Sang Legenda dari Pakistan Syeikh Ihsan Ilahi Zahir
Daftar Isi:
Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah pernah berkunjung ke
Indonesia pada bulan Maret 1986.
---------------------
Menelusuri jejak atsar
dari Ulama Pakistan ...
Seorang mujahid pembela
kemurnian Islam ...
Seorang murid kesayangan
Syaikh Ibn Baaz rahimahullaah ...
Sang legenda dari
Pakistan,
Dialah asy-Syaikh DR. Ihsan Ilahi Zahir rahimahullaah.
Nama dan Nasab Beliau
Ihsan Ilahi Zhahir bin
Zhuhur Ilahi bin Ahmaduddin bin Nizhamuddin. Dalam sebuah wawancara, salah
seorang saudara beliau yang bernama Syaikh Fadhl Ilahi menjelaskan, bahwa
Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir lahir pada tahun 1940 di kota Siyalkut. Yaitu sebuah
kota tua di Pakistan, di sebelah utara kota Provinsi Punjab. Kota ini terkenal
dengan kelahiran tokoh-tokoh dan Ulama. Dan lingkungan yang sangat subur dengan
Ulama, tentu sangat kondusif bagi perkembangan seorang anak. Demikian juga
dengan keberadaan Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir di sana.
Keluarga besarnya sangat
populer dengan perniagaan berbagai macam kain. Ketinggian tingkat keilmuan dan
semangat juang untuk membela agama serta kelimpahan harta benda juga menjadi
penghias yang melekat pada keluarga besarnya
Ayahnya seorang pedagang
kain yang terkenal dengan amanahnya, dan juga termasuk orang yang mencintai
Ulama dan giat mendakwahkan akidah Salaf, dengan menyibukkan diri berceramah di
beberapa masjid. Ia telah memilihkan jalan bagi anak-anaknya agar menjadi para
penyeru (da’i) di jalan Allah. Oleh karena itu, ia sangat memperhatikan proses
pendidikan anak-anaknya dengan baik.
Sang ayah semenjak dini
meminta Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir agar menghabiskan waktunya untuk senang
mencari ilmu agama, jangan memikirkan mata pencaharian dahulu. Bahkan semua
anggota keluarganya pun mempunyai pemikiran yang sama, mendukung Syaikh Ihsan
Ilahi Zhahir agar secara sungguh-sungguh mencurahkan thalabul ilmi dan
berdakwah, meskipun yang menjadi taruhannya adalah harta.
Bukti keseriusan ayahnya
nampak, yaitu tatkala Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir masih di bangku sekolah dasar.
Kendati pun pihak sekolah sudah memberikan jatah snack bagi para siswanya,
namun beliau malah melarang anaknya untuk memakannya. Sebagai gantinya, sang
ayah membawakan makanan, jus dan susu. Sebab menurutnya, hal itu lebih
bermanfaat bagi fisiknya daripada makanan sekolah.
Bahkan tidak sampai di
situ, sang ayah pun tidak segan-segan untuk memijit anaknya dengan olesan
minyak agar fisik anaknya tersebut menjadi sehat. Apalagi dengan kebutuhan
primer sekolah lainnya seperti buku-buku pelajaran, juga tidak luput dari
perhatian keluarganya. Segala daya upaya diusahakan agar sang anak dapat
belajar dengan nyaman.
Ibunya juga mempunyai
orientasi dan komitmen yang jelas dalam mendidik anaknya di atas manhaj Salaf.
Dia seorang wanita yang tekun beribadah, bershaum sehingga menurunkan pengaruh
besar pada pembentukan kepribadian anak-anaknya. Tidak terkecuai pula pada diri
Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir.
Kecerdasannya
Semenjak kecil, Syaikh
Ihsan Ilahi Zhahir sudah terkenal dengan kecerdasannya. Demikian juga
kecintaannya terhadap ilmu. Para ulama semakin mendukungnya untuk dapat
mendulang ilmu yang banyak. Semenjak usia 9 tahun, Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir
kecil sudah menghafal al-Qur'an. Di tempatnya belajar, yaitu Madrasah
asy-Syihabiyah, menuntaskan pendidikan dasar dan menengahnya, para dewan guru
sangat mengaguminya.
