Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bolehkah Menghancurkan Tulang Hewan Aqiqah?

Sebagian ulama (seperti Asy-Syafi’iy, Ahmad, dan yang lainnya) melarang menghancurkan tulang pipa hewan sembelihan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada beberapa hadits, diantaranya:

عن أم كرز وأبي كرز قالا نذرت امرأة من آل عبد الرحمن بن أبي بكر إن ولدت امرأة عبد الرحمن نحرنا جزورا فقالت عائشة رضى الله تعالى عنها لا بل السنة أفضل عن الغلام شاتان مكافئتان وعن الجارية شاة تقطع جدولا ولا يكسر لها عظم فيأكل ويطعم ويتصدق وليكن ذاك يوم السابع فإن لم يكن ففي أربعة عشر فإن لم يكن ففي إحدى وعشرين

Dari Ummu Kurz dan Abu Kurz, mereka berdua berkata: “Telah bernadzar seorang wanita dari keluarga ’Abdurrahman bin Abi Bakr jika istrinya melahirkan anak, mereka akan menyembelih seekor onta. Maka ’Aisyah radliyallaahu ’anhaa berkata: “Jangan, bahkan yang disunnahkan itu lebih utama. Untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan seekor kambing. Dipotong anggota badannya, dan jangan dipecahkan tulangnya”.[1]

إن تبعثوا الى القابلة منها برجل وكلوا وأطعموا ولا تكسروا منها عظما

“Berikan kaki (hewan ‘aqiqah) kepada bidan. Makanlah dan berilah makan, akan tetapi jangan engkau hancurkan tulangnya”.[2]

Namun sayangnya, riwayat-riwayat tersebut adalah dla’if sehingga tidak bisa dipakai untuk hujjah. Adapun ulama yang lain berpendapat bolehnya menghancurkan tulangnya. Dan inilah yang benar.

Oleh: Abul Jauzaa’ Dony Arif Wibowo

 



[1] Diriwayatkan oleh Al-Hakim no. 7595. Lafadh hadits ini adalah lafadh yang syadz (ganjil) dan idraj (sisipan) dari perkataan ‘Atha’. Hal yang membuktikan sahnya dakwaan tersebut adalah dua riwayat berikut:

a. Dari ‘Amr bin Dinar, dari ‘Atha’, dari Habibah binti Maisarah, dari Ummu Kurz, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

عن الغلام شاتان مكافئتان وعن الجارية شاة

“Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang setara/sama dan untuk anak perempuan satu ekor kambing”.

Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 2834, Al-Baihaqi 9/301, Ahmad 6/381, dan yang lainnya. Dishahihkan oleh As-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 2/195.

b. Dari Ibnu Juraij, ia berkata: Telah mengkhabarkan kepadaku ’Atha’, dari Habibah binti Maisarah bin Abi Khats’am, dari Ummu Kurz, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, sama dengan hadits di atas.

Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Al-Mawaarid no. 1060, ‘Abdurrazzaq no. 7953, dan Ad-Darimi no. 2009 (Daarul-Mughni, Cet. 1/1421). Sanadnya jayyid sebagaimana dikatakan oleh Husain Salim Asad dalam Tahqiq Sunan Ad-Darimi (hal. 1250) dan Tahqiq Mawaaridudh-Dham’aan (3/388).

Dua riwayat di atas menunjukkan bahwa tambahan tersebut mudraj dan sanadnya terputus antara ‘Atha’ dan Ummu Kurz. (lihat kembali catatan kaki no. 22 dan 33).

[2] Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Al-Maraasil no. 379 secara marfu’. Hadits ini dla’if mursal dimana Muhammad bin ‘Ali bin Al-Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib tidak pernah bertemu dengan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam.

Posting Komentar untuk "Bolehkah Menghancurkan Tulang Hewan Aqiqah?"