Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Point Rumit Jadi Lulusan Pesantrean atau SMA Jika Bukan Anak Orang Kaya

Kabeldakwah.com

Ketika santri lulus pesantren/SMA, ada setidaknya 3 point rumit yang harus dihadapi kalau dia bukan 'anak orang kaya':

1. Mau cari kerja, bingung kerja apa. Mereka gak punya skill mumpuni ketika lulus dari pondok. Sarjana universitas pun banyak yang nganggur, apalagi cuma sekedar santri lulusan pesantren.

2. Mau lanjut kuliah, bingung gak ada biaya. Sudah gak ada biaya, dia gak punya informasi tentang dunia perkuliahan. Dipesantren gak pernah pegang hape, informasi dari santri lain atau pengajar juga barangkali terbatas.

_____

Kuliah jurusan agama:

Barangkali ada nama universitas yang menawarkan beasiswa seperti LIPIA, UIM, dan univ lain di saudi. Tapi, gak semua bisa ada rezeki untuk kuliah disana.

LIPIA yang harus berkompetisi tes masuk dengan ribuan calon mahasiswa. Sedangkan tidak semua santri Lulusan pesantren punya kapatisas baik untuk lolos di tes tersebut.

UIM yang masa menunggunya lama, terlebih banyak juga santri yang gak ngerti dan gak faham bagaimana cara daftar di website tersebut.

Gimana dengan Univ-univ saudi lainnya yang kasih beasiswa ? Kendalanya lagi-lagi, mereka masih belum faham karena minimnya informasi di dapatkan ketika masih dipesantren.

_______

Kuliah jurusan umum:

Mereka gak punya biaya untuk menunjang kehidupan perkuliahan. Kos, makan, praktek, UKT dan lain sebagainya, DARI MANA DUITNYA ?

Informasi tentang KIP, LPDP, BPI dan lainnya mungkin juga belum sampai karena minimnya akses informasi tersebut ketika dipondok.

Kalaupun sampai informasinya, cara dapatinnya gak mudah dan belum tentu bisa untuk didapati.

Kuliah sambil kerja bisa jadi solusi. Tapi kembali lagi, "cari kerja gak semudah itu." Apalagi cuma santri yang gak punya skill apa-apa.

_____

Banyak santri yang sudah jenuh maksimal dikekang bertahun-tahun dalam pesantren, jadi ketika megang handphone dan dunia berasa terbuka untuknya, fokus pertama mereka adalah 'hiburan' seperti game, video, film dan lain sebagainya.

Fikiran tentang impian masa depan langsung seketika tertutup karena asiknya hiburan-hiburan yang baru mereka rasakan setelah lulus dari pesantren.

Disisi lain, persaingan dunia semakin ketat, ekonomi negara semakin buruk, kezoliman-kezoliman penguasa semakin keji.

____

Tepuk tangan dan ucapan selamat dari pesantren hanya untuk mereka yang memiliki prestasi dan berhasil masuk ke kampus ternama.

"Selamat untuk fulan atas diterimanya sebagai mahasiswa kampus A. Selamat untuk fulanah atas diterimanya sebagai mahasiswi kampus B"

"Selamat atas lulusnya fulan di universitas A, B, C"

Tapi, untuk mereka para santri yang keluar tidak menjadi apa-apa, tidak memiliki kebanggan apa-apa, namanya akan hilang dan dilupakan.

______

3. Mereka yang lulusan pesantren selalu mendapat ekspetasi mata lebih dari para masyarakat.

Ketika standar lulusan pesantren ini tidak sesuai ekspetasi di mata mereka, ada 2 golongan yang biasanya akan berkomentar:

Golongan 1: wah kamu lulusan pesantrennya? Percuma kamu mondok lama-lama tapi gak Hafal Qur'an, gak bisa baca kitab, gak bisa bahasa arab, gak bisa khutbah, ceramah dan lain sebagainya.

Golongan 2: Lihat kan, percuma kamu pesantren lama-lama. Sekarang susah cari kerja, nganggur, gak bisa ngapa-ngapain. Buang-buang waktu aja dipesantren.

Akhirnya karena lelahnya hati dan mental menghadapi cacian dan hujatan semacam ini, banyak lulusan pesantren yang membuang jubah pesantrennya dan mulai mendeklarasikan diri kepada dunia seakan menunjukan "jangan ekspetasi lebih lagi dengan saya, lihat saya hanya anak biasa yang berusaha mencari jati diri"

Yang menyakitkannya lagi, mereka yang mulai tidak nyaman dengan lisan dan ekspetasi orang-orang kepadanya, mulai merasa nyaman dengan teman-teman yang menjauhkan dirinya dari Allah dan semua ilmunya dipesantren.

Mereka yang dulu sangat rajin dipesantren, rajin menghafal, rajin belajar, sangat banyak ibadahnya.

Mulailah mendekati hal-hal yang Allah haramkan, merokok, minum, narkoba, judi online, pelacuran, dan lain sebagainya.

Meski saya yakin, dalam titik yang sangat jauh ini, mereka selalu berharap dalam hati kecilnya untuk bisa kembali seperti dirinya yang dulu. Berharap ada seseorang yang bisa menerima mereka dengan hangat, untuk menata diri lagi menjadi baik lagi dekat dengan Allah Azza wa Jalla.

____

Maka, tolong dengan sangat untuk kita orang-orang yang mungkin telah sukses, semangat, bermental baja, pintar, soleh, baik, terkenal, punya jabatan tinggi dan lain sebagainya.

Jangan sampai lisan kita dan ucapan kita terlalu menyakiti mereka para santri yang baru lulus dari pesantren.

Karena mereka berbeda dengan pelajar umum, mereka menanggung beban pandangan ekspetasi orang-orang yang seakan mereka adalah malaikat yang tidak boleh melakukan salah. Juga harus pintar ilmu agama seperti bacaan Qur'an, baca kitab, bahasa arab dan lain sebagainya.

Dibanding hanya mencaci dan mencibir atas banyaknya kekurangan yang mungkin mereka miliki, alangkah lebih baiknya jika kita turut bantu mengarahkan atau membimbing mereka tanpa harus menyakiti perasaan mereka.

Sungguh, hidayah adalah milik Allah azza wa jalla.

Ditulis Oleh: Muhammad Nur Ramadhan

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Ryzen Store dan Jasa Pembuatan Barcode BBM Se-Nusantara Indonesia

Posting Komentar untuk "3 Point Rumit Jadi Lulusan Pesantrean atau SMA Jika Bukan Anak Orang Kaya"