Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Qawaid Qur’aniyyah Kaidah Ke 50 – Al-Quran Ini Memberi Petunjuk Ke Jalan yang Paling Lurus

Allah berfirman:

إِنَّ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ

“Sungguh, Al-Qur`ān ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus” (QS. Al Isra': 9)

Barangkali penutupan buku ini dengan kaidah ini memiliki munsabah yang sangat jelas, yang membuat seorang mukmin bertambah yakin dengan keagungan Al-Qur`ān, dan bahwa dia adalah satu-satunya kitab yang cocok untuk sepanjang masa dan setiap tempat.

Qatādah berkata untuk menjelaskan makna kaidah ini dengan kalimat singkat, “Sesungguhnya Al-Qur`ān menunjukkan kepada kalian tentang penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah berbagai dosa dan kesalahan, sedangkan obat kalian adalah istigfar.”

Tafsir dari Imam yang mulia ini memiliki isyarat yang jelas terhadap kekomprehensifan Al-Qur`ān dalam mengobati semua jenis penyakit, dan di dalamnya juga ada semua obatnya. Sekarang tinggal tugas orang untuk mencari obat-obat tersebut di dalam Al-Qur`ān yang agung ini.

Siapa yang ingin mengetahui sebagian usaha para ulama raḥimahumullāh dalam mencari ilham terkait hal itu maka hendaknya dia membaca apa yang ditulis oleh ‘Allāmah Asy-Syinqītiy dalam tafsirnya terhadap ayat ini dan kaidah yang sedang kita bicarakan. Beliau menulis lebih kurang enam puluh halaman membicarakan tentang contoh-contoh masalah yang diselesaikan oleh Al-Qur`ān, dan menunjukkan ke jalan yang paling lurus dalam memberikan solusinya. Saya akan memilih perkataannya yang memiliki korelasi langsung terhadap penjelasan keuniversalan kaidah ini. Beliau berkata, “Dalam ayat yang mulia ini, Allah Jalla wa ‘Alā menyebutkan secara global semua yang ada dalam Al-Qur`ān tentang petunjuk ke jalan terbaik, jalan terlurus dan paling benar. Kalau kita menelusuri rinciannya secara lengkap maka kita harus menelusuri semua Al-Qur`ān yang agung ini, karena kekomprehensifannya terhadap segala sesuatu yang memiliki petunjuk kepada kebaikan dunia dan akhirat. Tetapi kita, dengan izin Allah Ta’ālā akan menyebutkan beberapa contoh yang memadai dari berbagai sisi dari petunjuk Al-Qur`ān ke jalan yang paling lurus....” Kemudian beliau menyebutkan sejumlah masalah akidah dan sosial. Di antaranya:

“Al-Qur`ān menunjukkan ke jalan yang paling lurus dalam mengatur keseimbangan antara lahir dan batin manusia, antara perasaan dan perbuatannya, serta antara akidah dan amalannya.

Al-Qur`ān menunjukkan ke jalan yang paling lurus dalam dunia ibadah dengan menyeimbangkan antara taklif dan kekuatan. Sehingga taklif tidak memberatkan jiwa yang menyebabkannya bosan dan putus asa bisa melaksanakannya dengan baik; dan juga tidak terlalu ringan dan mudah yang menyebabkannya merasa lapang dan main-main; serta tidak melewati batas kecukupan, keseimbangan, dan batas-batas kesanggupan.

Al-Qur`ān menunjukkan ke jalan yang paling lurus dalam hubungan sesama manuisa, baik secara individu dan berpasangan, pemerintahan dan rakyat, serta negara dan bangsa-bangsa. Al-Qur`ān mendirikan hubungan tersebut atas dasar yang kukuh, tidak terpengaruh dengan pemikiran dan hawa nafsu, tidak berat sebelah karena kecintaan dan kebencian, dan juga tidak mengalihkannya dari kemaslahatan dan tujuan.

Al-Qur`ān menunjukkan ke jalan yang paling lurus dalam mengayomi semua agama samawi, dan menghubungkan di antara semuanya, mengagungkan hal-hal yang disucikannya, serta menjaga kehormatannya. Sehingga membuat manusia semuanya dalam berbagai akidah samawi berada dalam kedamaian dan persahabatan.” Sampai di sini perkataan Syekh Asy-Syinqītiy raḥimahullāh.

Sungguh, ini adalah kaidah yang memutus jalan bagi semua orang yang merasa minder dan malas dari penganut agama Islam, orang-orang yang berafiliasi kepadanya, atau orang-orang zindik yang mengira, karena kebodohan mereka, bahwa Al-Qur`ān itu hanya kitab akhlak dan nasihat, serta mengatasi beberapa kasus hukum saja. Adapun kasus-kasus besar, seperti masalah politik, hubungan internasional, dan sejenisnya, maka Al-Qur`ān tidak membahas secara mendalam dalam mencari solusinya.

Pembicaraan ini, di samping sangat berbahaya dan bisa mengantarkan kepada kekufuran, merupakan bentuk adab yang jelek kepada Allah. Karena Tuhan kita, dan Dia Maha Mengetahui lagi Mahateliti, ketika menurunkan Al-Qur`ān mengetahui bahwa para hamba akan menghadapi banyak perubahan, keterbukaan, hubungan, dan kasus-kasus baru. Dia tidak membiarkan mereka begitu saja, tetapi Allah menjaga Al-Qur`ān ini supaya mereka bisa kembali kepada pentunjukpetunjuknya. Dia juga menjagakan Sunnah Nabi-Nya ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam untuk menjadi penjelas hal-hal yang masih global terkait kaidah-kaidah Al-Qur`ān, bahkan Dia menjadikan di dalam Sunnah tersebut hukum-hukum tersendiri. Siapa yang menginginkan petunjuk maka dia akan mendapatkannya dalam kedua sumber tersebut. Siapa yang matanya tertutup, atau hatinya buta, maka hendaklah dia menuduh dirinya sendiri, dan jangan melemparkan tuduhan terhadap nas-nas wahyu dengan berbagai kekurangan dan keteledoran.

Ini adalah kitab Tuhan kita, yang mengabarkan bahwa dia menjadi pentunjuk kepada jalan yang paling lurus. Maka di manakah orang-orang yang mencari petunjuknya? Di manakah orang-orang yang mendatangi telaganya? Di manakah orang-orang yang mengambil faedah dari mata airnya? Di manakah orang-orang yang mendapat petunjuk dengan arahan-arahannya?

(Qawaid Qur’aniyyah 50 Qa’idah Qur’aniyyah fi Nafsi wal Hayat, Syeikh DR. Umar Abdullah bin Abdullah Al Muqbil)

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Al-Amanah

Posting Komentar untuk "Qawaid Qur’aniyyah Kaidah Ke 50 – Al-Quran Ini Memberi Petunjuk Ke Jalan yang Paling Lurus"