Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fatwa: Zakat Fitrah kepada Kerabat, Meraih Lailatul Qadar, Dzikir diantara takbir Shalat Ied, Tidak Semua Amal yang berat Berarti Lebih Utama

Daftar Isi:

📜 Zakat Fitrah Kepada Kerabat.

📜 Lailatul Qadar tidak hanya diraih oleh orang yang beri'tikaf

📜 Dzikir Diantara Takbir Shalat 'Ied.

🏻✔️📑📢 TIDAK SEMUA AMAL YANG BERAT BERARTI LEBIH UTAMA.

 

📜 Zakat Fitrah Kepada Kerabat

Pertanyaan

Assalamu 'alaikum afwan ana mau tanya... boleh kah ana zakat fitrah dengan kel kakak kandung sendiri yg juga anak2nya Yatim...

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Boleh menyerahkan zakat kepada kerabat jika memang mereka betul-betul orang yang berhak menerima zakat.

Bahkan kerabat lebih berhak mendapatkan zakat dari yang lainnya. Karena di situ ada pahala sedekah (zakat) sekaligus pahala menjalin hubungan kekerabatan (silaturahmi).

Dari Salman bin ‘Amir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ

📋 “Sesungguhnya sedekah kepada orang miskin pahalanya satu sedekah, sedangkan sedekah kepada kerabat pahalanya dua; pahala sedekah dan pahala menjalin hubungan kekerabatan.” ( HR. An Nasai no. 2582, At Tirmidzi no. 658, Ibnu Majah no. 1844. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Wallahu a'lam.

📜 Lailatul Qadar tidak hanya diraih oleh orang yang beri'tikaf

Pertanyaan

Assalamu'alaikum ustadz...apakah malam lailatul qodar hanya bisa didapatkan oleh orang yg beritikaf dimesjid saja?syukron

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Lailatul Qodr tidak hanya bisa didapatkan oleh orang yang I’tikaf saja, namun bisa didapatkan oleh siapa saja yang menghidupkan malam itu dengan ibadah dan ketaatan kepada Allah. Baik ia berada di masjid, di rumahnya, atau di tempat manapun.

"Barangsiapa yang sholat malam tepat pada Lailatul Qodr dengan iman dan ikhlas, akan diampuni dosanya yang telah lalu"

(H.R al-Bukhari no 1768).

Allah ta’ala berfirman

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ . تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ . سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر

“Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. Al-Qadr: 3 – 5)

Karena lailatul qadar berada pada rentang dari maghrib sampai subuh, maka peristiwa apapun yang terjadi sepanjang rentang itu berarti terjadi pada lailatul qadar.

Sehingga:

1. Orang yang shalat maghrib di malam itu berarti dia shalat maghrib ketika lailatul qadar

2. Orang yang shalat isya di malam itu berarti dia shalat isya ketika lailatul qadar

3. Orang yang shalat tarawih di malam itu berarti dia shalat tarawih ketika lailatul qadar

4. Orang yang sholat sunnah apa saja dimalam itu berarti ia sholat sunnah dimalam lailatulqodar

5. Orang yang membaca Alqur’an dimalam itu maka ia berarti membaca Alqur’an dimalam lailatulqodar.

6. Orang yang sedekah atau wakaf di malam itu berarti dia sedekah atau wakaf ketika lailatul qadar

Wallahu a'lam.

📜 Dzikir Diantara Takbir Shalat 'Ied

Pertanyaan

Assalamu'alaikum

Ustad ana mau tanya.

Shalat idul fitri itu takbir 7 kali dan disetiap takbir itu membaca. Subhanallah walhadulillah wailahaillallah allahu akbar... apa riwayat ini sahih ustad...

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Di antara takbir-takbir (takbir zawa-id) tadi tidak ada bacaan dzikir tertentu. Namun ada sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud, ia mengatakan, “Di antara tiap takbir, hendaklah menyanjung dan memuji Allah.”

[ Dikeluarkan oleh Al Baihaqi (3/291). Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy (kuat). Lihat Ahkamul ‘Idain,Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid, hal. 21, Al Maktabah Al Islamiy, cetakan pertama, tahun 1405 H ]

Fatwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah

*Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah ditanya tentang lailatul qadar, ketika beliau dalam penjara tahun 706 H (Majmu’ al-Fatawa, juz 25, hal. 284-286):

Beliau menjawab:

“Segala puji hanya milik Allah subhanah. Lailatul qadar ada pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana kabar sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda:

هِيَ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.

