Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum Makan Lebah atau Tawon

 

Asal dari hewan-hewan yang diciptakan Allah ta’ala adalah mubah/boleh untuk memakannya hingga ada dalil khusus atau umum yang menunjukkan keharamannya. Allah ta’ala berfirman:

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا

"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu" (QS. Al-Baqarah: 29).

Para ulama telah menjelaskan satu kaedah dalam masalah ini bahwasannya semua hewan yang telah dilarang syari’at untuk membunuhnya, maka ia haram untuk dimakan – berdasarkan pendapat yang shahih. Seandainya ia memang halal dimakan, lantas mengapa dilarang untuk membunuhnya?.

Al-Baihaqiy rahimahullah berkata:

قال أصحابنا: فالذي أمر بقتله في الحل والحرم يحرم أكله ، والذي نهى عن قتله يحرم أكله .........

"Telah berkata shahabat-shahabat kami: Hewan yang diperintahkan untuk dibunuh di tanah haram ataupun halal, maka diharamkan untuk memakannya. Begitu puga hewan yang dilarang untuk membunuhnya, terlarang pula untuk memakannya….." (Ash-Shughraa, 4/59).

Ibnu Rusyd rahimahullah berkata:

وحكى أبو حامد عن الشافعي أنه يحرم لحم الحيوان المنهي عن قتله

"Dan dihikayatkan Abu Haamid dari Asy-Syaafi’iy bahwasannya ia mengharamkan daging hewan yang terlarang untuk membunuhnya" (Bidaayatul-Mujtahid - http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?flag=1&bk_no=97&ID=427 ).

Al-Khaththaabiy rahimahullah berkata: "Setiap hewan yang dilarang untuk membunuhnya, maka ia hanya disebabkan dua hal: Mungkin karena kehormatan yang ada pada dirinya seperti halnya manusia, atau mungkin karena keharaman dagingnya seperti burung shurad, hudhud, dan yang lainnya" (Ma’aalimus-Sunan, 4/204 – melalui perantaraan Al-Hayawaan Maa Yajuuz Akalahu wa Maa Laa Yajuuz oleh Sulaimaan bin Shaalih Al-Khurasyiy, hal. 25; Daarul-Qaasim, Cet. 1/1420 H).

Berkaitan dengan judul, maka ada riwayat yang berkaitan:

حدثنا عبد الرزاق أخبرنا معمر عن الزهري عن عبيد الله بن عبد الله بن عتبة عن ابن عباس قال: نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن قتل أربع من الدواب النملة والنحلة والهدهد والصرد.

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrazzaaq(1): Telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar(2), dari Az-Zuhriy(3), dari ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Utbah(4), dari Ibnu ‘Abbaas, ia berkata: "Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah melarang membunuh empat macam hewan: semut, lebah/tawon, burung hudhud, dan burung shurad" (Diriwayatkan oleh Ahmad 1/332).

Hadits ini shahih.

Diriwayatkan pula oleh ‘Abdurrazzaaq no. 8415, Abu Daawud no. 5267, ‘Abd bin Humaid no. 649, Ibnu Maajah no. 3224, Ibnu Hibbaan no. 5646, Al-Baihaqiy 9/317, dan yang lainnya.

Jadi, haram hukumnya memakan lebah/tawon.

Wallaahu a’lam bish-shawwaab.

Oleh: Abul Jauzaa' Dony Arif Wibowo

Footnote:

(1) ‘Abdurrazzaaq bin Hammaam bin Naafi’ Al-Humairiy Al-Yamaaniy, Abu Bakr Ash-Shan’aaniy (wafat: 211 H) – seorang tsiqah, haafidh, penulis terkenal, namun kemudian mengalami kebutaan sehingga berubah hapalannya di akhir umurnya (At-Taqriib, hal. 607 no. 4092).

Akan tetapi riwayat Ahmad darinya adalah shahih, karena diambil sebelum berubah hapalannya. Ahmad berkata: "Kami menemui ‘Abdurrazzaaq sebelum tahun 200 H yang waktu itu penglihatannya masih baik/sehat. Barangsiapa yang mendengar darinya setelah hilang penglihatannya (buta), maka penyimakan haditsnya itu lemah (dla’iifus-samaa’)" (Taariikh Abi Zur’ah, hal. 215 no. 1160, ta’liq: Khaliil Al-Manshuur; Cet. Daarul-Kutub Al-‘Ilmiyyah, Cet. 1/1417).

(2) Ma’mar bin Raasyid Al-Azdiy, Abu ‘Urwah Al-Bashriy; seorang yang tsiqah lagi tsabat (w. 154 dalam usia 58 tahun). Dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim dalam Shahih-nya (At-Taqriibut, hal. 961 no. 6857).

(3) Az-Zuhriy, ia adalah Muhammad bin Muslim bin ‘Ubaidillah bin ‘Abdillah bin Syihaab Al-Qurasyiy Az-Zuhriy; seorang yang faqiih, haafidh, lagi mutqiin (50/51/56-123/124/125 H). Dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim dalam Shahih-nya (idem, hal. 896 no. 6336).

(4) ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Utbah bin Mas’uud Al-Hudzaliy, Abu ‘Abdillah Al-Madaniy; seorang yang tsiqah, faqiih, lagi tsabat (w. 94/97 H). Dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim dalam Shahihnya (idem, hal. 640 no. 4338).

Posting Komentar untuk "Hukum Makan Lebah atau Tawon"