Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bulan Shafar dan Keutamaannya

Kabeldakwah.com

1. Bulan Shafar

Bulan ini dinamakan Shafar (kosong/nol) karena kota Makkah (seolah-olah) kosong dari penghuninya apabila orang-orang bersafar. Dinamakan juga Shafar karena dahul memerangi kabilah-kabilah lalu ditinggalkan begitu saja karena tidak memiliki barang apapun (untjk dijarah). (Ibnu Mundzir, Lisaanul Arab, IV/462-463)

✏️ Masyarakat jahiliah juga menganggap bulan ini sebagai bulan sial. Mereka tidak berani mengadakan acara penting dan perjalanan jauh di bulan ini. Ketika Islam datang, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghapus keyakinan ini.

✒️ Di masyarakat Indonesia ada keyakinan dan ritual di Rebo Wekasan. Mereka beranggapan bahwa pada bulan ini Allah menurunkan 360.000 macam malapetaka dan 20.000 macam bencana kebumi dan semua itu terjadi pada hari rabu terkahir di bulan shafar. Jika sekiranya berita ini benar adanya tentunya akan ada ayat atau hadits yang menerangkan perihal diatas.

📜 Hadis sahih seputar bulan Shafar

1 Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada penyakit menular, tidak ada shafar, dan tidak ada hammah.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

2 Dari Ibnu Masud radhiallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak ada penyakit menular, tidak ada shafar. Allah menciptakan segala sesuatu serta Allah tetapkan jatah usianya, rezekinya, dan musibahnya.” (HR. Ahmad dan At-Turmudzi; dinilai sahih oleh Al-Albani).

📝 Keterangan:

Perselisihan ulama tentang makna kata ”shafar” dalam hadis.

1 Makna shafar pada hadis di atas adalah penyakit yang merusak perut, yang bentuknya seperti cacing’. Menurut orang Arab, penyakit ini lebih parah dibandingkan kudis. Mereka meyakini, barang siapa yang terkena penyakit shafar, pasti sebentar lagi akan mati. Adapun kaitannya dengan makna hadis “tidak ada shafar” adalah untuk menolak keyakinan masyarakat jahiliah, bahwa setiap yang terkena shafar pasti mati. (lihat Fathul Baari, X/188).

2 Makna shafar pada hadis di atas adalah bulan Shafar (bulan kedua di tahun qamariah). Ulama, yang memilih pendapat ini, berselisih pendapat tentang makna “tidak ada shafar”:

▶️ Maksudnya, bahwa masyarakat jahiliah dilarang untuk berperang di “bulan haram”, salah satunya adalah bulan Muharram. Namun, jika perang mereka belum selesai ketika hilal bulan Muharram tiba, mereka membuat aturan sendiri dengan tetap melanjutkan peperangan, dan mereka menunda larangan perang ke bulan Shafar. Kemudian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghilangkan aturan penundaan ini. Keterangan ini adalah pendapat Imam Malik bin Anas rahimahullah.

Masyarakat jahiliah memiliki keyakinan tentang kesialan tentang bulan Shafar. Kemudian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghapus keyakinan ini. Keterangan ini merupakan pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Rajab.

Disusun oleh Abu Rufaydah Endang Hermawan Unib

📑 CKS (Cianjur kota Santri).

2. Amalan dan Keutamaan di Bulan Shafar

Tidak ada keutamaan khusus dari Nabi tentang bulan ini.

Al-Allamah Shiddiq Hasan Khon berkata: 

"Saya tidak mendapati adanya hadits tentang keutamaan bulan Shofar atau celaan padanya".

(Al-Mauidhoh al-Hasanah hlm.180)

Yang beliau maksud adalah hadits yang shohih, adapun hadits yang tidak shohih maka diriwayatkan bahwa Nabi bersabda:

مَنْ بَشَّرَنِيْ بِخُرُوْجِ صَفَرٍ بَشَّرْتُهُ بِدُخُوْلِ الْجَنَّةِ

Barangsiapa yang mengkhabarkan padaku dengan keluarnya bulan shofar maka saya akan memberi kabar gembira padanya untuk masuk surga.

Hadits ini adalah maudhu’ seperti ditegaskan oleh al-Iraqi.

(Lihat al-Fawaid al-Majmuah asy-Syaukani hlm.438)

Apalagi, matan hadits ini mengisyaratkan adanya “kesialan dengan bulan shafar yang telah dibatalkan oleh Islam. Maka hadits ini adalah lemah, ditinjau dari segi sanad dan matan. 

Wallahu Alam.

(Bida wa Akhtho Tataallaqu bil Ayyam wa Syhuhur, Ahmad as-Sulami hlm. 251-252)

Ustadz Abu Ubaidah As-Sidawi

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Al-Amanah

Posting Komentar untuk "Bulan Shafar dan Keutamaannya"