Setelah itu, beliau
memperdalam ilmu-ilmu agama di Jami’ah Muhammadiyah, salah satu Universitas
Salafiyyah terbesar di Pakistan. Beliau menyelesaikan studinya di universitas
yang berlokasi di Faishal Abad tersebut pada tahun 1961. Setelah itu, berguru
kepada seorang pakar hadits yang bernama Syaikh Muhammad al-Jandalwi. Kemudian
pada tahun 1963, ia berkesempatan untuk menimba ilmu di kota Rasul, Madinah,
tepatnya di Jami’ah Islamiyyah. Ulama-ulama besar berhasil ditemuinya untuk
dijadikan rujukan ilmiah.
Tentang ketekunannya saat
berada di bangku Jami’ah Islamiyyah, DR. Luqman as-Salafi, teman sekelasnya
menceritakan:
“Aku telah mengenal
mujahid ini yang nyawanya dikorbankan di jalan Allah sejak 25 tahun yang lalu,
tatkala kami duduk berdampingan di bangku kuliah Universitas Islam Madinah pada
tahun enam puluhan. Aku dapati ia sebagai seorang mahasiswa yang cerdas, pintar,
kemampuannya di atas kawan-kawannya dalam mata kuliah, penelitian dan diskusi.
Mempunyai hafalan ribuan hadits."
"Saat jam istirahat,
ia selalu mengikuti pakar hadits abad ini (yaitu) Syaikh Muhammad Nashiruddin
al-Albani - rahimahullaah -. Ia biasa bersama beliau di halaman kampus,
meskipun harus duduk di atas pasir (tanah) untuk melontarkan pertanyaan seputar
hadits, ilmu mushthalah. Di Madinah, tepatnya di fakultas Syariah, ia
menuntaskannya dalam kurun waktu empat tahun dengan predikat summa cumlaude
pada tahun 1967, dengan menempati rangking pertama untuk angkatan ketiga. Pihak
kampus akhirnya menawarinya untuk menjadi staf pengajar, namun ia menjawab,
'Sesungguhnya negeriku lebih membutuhkanku.'"
Sesampainya di kampung
halaman untuk memulai dakwah, ia mencermati bahwa masyarakatnya kurang
menghargai ilmu agama. Dan menurut mereka, orang yang disebut Ulama tidak
mempunyai kemampuan untuk meresapi apa yang mereka sebut sebagai “ilmu-ilmu
modern”. Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir ingin membalikkan asumsi mereka. Dengan
ketekunannya, akhirnya ia mampu mengantongi berbagai gelar master pada
ilmu-ilmu bahasa Arab, bahasa Persia, bahasa Urdu dan Inggris, master dalam
hukum dan politik.
Sebenarnya, kitab-kitab
yang ia tulis sudah jelas menggambarkan komitmennya kepada manhaj Salaf. Namun
ada baiknya kita melihat selintas tentang akidahnya melalui penuturannya
sendiri,
“Tidak ada barometer
untuk mengetahui kejujuran dari kedustaan, kebenarana dari kebatilan, kebaikan
dari kejelekan, kebaikan dari keburukan kecuali al-Kitab (al-Qur'an) dan
as-Sunnah. Setiap pendapat yang bertentangan dengan firman Allah dan setiap
tindakan yang berlawanan dengan praktek Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
sallam maka harus ditinggalkan lagi tertolak, tidak perlu diperhatikan atau pun
dilirik, baik muncul dari tokoh besar, orang kecil, orang bertakwa atau pun
manusia celaka. Sebab, kaum Mukminin tidak terikat dengan individu dan
pemikiran mereka, justru mereka itu diperintahkan untuk mengikuti Kitabullah
dan Sunnah Rasulullah." [Dirasaat
fii at-Tashawwuf, hal. 12]
Di antara Ulama besar yang pernah memoles
beliau sebelum bertolak ke Madinah ialah Syaikh Muhammad al-Jandalwi, Abul
Barakat Ahmad bin Isma’il; keduanya dikenal sebagai pakar hadits. Sesampainya
di Madinah, ia sempat berguru kepada Syaikh Ibnu Baaz, Syaikh Muhammad
Nashiruddin al-Albani, Syaikh 'Abdul Muhsin al-‘Abbaad, Syaikh Muhammad al-Amin
asy-Syinqithy (penulis tafsir Adhwaau al-Bayan), Syaikh ‘Athiyyah Muhammad
Salim, Syaikh Hammad al-Anshari, Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi dan
lain-lain.
