Zaman Telah Berubah Drastis
Zaman ini teah kembali seperti zaman
jahiliyah, dari jahiliyah kuno kepada jahiliyah zaman modern. Bahkan di zaman
kita ini, kebodohan yang terjadi lebih parah dan dahsyat dengan di tambah dan
dilengkapi fasilitas yang canggih bahkan dengan alat-alat yang membuat bergerak
lebih cepat dari zaman kuno.
Zaman ini adalah zaman dimana
didukung oleh kemajuan sarana yang serba canggih. Namun mirisnya, orang-orang
yang berdakwah mengajak kepada sunnah yang mulia di katakan sebagai pemecah
belah umat. Orang-orang yang mengajak untuk memurnikan akidah dari segala
percikan syirik dan syubhaat di katakan wahabi keras. Orang-orang yang mengajak untuk menegakkan sunnah Nabi yang
mulia di anggap anti madzhab. Majelis-majelis sunnah yang berdakwah secara
terang, nyata, dan ilmiyah justru tanpa basa-basi mereka bubarkan. Bahkan,
tuduhan anti pada ritual masyarakat dan dianggap tidak menghargai tokoh pun
mereka selalu gembar-gemborkan.
Bukankah selama ini yang merusak
kemurnian agama adalah kebodohan, kesesataan berupa amalan-amalan sayubhat,
perkara bid’ah, syirik yang di bungkus dengan ibadah, tabarruk di atas kuburan
para tokoh dan lain-lainnya.
Perkara menjadi lebih rumit dan berat
lagi dengan di tunggangi munculnya da'i-da'i di atas jalan dan manhaj kaum
tashawwuf, filsafat, kaum tarikat-tarikat sesat yang mengatas-namakan syari'at.
Apalagi dengan munculnya para tokoh syubhaat yang bergelar akademis baik itu lulusan
IAIN, perguruan tinggi luar dan dalam negeri dari berbagai fakultas Asy'ariyah,
Shufiyyah, dan Fakultas-fakultas yang mengajarkan filsafat.
Sungguh mudah dan laris dalam
menyesatkan ummat, ditambah lagi dengan dukungan oleh sederet gelar akademisi
penguat syubhat mereka, maka ummat pun
menjadi bertambah tersihir oleh kesesatan dan syubhat mereka melalui gaya indah
bahasa mereka.
Dalam pernikahan misalnya, banyak
muncul hadits buatan seperti riwayat bathil sebagai berikut yang disampaikan
oleh para penebar kesesatan: “Dua rokaat
orang yang sudah menikah lebih utama
dengan sekian puluh atau 40 kali lipat dari sholat orang bujang”.
Dalam hal berpakaian misalnya, muncul
hadits bathil tentang memakai surban: “Sholat yang memakai surban lebih utama
lebih besar pahalanya dari yang tidak memakai surban. Ini laris pada sebagian kaum
tablighiyah, kaum yang nampaknya seperti ulama”.
Dalam hal dzikir misalnya, mereka membuat
hadits seputar dzikir ramai-ramai dengan suara keras yang mengganggu orang lain.
Benar bahwa Nabi berdzikir dan terdengar suaranya, namun dalam keterangan hadits
oleh Imam Adzzahabi, Ibnu Katsir dalam
Tafsirnya, oleh Syaikh Al-Fauzan, Ibnu Jibrin, Muhamad Bin Sholih Al Utsaimin,
Syaikh Abdul Aziz Bin Baz, bahkan oleh Imam Syafi'i Sendiri. Semua mereka menegaskan bahwa Nabi sama sekali tidak
memimpin dzikir, tidak pula dzikir
teriak-teriak dengan suara keras seperti yang mereka pahami. Dzikir beliau shalallahu
alaihi wasallam hanya memperdengarkan sedikit suara buat memperdengarkan dirinya sehingga sampai
di dengar oleh Ibnu Abbas dari shaf belakang. Itu sebagaimana dalam riwayat
bukhari. Bedakan antara bersuara dari memimpin, dan bedakan antara sedikit
bersuara dari berteriak ramai-ramai yang mengganggu orang lain. Namun oleh mereka kaum asy'ariyah, shufiyyah
memahaminya bahwa Nabi memimpin dzikir
dengan suara keras.
