Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bolehkah Mengutip Ucapan Tokoh Kesesatan? - Ustadz Aris Munandar

Kabeldakwah.com

Bolehkah Mengutip Ucapan Tokoh Kesesatan?

Adalah Abu Yazid al-Busthami seorang tokoh besar dalam dunia sufi. Di situs resmi JATMAN atau Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyah, Abu Yazid al-Busthami diakui sebagai orang yang pertama kali mencetuskan konsep ittihād yaitu keyakinan bahwa manusia tertentu setelah melalui proses riyadhah ruhani bisa menyatu dengan Allah.

Keyakinan ittihād ini dalam pandangan sejumlah tokoh semisal Ibnu Taimiyah dinilai sebagai keyakinan yang sangat sesat. Bahkan keyakinan ittihad ini dinilai lebih sesat dibandingkan Nasrani. Makhluk yang menyatu dengan Tuhan dalam pandangan Nasrani hanya Isa AS saja.

Sedangkan dalam konsep ittihad yang dicetuskan oleh Abu Yazid al-Busthami penyatuan dengan Allah tidak terbatas hanya pada satu orang saja. Banyak orang berpotensi menyatu dengan Tuhan asalkan tekun melakukan riyadhah ruhani.

Di sisi lain Abu Yazid al-Busthami ini memiliki kedudukan Istimewa di dunia tasawuf dan sufi. Abu Yazid memiliki gelar kehormatan Sulthanul ‘Arifin, Pemimpin Orang-Orang yang Sudah Sampai Level Makrifat. Dengan gelar ini kita mengetahui posisi istimewa yang dimiliki oleh Abu Yazid al-Busthami di tengah-tengah orang yang menekuni dunia spiritual Islam atau tasawuf.

Abu Yazid al-Busthami ini juga popular dengan sejumlah statement kontroversial. Beliau pernah mengatakan:

سبحاني سبحاني، ما أعظم شاني = “Maha Suci Aku, Maha Suci Aku, Betapa Agung Kedudukanku”

لا إله إلا أنا فاعبدوني = “Tiada sesembahan selain aku. Oleh karena itu sembahlah aku”.

Meski Ibnu Taimiyah menentang keras konsep ittihad yang dicetuskan oleh Abu Yazid al-Busthami, beliau tidak segan mengutip perkataan indah dan bagus yang disampaikan oleh Abu Yazid. Bahkan Ibnu Taimiyah tidak hanya mengutip namun Ibnu Taimiyah juga memuji perkataan Abu Yazid tersebut.

وأما من قال: ما لا يقدر عليه إلا الله لا يستغاث فيه إلا به فقد قال الحق بل لو قال كما قال ‌أبو ‌يزيد: استغاثة المخلوق بالمخلوق كاستغاثة الغريق بالغريق وكما قال الشيخ أبو عبد الله القرشي استغاثة المخلوق بالمخلوق كاستغاثة المسجون بالمسجون لكان قد أحسن

Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa orang berkata “Hal-hal yang tidak mampu diwujudkan kecuali oleh Allah maka tidak minta pertolongan terbebas dari kesusahan dalam hal tersebut kecuali kepada Allah” telah mengucapkan kebenaran. Akan tetapi andai dia berkata dengan perkataan Abu Yazid al-Busthami atau perkataan Syaikh Abu Abdillah al-Qurasyi tentu lebih bagus.

Abu Yazid al-Busthami mengatakan “Makhluk yang meminta pertolongan agar bebas dari kesusahan kepada sesama makhluk adalah seperti orang yang hendak tenggelam meminta bantuan kepada sesama orang yang hendak tenggelam”.

Sedangkan Syaikh Abu Abdillah al-Qurasyi mengatakan, “Makhluk yang meminta pertolongan agar bebas dari kesusahan kepada sesama makhluk adalah seperti orang yang sedang berada di dalam penjara meminta bantuan kepada sesama napi” Majmu’ al-Fatawa Ibnu Taimiyah 1/106.

Sikap Ibnu Taimiyah ini memberikan keteladanan sikap yang luar biasa. Bagi Ibnu Taimiyah mengutip pernyataan benar dari seorang tokoh ‘kesesatan’ tidaklah bermakna mempromosikan tokoh tersebut untuk dijadikan rujukan bagi semua umat Islam wabil khusus para pengagum Ibnu Taimiyah.

Demikian pula setuju dengan sebuah pernyataan dan pandangan seseorang itu tidak bermakna setuju dan sepakat dengan semua pendapat dan semua perkataan orang yang bersangkutan. Ketika Ibnu Taimiyah menerima, sepakat bahkan memuji satu kalimat yang berasal dari Abu Yazid al-Busthami sama sekali tidaklah bermakna Ibnu Taimiyah setuju dengan konsep ittihad, penyatuan makhluk dengan Tuhan yang digagas oleh Abu Yazid al-Busthami.

Di masa ini kita jumpai manusia-manusia yang mengklaim sebagai follower Ibnu Taimiyah namun tidak mau mewarisi sikap bijak dan moderat Ibnu Taimiyah. Mereka mengklaim bahwa mengutip perkataan tokoh sesat berarti sepakat dengan kesesatan tokoh tersebut.

Bagi mereka mengutip perkataan bagus tokoh sesat itu auto membuat sesat akidah pengutip. Semangat luar biasa untuk menyesatkan semua orang di luar circle mereka.

Lebih aneh lagi semangat membara menilai sesat dan menyimpang orang di luar circle ini dibungkus kedok kokoh dalam berislam. Andai Ibnu Taimiyah hidup di zaman ini dalam pandangan mereka Ibnu Taimiyah auto sesat dan menyimpang dari jalan ahli sunnah. Alasannya Ibnu Taimiyah mengutip perkataan tokoh sesat Abu Yazid al-Busthami.

Ditulis oleh: Ust. Dr. Aris Munandar

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Ryzen Store dan Jasa Pembuatan Barcode BBM Se-Nusantara Indonesia

Posting Komentar untuk "Bolehkah Mengutip Ucapan Tokoh Kesesatan? - Ustadz Aris Munandar"