Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sikap Bijak Wahabi Sejati - Ust. Aris Munandar

Kabeldakwah.com

Sikap Bijak Wahabi Sejati

Wahabi sejati dalam pengertian pengagum dan pengikut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang yang luwes dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan pandangan di antara para ulama dalam bidang furu’ fiqhiyyah (perselisihan ulama di bidang fikih) semisal sikap terhadap qunut shubuh atau mengeraskan bacaan basmalah dalam shalat. 

Wahabi sejati bukanlah orang yang kaku, keras dan rigit dalam hal-hal semisal ini. Berikut ini buktinya:

«الدرر السنية في الأجوبة النجدية» (4/ 12):

«وقال أيضاً: ذكر الشيخ تقي الدين، رحمه الله، قواعد:

الثانية: إذا ‌أم رجل ‌قوماً، وهم يرون القنوت، أو يرون الجهر بالبسملة، وهو يرى غير ذلك، والأفضل ما رأى؛ فموافقتهم أحسن، ويصير المفضول، هو الفاضل

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab mengatakan bahwa Syaikh Taqiyuddin Ibnu Taimiyah menyebutkan sejumlah kaidah (baca: prinsip) dalam praktik beragama…. “Kaidah kedua, ada sejumlah orang yang berpandangan adanya qunut dalam shalat Shubuh atau mengeraskan bacaan basmalah dalam shalat. Di sisi lain ada orang yang berpandangan berbeda dalam dua hal ini dan diminta menjadi imam shalat sekelompok orang tersebut.

Orang tersebut memiliki penilaian pribadi bahwa yang afdhal adalah tidak qunut dalam shalat Shubuh dan tidak mengeraskan bacaan basmalah dalam shalat. Akan tetapi dalam kondisi ini menyelaraskan diri dengan pandangan dan kebiasaan jamaah shalat tersebut adalah sikap yang lebih baik. Hal yang tidak afdhal dalam pandangan pribadinya itu berubah menjadi amalan yang afdhal dalam kondisi ini, kondisi menjadi imam shalat” ad-Durar as-Saniyah fi al-Ajwibah an-Najdiyyah 4/11-12.

Buku ad-Durar as-Saniyah adalah buku babon bagi para pengagum Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Buku ini memuat keyakinan dan pandangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para ulama yang sejalan dengan beliau yang biasa disebut Aimmah Dakwah an-Najdiyyah.

Pada kutipan di atas Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sepakat dengan Taqiyuddin Ibnu Taimiyyah dalam hal bijaksana, luwes dan tidak kaku dalam menyikapi qunut Shubuh. Dalam pandangan kedua ulama ini qunut Shubuh ataukah tidak adalah masalah afdhaliyah.

Ada yang berpandangan qunut ketika shalat Shubuh itu lebih afdhal. Ada juga yang berpandangan sebaliknya, tidak qunut Shubuh dalam amalan yang lebih afdhal.

Dalam kondisi tertentu orang yang biasanya tidak qunut Shubuh diminta untuk jadi imam shalat Shubuh padahal jamaahnya adalah orang-orang yang terbiasa melakukan qunut Shubuh. Muhammad bin Abdul Wahab dan Ibnu Taimiyah menilai bahwa sikap yang tepat dalam ini adalah melakukan qunut Shubuh. Meskipun qunut Shubuh dalam hal ini bukanlah kebiasaannya dan bukan pendapat pribadinya.

Bahkan melakukan qunut Shubuh dalam kondisi ini dinilai lebih afdhal, lebih utama alias lebih besar pahalanya.

Sikap semisal ini disebut oleh Ibnu Taimiyah sebagai kaidah. Benar, inilah prinsip penting yang harus dipegang erat-erat dalam menyikapi furu’iyyah ijtihadiyyah (hal-hal yang diperselisihkan ulama). Sikapi hal semisal ini dengan luwes dan bijaksana, bukan kaku dan berprinsip ‘harga mati’ untuk tidak qunut Shubuh.

Sekeras apapun anda dan guru ngaji ada ‘berteriak’ tentang kebid’ahan dan kesesatan qunut Shubuh, realita ilmiah tidak akan berubah. Realita bahwa qunut Shubuh itu disyariatkan dan dianjurkan untuk dilakukan dalam Mazhab Maliki dan Syafii.

Dus, pengagum dan pengikut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang yang luwes dan bijaksana dalam menyikapi qunut Shubuh. Demikian pula dalam hal-hal ini yang menjadi ruang ijtihad para ulama.

Lain halnya dengan orang yang menyangka dan mengklaim dusta dirinya mengikuti Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Mereka keras dan kaku dalam permasalahan ini dan permasalahan lain yang semisal.

Mereka berprasangka bahwa qunut Shubuh adalah sebuah kesesatan dan ini harga mati. Padahal Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sama sekali tidak berpandangan semisal itu.

Ditulis oleh: Ust. Aris Munandar Hafidzahullah

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Ryzen Store

Posting Komentar untuk "Sikap Bijak Wahabi Sejati - Ust. Aris Munandar"