Dahulu tahun 1999 dan tahun 2004
telah terjadi dialog antara saya dengan dua tokoh mereka. Saat itu saya membawakan mereka 3 tafsir para ulama
tentang dzikir menurut Imam Ibnu Katsir, menurut Tafsir Aayatul Ahkaam dan Tafsir
At Tabari oleh Imam At Tabari. Kedua
tokoh itu hanya mengatakan inilah yang kami pahami dari guru dan syaikh
atau kiyai-kiyai kami. Dengan penuh adab kita membawakan tafsir sahabat dari kitab Tafsir Bil Atsar, tapi
mereka malah berdalil pada kata
guru dan fatwa kiyai.
Dalam hal jabat tangan mereka
buat-buat haditsnya yaitu hadits bathil dari hadits kaum tarikat. Kata mereka: “barang siapa yang
berjabat tangan denganku, atau berjabat tangan dengan orang yang telah berjabat
tangan denganku, maka akan bersamaku kelak di dalam surga”.
Hadits hadits yang mereka angkat
adalah riwayat tanpa sanad dan matan,
dan itu haditsnya bukan dari Nabi yang mulia.
Kaum tarikat pencetus ba'at-ba’at
bid'ah, mereka hendak mengikat kaum mereka
dengan hadits buatan dari para kiyai-kiyai mereka. Mereka sangat takut
kalau ummat mereka meninggalkan majelis-majelis mereka. Sehingga kalau ada yang
mencari tempat kajian atau berguru pada
selain mereka walaupun satu pemahaman, maka mereka akan murka dan membuat
tuduhan-tuduhan dusta demi mempertahankan majelis dan karismatik mereka. Lalu
bagaimana kalau yang menyaingi mereka adalah dakwah selain manhaj mereka yaitu
dakwah sunnah. Maka wajar mereka benci dan murka terhadap dakwah saingannya.
Alhamdulillah dengan kehadiran dakwah
sunnah, segala kondisi telah berubah dari sebelumnya. Hilang dan menipis
pengaruh sihir. Hilang dan pergi adat-adat jahiliah. Hilang dan lenyap
kepercayaan-kepercayaan hindu-budha. Hilang dan punah hadits-hadits buatan para
ahli syubhat.
Apakah mereka tidak sadar kalau selama ini tokoh mereka lah
yang membuat tuduhan berantai. Dimana-mana, di majelis mereka, mereka berdakwah
disana-sini membuat tuduhan dusta, mencela, menghina, bahkan memusuhi dakwah
sunnah dengan seribu alasan dusta, memaki syaikh -syaikh sunnah timur tengah
dan tokoh-tokoh dakwah sunnah di dalam negeri. Mereka terang-terangan menghina
dengan tuduhan dusta terhadap imam pembaharu abad 11 Muhammad Bin Abdul Wahab
At-Tamimi Annajdi dari Hijas.
Demi Allah, hanya dakwah sunnah yang
tegas menjelaskan kesesatan, menegaskan adat jahiliyah, memberantas kesyirikan,
menghilangkan kebid’ahan. Adapun selain dakwah sunnah, mereka tidur tidak
bergerak. Bahkan mereka secara tegas
menjadi duri yang menusuk dakwah sunnah. Kerena hanya dakwah sunnah yang
mampu bersuara melawan arus deras kesesatan kaum Syi'ah, Liberal, Sekuler Barat
Kaum Yahudi, dan Nashoro.
Inilah bukti nyata keberkahan dakwah
sunnah yang di wariskan oleh Rasulullah di kota Makkah dan Madinah, tanah yang diberkahi
Allah dan yang terjaga terus sepanjang zaman oleh kerajaan Saudi Arabia.
Penulis: Abu Naadir Alby Zen
Kekerda Aikmel LOTIM NTB
Editor: Ahmadi As-Sambasy
Cilacap – Jawa Tengah
Posting Komentar untuk "Zaman Telah Berubah Drastis"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.