Sejak menjadi mahasiswa di Jami’ah Islamiyyah
Madinah, Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir mempunyai kegemaran menulis. Hasil karyanya
yang pertama yaitu kitab al-Qadiyaniyah (mengungkap kesesatan Ahmadiyyah) yang
sebelumnya berbentuk tulisan-tulisan berseri yang diterbitkan oleh majalah
Hadharah al-Islam. Majalah ini biasa menjadi tempat Ulama dan penulis besar untuk menggoreskan
tintanya.
Ada beberapa ciri khas
pada gaya penulisan Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir dalam buku-buku yang ditulisnya,
yang jarang ditemukan pada penulisan di abad sekarang.
[1] Penyanggahan firqah
dan pemikirannya melalui pernyataan dan referensi asli mereka.
Kutipan-kutipannya selalu dari kitab-kitab standar mereka atau perkataan yang
keluar dari pernyataan tokoh-tokohnya.
[2] Usaha komparasi dan
penelusuran akar bid’ah pada agama lain. Kajian-kajiannya tentang
golongan-golongan dalam Islam diikuti dengan perbandingan unsur-unsur kesamaan
dengan agama dan golongan-golongan lainnya. Misalnya, ia membandingkan
kemiripan antara Syi’ah dengan Sufiyah, tasawwuf dengan ritual yang ada di
agama Nashara.
Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir
mengatakan, “Kami tidak merasa cukup dengan membawakan nash dari kitab
Sufiyyah, tetapi kami juga menyertakan nash yang mirip yang berasal dari
agama-agama selain Islam. [At-Tashawwuf, al-Mansya’ wa al-Mashaadir, hal. 8]
[3] Menghimpun semua
pernyataan, tidak cukup dengan satu saja. Ini merupakan usaha yang paling
sulit. Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir membawakan berbagai riwayat supaya mendapatkan
kekuatan berhujjah dalam membawakan argumentasi “menyerang musuh”, sehingga musuh
tidak berkutik lagi.
[4] Penelaahan yang luas
pada sebuah obyek penulisan. Dengan jelas, hal ini terbukti pada penulisan
sebuah kitab, Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir membaca lebih dari tiga ratus bahan
yang terdiri dari kitab dan makalah seputar obyek pembahasan.
[5] Ciri khas yang
terakhir terletak pada kekuatan beliau dalam mematahkan argumentasi “musuh”.
Meskipun beliau sangat
sibuk dalam berdakwah, namun beliau masih menyempatkan waktu untuk mendidik
anak-anak beliau yang berjumlah tiga orang.
Ibtisam, anak tertua
mengisahkan,
“Ayah sudah menanamkan
pada hatiku kecintaan kepada akidah Islamiyyah dan membaca kitab-kitab Salaful
Ummah. Pernah beliau mengajakku ke sebuah seminar dan ceramah-ceramah, dan
menyuruhku untuk berceramah supaya aku terbiasa berbicara di depan orang."
Tulisan-tulisan beliau
lebih banyak berkutat pada “penyerangan” terhadap firqah-firqah sesat, baik
yang berskala lokal (di Pakistan saja) maupun yang berskala internasional,
seperti Qadiyaniyah (Ahmadiyyah), Syi’ah, Baabiyah, Bahaiyyah, Sufiyyah.
Beberapa contoh firqah yang beliau angkat dalam sebuah tulisan, sebagian sudah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Kematian yang Indah
Beliau senantiasa
menyibukkan diri dengan dakwah sampai akhirnya Allah menentukan takdir ajalnya.
Hari itu, Syaikh Ihsan
Ilahi Zhahir mendatangi suatu pertemuan ilmiah para Ulama yang diselenggarakan
oleh Jum’iyyah Ahli al-hadits di Lahore pada tanggal 23-7-1407 H. Dihadiri oleh
2000 peserta. Malam sudah larut, tepatnya jam 23.00.
