Gratis Sepanjang Masa - Kumpulan Artikel Inspiratif Motivasi (Bagian 19)
NIKMAT YANG MELEBIHI NIKMAT SEBELUMNYA
MERENUNGI ANTARA ANUGERAH DAN MUSIBAH
SUKSES
Seringkali setiap kita
berdoa bahkan saat mendoakan, akan terucap kata-kata "sukses".
"Semoga semakin sukses dunia akhirat", misal salah satu lantunan
doanya.
Nah, emang sukses itu
apa?? Bagaimana orang bisa dikatakan sukses??
Menurut KBBI, sukses
adalah berhasil dan beruntung. Selain itu, di KBBI juga menyebutkan bahwa
sukses adalah ketika orang lain ingin mencapai dan mempelajari kondisi
tersebut. Artinya, kesuksesan merupakan suatu keberhasilan yang banyak ingin
dicapai oleh orang lain.
Sukses adalah keadaan
lebih baik dari sebelumnya, tapi seringkali kita membayangkan sesuatu sesuai
apa yang kita harapkan. Jadi menganggap sukses pada saat kita bisa mencapainya.
Sedangkan keinginan
manusia sangat banyak dan beragam. Kalau tolak ukur sukses kita pandang dari
sesuatu yang ingin kita raih, tentu kita selamanya merasa belum juga sukses.
Saat kita berusaha
beralih cara pandang, bahwa sukses itu "saat kita bisa menyelesaikan suatu
masalah," tentu kita akan semakin sering merasakan kesuksesan itu.
Masalah ini sangat
beragam, dan setiap orang pasti juga beragam cara memandangnya. Boleh jadi
suatu masalah bagi si A, tapi bukan jadi masalah bagi kita, demikian juga
sebaliknya. Jadi tolak ukur sukses setiap individu pasti berbeda-beda.
Bagaimana tips agar kita
bisa meraih sukses:
1. Terus Berusaha
Saat kita dihadapkan
dalam suatu masalah, jangan lantas membuat kita putus asa. Tapi teruslah
berusaha menyelesaikannya. Ikhtiar sungguh-sungguh, ibarat kita sedang menanam
yang suatu saat nanti akan memanennya.
2. Tidak Gampang Menyerah
Jika telah berusaha
tetapi tetap tidak berhasil maka kita tidak boleh menyerah. Kegagalan itu
menjadi pembelajaran dan menjadikan motivasi untuk kita bisa berusaha meraih
kesuksesan lebih baik lagi.
3. ITQON
Sebagai seorang muslim,
sudah sepatutnya kita senantiasa bersikap ITQON (Teliti, hati-hati, sepenuh
hati, bermutu tinggi, sulit disaingi). Tekun dan bersungguh-sungguh dalam
menyelesaikan sesuatu.
4. Meletakkan HARAPAN
Hanya Kepada Allah.
Saat datang masalah, kita
senantiasa ingat Alllah, selalu melibatkan Allah dan meletakkan harap hanya
pada Allah, InsyaAllah 90% dari masalah kita sudah terselesaikan.
Karena dengan meletakkan
harapan hanya pada Allah bagaimanapun masalahnya kita akan tetap bisa tenang,
sehingga kita akan semakin bijak dalam menyelesaikannya.
Semua orang akan punya
reaksi yang berbeda-beda dalam menghadapi masalah. Semua orang bisa memberikan
beribu-ribu respon yang berbeda ketika dipertemukan dengan ujian hidup.
Menyikapi persoalan hidup
memang tak semudah yang bisa dibayangkan. Namun, untuk membuat semuanya menjadi
lebih baik, kita dihadapkan untuk bisa memilih respon yang akan kita berikan.
Semua orang bebas dan
berhak memilih respon apa yang akan diambil saat menghadapi masalah. Yang perlu
kita perhatikan, sebisa mungkin jangan merugikan orang lain dari setiap respon
yang kita pilih.
Kita harus bisa mencerna
baik-baik setiap permasalahan yang kita temui dalam hidup. Pasti ada hikma baik
dalam setiap masalah-masalah yang sedang kita hadapi.
