Bahaya Musibah Yang Menimpa Agama - Khutbah Jum'at
Bahaya Musibah YangMenimpa Agama.Pdf
Oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.
Khutbah Pertama:
ุฅَّู ุงููุญَู
ْุฏَ ِِّٰููู
َููุญْู
َุฏُُู ََููุณْุชَุนُُِْููู ََููุณْุชَุบِْูุฑُُู، ََููุนُูุฐُ ุจِุงِููู ู
ِْู ุดُุฑُูุฑِ
ุฃَُْููุณَِูุง َูู
ِْู ุณَِّูุฆَุงุชِ ุฃَุนْู
َุงَِููุง، ู
َْู َْููุฏِِู ุงُููู ََููุง ู
ُุถَِّู
َُูู، َูู
َْู ُูุถِْْูู ََููุง َูุงุฏَِู َُูู، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃَู ูุงَّ ุฅََِูู ุฅِูุงَّ
ุงููู َูุญْุฏَُู َูุง ุดَุฑَِْูู َُูู َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃََّู ู
ُูุญَู
َّุฏุงً ุนَุจْุฏُُู
َูุฑَุณُُููู
ูุงู ุงููู ุชุนุงูู ูู
ูุชุงุจู ุงููุฑูู
، َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู
َُููุง ุงุชَُّููุง ุงََّููู ุญََّู ุชَُูุงุชِِู
ََููุง ุชَู
ُูุชَُّู ุฅَِّูุง َูุฃَْูุชُู
ْ ู
ُุณِْูู
َُูู
ุฃَู
َّุง ุจَุนْุฏُ، ูุฅَِّู
ุฃَุตَุฏََู ุงْูุญَุฏِูุซِ ِูุชَุงุจُ ุงَِّููู، َูุฃَุญْุณََู ุงَْููุฏِْู َูุฏُْู ู
ُุญَู
َّุฏٍ
ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ، َูุดَุฑَّ ุงูุฃُู
ُูุฑِ ู
ُุญْุฏَุซَุงุชَُูุง، ََُّููู
ู
ُุญْุฏَุซَุฉٍ ุจِุฏْุนَุฉٌ، ََُّููู ุจِุฏْุนَุฉٍ ุถَูุงَูุฉٌ، ََُّููู ุถَูุงَูุฉٍ ِูู ุงَّููุงุฑِ
Ummatal Islam,
Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala pasti
akan memberikan kepada kaum mukminin ujian demi ujian, musibah demi musibah. Karena itu semua adalah
merupakan perkara yang bisa menggugurkan dosa-dosanya dan mengangkat
derajatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ู
َْู ُูุฑِุฏِ ุงَُّููู
ุจِِู ุฎَْูุฑًุง ُูุตِุจْ ู
ُِْูู
“Siapa yang Allah
inginkan kebaikan untuknya Allah pasti berikan kepadanya musibah” (HR. Bukhari)
Musibah tidak selamanya
adalah merupakan adzab. Musibah terkadang menjadi rahmat. Allah subhanahu wa
ta’ala ingin memberikan kasih sayangNya dengan cara memberikan musibah.
Sehingga pada waktu itu Allah angkat derajatnya, Allah gugurkan dosa-dosanya.
Disebutkan dalam hadits juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ุฅَِّู ุงََّููู ุฅِุฐَุง
ุฃَุญَุจَّ َْููู
ًุง ุงุจْุชََูุงُูู
ْ
“Sesungguhnya apabila
Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka.” (HR. Ibnu Majah)
Allah timpakan kepada
mereka bala’. Itu merupakan tanda cinta Allah subhanahu wa ta’ala kepada suatu
kaum. Maka dari itulah saudara-saudaraku sekalian, ketika kita melihat
saudara-saudara kita yang di Lombok sana diberikan musibah berupa bencana gempa
yang meluluhlantakkan dan menghancurkan, barangkali itu adalah sebagai tanda
cinta Allah kepada meraka. Sebagai rahmat untuk kaum muslimin yang ada di sana,
menggugurkan dosa-dosa mereka, mengangkat derajat-derajat mereka. Sementara
kita yang disini, kita diberikan oleh Allah keamanan dan kenikmatan. Seringkali
terkadang kenikmatan dan keamanan membuat kita lupa kepada Allah subhanahu wa
ta’ala. Seringkali terkadang kenikmatan-kenikmatan itu menjadikan kita ujub,
menjadikan kita sombong, menjadikan kita mengikuti syahwat dan hawa nafsu.
Seringkali kenikmatan itu menjadikan kita lupa kepada Allah dan kehidupan
akhirat.
