Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Handuk Basah di Atas Kasur - Kumpulan Artikel Inspiratif Motivasi (Bagian 18)

Hati-Hati Dengan Pikiran

Kisah Handuk Basah Diatas Kasur

Siapa Yang Berhak Sukses?

Berenang

Komitmen - Kunci Sukses

Perlukah Mewariskan Harta? Kekayaan?

Nikmat Yang Melebihi Nikmat Sebelumnya

Bersabar 30 Menit Saja


Hati-Hati Dengan Pikiran

Ga tau kenapa Saya sangat menyukai kata-kata diatas, karena pada dasarnya Insya Allah pikiran kitalah yang akan membawa kita sampai pada suatu tempat.

Saya sering kali mendengar pesan seperti ini: "Jika Anda yakin bahwa Anda bisa, maka Anda benar. Jika Anda yakin bahwa Anda tidak bisa, maka Anda juga benar"

Sebuah pesan yang memang benar adanya, jika boleh diibaratkan, pikiran kita layaknya sebuah teko, jika di isi kopi, maka saat dituangkan ke gelas, yang keluar adalah kopi, begitupun jika diisi susu, air putih, dan lain sebagainya.

Suatu pemikiran, akan tercermin dalam perbuatan yang dilakukan.

Sering kali Saya bertemu dengan orang yang belom memulai apapun sudah bilang "saya gaptek, gimana ya mau mulai usaha online?" Jika pikiran Anda ada yang seperti itu, lebih baik ga usah usaha online!! hahaha... Karena apa yang Anda utarakan secara otomatis melambangkan diri Anda, kata "gaptek" adalah suatu kata tameng untuk melindungi kemalasan yang ada dalam diri Anda.

Lha wong banyak Teman-teman Saya yang bisa beromzet puluhan hingga ratusan juta dari online shop, padahal mereka belum lama belajar.

Apa yang membedakan? suatu kata yang ada dalam pikiran Anda, jika Anda berpikir bisa sukses, maka akan banyak jalan kesuksesan muncul di depan mata seiring dengan Anda berjalan.

Jika Anda berpikir saya tidak akan sukses, ya memang jalan sukses akan otomatis tertutup. Gimana mau sukses, belom maju saja sudah mundur hehehe.. Jadi Saya tekankan, hati-hati dengan yang ada dalam pikiran Anda, karena itu berpengaruh pada masa depan Anda.

 

Kisah Handuk Basah Diatas Kasur

Seorang istri memiliki suami yang punya kebiasaan meletakkan handuk basah begitu saja diatas kasur.

Si istri sering ngomel pada suaminya. Tapi sang suami tidak juga berubah.

Capek marah-marah, si istri mulai ganti cara dengan menyindirnya...

"Bagus sekali ada handuk basah ditempat tidur...!!!, ujarnya dengan suara sinis.

Lain waktu si istri nyindir lagi, "Kapan handuk ini bisa jalan sendiri ke jemuran yaa..???".

Apakah suaminya berubah? Tidak...!!

Bahkan sang suami makin sebel sama istrinya.

Akhirnya si istri merasa capek sendiri.

Marah sudah, nyindir sudah, tapi tetap tak ada hasilnya.

Betapa sulitnya merubah orang lain, meski itu suaminya sendiri. Apalagi untuk hal yang sudah jadi kebiasan sejak kecil.

Akhirnya si istri mengubah pola pikirnya...!!

Baiklah...

Handuk basah ini akan menjadi permadani disurga nanti. Makin banyak aku memindahkan handuk basah ke jemuran, makin banyak permadani indahku disurga.

Setiap melihat handuk basah dikasur, si istri tersenyum dan bergegas menjemurnya.

Perasaannya bahagia.

Apakah handuknya berubah..?? Tidak..!!

Handuk basah tetap berada dikasur.

Yang berubah cara pandang dirinya terhadap handuk basah tersebut.

Waktupun berlalu...

Suatu ketika si istri kaget. Tidak ada lagi handuk basah dikasurnya. Ia sudah lupa sejak kapan ia tak lagi melakukannya.

Rupanya melihat keikhlasan istrinya, akhirnya sang suami tergerak untuk menjemur handuk basahnya sendiri.

Terkadang, ada hal yang sulit kita ubah pada orang lain. Jika ingin hasil yang lebih baik, "Maka Ubahlah Diri Kita Terlebih Dahulu".

