22 Akibat Berbuat Maksiat
1. Maksiat
Menghalangi Ilmu Pengetahuan
3. Maksiat
Menimbulkan Jarak Dengan Allah
4. Maksiat
Menjauhkan Pelakunya dengan Orang Lain
6. Maksiat Melemahkan
Hati dan Badan
7. Maksiat
Menghalangi Ketaatan
8. Maksiat
Memperpendek Umur dan Menghapus Keberkahan
9. Maksiat
Menumbuhkan Maksiat Lain
10. Maksiat
Mematikan Bisikan Hati Nurani
11. Menghilangkan
Keburukan Maksiat Itu Sendiri dan Memudahkan Dosa
12. Maksiat
Warisan Umat Yang Pernah Diazab
13. Maksiat
Menimbulkan Kehinaan dan Mewariskan Kehinadinaan
16. Maksiat
Dilaknat Rasulullah saw
17. Maksiat
Menghalangi Syafaat Rasul dan Malaikat
20. Maksiat
Memalingkan Perhatian Allah
21. Maksiat
Melenyapkan Nikmat dan Mendatangkan Azab
22. Maksiat
Memalingkan Istiqamah
“Seorang mukmin jika
berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan senoktah warna hitam. Jika
dia bertobat dan beristighfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika ditambah
dengan dosa lain, noktah itu pun bertambah hingga menutupi hatinya. Itulah karat
yang disebut-sebut Allah dalam ayat, “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya
apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka." (HR Tarmidzi)
Perbuatan Maksiat Dalam
Al-Qur'an Allah swt berfirman yang artinya: "Dan tidaklah Aku ciptakan jin
dan manusia kecuali untuk beribadah kepada ku" (QS.51:56) Disana Allah swt
menegaskan kepada manusia, bahwa maksud dari penciptaan manusia dan jin adalah
hanya untuk beribadah kepada Allah swt, lain tidak. Dalam rangka menunaikan
tugas ibadah tersebut, manusia diperintahkan untuk taat dan tunduk kepada semua
perintah Allah swt, baik yang langsung Allah swt firmankan dalam Al-Qur'an,
maupun yang disampaikan melalui sabda Rasulullah saw.
Oleh sebab itulah di
dunia ini hanya terdapat 2 golongan manusia. Golongan pertama adalah mereka
yang selalu taat pada segala perintah Allah swt dan sunnah Rasulullah saw.
Sedangkan golongan kedua adalah mereka yang ingkar kepada 2 hal tersebut.
Perbuatan ingkar itulah yang disebut dengan maksiat dan setiap perbuatan maksiat
itu adalah dosa.
Imam Ibnul Qayyim
Al-Jauziah mengatakan, bahwa orang-orang bodoh mengandalkan rahmat dan ampunan
Allah swt sehingga mereka mengabaikan perintah dan larangan-Nya serta lupa
dengan azab-Nya yang pedih dan tak mungkin dicegah. Barangsiapa yang
mengandalkan ampunanNya tetapi tetap berbuat dosa, dia sama dengan orang-orang
yang membangkang.
Nasib Para Pelaku Maksiat
Al-Qur'an telah banyak
menceritakan berbagai kejadian dan bahaya yang ditimbulkan dari perbuatan
maksiat. Cerita tersebut bukanlah sesuatu yang dibuat-buat atau lamunan,
apalagi cerita bohong untuk sekedar menakut-nakuti manusia, namun ia
benar-benar terjadi dan menjadi tragedi bagi umat manusia.
Diantaranya adalah banjir
besar yang mencapai puncak gunung pada masa nabi Nuh as yang menjadikan
penghuni bumi karam tenggelam, angin puting beliung yang berhembus keras
membanting kaum ‘Ad hingga semua mati bagaikan pelepah kurma yang berguguran,
guntur dahsyat yang mematikan kaum Tsamud, hujan batu di negri Sodom pada kaum
nabi Luth yang membinasakan semua penghuninya, awan azab berupa mega naungan
yang ketika turun bagaikan api yang membakar kaum Syu'aib, tenggelamnya Fir'aun
dan kaumnya di sungai Nil, pekik keras yang menghancurkan orang-orang yang
digambarkan dalam surat Yasin.
Sekali lagi, semua kisah
tersebut benar terjadi. Dan penyebab turunnya azab Allah swt tersebut tidak
lain adalah perbuatan dosa dan maksiat sehingga semua menjadi pelajaran bagi
umat manusia hingga hari kiamat. Dalam hadits riwayat Ibnu Majah Rasulullah saw
bersabda: "Wahai segenap Muhajirin, ada lima hal yang membuat aku
berlindung kepada Allah swt dan aku berharap kalian tidak mendapatkannya.