Maka dari itulah
saudara-saudaraku sekalian, musibah yang menimpa manusia ada dua macam.
Pertama, musibah yang
menimpa dari sisi dunianya
Maka musibah yang menimpa
dunia itu lebih ringan. Karena musibah yang menimpa dunia seorang mukmin akan
mengangkat derajatnya dan menggugurkan dosa-dosanya sehingga akhirnya ia
berjalan dimuka bumi dalam keadaan ia tidak punya dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
َูู
َุง َูุจْุฑَุญُ
ุงْูุจَูุงَุกُ ุจِุงْูุนَุจْุฏِ ุญَุชَّู َูุชْุฑَُُูู َูู
ْุดِู ุนََูู ุงูุฃَุฑْุถِ ู
َุง ุนََِْููู
ุฎَุทِูุฆَุฉٌ
“Seorang hamba senantiasa
akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih
dari dosa.” (HR. Tirmidzi)
Kedua, musibah yang
menimpa dari sisi agamanya
Ini adalah musibah yang
Rasul berlindung darinya. Dan ini merupakan musibah yang kita pun wajib
berlindung darinya. Yaitu musibah yang menimpa agama kita. Dijadikan kita sibuk
dengan syahwat, dijadikan kita condong kepada maksiat, dijadikan hati kita lalai
dari berdzikir kepada Allah, lalu kita pun tertipu dengan dunia, kita pun sibuk
mengejar dunia dan kita pun dijadikan lupa dari kehidupan akhirat.
Maka ini musibah yang
hakiki saudara, musibah yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
khawatirkan menimpa umat Islam. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ู
َุง ุงَْْูููุฑُ ุงَุฎْุดَู
ุนََُْูููู
ْ، َู ِْููู ุงَุฎْุดَู ุงَْู ุชُุจْุณَุทَ ุงูุฏَُّْููุง ุนََُْูููู
ْ َูู
َุง ุจُุณِุทَุชْ
ุนََูู ู
َْู َูุงَู َูุจَُْููู
ْ، َูุชََูุงَูุณَُْููุง َูู
َุง ุชََูุงَูุณَُْููุง
َูุชَُُِْููููู
ْ َูู
َุง ุงَََْูููุชُْูู
ْ
“bukanlah kefakiran (kemiskinan) yang aku
khawatirkan terhadap kalian, tetapi yang aku khawatirkan terhadap kalian
apabila keduniaan berlimpah-ruah sebagaimana telah dijadikan berlimpah ruah
pada orang-orang sebelum kalian. Maka kalian akan bersaing untuk mendapatkannya
sebagaimana mereka bersaing, sehingga keduniaan itu membinasakan kamu sekalian
sebagaimana telah membinasakan mereka” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
khawatir umat Islam sibuk memikirkan harta, memikirkan kedudukan, memikirkan
syahwatnya, lupa kepada kehidupan akhirat. Ini hakikat musibah yang berat yang
menimpa seorang hamba. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berdo’a kepada Allah:
ََููุง ุชَุฌْุนَْู
ู
ُุตِูุจَุชََูุง ِูู ุฏَِِูููุง ََููุง ุชَุฌْุนَْู ุงูุฏَُّْููุง ุฃَْูุจَุฑَ َูู
َِّูุง ََููุง
ู
َุจَْูุบَ ุนِْูู
َِูุง ََููุง ุชُุณَِّูุทْ ุนَََْูููุง ู
َْู َูุง َูุฑْุญَู
َُูุง
“Dan janganlah Engkau jadikan musibah menimpa
agama kami, dan jangan Engkau jadikan dunia sebagai impian terbesar kami, serta
pengetahuan kami yang tertinggi, serta jangan engkau kuasakan atas kami
orang-orang yang tidak menyayangi kami” (HR. Tirmidzi)
Saudara-saudaraku
sekalian..
Seorang mukmin senantiasa
mengambil pelajaran dari setiap musibah dan ujian yang menimpa dirinya. Seorang
mukmin senantiasa berusaha bagaimana caranya ia diampuni oleh Rabbnya dengan
banyak beristighfar kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dengan banyak minta ampun
kepada Allah dan beramal shalih. Dan ia khawatir apabila agamanya terkena
fitnah. Karena itu bisa menghancurkan agama dan keimanannya. Apabila seseorang
ditimpa musibah dunia, hancur rumahnya, hancur mobilnya, hancur hartanya, tapi
imannya tidak hancur. Ia bertakwa kepada Allah, ia takut kepada Allah, maka
itulah yang akan menyelamatkan ia dari api neraka.