Pada saat itu, Syaikh
Ihsan Ilahi Zhahir maju untuk mengutarakan ceramahnya di atas podium. Setelah
22 menit berceramah, tiba-tiba sebuah bom meledak dari bawah panggung. Sembilan
orang tewas seketika, 114 orang cedera berat dan ringan. Beberapa gedung dan
rumah yang berdekatan dengan tempat kejadian runtuh. Sementara syaikh terlempar
sekitar 20 meter dari tempatnya. Bagian tubuh kiri beliau mengalami luka parah,
namun beliau masih sadar. Bahkan berusaha untuk meneruskan pembicaraannya.
Beliau dibawa menuju
rumah sakit di Lahore. Akhirnya dengan rekomendasi Syaikh bin Baaz kepada
Khaadimul Haramain Raja Fahd, pihak kerajaan Saudi siap untuk mengambil alih
pengobatannya. Begitu sampai di kota Riyadh, para Ulama, para pejabat negara
menyambut kedatangan beliau. Beliau dirawat di rumah sakit militer. Para dokter
memutuskan agar kaki beliau diamputasi, tetapi Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir
menolaknya. Dan pada hari senin pagi jam 04.00, tanggal 1 Sya’ban 1407 H,
bertepatan dengan tanggal 30 Maret 1987, Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir
menghembuskan nafasnya yang terakhir.
===
Kesedihan menyayat
masyarakat Riyadh ...
Pada hari itu,
sekolah-sekolah diliburkan ...
Demikian juga toko-toko
di dekat masjid al-Jami’ al-Kabir ditutup ...
Orang-orang berdesakan
menshalati Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir dengan dipimpin oleh sang guru tercinta,
Syaikh bin Baaz.
Sementara itu, masyarakat
di tiga kota di Pakistan, yaitu Islamabad, Lahore dan Karachi menutup
tempat-tempat perniagaan mereka, lantaran kesedihan yang mendalam atas
meninggalnya sang mujahid.
Setelah itu, jenazah
diterbangkan ke kota Madinah untuk dishalatkan di masjid Nabawi, dan
selanjutnya dimakamkan di Baqi. Sambutan masyarakat Madinah begitu antusias.
Para ulama, mahasiswa dan masyarakat Madinah turut berduka cita atas
meninggalnya Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir yang menjadi musuh besar Syi’ah setelah
Syaikh Muhibuddin al-Khathib meninggal.
===
Sebuah kematian yang
indah, setelah mengisi usia dengan perjuangan dan pengorbanan demi Islam di
berbagai negara, DR. Luqman as-Salafi menyatakan beliau seolah-olah bagaikan
pembela bagi Islam. Sehari sebelum peristiwa meledaknya bom, beliau sedang
duduk dalam acara debat yang berlangsung selama 6,5 jam dengan pihak-pihak yang
meminta penetapan Fiqih Hanafi Ja’fari dengan fikih-fikih yang lain.
Beliau menjawab, “Kami
tidak menginginkan sebuah pengganti bagi al-Qur'an dan as-Sunnah!
Nampak dalam perdebatan
ini, bahwa Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir sangat kuat pendiriannya dalam membela
al-Haq. Hingga, kemudian pada hari kedua, para hakim memutuskan hasil sidang
bahwa kebenaran berada di pihak Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir.
Kegigihan beliau membasmi
firqah-firqah sesat melalui tulisan maupun ceramah-ceramah sangatlah kentara.
Akibatnya beliau mengalami beberapa kali percobaan pembunuhan. Intimidasi
ancaman bunuh via telepon ataupun surat sudah biasa beliau terima. Di Amerika,
bahkan beliau pernah mengalami percobaan pembunuhan atas dirinya.
Ayatusy-Syaithon Khoemini
- laknatullaah 'alaihi - pemimpin Syi'ah di Iran pernah pula membuat maklumat
yang isinya, “Barangsiapa yang dapat membawa kepala Ihsan (Syaikh Ihsan Ilahi
Zhahir) niscaya ia akan mendapatkan 200 ribu dolar."
Ada juga yang mengatakan,
“Siapa saja yang berhasil membawa kepala Ihsan, ia adalah orang yang
syahid."
