Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perang Receh - Mohammad Affan Basyaib

Kabeldakwah.com

Ada orang yang otaknya brilian. Diberi bakat, kecerdasan, dan wawasan yang tajam. Ini anugerah. Dia punya semua modal untuk mengerjakan hal-hal besar. Amanah yang besar.

Tapi, qadarullah, sayang sekali.

Energinya malah habis untuk meladeni “perang receh”. Dia sibuk mengurusi urusan remeh-temeh. Entah itu ribut dengan teman kantor, berselisih dengan kerabat, putus silaturahmi, atau sekadar perang status di media sosial.

Dia pikir, dia harus menang. Harga diri! Nafsulah itu. Padahal, itu semua hanya menguras energinya. Fokusnya buyar. Waktunya terbuang percuma. Waktu yang tidak akan pernah kembali lagi.

Dia mungkin merasa “sudah berjuang”. Nyatanya, dia cuma buang-buang bensin aja.

Kenapa bisa begitu? Ini soal mental. Soal “dada yang sempit”. Kurang lapang dada. Gampang tersinggung. Sumbu pendek. Disenggol sedikit, langsung meledak. Dia terjebak dalam emosi sesaat. Bisikan syaitan, mungkin.

Akibatnya? Fatal. Fatal sekali.

Waktu emasnya hilang. Barakah umurnya sirna. Kesempatan promosi jabatan yang sudah di depan mata, bisa lewat begitu saja. Dia gagal “naik kelas”. Otaknya jadi buntu. Kreativitasnya mandek. Sibuk mengurusi hal yang sama sekali tidak ada nilainya.

Padahal, coba dia cuek saja. Sabar sedikit. Anggap angin lalu.

Urusan remeh itu akan hilang dengan sendirinya. Dijamin, insya Allah, nasibnya di masa depan akan jauh lebih cemerlang. biidznillah. Dengan Izin Allah tentunya.

Orang yang pikirannya jernih, yang hatinya bersih, tahu betul bahwa waktu itu mahal. Tidak ternilai. Waktu adalah amanah. Dia tidak akan sudi waktunya dicuri oleh urusan-urusan murahan.

Perang receh itu mainannya orang yang “kurang kerjaan”. Orang yang tidak punya agenda besar dalam hidupnya. Tidak punya visi untuk umat.

Tugas mereka memang itu. Menyeret orang-orang hebat. Menarik mereka agar ikut sibuk di kubangan lumpur yang sama. Biar sama-sama tidak maju. Biar lupa pada tugas-tugas besarnya. Lupa pada ibadah utamanya. Lupa pada gagasan dan misi terbesarnya.

Pepatah Arab kuno sudah mengingatkan: “Celakalah si sibuk, kalau sudah diganggu si pengangguran.” Na’udzubillah.

Allah berfirman,

وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا

artinya: “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan (kata-kata) keselamatan.” (Al-Furqan: 63)

Ditulis oleh: Mohammad Affan Basyaib

(Mahasiswa S3 Manajemen Pendidikan King Saud University dan Direktur ABAT Academy)

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Apa Saja (Ryzen Store), Jasa Pembuatan Barcode BBM, Jasa Pembuatan NPWP, Jasa Pembuatan Aplikasi Raport, Service Laptop, Melayani Se-Nusantara Indonesia. (Hub. via E-mail: erfanagusekd@gmail.com)

Posting Komentar untuk "Perang Receh - Mohammad Affan Basyaib"