Unsur - Unsur Riba Fadhl
Al-Imam Muslim bin
Al-Hajjaaj rahimahullah berkata:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ وَإِسْحَقُ
بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَاللَّفْظُ لِابْنِ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا
وَقَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ خَالِدٍ
الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ
الصَّامِتِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ
وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ
مِثْلًا بِمِثْلٍ سَوَاءً بِسَوَاءٍ يَدًا بِيَدٍ فَإِذَا اخْتَلَفَتْ هَذِهِ
الْأَصْنَافُ فَبِيعُوا كَيْفَ شِئْتُمْ إِذَا كَانَ يَدًا بِيَدٍ
Telah menceritakan kepada
kami Abu Bakr bin Abi Syaibah, ‘Amru bin Naaqid, dan Ishaaq bin Ibraahiim – dan
lafadh ini kepunyaan Ibnu Abi Syaibah. Ishaaq berkata: Telah mengkhabarkan
kepada kami; sedangkan yang dua yang lain berkata: Telah menceritakan kepada
kami Wakii’: Telah menceritakan kepada kami Sufyaan, dari Khaalid Al-Hadzdzaa’,
dari Abu Qilaabah, dari Abu Asy’ats, dari ‘Ubaadah bin Ash-Shaamit, ia berkata:
Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “Emas ditukar dengan
emas, perak ditukar dengan perak, gandum ditukar dengan gandum, sya’iir
(sejenis gandum) ditukar dengan sya’iir, kurma ditukar dengan kurma, dan garam
ditukar dengan garam; dengan sepadan/seukuran dan harus secara kontan. Apabila
komoditasnya berlainan, maka juallah sekehendak kalian asalkan secara kontan
juga” (Shahih Muslim no. 1587).
Al-Imam Al-Bukhaariy
rahimahullah berkata:
حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ
مَالِكِ بْنِ أَوْسٍ سَمِعَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْبُرُّ بِالْبُرِّ رِبًا إِلَّا هَاءَ
وَهَاءَ وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ وَالتَّمْرُ
بِالتَّمْرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ
Telah menceritakan kepada
kami Abul-Waliid: Telah menceritakan kepada kami Al-Laits, dari Ibnu Syihaab,
dari Maalik bin Aus, ia mendengar ‘Umar radliyallaahu ‘ahumaa, dari Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Gandum ditukar dengan gandum adalah
riba kecuali secara kontan, sya’iir ditukar dengan sya’iir/jewawut adalah riba
kecuali secara kontan, dan kurma ditukar dengan krma adalah riba kecuali secara
kontan” (Shahih Al-Bukhaariy, no. 2170).
Sebagian Fiqh Hadits
Hadits di atas
menjelaskan tentang enam komponen barang dalam katagori riba fadhl, dan
bagaimana cara jual beli yang dibenarkan terhadap barang-barang tersebut. Enam
komponen tersebut adalah:
a. Emas.
b. Perak.
c. Gandum.
d. Sya’iir (sejenis
gandum juga).
e. Kurma.
f. Garam.
Jumhur ulama mengatakan bahwa komponen barang dalam riba fadhl tidak terbatas pada enam jenis di atas, akan tetapi juga pada jenis-jenis lain yang sifatnya dapat diqiyaskan dengannya. Adapun golongan Dhahiriyyah hanya membatasi pada enam jenis tersebut karena mereka menolak penggunaan qiyas.
Emas dan perak masuk
dalam komponen riba fadhl karena ia merupakan emas dan perak, baik sebagai alat
tukar ataupun bukan. Inilah yang dinyatakan oleh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah.