Apalagi makhluk yang bernama suami. Egonya tinggi. Dan terkadang wataknya keras. Ego tinggi dan watak yang keras hanya bisa diluluh lantakkan dengan kelembutan dan keikhlasan...

Selamat bermain-main dengan pikiran anda sendiri.

Bahagia, sedih, syukur, mengeluh, semua tergantung kita yang memulai...

Semoga bermanfaat.

 

 

Siapa Yang Berhak Sukses?

Beberapa tahun terakhir ini saya mengamati bahwa mereka-mereka yang punya prioritas lebih terhadap sesuatu itulah yang punya potensi sukses.

Saya ketemu si A, saya ajak bisnis dan dari 2 tahun lalu alasannya sama. Kendala di modal. Sampai detik ini pun alasan tetap sama. Modal

Lalu saya ketemu si B. 2 tahun lalu ketika diajak bisnis agak ragu. Kenapa? boleh dibilang sedang berada di fase terburuknya. Kasarnya, boro-boro buat modal bisnis, buat makan aja alhamdulillah.

Bertahun berlalu akhirnya si B sukses menapaki tangga bisnisnya. Hasilnya? Bukan hanya cukup untuk makan. Renov rumah, beli HP, beli laptop, beli motor bahkan sudah berani buka tabungan umroh. Darimana uangnya? Dari hasil bisnis. Si B ini menjadikan bisnis sebagai prioritas hidupnya. Berjuang maksimal sampai punya modal. Lalu sungguh-sungguh menjalaninya.

Lain cerita Si A yang masih gitu-gitu aja hidupnya. Modal (katanya) masih belum ada. Bisnisnya? Boro-boro punya bisnis bagus. Wong bisnis bukan prioritasnya. Anehnya, si A ini masih tetap berharap sukses di bisnis. Kacau!!! Lah wong bisnis aja gak mau dijadiin sebagai prioritas. Gimana mau sukses di bisnis? Kata JIN di iklan rokok: "NGIMPIIIII!!!"

Ya, saya melihat orang yang sukses itu adalah orang yang punya prioritas terhadap sesuatu. Jadi, apakah kamu sudah memiliki prioritas dalam hidupmu?

Nikmati proses kehidupan

Dear Saudara dan Sahabatku...

Apa yg terjadi hari ini

Pasti ada hikmah yg indah dari Alloh SWT untuk kita.

Maka

Berfikirlah yg positif terhadap tiap kejadian hari ini. Ada Alloh Ta'ala yg Maha Hebat yg mengatur setiap kejadian di Bumi ini.

Oleh karenanya

Jagalah pikiranmu, karena dia akan menjadi perkataanmu...

Jagalah perkataanmu, karena dia akan menjadi perbuatanmu...

Jagalah perbuatanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu...

Jagalah kebiasaanmu, karena nanti dia akan membentuk karaktermu.

Perbaikilah urusan akhirat,

maka Alloh Ta'ala akan memperbaiki urusan duniamu.

Perbaikilah bathinmu, niscaya Alloh Ta'ala akan memperbaiki urusan dhahirmu.

Rasulullohu Sholallohu 'Alaihi Wasallam bersabda:

"Sesungguhnya ada seseorang yang beramal dengan amalan penghuni surga yang nampak dalam pandangan manusia, padahal ia adalah seorang penghuni neraka"

 Dan sesungguhnya

ada seseorang yang beramal dengan amalan penghuni neraka yang tampak dalam pandangan manusia, padahal ia adalah seorang penghuni surga." (HR. Bukhari - Muslim)

Tetap semangat...!

Semoga setiap langkah kita selalu dibimbing oleh Alloh Ta'ala hingga bahagia dunia akhirat itu nyata buat kita.

Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad

Wallahu A'lam Bisshawab

Yaa Alloh Yaa Robb...

Ampunilah dosa dan kesalahan Murrobi dan guru² kami. Ampunilah kedua orang tua kami, ampunilah kami, keluarga kami dan saudara² kami.

 

Berenang

Jika kita ajari anak-anak berenang sejak bayi, insya Allah akan membantu menguatkan fisik dan mental anak.

Griffith University di Australia melakukan studi selama 4 tahun terhadap lebih dari 7.000 anak-anak, menyatakan bahwa anak-anak yang berenang sejak kecil memiliki kemajuan dalam perkembangan fisik dan mental bila dibandingkan dengan teman sebayanya yang tidak berenang.

