Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gaya Pemanasan Sebelum Berhubungan Intim

Allah berfirman:

نساؤكم حرث لكم فأتوا حرثكم أنى شئتم

"Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai." (Al-Baqarah: 223)

Sebagian ulama mengatakan tentang firman-Nya, "Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu," yakni dengan ciuman, sentuhan, kata-kata dan cumbuan. Dalam hadits Ummu Zar'i, salah seorang dari wanita mengatakan, "Suamiku dungu dan thabqa’.” Kata thabqa' ada yang menafsirkan, suaminya menggaulinya laksana rumah ambruk menimpa penghuninya, tanpa mendahuluinya dengan ciuman, sentuhan atau kata-kata.

Al-Hindi menyebutkan bercakap-cakap dan bercanda, lalu ia mengatakan bahwa seks dengan tanpa kata-kata cinta termasuk seks yang gersang. Karena itu, laki-laki wajib berhiaskan dengan keutamaan yang dengannya Allah telah mengistimewakannya dan menghiasinya dengan kesempurnaannya dalam pernikahan agar ia berbeda dengan binatang saat melakukan persetubuhan.

Jika tidak ada dalam percakapan dan canda kecuali keutamaan ini, tentunya wajib melakukan hal itu. Bagaimana tidak, sedangkan kedua hal itu dapat menghilangkan perasaan malu, menyemburatkan keceriaan wajah, dan membangkitkan perasaan cinta. Keduanya berisikan perkara yang lebih besar daripada itu. Yaitu jika seseorang mengulurkan tangannya kepada orang yang ingin dekat dengannya sambil berbicara kepadanya dan orang itu mendengarkannya, maka itu lebih dapat mengurangi dan meniadakan perasaan malunya kepada temannya, karena pikirannya disibukkan oleh kata-kata yang disampaikan kepadanya. Alasan lainnya, karena ia tidak lepas dari pikirannya sehingga bisa merenungkan ajakan itu dan memperhatikan apa yang diinginkan darinya. Akibatnya, ia malu. Ini adalah urusan yang tidak kecil manfaatnya.[1]

(Sumber: Tuhfah Al ‘Arusain, Majdi bin Manshur bin Sayyid Asy Syuri)



[1] 'Alamat an-Nisa', Ahmad bin Sulaiman.

Posting Komentar untuk "Gaya Pemanasan Sebelum Berhubungan Intim"