Dalil yang mendasari pendapat ini adalah:
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ أَبِي شُجَاعٍ
سَعِيدِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ خَالِدِ بْنِ أَبِي عِمْرَانَ عَنْ حَنَشٍ
الصَّنْعَانِيِّ عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ قَالَ اشْتَرَيْتُ يَوْمَ خَيْبَرَ
قِلَادَةً بِاثْنَيْ عَشَرَ دِينَارًا فِيهَا ذَهَبٌ وَخَرَزٌ فَفَصَّلْتُهَا
فَوَجَدْتُ فِيهَا أَكْثَرَ مِنْ اثْنَيْ عَشَرَ دِينَارًا فَذَكَرْتُ ذَلِكَ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَا تُبَاعُ حَتَّى
تُفَصَّلَ
Telah menceritakan kepada
kami Qutaibah bin Sa’iid: Telah menceritakan kepada kami Laits, dari Abu
Syujaa’ Sa’iid bin Yaziid, dari Khaalid bin Abi ‘Imraan, dari Hanasy
Ash-Shan’aaniy, dari Fadlaalah bin ‘Ubaid, ia berkata: "Aku pernah membeli
sebuah kalung di hari (penaklukan) Khaibar seharga 12 dinar. Pada kalung
tersebut terdapat emas dan permata. Lalu aku pisahkan ia (emas dan permata dari
kalung), dan ternyata aku dapatkan nilainya lebih dari 12 dinar. Kemudian aku
ceritakan hal itu kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau pun
bersabda: "Janganlah kamu menjualnya sehingga kamu memisahkannya (emas
dari kalungnya)” (Diriwayatkan oleh Muslim no. 1591).
Nabi shallallaahu ‘alaihi
wa sallam tidak membedakan antara emas dinar yang berfungsi sebagai alat tukar
dengan emas yang terdapat dalam kalung yang berfungsi sebagai perhiasan,
sehingga keduanya – ketika akan ditukarkan/dijual – harus sepadan (dan kontan).
Terkait dengan itu, semua
barang yang mempunyai fungsi sebagai alat tukar, maka dapat diqiyaskan dengan
emas dan perak. Termasuk dalam hal ini adalah uang di jaman sekarang – menurut
pendapat yang paling raajih dari kalangan ulama kontemporer.
Empat jenis lainnya
(gandum, sya’iir, kurma, dan garam) masuk dalam komponen riba fadhl karena
mempunyai nilai fungsional sebagai bahan makanan pokok dan bisa ditakar. Inilah
yang dinyatakan oleh Ibnu Taimiyyah dan Ibnu ‘Utsaimin. Pendapat ini ditopang
oleh hadits:
حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ مَعْرُوفٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ
أَخْبَرَنِي عَمْرٌو ح و حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ
عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ أَنَّ أَبَا النَّضْرِ حَدَّثَهُ أَنَّ بُسْرَ بْنَ
سَعِيدٍ حَدَّثَهُ عَنْ مَعْمَرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ أَرْسَلَ غُلَامَهُ
بِصَاعِ قَمْحٍ فَقَالَ بِعْهُ ثُمَّ اشْتَرِ بِهِ شَعِيرًا فَذَهَبَ الْغُلَامُ
فَأَخَذَ صَاعًا وَزِيَادَةَ بَعْضِ صَاعٍ فَلَمَّا جَاءَ مَعْمَرًا أَخْبَرَهُ
بِذَلِكَ فَقَالَ لَهُ مَعْمَرٌ لِمَ فَعَلْتَ ذَلِكَ انْطَلِقْ فَرُدَّهُ وَلَا
تَأْخُذَنَّ إِلَّا مِثْلًا بِمِثْلٍ فَإِنِّي كُنْتُ أَسْمَعُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الطَّعَامُ بِالطَّعَامِ مِثْلًا
بِمِثْلٍ قَالَ وَكَانَ طَعَامُنَا يَوْمَئِذٍ الشَّعِيرَ قِيلَ لَهُ فَإِنَّهُ
لَيْسَ بِمِثْلِهِ قَالَ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُضَارِعَ
Telah menceritakan kepada
kami Haaruun bin Ma’mar: Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Wahb:
Telah mengkhabarkan kepadaku ‘Amru. Dan telah menceritakan kepadaku