Selain itu, belajar berenang sejak bayi atau anak insya Allah membantu melatih otot dan keseimbangan, menambah nafsu makan, mengurangi resiko tenggelam serta bisa menambah kepercayaan dirinya.

Studi di tahun 2010 dari Child: Care, Health and Development menyebutkan bahwa anak-anak usia 4 tahun yang sudah belajar berenang pada suatu waktu sejak usia beberapa bulan sampai 4 tahun bisa lebih baik beradaptasi dengan situasi baru, lebih percaya diri, dan lebih mandiri dibanding yang tidak berenang.

Namun yang perlu diperhatikan adalah usia bayi yang boleh mulai diajak belajar berenang setelah dia memasuki usia 4 sampai 6 bulan atau setelah bisa duduk dengan tegak dan bisa menyangga kepala saat digendong. Hal dasar ini penting untuk memastikan bayi akan bisa mengontrol posisi terbaik dan ternyaman selama berada di air.

 

Komitmen - Kunci Sukses

Ternyata, ada banyak sekali yang harus & layak diperjuangkan.

Ternyata, ada banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan.

Itulah komitmen

Itulah bentuk kesadaran akan kekurangan

Sayang sekali...

Diluar sana, ada begitu banyak orang yang hanya fokus mencari uang saja lalu mengabaikan komitmen, bahkan sampai mengabaikan pertemanan

Tidak peduli perasaan orang lain, yg penting: Saya untung

Padahal, kita tidak cukup untuk untung saja. Tapi kita perlu jadi orang yg beruntung, yg didoakan banyak orang.

Jadi untung yg berkah

Jadi untung yg penuh dengan doa orang lain. Sehingga, seorang pengusaha tidak hanya menikmati bisnisnya saja, tapi bisa menikmati rumah tangganya

Bisa menikmati persahabatannya

Bisa menikmati lingkungannya

Bisa menikmati perjalanannya menuju kemenangan dunia sampai akhirat, insya Allah

Kalau memang, kita melakukan semuanya karena Allah.

Lalu, kenapa kita harus berhenti karena manusia?

 

Perlukah Mewariskan Harta? Kekayaan?

Atau, tidak perlu mewariskan harta sama sekali?

Yang jelas, meninggalkan ahli waris dalam keadaan cukup itu jauh lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan lemah dan minta-minta sama yang lain.

Lemah apanya? Lemah iman, lemah ilmu, dan lemah ekonomi. Guru saya Prof. Dr. Syafii Antonio selalu mengingatkan kita untuk kuat dalam kebaikan.

Pada akhirnya, semoga kita semua bisa meninggalkan ahli waris dalam keadaan cukup dan kuat, tidak ada larangan untuk kaya bahkan dianjurkan agar bisa berbagi lebih banyak dan lebih besar lagi. Aamiin ya rabbal alamiin

By: Ippho Santosa

 

Nikmat Yang Melebihi Nikmat Sebelumnya

Qorun tidak pernah mengetahui bahwa kartu ATM yang berada di saku kita ternyata mencukupi dari semua kunci-kunci hartanya yang dibawa oleh orang-orang paling kuat.

Kisra Persia tidak pernah mengetahui jika kursi sofa dari busa yang ada di rumah kita ternyata lebih menyenangkan daripada singgasana yang ia banggakan.

Kaisar tidak pernah mengetahui jika kipas dari bulu merak yang dikipaskan di atas kepalanya oleh budak-budaknya ternyata tak lebih sejuk dari AC yang berada di rumah kita.

Heraklius tidak pernah mengetahui bahwa kesejukan air minum dari botol porselennya yang membuat orang-orang di sekitarnya merasa iri ternyata tak lebih sejuk dari air es di kulkas yang berada di rumah kita.

Kholifah al Manshur tidak pernah mengetahui jika air panas yang dituangkan oleh budak-budaknya dengan penuh kebanggaan sebagai campuran air mandi ternyata tak lebih panas dari water heater yang terpasang di kamar mandi kita.

Para jamaah haji di masa lampau tidak pernah mengetahui jika onta-onta perkasa dan kuat yang pernah ia tunggangi kala berangkat haji ternyata tak lebih kuat dan cepat dari pesawat terbang yang kita tumpangi.

Sungguh kita hidup dalam kehidupan yang banyak melebihi kenikmatan yang tidak pernah dirasakan oleh para raja-raja di zaman dahulu, namun sayangnya kita tetap merasa kurang atas karunia yang telah Allah berikan.

