Hanya Ikut-Ikutan Tanpa Memikirkan
Pada akhir Desember tahun 1972,
seorang opas pos mengantarkan surat kepada Prof. Rasjidi dari satu fakultas
Universitas Islam di satu kota Sumatra. Kalimat yang tercetak bertuliskan:
"MENGUCAPKAN SELAMAT HARI NATAL DAN TAHUN BARU 1973".
Kejadian itu, memberi kesan bahwa
banyak di antara kita yang hidup di Indonesia ini yang tidak tahu menahu
soal-soal sejarah, soal-soal tradisi Islam kita yang penting, dan dengan tidak
sadar terpengaruh oleh hal-hal yang terjadi di sekeliling kita. Maka beliau
menulis risalah ringkas dan padat sebagai bahan khutbah untuk pengingat dan
peringatan yang disampaikan di Masjid Al-Munawwarah Jakarta. Beliau mengawali
dengan keheranan keikutsertaan Muslim dalam perayaan Natal, ikut jalan-jalan.
Ikut beli terompet yang bikin bising orang tidur. Mereka hanya ikut-ikutan.
Lantas, beliau memaparkan dengan
mengutip bacaan seorang penulis dari Italia yang mengemukakan dengan
argumentasi cukup kuat bahwa Isa tidak lahir pada tanggal 25 Desember. Prof.
Rasjidi selanjutnya tak ketinggalan menukil ayat-ayat Al-Qur'an di akhir Surah
Maryam (88-96) berkenaan dengan peringatan keras bagi yang mendakwakan Allah
mempunyai anak, padahal tidak layak bagi-Nya mengambil anak
Di akhir catatan khutbah, beliau
mengimbau agar Muslim mengenal perhitungan tanggal, bulan, tahunnya sendiri.
"Saya mengatakan bahwa tahun ini adalah tahun 1973. Semua orang hafal itu.
Tua, muda, laki-laki, wanita, anak-anak dan orang dewasa. Tapi kalau ditanya
tahun Hijriyah tahun berapa sekarang, banyak yang tidak bisa menjawab". Kita
umat Islam mempunyai tahun sendiri.
Beliau juga berpesan, "Ini
sekadar untuk mendorong kita saja, supaya suka menyelidik dan berpikir serta
melepaskan kebiasaan ikut-ikutan tanpa pengertian (memahami), apalagi mengenai
bidang aqidah keagamaan.
Posting Komentar untuk "Hanya Ikut-Ikutan Tanpa Memikirkan"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.