Keutamaan 10 Awal Dzulhijjah - Khutbah Jum'at
![]() |
Kabeldakwah.com |
Keutamaan 10 Awal Bulan Dzulhijjah.Pdf
Oleh: Ust. Dr. Abu
Zakariya Sutrisno
Khutbah Pertama:
الْحَمْدُ لِلهِ
الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ
الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ
وَالْغَايَاتُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا ﷲ حَقَّ تُقَاتِه وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال
عمران: ١۰٢)
أَمَّا بَعْدُ:
Jama’ah ibadah Jum’ah yang dirahmati oleh
Allah,
Yang pertama dan paling
utama mari kita selalu bersyukur pada Allah. Kita bersyukur atas seluruh nikmat
yang telah Allah berikan kepada kita. Mari kita bersyukur dengan
sebenar-benarnya, tidak sekedar di lisan saja tetapi bil qolbi wal lisaani wal
jawaarih yaitu dengan hati, lisan dan juga amal perbuatan badan kita. Kemudian,
sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada panutan kita, nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak lupa melalui mimbar Jum’at yang mulia ini
khatib mengingatkan diri khatib sendiri dan jama’ah sekalian untuk senantiasa
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Taqwa
adalah sebaik-baik bekal di dunia dan apalagi di akhirat nanti.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ
خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Kaum muslimin rahimakumullah
🔖 Alhamdulillah saat ini
kita mendekati awal bulan yang mulia, salah satu bulan haram, yaitu bulan
Dzulhijjah. Bulan yang memiliki banyak keutamaan dan disyariatkan amalan yang
mulia. Pada khutbah yang mulia ini mari sejenak kita renungi kembali terkait keutamaan
dan amalan-amalan di sepuluh awal Bulan Dzulhijjah.
[Keutamaan 10 Awal Bulan
Dzulhijjah]
📌Pertama, bulan Dzulhijjah adalah
salah satu diantara 4 bulan yang dimuliakan di dalam Islam. Dari Abu Bakroh
radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
السَّنَةُ اثْنَا
عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو
الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ
جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Satu tahun itu (terdiri
dari) dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan yang disucikan. Tiga
bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram dan (satu
bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan
Sya’ban.” (HR. Bukhari 3197 dan
Muslim 1679)
📌Kedua, Allah bersumpah
dengannya dalam al Qur’an. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَيَالٍ عَشْر.
وَالْفَجْرِ
“Demi fajar dan demi malam yang sepuluh.” (QS Al-Fajr: 1 - 2)
Allah telah bersumpah
dalam ayat di atas dengan malam yang sepuluh. Malam yang sepuluh dalam ayat
diatas adalah di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sebagaimana yang disebutkan
oleh kebanyakan ulama tafsir. Sesuatu yang Allah gunakan untuk bersumpah
menunjukkan keagungan hal tersebut.
📌Ketiga, diriwayatkan dari Ibnu
Abbas radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
ما من أيامٍ العملُ
الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام، يعني: أيام العشر. قالوا: يا رسولَ الله،
ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجل خرج بنفسه وماله
فلم يرجع من ذلك بشيء
“Tidak ada hari-hari yang pada waktu itu amal
shaleh lebih dicintai oleh Allah melebihi hari hari ini, yakni hari yang
sepuluh (awal bulan Dzulhijjah). Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, tidak pula jihad
di jalan Allah? Beliau menjawab: Tidak juga jihad di jalan Allah kecuali
seorang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak kembali
dari hal itu sedikitpun.” (HR Bukhari 926)
Lalu, manakah yang lebih
afdhal, sepuluh terakhir di bulan Ramadhan atau sepuluh awal bulan Dzulhijjah?
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata “Jika dilihat pada malamnya, maka sepuluh
terakhir bulan Ramadhan lebih utama dan jika dilihat waktu siangnya, maka
sepuluh awal bulan Dzulhijjah lebih utama” (Lihat kitab Zaadul Ma’ad, 1/57)
Lalu apa saja amalan di
10 Awal Bulan Dzulhijah?
📌Pertama: Haji
Haji adalah rukun Islam
yang diwajibkan sekali seumur hidup. Di bulan Dzulhijjah manusia dari seluruh
penjuru dunia berkumpul untuk menulaikan ibadah haji. Allah Ta’ala berfirman,
وَلِلّهِ عَلَى
النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah.” (QS Al Imran: 96)
📌Kedua: Perbanyak Takbir dan Dzikir
Memperbanyak takbir dan dzikir pada hari-hari
tersebut. Sebagaimana firman Allah ta’ala,
وَيَذْكُرُوا اسْمَ
اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
“Supaya mereka menyebut
nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan” (QS. Al Hajj: 28)
Diriwayatkan bahwa Ibnu
Umar dan Abu Hurairah radhiallahu ‘anhuma keduanya biasa keluar ke pasar pada
sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, mereka berdua bertakbir, maka
orang-orang pun ikut berakbir sebagaimana takbir mereka berdua (HR Bukhari).