Pertama, tidaklah perbuatan zina tampak pada suatu kaum sehingga mereka akan
tertimpa bencana wabah dan penyakit yang tidak pernah ditimpakan kepada
orang-orang sebelum mereka. Kedua, tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan
timbangan melainkan mereka akan tertimpa paceklik, masalah ekonomi dan
kedurjanaan penguasa. Ketiga, tidaklah suatu kaum menolak membayar zakat
melainkan mereka akam mengalami kemarau panjang. Sekiranya tidak karena
binatang, niscaya mereka tidak akan diberi hujan. Keempat, tidaklah suatu kaum
melakukan tipuan (ingkar janji) melainkan akan Allah swt utus kepada mereka
musuh yang akan mengambil sebagian yang mereka miliki. Kelima, tidaklah para
imam (pemimpin) mereka meninggalkan (tidak mengamalkan Al-Qur'an) melainkan
akan Allah swt jadikan permusuhan antar mereka."
Rasulullah saw juga
bersabda: "Jika engkau dapati Allah Azza wa Jalla memberikan limpahan
kekayaan kepada seorang hamba padahal hamba itu tetap berada di dalam
kemaksiatan, maka tak lain hal itu merupakan penundaan tindakan dari Nya"
(HR Ahmad)
Selanjutnya beliau
(Rasulullah saw) membaca ayat yang artinya: „Maka tatkala mereka melupakan
peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua
pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan
apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS
Al-An'aam: 44)
Imam Ahmad meriwayatkan,
Abi Rafi' bercerita bahwa Rasulullah saw pernah melewati pekuburan Baqi. Lalu
beliau berkata, "Kotorlah engkau, cis ... !" Aku menyangka kiranya
beliau maksudkan diriku. Beliau bertutur, „Tidak, cuma inilah kuburan si fulan
yang pernah kuutus untuk memungut zakat pada bani fulan lalu dia mencuri baju
wol dan kini dia sedang dipakaikan baju yang serupa dari api neraka.
Dalam shahih Muslim
dikatakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: "Penduduk yang di dunia
begelimang kesenangan sementara dia itu termasuk ahli neraka dihadirkan pada
hari kiamat untuk kemudian dicelup dengan celupan neraka. Kemudian kepada
mereka dikatakan, „Hai ibnu Adam, adakah kau lihat kebaikan?" Dia menjawab,
"Wallahi, tidak ya Rabbi!" Dan manusia yang di dunia paling sengsara
hidupnya sementara dia itu calon penghuni surga akan dicelup dengan celupan
surga. Lalu kepada mereka akan dikatakan, "Hai ibnu Adam, adakah kau
peroleh kesengsaraan? Adakah kau temui kegetiran?" Dia menjawab,
"Tidak, demi Allah ya Rabbi, tidak kudapati sama sekali.""
Sedangkan dalam shahih
Muslim Rasulullah saw pernah bersabda tentang 3 golongan manusia yang pertama
diadili di hari akhir. Golongan pertama adalah mereka yang mati syahid.
Diantara mereka wajahnya tersungkur dan diseret ke neraka karena ternyata
perang yang telah dilakukannya semata-mata hanya agar disebut pahlawan.
Golongan kedua adalah orang yang sering membaca Al-Qur'an, rajin menuntut ilmu
dan senantiasa mengamalkan pengetahuannya. Namun ternyata mereka juga
tersungkur dan diseret ke dalam nereka. Mengapa ? Karena ternyata mereka hanya
ingin mendapat gelar sebagai orang alim dan pintar. Golongan ketiga adalah
seorang laki-laki yang seluruh kekayaannya dia korbankan. Tetapi nasibnya sama
dengan kedua golongan sebelumya, ia tersungkur dan diseret ke neraka, karena ia
melakukan itu agar dikatakan dermawan.
Masih banyak ayat-ayat
Al-Qur'an maupun sabda Rasul yang menggambarkan akan bencana apa yang dialami
oleh orang yang berbuat maksiat. Namun cukuplah kiranya beberapa ayat, hadits
dan kisah diatas menjadi pelajaran bagi kita untuk bisa diambil hikmah dan
membuat kita lari dari perbuatan maksiat.
Selanjutnya pada bagian
dua dari tulisan ini akan kita lihat 26 pengaruh dan bahaya maksiat yang dapat
langsung dirasakan oleh setiap diri manusia, seperti yang dituliskan oleh Ibnul
Qayyim Al-Jauziah dalam bukunya „Aatsaarul Ma'ashi wa Adhraaruha" (Akibat
Berbuat Maksiat).