Abuth-Thaahir: Telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Wahb, dari ‘Amru bin
Al-Haarits: Bahwasannya Abun-Nadlr telah menceritakan kepadanya: Bahwasannya
Busr bin Sa’iid telah menceritakan kepadanya, dari Ma’mar bin ‘Abdillah: Bahwa
ia pernah menyuruh pelayannya dengan membawa satu sha' tepung, lalu ia berkata:
"Juallah gandum itu, lalu tukarkanlah dengan sya’iir/jewawut". Lalu
pelayannya itu pergi dan mengambil lebih dari satu sha' gandum. Ketika Ma'mar
datang, pelayan itu memberitahukan kepadanya tentangnya. Ma'mar berkata
kepadanya: "Kenapa engkau lakukan hal itu ? Pergi dan kembalikan sya’iir/jewawut
itu, janganlah kamu mengambilnya kecuali dengan takaran yang sama. Sesungguhnya
aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
‘Makanan dengan makanan harus sebanding”. Ma'mar berkata lagi: "Saat itu
makanan kami adalah sya’iir". Lalu dikatakan kepadanya: "Sesungguhnya
hal itu tidak sama jenisnya (yaitu antara tepung dengan sya’iir sehingga boleh
hukumnya ditukar dengan berbeda ukuran)". Ma’mar menjawab:
"Sesungguhnya aku khawatir jika hal itu menyerupai praktek riba" (Diriwayatkan
oleh Muslim no. 1592).
Ma’mar telah menyebutkan
‘illat tidak bolehnya penukaran gandum (qamh) dengan sya’iir (sejenis gandum
juga) beda takaran karena keduanya termasuk jenis makanan yang harus sama
takarannya saat ditukarkan satu dengan yang lainnya jika satu jenis. Antara
qamh dan sya’iir, maka ia merupakan barang yang sejenis.(1)
Oleh karena itu, semua
jenis bahan makanan yang ditakar dapat diqiyaskan keempat jenis komoditas
tersebut.
Dari beberapa hadits yang
disebutkan di atas, para ulama merumuskan beberapa kaedah sebagai berikut:
1. Diharuskan sama
ukurannya (takaran atau timbangannya) dan diserahkan secara kontan apabila
barang-barang yang ditransaksikan adalah barang-barang yang sama jenisnya dan
nilai fungsionalnya. Misalnya: emas dengan emas, perak dengan perak, kurma
dengan kurma, dan yang lainnya.(2)
2. Tidak diharuskan sama
ukurannya (takaran atau timbangannya) namun harus diserahkan secara kontan,
apabila barang-barang yang ditransaksikan adalah barang-barang yang tidak
sejenis namun mempunyai nilai fungsional yang sama. Misalnya: emas dengan
perak, uang dengan emas, beras dengan kurma, dan yang lainnya.
3. Tidak diharuskan sama
ukurannya dan boleh diserahkan secara tertunda (tidak kontan/hutang), apabila
barang-barang yang ditransaksikan adalah barang-barang yang tidak sejenis lagi
berbeda nilai fungsionalnya. Misalnya: kurma dengan perak, uang dengan beras,
dan yang lainnya.
Jumhur ulama berpendapat
bahwa transaksi jual-beli yang mengandung riba adalah batal atau tidak sah.
Barangsiapa yang mempraktekkan riba, maka transaksinya itu ditolak meskipun ia
tidak tahu, karena ia telah berbuat dengan sesuatu yang diharamkan oleh Allah
ta’ala.
Wallaahu a’lam
bish-shawwaab.
Semoga sedikit tulisan di
atas ada manfaatnya. Bagi rekan-rekan yang ingin mengetahui bahasan tentang
riba ini, bisa dibaca buku: Riba & Tinjauan Kritis Perbankan Syari’ah buah
pena Al-Ustadz Muhammad Arifin Badri hafidhahullah (Pustaka Daarul-Ilmi).