Disyariatkan pada bulan Dzulhijjah dua macam takbir: Mutlaq dan Muqayyad.
Takbir muthlaq yaitu pada setiap saat, pada saat siang ataupun malam dan dibaca
dimanapun: di jalan, di pasar, dirumah dan lainnya. Takbir mutlaq disyariatkan
mulai awal bulan Dzulhijjah sampai tanggal 13. Adapun takbir muqayyad adalah
takbir yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu (Setelah membaca istighfar
dan Allahumma anta as Sallam…) sejak setelah subuh di hari Arafah sampai
setelah Ashar tanggal 13 (akhir hari Tasyrik).
📌Ketiga: Puasa
Berpuasa pada hari-hari
tersebut atau sebagiannya, terutama pada hari Arafah (9 Dzulhijjah).
Sebagaiamana terdapat dalam hadits,“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam biasa berpuasa sembilan hari di bulan Dzulhijjah, pada hari asyuro (10
Muharram), serta tiga hari di setiap bulannya…” [HR. Abu Dawud (2437),
dishahihkan syaikh Albani].
Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam juga bersabda “(Puasa Arafah) menghapus dosa-dosa kecil setahun yang
lalu dan setahun yang akan datang.” [HR. Muslim (1162)]
📌Keempat: Qurban
Memotong hewan qurban
(Udhiyah) bagi yang mampu pada hari raya Qurban (10 Dzulhijjah) dan hari-hari
Tasyrik (11 - 13 Dzulhijjah). Sebagaiaman firman Allah Shubhaanahu wa ta'ala,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ
Maka dirikanlah shalat
karena Rabbmu dan berkurbanlah (QS Al Kautsar: 2)
Berkata sebahagian ahli
tafsir yang dimaksud dengan berqurban dalam ayat ini adalah menyembelih udhiyah
(hewan kurban) yang dilakukan sesudah shalat ‘Ied (Lihat Tafsir Ibnu Katsir
(4:505) dan Al Mughni (13:360))
📌Kelima: Sholat Ied
Pada tanggal 10
Dzulhijjah kaum melaksanakan shalat `Idul Adha dan lalu dilanjutkan dengan
khutbah. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Hari merupakan
hari yang paling agung di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah:
أَعْظَمُ الْأَيَّامِ
عِنْدَ اللهِ يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ اْلقِرِّ.
Seutama-utama hari di
sisi Allah ialah hari berkurban kemudian hari berikutnya [HR Abu Daud dan
dishahihkan oleh al-Albani]
Sekian semoga bermanfaat
khutbah yang pertama ini.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah Kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ
Jama’ah ibadah Jum’ah yang semoga dirahmati
oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
Bulan Dzulhijjah adalah
musim kebaikan. Hendaknya setiap Muslim dan Muslimah mengisi hari-harinya
dengan penuh semangat untuk melakukan ketaatan kepada Allah. Melaksanakan
segala kewajiban, menjauhi segala larangaNya, memanfaatkan sebaik-baiknya
kesempatan ini, dan jangan sampai terlewatkan atau bahkan terggelam dalam hal
sia-sia/maksiat.
Satu hal yang ingin
khatib tekankan disini yaitu terkait kurban. Bagi yang mampu mari berusaha
untuk berkurban. Jangan menyepelekan. Dalam sebuah haditsnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mengancam dengan keras:
من كان له سعةُ ولم
يُضَحِّ فلا يَقربنَّ مُصلانا
”Barangsiapa memiliki
keleluasaan (rezeki) lalu dia tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati
tempat sholat kami.” (HR Ibnu Majah
3123, dihasankan syaikh Albani)
Jadi mari kita berusaha
untuk berkurban. Kemudian satu catatan, bagi orang yang berniat untuk berqurban
hendaknya tidak memotong rambut dan kukunya sampai dia berqurban.
Diriwayatkan dari Ummu
Salamah, Rasulullah Shollallahu ’alaihi wa sallam bersabda yang maknanya: “Jika
kalian telah melihat awal bulan Dzulhijjah dan salah seorang diantara kalian
berniat untuk menyembelih hewan qurban maka hendaknya dia menahan rambut dan
kukunya (untuk tidak dipotong)”. (HR Muslim)
Ma’asyirol Muslimin Rahimani wa rahimakumullah
Demikian khutbah yang
bisa kami sampaikan, semoga bermanfaat. Mari kita tutup khutbah ini dengan
sholawat dan doa.
إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا
أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي
الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى
نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
اَلْعَالَمِينَ
Posting Komentar untuk "Keutamaan 10 Awal Dzulhijjah - Khutbah Jum'at"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.