1. Maksiat Menghalangi Ilmu Pengetahuan
Ilmu adalah cahaya yang
dipancarkan ke dalam hati. Namun, kemaksiatan dalam hati dapat menghalangi dan
memadamkan cahaya tersebut. Ketika Imam Malik melihat kecerdasan dan daya hafal
Imam Syafi'i yang luar biasa, beliau (Imam Malik) berkata, "Aku melihat
Allah telah menyiratkan cahaya di hatimu, wahai anakku. Janganlah engkau
padamkan cahaya itu dengan maksiat.
2. Maksiat Menghalangi Rizki
Jika ketakwaan adalah
penyebab datangnya rizki. Maka meninggalkannya berarti menimbulkan kefakiran.
"Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya"
(HR. Ahmad)
3. Maksiat Menimbulkan Jarak Dengan Allah
Diriwayatkan ada seorang
laki-laki yang mengeluh kepada seorang arif tentang kesunyian jiwanya. Sang
arif berpesan, "Jika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa, maka
tinggalkanlah (perbuatan dosa itu). Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih
pahit daripada kegersangan dosa diatas dosa."
4. Maksiat Menjauhkan Pelakunya dengan Orang Lain
Maksiat menjauhkan
pelakunya dari orang lain, terutama dari golongan yang baik. Semakin berat
tekanannya, maka semakin jauh pula jaraknya hingga berbagai manfaat dari orang
yang baik terhalangi. Kesunyian dan kegersangan ini semakin menguat hingga berpengaruh
pada hubungan dengan keluarga, anak-anak dan hati nuraninya sendiri. Seorang
salaf berkata, "Sesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, maka aku lihat
pengaruhnya pada perilaku binatang (kendaraan) dan istriku."
5. Maksiat Menyulitkan Urusan
Jika ketakwaan dapat
memudahkan segala urusan, maka pelaku maksiat akan menghadapi kesulitan dalam
menghadapi segala urusannya. Maksiat Menggelapkan Hati Ketaatan adalah cahaya,
sedangkan maksiat adalah gelap gulita. Ibnu Abbas ra berkata,
"Sesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan
cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan buruk itu
mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati,
kelemahan badan, susutnya rizki dan kebencian makhluk."
6. Maksiat Melemahkan Hati dan Badan
Kekuatan seorang mukmin
terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat maka kuatlah badannya. Tapi
bagi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat, sesungguhnya dia sangat lemah jika
kekuatan itu sedang dia butuhkan, hingga kekuatan pada dirinya sering menipu
dirinya sendiri. Lihatlah bagaimana kekuatan fisik dan hati kaum muslimin yang
telah mengalahkan kekuatan fisik bangsa Persia dan Romawi.
7. Maksiat Menghalangi Ketaatan
Orang yang melakukan dosa
dan maksiat akan cenderung untuk memutuskan ketaatan. Seperti selayaknya orang
yang satu kali makan tetapi mengalami sakit berkepanjangan dan menghalanginya
dari memakan makanan lain yang lebih baik.
8. Maksiat Memperpendek Umur dan Menghapus Keberkahan
Pada dasarnya, umur
manusia dihitung dari masa hidupnya. Sementara itu tak ada yang namanya hidup
kecuali jika kehidupan itu dihabiskan dengan ketaatan, ibadah, cinta dan dzikir
kepada Allah serta mementingkan keridhaan-Nya.
9. Maksiat Menumbuhkan Maksiat Lain
Seorang ulama Salaf
berkata, bahwa jika seorang hamba melakukan kebaikan, maka hal tersebut akan
mendorong dia untuk melakukan kebaikan yang lain dan seterusnya. Dan jika
seorang hamba melakukan keburukan, maka dia pun akan cenderung untuk melakukan
keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi kebiasaan bagi si pelaku.
10. Maksiat Mematikan Bisikan Hati Nurani
Maksiat dapat melemahkan
hati dari kebaikan dan sebaliknya akan menguatkan kehendak untuk berbuat maksiat
yang lain. Maksiat pun dapat memutuskan keinginan untuk bertobat. Inilah yang
akan menjadi penyakit hati yang paling besar.
11. Menghilangkan Keburukan Maksiat Itu Sendiri dan Memudahkan Dosa
Jika orang sudah biasa
berbuat maksiat, maka ia tidak lagi buruk memandang perbuatan itu, sehingga
maksiat itu menjadi adat kebiasaan. Ia pun tidak lagi mempunyai rasa malu
melakukannya, bahkan memberitakannya kepada orang lain tentang perbuatannya
itu. Dosa yang dilakukannya dianggapnya ringan dan kecil. Padahal dosa itu
adalah besar di mata Allah swt.