Percaya, bahwa Allah SWT
memberikan kita ujian dari sebuah masalah karena Allah ingin meningkatkan
kualitas diri kita, kualitas hidup kita, kualitas iman kita.
Bismillah semangat terus
berproses dalam meraih sukses.
AIB, "Sikap Guru Sejati"
Sekelompok anak muda
menghadiri resepsi pernikahan. Salah seorang di antaranya melihat guru SD nya.
Murid itu menyalami
gurunya dengan penuh penghormatan, seraya berkata: "Masih ingat saya kan,
pak guru?”
Gurunya menjawab, “wah
maaf, tidak tuh."
Murid itu bertanya
keheranan, "Masa sih, pak guru tidak ingat saya."
"Saya kan... murid
yang dulu mencuri jam tangan punya salah seorang teman di kelas."
"Ketika anak yang
kehilangan jam itu menangis, pak guru menyuruh kita untuk berdiri semua, karena
akan dilakukan penggeledahan saku murid semuanya."
"Saat itu saya
berfikir, bahwa saya akan dipermalukan di hadapan para murid dan para guru, dan
akan menjadi tumpahan ejekan dan hinaan, mereka akan memberikan gelar kepada
saya: "pencuri" dan harga diri saya pasti akan hancur, selama hidup
saya."
"Bapak menyuruh kami
berdiri menghadap tembok dan menutup mata kami semua."
"Bapak menggeledah
kantong kami, dan ketika tiba giliran saya, Bapak ambil jam tangan itu dari
kantong saya, dan Bapak lanjutkan penggeledahan sampai murid terakhir."
"Setelah selesai,
Pak guru menyuruh kami membuka penutup mata, dan kembali ke tempat duduk
masing-masing."
"Saya takut Bapak
akan mempermalukan saya di depan murid murid lain yang semuanya teman teman saya."
"Bapak tunjukkan jam
tangan itu dan Bapak berikan kepada pemiliknya, tanpa menyebutkan siapa yang
mencurinya."
"Selama saya belajar
di sekolah itu, Bapak tidak pernah bicara sepatah kata pun tentang kasus jam
tangan itu, dan tidak ada seorang pun guru maupun murid yang bicara tentang
pencurian jam tangan itu."
"Bapak masih ingat
saya kan pak?"
"Bagaimana mungkin
Bapak tidak mengingat saya??"
"Saya adalah murid
Bapak, dan cerita itu adalah cerita pedih yang tak akan terlupakan selama hidup
saya."
"Saya sangat
mengagumi Bapak. Sejak peristiwa itu saya berubah menjadi orang yang baik dan
benar hingga sekarang saya jadi orang sukses.
Saya mencontoh semua akhlak dan sikap, juga
perilaku Bapak."
Sang Guru itu pun
menjawab,
"Sungguh aku tidak
mengingatmu, karena pada saat menggeledah itu, aku sengaja menutup mataku, agar
aku tidak mengenalmu."
Karena aku tidak mau
merasa kecewa atas perbuatan salah satu muridku, aku sangat mencintai semua
murid-muridku...
Sahabat...
Pendidikan memerlukan
akhlak yang mengajari bagaimana menutup segala keburukan orang lain.
Seperti kisah di atas
bagaimana akhlak guru terhadap muridnya dan juga murid terhadap gurunya.
Karena pada hakikatnya
setiap kita adalah guru,
dan setiap kita adalah
murid.
Tutuplah Aib saudaramu,
tahanlah lisanmu, dan jangan menyebarkannya.
Aib yang nyata saja
diperintahkan Allah untuk ditutup, apalagi Aib yang belum tentu benar/salahnya,
atau masih simpang siur kabarnya.
Tutupi Aib saudaramu di
dunia maka Allah SWT akan menutupi Aibmu di akhirat.
Memaafkan, memaklumi, dan
berempati adalah sikap orang yang berjiwa besar..
Semoga bermanfaat,
SALAM SEHAT SELALU
NIKMAT YANG MELEBIHI NIKMAT SEBELUMNYA
Qoorun tidak pernah
mengetahui bahwa kartu ATM yang berada di saku kita ternyata mencukupi dari
semua kunci-kunci hartanya yang dibawa oleh orang-orang paling kuat.