Tapi ketika seseorang
ditimpa musibah dalam agamanya, rumahnya mewah, kendaraannya pun juga mahal,
demikian pula diberikan kenikmatan-kenikmatan, tapi kemudian menjadikan lalai
dari Allah, menjadikan dia sombong, menjadikan ia ujub, menjadikannya ia senantiasa
mengikuti syahwatnya, orang seperti ini bagaimana Pak selamat dari api neraka?
Justru kekayaan dan kenikmatannya itu menjerumuskannya ke dalam api neraka. Dan
itulah musibah yang terbesar yang menimpa kehidupan seorang hamba.
Saudara-saudaraku
sekalian..
Oleh karena itulah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mensifati seorang mukmin, ia berusaha
lari dari fitnah yang bisa merusak agamanya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ุชَุฌِูุกُ ِูุชَْูุฉٌ
َُููุฑَُِّูู ุจَุนْุถَُูุง ุจَุนْุถًุง َูุชَุฌِูุกُ ุงِْููุชَْูุฉُ ََُُููููู ุงْูู
ُุคْู
ُِู
َูุฐِِู ู
َُِْูููุชِู
“Akan datang
fitnah-fitnah, dimana fitnah sebelumnya terasa ringan dibandingkan fitnah
setelahnya, nanti akan datang fitnah, maka seorang mukmin berkata: ini yang
akan membinasakan agamaku” (HR. Muslim)
Maka dari itulah
saudara-saudaraku sekalian..
Justru yang kita
khawatirkan atas diri kita ketika bencana itu menimpa agama kita, menimpa
keimanan kita, menimpa ketakwaan kita. Yang tadinya kita takut kepada Allah
menjadi tidak takut kepada Allah. Yang tadinya kita taat kepada Allah, menjadi
orang yang malas-malasan beribadah kepada Allah. Yang tadinya kita senantiasa
membaca Al-Qur’an, berubah kemudian membaca selain Al-Qur’an dari perkara yang
tidak ada manfaatnya. Yang tadinya ia senantiasa berlomba dalam kebaikan,
kemudian ia pun menjadi orang yang tidak lagi berlomba dalam kebaikan. Justru
ia jatuh dalam keburukan. Ini lebih kita khawatirkan saudaraku, karena itu
musibah yang hakiki yang menimpa seorang hamba.
ุฃููู ูููู ูุฐุง ูุงุณุชุบูุฑ
ุงููู ูู ูููู
Khutbah Kedua:
ุงูุญู
ุฏ ููู ูุงูุตูุงุฉ
ูุงูุณูุงู
ุนูู ุฑุณูู ุงููู، ูุจููุง ู
ุญู
ุฏ ูุขูู ูุตุญุจู ูู
ู ูุงูุงู، ูุฃุดูุฏ ุฃู ูุง ุฅูู ุฅูุง
ุงููู ูุญุฏู ูุง ุดุฑูู
ูู، ูุฃุดูุฏ ุฃَّู ู
ุญู
ّุฏุงً ุนุจุฏู ูุฑุณُููู
Ummatal Islam,
Musibah yang menimpa agama seorang hamba,
hakikatnya mendatangkan adzab kepadanya di dunia dan akhiratnya. Ketika musibah
itu menimpa keimanan, menimpa agama, menimpa ketakwaannya sehingga ia pun tidak
lagi takut kepada Allah, maka disaat itulah bencana-bencana dunia akan melanda.
Disaat itulah
saudara-saudaraku sekalian, adzab Allah di dunia dan akhirat pun akan datang
menimpanya.
