Kenapa Alumni Saudi Jarang yang jadi PNS? – Diskusi Prof. Dr. Muhammad Irfan Helmy
![]() |
Kabeldakwah.com |
Kenapa Alumni Saudi
Jarang yang jadi PNS? – Diskusi Prof. Dr. Muhammad Irfan Helmy
Saat mengobrol dengan
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Riyadh, Prof. Dr. Muhammad
Irfan Helmy, pekan lalu, beliau bertanya:
"Kenapa alumni Saudi
jarang yang jadi PNS ya?"
Menjawab pertanyaan ini, saya sampaikan beberapa poin alasannya, yaitu:
Pertama: Alumni Saudi
Sudah Terlanjur Nyaman dengan Keadaan
Makna terlanjur nyaman,
yaitu para mahasiswa di Saudi, saat kuliah, mereka tidak memikirkan biaya alias
gratis. Selain itu, juga ada kesempatan cari rezeki dari jalur lain, seperti
menjadi muthawif atau bertugas melayani jamaah haji pada saat musim haji.
Jika dia rajin, maka
peluang-peluang rezeki ini bukan hanya sekedar untuk menyambung hidup, tapi
juga bisa untuk mengumpulkan pundi-pundi harta yang banyak.
Menanggapi hal demikian,
Prof. Irfan menimpali bahwa mahasiswa asal Mesir pun saat ini berjumlah ribuan
orang yang tinggal di Mekkah.
"Info dari Atdikbud
Kairo, saat ini ada sekitar 4 ribu mahasiswa Indonesia di Mesir yang tinggal di
Mekkah untuk menjadi muthawif," kata Atdikbud.
Jika yang di Mesir saja
jauh-jauh datang ke Saudi untuk cari penghasilan dan pengalaman, maka yang
sudah tinggal di Saudi, kesempatan itu lebih terbuka.
Sepulang ke tanah air,
para alumni Saudi kebanyakan aktif di bidang pendidikan, dakwah dan sosial,
nyambi usaha travel atau menjadi pembimbing haji dan umrah.
Jika jadi PNS, untuk
sering pergi ke tanah suci membawa jamaah, akan terasa sulit karena terbentur
dengan aturan cuti, dan lain-lain.
Kedua: Alumni Saudi Sudah
Ditunggu Masyarakat
Saat pulang ke kampung
halaman, orang-orang yang menyelesaikan pendidikannya di Saudi, sudah ditunggu
oleh masyarakat.
Mereka percaya bahwa
alumni Saudi bisa berkiprah dalam kegiatan sosial dan dakwah.
Seringkali, meskipun dia
bukan alumni jurusan keagamaan, masyarakat tetap menunjuknya sebagai imam
masjid atau mengisi ceramah, karena dia lulusan kampus Saudi.
Apalagi, jika alumni
kampus Saudi ini punya kapasitas sebagai juru dakwah, maka gayung bersambut
dari masyarakat.
Pernah ada kejadian,
karena saking sibuknya melakukan kegiatan dakwah dan sosial, ada seorang alumni
kampus Saudi yang dia mengundurkan diiri jadi PNS.
Saat kuliah ambil S2 di
Saudi, dia ini sudah berstatus PNS dan berangkat dengan tugas belajar.
Untuk mengundurkan diri
dari PNS, dia sampai harus bayar ganti rugi puluhan juta rupiah ke pemerintah.
Itu dilakoninya dengan ikhlas dan sukarela.
Jadi, bukannya mau gabung
PNS, ini malah yang sudah jadi PNS, setelah pulang dari Saudi dia resign dari
kantornya dan memilih menjadi pengajar di lembaga swasta, berdakwah, dan
tentunya mengelola travel haji dan umrah. Dia bisa sesering mungkin pulang pergi
ke Mekkah dan Madinah.
Ketiga: Bisa Jadi Akses
Alumni Saudi Terbatas
Maksud akses terbatas ini
adalah kurangnya informasi dunia PNS yang didapat oleh para alumni Saudi.
Bisa saja jika ada
sosialisasi tentang rekrutmen PNS ini, para alumni Saudi tertarik untuk mengisi
pos-pos yang strategis sesuai bidang keilmuannya.
Terkait hal ini, Prof.
Irfan mengatakan bahwa peluang jadi dosen di kampus di bawah Kementerian Agama
sangat terbuka lebar.
Hanya saja, untuk ikut
seleksi PNS ini perlu ada kiat-kiat yang harus disiasati, agar dapat lulus
dengan baik.
Beliau memberikan contoh,
pada saat tes wawancara, ada penilaian yang berbeda-beda dari sebuah jawaban
yang diutarakan.
"Kalau menjawab
pertanyaan saat wawancara, jangan terlihat sangat relijius," ujar Prof.
Irfan.
Guru Besar Studi Islam di
UIN Salatiga ini memberikan contoh: "Jika ditanya apa amalan yang paling
utama menurut anda? Kalau dijawab shalat, maka itu nilainya kecil."
"Lalu jawaban apa
yang mendapatkan nilai besar?" tanya saya.
"Ya jawab saja bahwa
amalan yang utama adalah bekerja untuk negara atau membela untuk bangsa,"
terang Prof. Irfan.
-----
Menjadi PNS atau non PNS
adalah sebuah pilihan.
Yang pasti, setiap alumni
kampus Saudi harus bisa memberikan manfaat kepada umat, agama, dan bangsa.
Teringat sabda Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wasallam: "Sebaik-baik manusia adalah yang
paling banyak memberikan manfaat untuk orang lain."
---
Terima kasih kepada Dr.
(Cand) Samar Solehan yang sudah mengantar dan mengambil fotonya.
Riyadh, malam 17 Ramadhan 1446
Posting Komentar untuk "Kenapa Alumni Saudi Jarang yang jadi PNS? – Diskusi Prof. Dr. Muhammad Irfan Helmy"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.