Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mauritania Negeri Penghafal Al-Qur'an - Andre Satya Winatra

Kabeldakwah.com

Terdapat kota di Afrika Barat kawasan Gurun Sahara yang mempunyai tradisi menghafal Al-Qur'an Terbaik di Dunia.

Kota Syinqith negara Mauritania yang penduduknya mayoritas Muslim.

Kota ini terkenal dengan kekuatan ingatan dan kecepatan menghafal Al-Qur'an.

Kota Syinqith sangat dihormati dan disegani oleh para ulama dari belahan dunia manapun, selain karena kekayaan ilmu yang dimiliki oleh kota Syinqith sistem pendidikan disana juga dikenal luar biasa dalam melahirkan para ulama yang diakui kredibilitas keilmuannya khususnya soal Al-Quran.

Secara adat, disana jika ada anak pada umur 7 tahun belum hafal Quran bagi mereka adalah aib dan (memalukan) kedua orang tuanya.

Anak-anak di sana mulai didengarkan Al-Qur’an bukan hanya sejak kecil, tapi bermula sejak dari bayi. Ketika ada seorang ibu hamil, dia tidak akan menghabiskan waktu hanya dengan tidur dan beristirahat semata. Sebaliknya, ibu tersebut akan senantias mengisi waktunya dengan muroja'ah hafalan Al-Qur'an.

Kemudian, setelah bayi itu lahir, seluruh anggota keluarga akan muroja’ah. Contohnya, seorang anak akan muroja’ah kepada bapak atau ibunya. Anak itu diwajibkan untuk muroja’ah di depan adiknya yang masih bayi.

Ringkasnya, Al-Quran dengan kehidupan kaum ini ibarat isi dengan kuku maksdunya bahwa Al-Quran sangat erat hubungannya dengan kehidupan kaum tersebut, tak terpisahkan dan saling melengkapi.

Hatta ketika si ibu sedang menggendong bayi pun, aktivitas muroja’ah ini tetap di lakukan.

Secara adat disana, ketika anak-anak menginjak usia 7 tahun ke atas, mereka akan pergi kepada masyaikh untuk belajar agama. Kelas atau bilik darjah mereka bukanlah seperti yg terdapat di negara kita, sebaliknya hanyalah sebuah pondok yg terletak di tengah gurun pasir yang panas. Di situlah proses belajar dan mengajar dilakukan.

Mungkin dalam pemikiran kita, ini adalah satu perkara yg sedikit perih disebabkan faktor seperti cuaca yang panas. Namun bagi mereka, itu adalah merupakan satu nikmat. Rasa ingin tahu yang tinggi dalam diri mereka membuat sedikit ilmu yang di peroleh adalah berupa satu nikmat dan rezeki yang melimpah. Berbeda dengan diri kita yg menganggap rezeki dan nikmat itu adalah HARTA!!

Mereka belajar dan mengulang pelajaran serta menghafal Al Qur'an dengan cara istimewa.

Mereka belajar di atas padang pasir, bukan di dalam gedung. Tapi di tenda-tenda dan kemah-kemah.

Mereka mendengar penjelasan gurunya. Gurunya pun mendiktekan tanpa membaca, murni dari hapalannya.

Setelah mendengar, baru mereka coba tuliskan di LAUH (semisal papan kayu). Lalu kemudian dikoreksi oleh gurunya catatan mereka.

Setelah itu mereka ulang-ulang terus hafalannya, dan menulis ulang lagi di rumahnya.

Maka tidak heran kalau hafalan mereka mutqin raskih karena di baca ulang ratusan kali, ada yang pernah mengulang 800 kali bahkan sampai seribu kali tapi perkara ini nadir (jarang terjadi) kebiasaanya 300-500 kali di ulang hafalan Al-Qur'annya.

Waktu di ma'had dulu merasakan menghafal 1 ayat di ulang 100 kali, kemudian artinya juga dihafal dan itu sama juga di ulang seratus kali.

Manfaatnya luar biasa, menancap di dada. Sama halnya kaya baca Al-fatihah kita tidak perlu murajaah ngalir aja. Maka konsep mereka seperti itu. Hafal seluruh Al-Qur'an seperti hafal surah Al-fatihah.

Para ulama juga mendeskripsikan yg disebut hafal, mutqin, kokoh adalah bisa menjelaskan ketika diminta tanpa mempersiapkan.

Yang menjadi ujian itu menjaga hafalan, mengulangnya, konsisten, istiqomah. Semoga Allah anugerahkan kita keberkahan dan menetapkan dalam kebaikan.

Kita kalkulasikan kalau menghafal dalam sehari 1 ayat aja.

Para ulama khilaf tentang jumlah ayat al-Quran ada 6000 ayat. Kemudian ulama berbeda pendapat yang lebih dari angka itu. Diantara mereka berpendapat, tidak lebih dari 6 ribu ayat. Ada yang mengatakan, 6204 ayat. Ada yang mengatakan, 6014 ayat. Ada juga yang mengatakan, 6219 ayat. Ada yang mengatakan, 6225 atau 6226 ayat. Dan ada yang mengatakan, 6236 ayat. Pendapat terakhir ini disampaikan oleh Abu Amr ad-Dani dalam kitab al-Bayan. (Tafsir Ibnu Katsir, 1/98).

Hal Ini maklumat saja terlepas dari berapa ribu ayat yang ada.

Kalau konsisten satu ayat 1 hari. Kalikan setahun ada (365 hari), kita jadinya telah menghafal 365 ayat.

Rata-rata dalam satu juz terdapat sekitar 200 ayat. Jika dalam setahun menghafal 365 ayat, kita bisa menghafal sekitar 1,8 juz. Jadi, dalam setahun, kira-kira bisa menghafal hampir 2 juz Al-Qur'an jika menghafal 1 ayat setiap hari.

Satu tahun 2 juz, Al-Qur'an ada 30 juz. Untuk menghafal kamil 30 juz kita butuh waktu 15 tahun.

Kalau sekarang usia 30 tahun, di usia 45 sudah hafidz.

MasyaAllah yaa..

Tahu tidak ada Muhaddits abad ini, ulama kota Madinah. Beliau adalah Syaikh Abdul Muhsin Abbad hafidzahullah.

Apakah mungkin orang yang sudah tua bisa hafal Al-Qur’an?

Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad: Apakah orang yang sudah berumur 50 tahun mampu hafal Al-Qur’an?

Beliau menjawab: ya, dan aku termasuk salah satu orang yang hafal Al-Qur’an setelah 50 tahun. Para sahabat radhiyallahu’anhum masuk Islam dalam kondisi sudah tua. Meskipun demikian mereka hafal Al-Qur’an.

Bahkan bibi Syaikh Sa’ad as-Suhaimiy menyelesaikan hafalan Al-Qur’an pada usia 86 tahun.

Website Syaikh Nu’man bin Abdul Karim al-Watr hafizhahullah: https://alwatar.al3ilm.net

Oleh: Andre Satya Winatra

Tembilahan, 25 Shafar 1446 H

📌 Silakan Ikuti Tinta Ilmu dan Fawaid Ilmiyyah

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Ryzen Store

Posting Komentar untuk "Mauritania Negeri Penghafal Al-Qur'an - Andre Satya Winatra"