Kisra Persia tidak pernah
mengetahui jika kursi sofa dari busa yang ada di rumah kita ternyata lebih
menyenangkan daripada singgasana yang ia banggakan.
Kaisar tidak pernah
mengetahui jika kipas dari bulu merak yang dikipaskan di atas kepalanya oleh
budak-budaknya ternyata tak lebih sejuk dari AC yang berada di rumah kita.
Heraklius tidak pernah
mengetahui bahwa kesejukan air minum dari botol porselennya yang membuat
orang-orang di sekitarnya merasa iri ternyata tak lebih sejuk dari air es di
kulkas yang berada di rumah kita.
Kholifah al Manshur tidak
pernah mengetahui jika air panas yang dituangkan oleh budak-budaknya dengan
penuh kebanggaan sebagai campuran air mandi ternyata tak lebih panas dari water
heater yang terpasang di kamar mandi kita.
Para jamaah haji di masa
lampau tidak pernah mengetahui jika onta-onta perkasa dan kuat yang pernah ia
tunggangi kala berangkat haji ternyata tak lebih kuat dan cepat dari pesawat
terbang yang kita tumpangi.
Sungguh kita hidup dalam
kehidupan yang banyak melebihi kenikmatan yang tidak pernah dirasakan oleh para
raja-raja di zaman dahulu, namun sayangnya kita tetap merasa kurang atas
karunia yang telah Allah berikan.
Karena itu senantiasalah
membuka matamu agar dapat menyaksikan betapa banyak nikmat yang ada padamu,
sehingga tidak semakin sempit dadamu.
Ya Allah segala puji
bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami, pada agama
dan dunia kami.
Ampunilah kami jika
hingga detik ini kami masih saja kurang bersyukur dan senantiasa terus berbuat
dosa.
Sumber: Ustaz Satria Hadi
Lubis
Gratis Sepanjang Masa
SUATU hari yang indah
seorang anak menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya kepada Sang
ibu. Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek. Ia pun membaca
tulisan itu dan inilah isinya:
Untuk memotong rumput Rp.
5000
Untuk membersihkan kamar
tidur minggu ini Rp. 5000
Untuk pergi ke toko
disuruh ibu Rp. 3000
Untuk menjaga adik waktu
ibu belanja Rp. 5000
Untuk membuang sampah Rp. 1000
Untuk nilai yang bagus Rp. 3000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp.
3000
Jadi jumlah utang ibu adalah Rp. 25000
Sang ibu memandangi
anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu.
Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya. Dan inilah yang ia tuliskan:
Untuk sembilan bulan ibu
mengandung kamu, gratis
Untuk semua malam ibu
menemani kamu, gratis
Untuk semua mainan,
makanan, dan baju, gratis
Untuk membawamu ke dokter
dan mengobati saat kamu sakit, serta mendoakan kamu, gratis
Untuk semua saat susah
dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
Kalau dijumlahkan semua,
harga cinta ibu adalah gratis
Anakku… dan kalau kamu
menjumlahkan semuanya,
Akan kau dapati bahwa
harga cinta ibu adalah GRATIS
Seusai membaca apa yang
ditulis ibunya, sang anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya, dan
berkata: “Bu, aku sayang sekali sama ibu” ia kemudian mendekap ibunya. Sang ibu
tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya.”Ibupun sayang kamu nak” kata sang
ibu.
Kemudian sang anak
mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar sambil
diperhatikan sang ibu: “LUNAS”
Sahabat, seberapa banyak
jasa yang telah kita berikan kepada ibu, sebanyak apapun uang yang kita
dapatkan dan kita berikan kepada ibu, atau seberapapun liter keringat kerja
yang kita kumpulkan untuk ibu, tidak akan dapat mengganti kasih sayang seorang
ibu. Kasih ibu sepanjang masa.
Dapatkah kita menukar
kasih sayang itu dengan materi? menukar dengan bilangan angka?atau menukar
dengan rangkaian kata terima kasih? Tidak, sama sekali tidak bisa.
