Orang Saudi Dan Investasinya ke Indonesia - Hartono Subirto
![]() |
Kabeldakwah.com |
Ketika sebuah investasi
dari sebuah Lembaga atau perorangan dari Luar negeri ke Indonesia bisa
terealisasi, yakinlah ada peran para calo atau biasanya disebut mediator
disitu. Dan saya adalah bagian dari calo-calo
itu he he he...
Kasus e-Fishery bukan hanya menghancurkan kepercayaan investor kepada pihak yang diberikan investasi termasuk di dalamnya negara tujuan investasi, tapi berakibat juga kepercayaan kepada para mediator. Baiklah, saya akan menceritakan bagaimana pengalaman saya bertemu dengan orang-orang Saudi yang mengalami pahitnya berinvestasi di Indonesia.
1. Tahun 2003, Pemilik perusahaan
tempat saya bekerja di Dammam, berniat berinvestasi di negara awan, bekerja
sama dengan sebuah perusahaan baja terbesar di negara awan, total investasi
sebesar 100 juta dolar (I Trilyun rupiah). Owner perusahaan Saudi itu sudah
berada di negara awan, meeting-meeting dengan berbagai pihak terkait sudah
dilakukan. Namun akhirnya gagal karena ulah para oknum otoritas yang memiliki
kehendak yang sulit untuk dipenuhi oleh pihak investor.
2. Tahun 2005, Seorang Saudi kaya raya,
menyampaikan pada saya bahwa ada inevstasi beliau di negara awan untuk
pembangunan TV swasta sebesar 1 juta dolar (16 ilyar rupiah) macet. Ketika
ditanya apakah saya mengenal pemilik TV swasta tersebut? saya jawab saya tahu
karena beliau juga seorang Menteri saat itu. Namun Ketika saya ingin diberikan
surat kuasa untuk membantu beliau, saya tolak dengan baik. Karena saya tahu,
kalau sudah urusan sama orang besar di negara itu, 99,99% gagal
3. Tahun 2019, Seorang pengusaha besar
di kota Riyadh, menceritakan kepada saya bahwa uangnya di salah satu bank
ternama di negara "awan" sebesar 350 juta dolar (5 trilyun rupiah)
raib tanpa kabar. Kelengkapan dokumen baik dari buku tabungan, bukti trasfer dan
bukti-bukti lainnya sempat saya lihat. Hanya bigung dan geleng-geleng kepala
sambil berfikir, diapakankah uang sebanyak itu kok bisa hilang, padahal
disimpan di bank.
4. Tahun 2022, Seorang teman Saudi
mengajak saya bertemu dengan seorang Pangeran keluarga kerajaan. Setelah sekian
waktu menunggu di sebuah restaurant lebanon di kota Riyadh, datanglah beliau
dengan pengawalan mobil polisi. Setelah makan malam, beliau mengajak berbicara
kepada saya disebuah ruangan khusus. Beliau menunjukkan sebuah foto pada HPnya
dan menanyakan kepada saya apakah saya kenal orang yang difoto tersebut?. Agak
terkejut saya menjawab bahwa hampir semua orang negara awan mengenal beliau.
Lalu sang pangeran meminta saya untuk menemaninya ke negara awan dalam rangka
menemui dan meminta bantuan dari orang fotonya ada di HP sang pangeran. 10 hari
sang Pangeran dan seorang pengawalnya di negara awan, namun tidak membuahkan
hasil. Lagi-lagi ini soal uang.
5. Tahun 2024, Salah seorang pengacara
dari seorang pengusaha besar di Arab Saudi, pemilik usaha perhotelan di kota
Makkah dan Madinah bertemu dengan saya. Lagi-lagi bercerita bahwa dana sang
owner yang tersimpan di salah satu bank di negara awan sebesar 250 juta dolar
(3,2 trilyun rupiah) raib tanpa kabar. Sempat saya diberikan surat kuasa, namun
akhirnya surat kuasa itu di batalkan karena pengacara tersebut akan melakukan
eskalasi yang lebih tinggi.
6. Tahun 2025, Seorang teman Saudi,
lagi-lagi memenmui saya dan menanyakan apakah saya bisa membantu mengurus dana
seorang pengusaha Saudi yang terblokir di salah satu bank di negara awan. Dan
lagi-lagi jumlahnya sangat fantastis, 500 juta dolar (7,5 Trilyun rupiah).
Namun ketika tahu ada harus berurusan dengan 9 tokek, saya tolak dengan halus.
Saya yakin akan gagal maning, gagal maning... he he he
Mungkin ada yang
bertanya, kok bisa uang disimpan di bank hilang? he he he, saya gak tahu juga
kenapanya, tapi sudah ada kasus uang yang disimpan di bank bisa hilang, padahal
yang nyimpan orang negaranya sendiri, apalagi orang dari negara lain?. Pertanyaan
lain, kok bisa banyak uang orang Saudi dalam jumlah besar tersimpan di
bank-bank negara awan? hmm... mungkin lain kali saya ceritakan, pada intinya
ada kaitan dengan naik tahtanya sang putera mahkota dengan kebijakan barunya.
Bahkan saya pernah melihat uang cash dalam kotak-kotak di sebuah ruangan bawah
tanah seluas lapangan bola. Sang pemilik cash meminta saya melakukan satu hal,
dan saya tidak mau melakukan.
Sampai suatu hari, ada
teman saudi yang ingin mendirikan perusahaan di Indonesia. Dia mengajak saya
untuk kerjasama. Lalu saya meminta dia untuk datang dulu ke Indonesia, lalu
mintalah pendapat dari atase perdagangan di kedutaan saudi Arabia di jakarta. Benar
saja, teman saya diingatkan untuk sebisa mungkin untuk tidak berinvestasi di
Indonesia. Kondisi prilaku bisnis di Indonesia yang jauh berbeda dengan arab
Saudi. Beliau disarankan untuk berinvestasi di China. Dan memang benar,
Investasi terbesar Arab Saudi saat ini adalah di China. Namun teman saya, malah
membulatkan tekad untuk berinvestasi di Indonesia, dengan syarat saya harus
bersama dia. Ajakan yang sejujurnya malas saya terima, karena saya malah ingin
mengajak para pengusaha Indonesia untuk bisa berinvestasi di Arab Saudi. Saat
ini Arab Saudi sangat membutuhkan banyak vendor atau perusahaan dari Luar Saudi
untuk ikut mendapatkan project dalam rangka menuju Saudi2030. In sya Allah,
prilaku bisnis di Arab Saudi, masih bersih dari yang namanya "uang"
ini dan "uang" itu.
Salam...
Oleh: Hartono Subirto
(https://web.facebook.com/share/p/1CLcHcpUz4)
Posting Komentar untuk "Orang Saudi Dan Investasinya ke Indonesia - Hartono Subirto"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.