Beliau juga pernah
terkena tembakan peluru. Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir menyadari pilihan beliau
dengan menghabiskan usia untuk berdakwah, terutama dalam usaha mengoreksi
golongan-golongan yang sesat, akan menghantarkan pada kesibukan yang luar biasa
dan ancaman bahaya. Begitu pula segala jenis intimidasi di atas, lantaran
kegigihan beliau dalam mengoreksi penyimpangan-penyimpangan golongan-golongan
yang mengklaim diri sebagai bagian dari Islam, namun ternyata jauh panggang
dari apinya.
Adapun pujian-pujian
kepada beliau secara otomatis muncul langsung dari Ulama-Ulama yang pernah
mengenalnya. Sebagai misal, pujian yang datang dari Syaikh bin Baaz, beliau
mengatakan, “Ia adalah orang yang sangat baik. Kami mengenalnya sarat dengan
ilmu dan keutamaan, akidahnya bagus. Semoga Allah mengampuninya."
Meskipun Syaikh Ihsan
Ilahi Zhahir telah pergi meninggalkan dunia fana, tetapi buku-buku beliau masih
saja menjadi musuh abadi bagi golongan-golongan yang dahulu diserang.
Semoga Allah menerima
amal kebaikan Asy-Syaikh al-'Allamah al-Muhaddits DR. Ihsan Ilahi Zahir, dan
menempatkan beliau di Surga yang paling tinggi.
[Diringkas dari kitab
Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir, Manhaajuhu wa Juhuuduhu fii Taqriibi Al ‘Aqiidah wa
Ar Raddi ‘alaa Al Firaaqi Adh Dhallaah, karya DR ‘Ali bin Musa Az Zahrani]
Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah
pernah berkunjung ke Indonesia pada bulan Maret 1986.
Beliau mengunjungi Bey
Arifin, Mu’ammal Hammidy, dan Direktur Penerbit Bina Ilmu Surabaya.
Pada kesempatan tersebut,
Beliau menganjurkan kepada Bey Arifin dan Mu’ammal Hammidy untuk menerjemahkan
buku-buku karya Beliau serta memberikan kuasa kepada Penerbit Bina Ilmu untuk
menerbitkannya di Indonesia.
Bey Arifin dan Mu’ammal
Hammidy kemudian memenuhi amanah tersebut dengan menerjemahkan salah satu karya
Syaikh Ihsan yang berjudul “Syi’ah wa Ahlul Bait”. Terjemahan ini kemudian
diterbitkan oleh Bina Ilmu Surabaya pada tahun 1987 dengan diberi judul “Syi’ah
Berbohong atas Nama Ahlul Bait”.
Kami nukilkan keterangan
lebih lanjut dari Bey Arifin dan Mu’ammal Hammidy mengenai kunjungan Ihsan
Ilahi Zhahir tersebut yang ditulis pada kata pengantar buku “Syi’ah Berbohong
atas Nama Ahlul Bait” sebagai berikut:
“Alangkah gembiranya
kami, tiba-tiba pada awal Maret 86 yang silam, Ulama Besar Pakistan yang kami
kagumi itu (Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir) muncul di hadapan kami, sengaja datang
dari Pakistan ke Surabaya berkenalan dengan kami dan Direktur PT. Bina Ilmu sendiri.
Beliau anjurkan kami menterjemahkan buku-buku karangan Beliau, sedang PT. Bina
Ilmu Beliau beri kuasa untuk menerbitkannya.
Di saat itu pula Beliau
menyerahkan buku karangan Beliau yang kedua tentang Syi’ah berjudul ‘Asy Syi’ah
wa Ahlul Bait’ untuk kami terjemahkan pula dan diterbitkan. Alhamdulillah
terjemahan tersebut kini sudah terbit dan sampai di tangan para pembaca.”
(selesai nukilan)
Terjemahan Bey Arifin dan
Mu’ammal Hammidy tersebut tercatat sebagai terjemahan pertama di Indonesia atas
buku “Asy Syi’ah wa Ahlul Bait”, sebelum kemudian muncul terjemahan-terjemahan
yang lain pada sekitar tahun 2000-an.
Lihat: https://www.facebook.com/share/1AbAfAuHKG/
Disusun Oleh: Abdullah
Posting Komentar untuk "Sang Legenda dari Pakistan Syeikh Ihsan Ilahi Zahir"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.