12. Maksiat Warisan Umat Yang Pernah Diazab
Misalnya, homoseksual adalah warisan umat nabi
Luth as. Perbuatan curang dengan mengurangi takaran adalah peninggalan kaum Syu'aib
as. Kesombongan di muka bumi dan menciptakan berbagai kerusakan adalah milik
Fir'aun dan kaumnya. Sedangkan takabur dan congkak merupakan warisan kaum Hud
as. Dengan demikian bisa dikatakan, bahwa pelaku maksiat jaman sekarang adalah
kaum yang memakai baju atau mencontoh umat terdahulu yang menjadi musuh Allah
swt. Dalam musnad Imam Ahmad dari Ibmu Umar disebutkan bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk
golongannya."
13. Maksiat Menimbulkan Kehinaan dan Mewariskan Kehinadinaan
Kehinaan itu tidak lain
adalah akibat perbuatan maksiatnya kepada Allah sehingga Allah pun
menghinakannya. „...Dan barang siapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang
pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia
kehendaki." (QS. Al-Hajj:18) Sedangkan kemaksiatan itu akan melahirkan
kehinadinaan, karena kemuliaan itu hanya akan muncul dari ketaatan kepada Allah
swt. „Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah lah kemuliaan
itu ..." (QS. Al-Faathir:10) Seorang Salaf pernah berdoa, „Ya Allah,
anugerahilah aku kemuliaan melalui ketaatan kepada Mu, dan janganlah Engkau
hina dinakan aku karena aku bermaksiat kepada Mu."
14. Maksiat Merusak Akal
Ulama Salaf berkata,
bahwa seandainya seseorang itu masih berakal sehat, maka akal sehatnya itulah
yang akan mencagahnya dari kemaksiatan kepada Allah. Dia akan berada dalam
genggaman Allah, sementara malaikat menyaksikan dan nasihat Al-Qur'an pun
mencegahnya, begitu pula dengan nasehat keimanan. Tidaklah seseorang melakukan
maksiat kecuali akalnya telah hilang.
15. Maksiat Menutup Hati
Allah berfirman,
„Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu
menutup hati mereka." (Al-Muthoffifiin:14) Imam Hasan mengatakan hal itu
sebagai dosa yang berlapis dosa. Ketika dosa dan maksiat telah menumpuk maka
hatinya pun telah tertutup.
16. Maksiat Dilaknat Rasulullah saw
Rasulullah saw melaknat
perbuatan maksiat seperti mengubah petunjuk jalan, padahal petunjuk jalan itu
sangat penting (HR Bukhari), melakukan perbuatan homoseksual (HR Muslim),
menyerupai laki-laki bagi wanita dan menyerupai wanita bagi laki-laki,
mengadakan praktek suap-manyuap (HR Tarmidzi) dan sebagainya.
17. Maksiat Menghalangi Syafaat Rasul dan Malaikat
Kecuali bagi mereka yang
bertobat dan kembali ke pada jalan yang lurus, sebagaimana Allah swt berfirman:
„(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di
sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): „Ya Tuhan
kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan
kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah
mereka dari siksaan neraka yang menyla-nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah
mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan
orang-orang yang sholeh diantara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka,
dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan." (QS:
Al-Mukmin:7-9)
18. Maksiat Melenyapkan Malu
Malu adalah pangkal
kebajikan, jika rasa malu telah hilang, hilangkah seluruh kebaikannya.
Rasulullah bersabda: „Malu itu merupakan kebaikan seluruhnya. Jika kamu tidak
merasa malu, berbuatlah sesukamu." (HR. Bukhari)
19. Maksiat Meremehkan Allah
Jika seseorang berlaku
maksiat, disadari atau tidak, rasa untuk mengagungkan Allah perlahan-lahan
lenyap dari hati. Jika perasaan itu masih ada, tentulah ia akan mencegahnya
dari berlaku maksiat.
20. Maksiat Memalingkan Perhatian Allah
Allah akan membiarkan orang
yang terus-menerus berbuat maksiat berteman dengan syaitan. Allah berfirman:
„Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang
yang fasik." (QS. Al-Hasyir:19)
21. Maksiat Melenyapkan Nikmat dan Mendatangkan Azab
Allah berfirman: „Dan apa
saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)."
(QS Asy-Syura:30)
Ali ra berkata: „Tidaklah
turun bencana malainkan karena dosa. Dan tidaklah bencana lenyap melainkan
karena tobat."
22. Maksiat Memalingkan Istiqamah
Orang yang hidup di dunia
ini bagaikan seorang pedagang. Pedagang yang cerdik tentu akan menjual
barangnya kepada pembeli yang sanggup membayar dengan harga tinggi. Ialah Allah
yang akan membeli barang itu dan dibayarnya dengan kehidupan surga yang abadi.
Jika seseorang menjualnya dengan imbalan kehidupan dunia yang fana, ketika
itulah ia tertipu.
Sumber: Al-Qur'an &
Sunnah dan Akibat Berbuat Maksiat, karya Inbul Qayyim Al-Jauziah
Posting Komentar untuk "22 Akibat Berbuat Maksiat"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.