Oleh karena itulah
saudaraku sekalian, mari kita perbaiki iman-iman kita, mari kita perbaiki
ketakwaan kita kepada Allah. Senantiasa kita istighfar kepada Allah, minta
ampun kepada Allah. Karena senantiasa kita meminta ampun kepada Allah,
senantiasa Allah akan hindarkan kita dari berbagai macam malapetaka dan
bencana. Allah ta’ala berfirman:
َูู
َุง َูุงَู ุงَُّูููู
ُِููุนَุฐِّุจَُูู
ْ َูุฃَูุชَ ِِูููู
ْ ۚ َูู
َุง َูุงَู ุงَُّูููู ู
ُุนَุฐِّุจَُูู
ْ َُููู
ْ
َูุณْุชَุบِْูุฑَُูู ﴿ูฃูฃ﴾
“Dan Allah sekali-kali
tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah
(pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun” (QS. Al-Anfal[8]: 33)
Maka kita berusaha menggunakan
kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan kepada kita dengan cara kita berusaha
menaati Allah, menjauhi laranganNya, mengkaji ilmu-ilmuNya, mengkaji Al-Qur’an,
mengkaji hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu kita amalkan dalam
kehidupan kita sehari-hari. Sehingga pada waktu itu Allah selamatkan kita di
dunia dan akhirat kita. Sehingga kita menjadi orang-orang yang sukses di dunia
dan akhirat. Dan itulah hakikat kesuksesan. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman:
…َูู
َู
ุฒُุญْุฒِุญَ ุนَِู ุงَّููุงุฑِ َูุฃُุฏْุฎَِู ุงْูุฌََّูุฉَ ََููุฏْ َูุงุฒَ ۗ َูู
َุง ุงْูุญََูุงุฉُ
ุงูุฏَُّْููุง ุฅَِّูุง ู
َุชَุงุนُ ุงْูุบُุฑُูุฑِ ﴿ูกูจูฅ﴾
“…Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah sukses Kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran [3]: 185)
Itulah kesuksesan yang kita inginkan. Sukses
masuk ke dalam surga ketika kita istiqomah diatas iman dan taqwa.
ุงََُّูููู
َّ ุตَِّู
ุนََูู ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูุนََูู ุขِู ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูู
َุง ุตََّْููุชَ ุนََูู ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ
َูุนََูู ุขِู ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ، ุฅََِّูู ุญَู
ِْูุฏٌ ู
َุฌِْูุฏٌ. َูุจَุงุฑِْู ุนََูู ู
ُุญَู
َّุฏٍ
َูุนََูู ุขِู ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูู
َุง ุจَุงุฑَْูุชَ ุนََูู ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ َูุนََูู ุขِู
ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ، ุฅََِّูู ุญَู
ِْูุฏٌ ู
َุฌِْูุฏ
ุงُูููู
َّ ุงุบِْูุฑْ
ِْููู
ُุณِْูู
َِْูู َูุงูู
ุณِْูู
َุงุชِ َูุงูู
ุคْู
َِِْููู َูุงูู
ุคْู
َِูุงุชِ ุงูุฃَุญَْูุงุกِ
ู
ُِْููู
ْ َูุงูุฃَู
َْูุงุชِ
ุฅูู ุณَู
ِูุนٌ َูุฑِูุจٌ
ู
ُุฌِูุจُ ุงูุฏَّุนَูุงุช، ََููุง َูุงุถَِู ุงูุญَุงุฌَุงุช
ุงُูููู
َّ َูุชُุจْ
ุนَََْูููุง ุงََِّูู ุงَْูุชَ ุงูุชَّูุงุจُ ุงูุฑَّุญِูู
ูุง ุบูุงุฑ ุงุบูุฑ ููุง
ุฐููุจูุง
ูุง ุงุฑุญู
ุงูุฑุงุญู
ูู
ุงุฑุญู
ูุง
ุงُูููู
َّ ูุชูุจู ุงุนู
ุงููุง
ูุง ุฑุจ ุงูุนุงูู
ูู
ุงُูููู
َّ ุงَِّูุง
َูุณْุงََُูู ุงูุฌََّูู ََููุนُูุฐُ ุจَِู ู
َِู ุงَّููุงุฑ
ุงُูููู
َّ ุขุชَِูุง ِูู
ุงูุฏَُّْููุง ุญَุณََูุฉً َِููู ุงูุขุฎِุฑَุฉِ ุญَุณََูุฉً ََِูููุง ุนَุฐَุงุจَ ุงَّููุงุฑِ
ุนุจุงุฏ ุงููู
ุฅَِّู ุงََّูููู
َูุฃْู
ُุฑُ ุจِุงْูุนَุฏِْู َูุงْูุฅِุญْุณَุงِู َูุฅِูุชَุงุกِ ุฐِู ุงُْููุฑْุจَٰู َََْٰููููู ุนَِู
ุงَْููุญْุดَุงุกِ َูุงْูู
َُููุฑِ َูุงْูุจَุบِْู ۚ َูุนِุธُُูู
ْ َูุนََُّููู
ْ ุชَุฐََّูุฑَُูู
﴿ูฉู ﴾
َูุงุฐُْูุฑُูุง ุงููู
ุงูุนَุธِْูู
َ َูุฐُْูุฑُْูู
، َูุงุดُْูุฑُُูู ุนََูู ِูุนَู
ِِู َูุฒِุฏُْูู
، ููุฐِูุฑُ ุงููู
ุฃูุจَุฑ.
Source: radiorodja.com
Posting Komentar untuk "Bahaya Musibah Yang Menimpa Agama - Khutbah Jum'at"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.