Oleh: Abul Jauzaa' Dony Arif Wibowo
Footnote:
(1) Seperti misal beras
rojolele dengan beras IR, kedelai putih dengan kedelai hitam, dan yang
semisalnya.
(2) Termasuk hal yang
dilarang namun banyak dipraktekkan di jaman sekarang adalah menukar emas 24
karat dengan emas 21 karat atau menukar beras berkualitas baik dengan beras
berkualitas kurang baik; dengan ukuran (timbangan/takaran) yang berbeda.
Dasarnya:
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ
هُوَ ابْنُ سَلَّامٍ عَنْ يَحْيَى قَالَ سَمِعْتُ عُقْبَةَ بْنَ عَبْدِ الْغَافِرِ
أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ
بِلَالٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِتَمْرٍ بَرْنِيٍّ
فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَيْنَ هَذَا
قَالَ بِلَالٌ كَانَ عِنْدَنَا تَمْرٌ رَدِيٌّ فَبِعْتُ مِنْهُ صَاعَيْنِ بِصَاعٍ
لِنُطْعِمَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ أَوَّهْ أَوَّهْ عَيْنُ الرِّبَا
عَيْنُ الرِّبَا لَا تَفْعَلْ وَلَكِنْ إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَشْتَرِيَ فَبِعْ
التَّمْرَ بِبَيْعٍ آخَرَ ثُمَّ اشْتَرِهِ
Telah menceritakan kepada
kami Ishaaq: Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Shaalih: Telah menceritakan
kepada kami Mu’aawiyyah bin Sallaam, dari Yahyaa, ia berkata: Aku mendengar
‘Uqbah bin ‘Abdil-Ghaafir, bahwasannya ia mendengar Abu Sa’iid Al-Khudriy
radliyallaahu ‘anhu berkata: “"Bilaal datang menemui Nabi shallallaahu
'alaihi wa sallam dengan membawa kurma Barniy (jenis kurma terbaik). Maka Nabi
shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Dari mana kurma
ini?". Bilaal menjawab: "Kami memiliki kurma yang jelek, lalu aku
jual dua shaa' kurma tersebut dengan satu shaa' kurma yang baik agar kami dapat
menghidangkannya kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam”. Mendengar hal
itu, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Celaka celaka, ini
benar-benar riba. Janganlah engkau melakukannya. Jika engkau ingin membelinya,
maka juallah kurmamu dengan harga tertentu, baru kemudian belilah kurma yang
baik ini" (Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 2312).
Hadits ini juga memberi
pengajaran bagi kita bagaimana praktek yang seharusnya dilakukan; yaitu
menguangkan (menjual) terlebih dahulu barang yang kita miliki, baru setelah itu
kita beli barang sejenis yang lebih baik atau lebih rendah kualitasnya.
Ikuti terus sosial media
Tim Kabel Dakwah:
Youtube: Kabel Dakwah
Twitter: Kabel Dakwah Official
Facebook: Kabel Dakwah Official
Instagram: Kabel Dakwah
Website: Kabeldakwah.com
Kami Juga melayani:
1. Jasa Pembuatan Website
Wordpress / Blogger
2. Iklan Publikasi di Website
Kabeldakwah.com
3. Instal Ulang Windows
4. Penjualan Theme Blogger
5. Instal Ulang Software
Aplikasi
6. Pembuatan Jersey
7. Pemesanan Snack
(Khusus Area Cilacap Kota)
8. Pemesanan Aplikasi
Raport
9. Indexing Website
10. Privat Mengaji
(Online), Dan Lain-Lain.
Hubungi Kami Di Sini
Dukung Kabeldakwah.com dengan menjadi SPONSOR dan
DONATUR.
SARAN / MASUKAN, Konfirmasi SPONSOR & DONASI hubungi:
089673617156
Kirim Sponsor dan Donasi Anda ke Rek Berikut:
BSI 7055429997 a.n. Nurul Azizah
Posting Komentar untuk "Unsur - Unsur Riba Fadhl"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.