Oleh karena itu, Berbuat
baiklah kepadanya, sayangilah, cintailah, dan doakanlah selalu ibu. Semoga
seluruh ibu di seluruh dunia selalu dilindungi oleh Allah SWT.
MERENUNGI ANTARA ANUGERAH DAN MUSIBAH
Kenikmatan itu anugerah.
Tapi berupa apa? Jika direnungi, kenikmatan itu bukan kasur yang empuk, tapi
tidur yang nyenyak. Bukan rumah mewah, tapi kenyamanan hati di dalamnya. Bukan
dapat uang lebih, tapi rasa syukur yang berkecukupan.
Maka lihat pula dari sisi
yang sama kepada musibah. Musibah itu bukan kemiskinan, tapi hidup tanpa iman,
bukan kehilang harta benda, tapi kehilangan kehormatan, bukan sedih dalam
kesakitan, tapi bangga dalam kemaksiatan.
Dengan demikian anugerah
itu tidak senantiasa di maknai berupa sesuatu yang nikmat, nyaman, mewah, dan
indah.
Begitu pula musibah tidak
senantiasa di maknai berupa sesuatu yang sedih, kekurangan, sakit, dan air
mata.
Karena kasur yang empuk,
makanan enak yang melimpah, kendaraan mewah yang nyaman, semua bisa menjadi
sebuah musibah jika semua kenikmatan itu justru melalaikan kita dari Allah.
Dan sebaliknya,
kesederhanaan, kekurangan, sakit, dan air mata, semua bisa menjadi sebuah
anugerah jika semua yang kita alami dan rasakan justru semakin mendekatkan diri
kepada Allah.
Ibnu Hazim rahimahullah
berkata,
كل نعمة لا تقرب
من الله عز وجل، فهي بلية.
“Setiap nikmat yang tidak
digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah, itu hanyalah musibah.” (Jaami’ul
Ulum wal Hikam, 2: 82)
Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah rahimahullah berkata,
ومصيبة تُقْبِلُ
بك على الله؛ خيرٌ من نعمةٍ تُنْسيك ذكر الله.
"Sebuah musibah yang
membuat dirimu menghadap kepada Allah, itu lebih baik dibandingkan dengan
sebuah kenikmatan yang membuat dirimu lupa dari mengingat Allah."
[Jami'ul Masail, jilid 9
hlm. 387]
Maka suatu anggapan yang
keliru apabila cobaan hanya dimakanai sebatas pada hal yang tidak mengenakkan
saja.
Karena Allah subhanahu wa
ta’ala dalam banyak ayat Al-Qur’an telah menegaskan, Bahwa nikmat dan
kesenangan duniawi adalah merupakan ujian bagi hambanya, sebagaimana pula
kesengsaraan hidup juga dijadikan cobaan.
Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ
وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةًۖ وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ
“Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya
kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (al-Anbiya: 35)
Imam Ibnu Katsir
rahimahullah berkata:
“(Makna ayat ini) yaitu:
Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang
dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang
ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa”. [Tafsir Ibnu
Katsir (5/342- cet Daru Thayyibah].
Ujian dan cobaan dalam
hidup di dunia terkadang berupa kelapangan dan kenikmatan, namun terkadang juga
berupa kesempitan dan musibah. Bisa berupa sehat maupuan kondisi sakit, bisa
berupa kekayaan maupun kemiskinan. Seorang mukmin akan menghadapi ujian dalam
dua keadaan: kondisi susah dan kondisi senang.
Selanjutnya bagaimana
kita menyikapi kedua ujian itu ? Apakah ketika di beri nikmat membuat kita
semakin lalai ? Atau justru ketika di beri musibah justru kita semakin taat?
Semoga Allah Ta’ala
memberikan taufik kepada kita sehingga kita dapat menjadi orang yang beruntung
dimana pun posisi kita. Baik itu saat diberi berupa nikmat maupun musibah.
✍ Habibie Quotes,
Posting Komentar untuk "Gratis Sepanjang Masa - Kumpulan Artikel Inspiratif Motivasi (Bagian 19)"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.