“(Lailatul qadar) ada pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.”

Dan ia ada pada malam-malam ganjilnya. Namun perhitungan ganjil tersebut dapat dilihat dari hari yang berlalu (dari depan), sehingga bisa dicari pada malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Atau dapat pula dilihat dari hari yang tersisa (dari belakang), sebagaimana yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لِتَاسِعَةٍ تَبْقَى لِسَابِعَةٍ تَبْقَى لِخَامِسَةٍ تَبْقَى لِثَالِثَةٍ تَبْقَى.

“(Yakni) pada malam kesembilan yang tersisa, kelima yang tersisa, dan ketiga yang tersisa.”

Dengan demikian, apabila bulan tersebut berjumlah 30 hari, maka lailatul qadar ada pada malam-malam genap. Sehingga malam ke-22 adalah malam ke-9 yang tersisa, malam ke-24 adalah malam ke-7 yang tersisa, dan seterusnya, sebagaimana yang ditafsirkan oleh Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dalam hadis shahih, dan begitu pula yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebulan itu. (HR. Bukhari)

Namun apabila bulan itu berjumlah 29 hari, perhitungan dari belakang sama dengan dari depan.

Kalau memang perhitungannya demikian, sepatutnya seorang mukmin mencarinya pada sepuluh malam terakhir seluruhnya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

تَحَرَّوْهَا فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ.

“Carilah (lailatul qadar) pada sepuluh hari terakhir.”

Namun kemungkinan terbesarnya ada pada tujuh hari terakhir, dan yang lebih besar lagi pada malam ke-27, sebagaimana dahulu Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu sampai bersumpah bahwa lailatul qadar terjadi pada malam ke-27.

Ketika ditanya, dengan apa engkau dapat mengetahuinya, ia menjawab: "Dengan tanda yang telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kabarkan kepada kita. Beliau mengabarkan bahwa pada pagi harinya matahari terbit seperti nampan tak bersinar.”

Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin

Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata:

Lantas, malam keberapa sajakah yang merupakan bilangan ganjilnya? Jawabnya adalah:

(Malam) ke-21, 23, 25, 27, dan 29, lima malam tersebut yang sangat diharapkan, namun ini tidak berarti bahwa lailatul qadar tidak ada kecuali pada malam ganjil, akan tetapi mungkin ada pada malam ganjil dan mungkin ada pada malam genap.

(asy-Syarh al-Mumti’, juz 6, hal. 494)

Janganlah kita pilih kasih dan meng-anak tirikan malam-malam genap!

Dipastikan kita akan mendapatkan lailatul qadr -insyallah-.

Dan bukankah salah satu hikmah dirahasiakannya malam ini agar kita selalu semangat ibadah tanpa pilih kasih?!

Semoga kita tetap bersemangat mencari Lailatul Qadar pada malam ganjil ataupun genap.

Tambahan Faidah:

http://salamdakwah.com/artikel/2767-lailatul-qadar-bisa-jadi-malam-genap (data diambil saat link masih aktif)

Wallahu a'lam.

📝 Dijawab Oleh:

Abu Syamil Humaidy ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ

 

🏻✔️📑📢 TIDAK SEMUA AMAL YANG BERAT BERARTI LEBIH UTAMA

🏻 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

‏والشخص الواحد يتنوع حاله، ولكن خير الأعمال ما كان لله أطوع ولصاحبه أنفع، وقد يكون أيسر العملين، وقد يكون أشدهما، فليس كل شديد فاضلا، ولا كل يسير مفضولا.

"Seseorang keadaannya bermacam-macam, hanya saja sebaik-baik amal adalah yang paling besar nilai ketaatannya kepada Allah dan paling bermanfaat bagi hamba tersebut. Mungkin saja amal tersebut lebih ringan atau lebih berat dibandingkan amal yang lain. Jadi, tidak semua amal yang berat berarti lebih utama, dan tidak semua amal yang ringan berarti lebih sedikit keutamaannya."

📚 Majmu'ul Fatawa, jilid 22 hlm. 313-314

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Al-Amanah

Posting Komentar untuk "Fatwa: Zakat Fitrah kepada Kerabat, Meraih Lailatul Qadar, Dzikir diantara takbir Shalat Ied, Tidak Semua Amal yang berat Berarti Lebih Utama"