Karena itu senantiasalah membuka matamu agar dapat menyaksikan betapa banyak nikmat yang ada padamu, sehingga tidak semakin sempit dadamu.

Ya Allah segala puji bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami, pada agama dan dunia kami.

Ampunilah kami jika hingga detik ini kami masih saja kurang bersyukur dan senantiasa terus berbuat dosa.

Sumber: Ustaz Satria

 

Bersabar 30 Menit Saja

TAHUKAH kamu bahwa waktu kita untuk mengumpulkan pahala bagi bekal di akhirat rata-rata hanya sepertiga dari usia kita?

Yuk kita hitung...

Jika rata-rata usia manusia Indonesia 60 tahun, maka waktu yang digunakan untuk tidur rata-rata 7-8 jam sehari (sepertiga hari). Dalam 60 tahun berarti sepertiga dari 60 tahun atau 20 tahun digunakan untuk tidur. Jadi sisanya untuk mengumpulkan pahala tinggal 40 tahun (karena jika pun tidur dapat pahala, tapi pahalanya tak banyak. Makanya Allah menyuruh kita selalu bergerak beramal, bukan banyak rebahan).

Lalu dikurangi waktu sebelum aqil baligh dimana kita belum mendapatkan pahala dan dosa. Jika aqil baligh rata-rata usia 15 tahun, maka 40 tahun dikurangi 15 tahun. Sisanya tinggal 25 tahun untuk mengumpulkan pahala.

Lalu dikurangi lagi dengan waktu yang sia-sia atau bahkan berbuat dosa. Jika setiap hari rata-rata kita membuang waktu 2 jam saja untuk hal yang sia-sia, bahkan dosa, berarti dalam 60 tahun (2×365×60) sama dengan 43.800 jam atau sama dengan 5 tahun. Sisa waktu 25 tahun dikurangi 5 tahun, sisa 20 tahun. Itupun jika waktu sia-sia hanya 2 jam sehari. Jika lebih, tentu waktu kita mengumpulkan pahala akan lebih berkurang lagi.

Kesimpulannya....

Hanya 20 tahun waktu kita untuk mengumpulkan pahala jika usia kita mencapai 60 tahun (jadi hanya SEPERTIGA DARI WAKTU HIDUP KITA).

Jika usia kita tidak sampai 60 tahun, maka lebih berkurang lagi waktu kita untuk mengumpulkan pahala.

Sungguh sangat sangat singkat waktu untuk beramal mengumpulkan pahala di dunia ini, yang akan menentukan nasib kita masuk surga atau masuk neraka.

"Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi? Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung. Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui" (Qs. 23 ayat 112-114)

Belum lagi jika dihitung menurut waktu hakekat. Di dalam surat al Hajj ayat 47 disebutkan bahwa 1 hari di sisi Allah sama dengan 1000 tahun dalam perhitungan manusia. Maka jika kita hidup sampai usia 60 tahun berarti hidup kita sebenarnya hanya kira-kira 1,5 jam saja dalam waktu hakekat di sisi Allah, sehingga waktu untuk mengumpulkan pahala agar bisa masuk surga hanya sepertiga dari 1,5 jam alias 30 MENIT SAJA.

Bayangkan!

Waktu 30 menit yang sangat singkat itu menentukan nasib kita selama-lamanya di akhirat yang abadi. Apakah masuk surga atau masuk neraka!

Jadi jika engkau berlelah-lelah mengumpulkan pahala dengan ibadah dan dakwah....

Jika engkau menahan diri dari maksiat...

Jika engkau tabah dalam kesulitan hidup...

Jika engkau bertahan dengan pasangan yang menyebalkan...

Jika engkau tidak berlaku zalim dan curang karena kekurangan harta...

Jika engkau sabar dengan rasa sakit hati akibat perlakuan orang-orang di sekelilingmu...sehingga semua kesabaran itu mendapatkan pahala, maka itu sebenarnya hanya 30 MENIT SAJA....

Mosok gak kuat bersabar hanya 30 menit saja untuk dapat pahala!

MAKA gunakanlah waktumu yang singkat itu sebaik-baiknya untuk mengumpulkan pahala....

atau kamu akan menyesal kelak.

Di Dunia Kamu Memilih, Di Akhirat Kamu Dipilih!

By. Satria HL

 

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Al-Amanah

Posting Komentar untuk "Kisah Handuk Basah di Atas Kasur - Kumpulan Artikel Inspiratif Motivasi (Bagian 18)"