingkungannya.
3. Berkawan dengan teman
sebaya. Dengan masuknya anak kesekolah, akan menuntut anak untuk melakukan
interaksi sosial dengan teman sebaya. Anak usia SD hendaknya sudah mampu
berteman dengan orang lain di luar lingkungan keluarganya, khususnya teman
sebaya sebagai bentuk interaksi sosial.
4. Belajar melakukan
peranan sosial sebagai laki-laki dan wanita. Pada usia 9-10 tahun anak mulai
menyadari peran sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak perempuan menunjukkan
tingkah laku sebagai perempuan, demikian pula dengan anak laki-laki. Pada masa
ini anak sudah menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu sesuai dengan jenis
kelamin mereka. Misalnya, anak perempuan senang bermain boneka dengan anak
perempuan lainnya, dan anak laki-laki senang bermain bola dengan teman
laki-lakinya.
5. Belajar menguasai
keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung. Masa ini anak SD sudah
mampu untuk membaca dasar, menulis, dan berhitung. Karena perkembangan kognitif
dan biologis anak sudah matang untuk bersekolah, maka anak telah mampu belajar
di sekolah dan anak sudah mampu mengenali simbol-simbol sederhana.
6. Pengembangan konsep
yang dibutuhkan dalam kehidupan anak. Pada masa ini anak hendaknya mempunyai
berbagai konsep yang diperlukan dalam kehidupan seharihari. Seperti konseo
warnam konsep jumlah konsep perbandingan dan lainnya
7. Pengembangan moral,
nilai dan kata hati. Pada usia SD anak hendaknya diajar mengontrol tingkah laku
sesuai nilai dan moral yang berlaku. Anak hendaknya dapat mentaati perauran,
menerima tanggung jawab dan mengakui adanya perbedaan antara dirinya dan orang
lain.
8. Mengembang sikap
terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial. Anak telah mampu belajar untuk
menyadari keanggotaannya dalam keluarga dan masyarakat sekolah. Anak harus
belajar mentaati peraturan-peraturan yang ada dalam keluarga dan sekolah
(Prayitno, 2006).
SIMPULAN
Setiap anak usia sekolah
dasar akan mengalami perkembangan secara fisik, kognitif, bahasa,
sosio-emosional, bahasa, dan moral keagamaan yang berbeda-beda dalam cara dan
waktu pencapaiannya.
Setiap anak memiliki
kemampuan yang berbeda, sehingga seorang anak tidak boleh dipaksakan untuk
memiliki aspek perkembangan yang sama dengan anak lain. Oleh karena itu guru
dan orang tua hendaknya memiliki pengetahuan dalam usaha memaksimalkan aspek
perkembangan anak karena, jika setiap aspek bisa berkembang dengan baik, maka
anak mampu menjalankan tugas-tugas perkembangannya dengan baik pula.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, I. 2008.
Memahami Pola Perkembangan Bahasa Anak Dalam Konteks Pendidikan. Jurnal
Pendidikan Islam. Vol 3 No 1.
Havighurst, R.J. 1984.
Perkembangan Manusia dan Pendidikan. Bandung: Jemmers Harahap, N. 2014. Penelitian
Kepustakaan. Jurnal Iqra’. Vol 8. No.1
Izzaty, R.E. 2008. Perkembangan Anak Usia 7-12
Tahun. Jurnal Pengabdian Universitas Negeri Yogyakarta.
Latifa, U. 2017. Aspek
Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar: Masalah dan Perkembangannya. Jurnal Academica.
Vol 1. No.2.
Murni. 2017. Perkembangan
Fisik, Kognitif, Dan Psikososial Pada Masa Kanak-Kanak Awal 2-6 Tahun. Jurnal
Ar raniry. Vol 3. No.1.
Prayitno, Elida. (2006). Buku
Ajar Perkembangan Anak Usia Dini dan SD. Padang: Angkasa Raya
Sumantri, M. 2014. Modul 1
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka Slavin. 2011. Psikologi
Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks Surna, I.N. (2014). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Erlangga
Trianingsih, Rima. 2016.
Pengantar Praktik Mendidik Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Al Ibtida. Vol 3.
No.2.
Keterangan:
Jurnal Ilmiah “Pendidikan
Dasar” Vol. VII No. 1 Januari 2020
Naskah masuk : 7 November 2019
Naskah direview : 7 Desember 2019 p-ISSN:
2354-9580
Naskah diterima : 18
Desember 2019 e-ISSN: 2685-211X
Posting Komentar untuk "Fase Dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.