Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Qawaid Qur'aniyah Kaidah Ke 1 - Ucapkanlah Kata - Kata yang Baik

Kaidah ke 1

Ucapkanlah Kata-kata Yang Baik

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَقُوۡلُوۡا لِلنَّاسِ حُسۡنًا

“Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (QS. Al Baqarah: 83)

 

Saudaraku yang di rahmati Allah subhanahu wa ta’ala. Kita sebagai makhluk sosial di tuntut untuk menjadi manusia yang beradab secara tabi’at. Manusia sebagai makhluk yang saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya maka tentunya tidak terlepas dari yang namanya interaksi, yaitu hubungan sosial antara sesama. Diantara anggota tubuh yang banyak melakukan hal tersebut adalah Lisan yang digunakan untuk berbicara. Maka agar mengurangi pergesekan yang terjadi, Allah subhanahu wa ta’ala memberikan petunjuk dan kepada orang-orang beriman secara khusus untuk memperhatikan apa yang diucapkannya. Dalam sebuah pepatah disebutkan “Lisan itu lebih tajam daripada pedang”. Hal ini menunjukkan bahwasannya akibat atau dampak yang terjadi karena lisan jauh lebih besar dibanding akibat dari pedang. Maka oleh karena itu Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan ayat di atas sebagai kaidah untuk mengatur hubungan antar sesama manusia.

Kaidah yang semisal terulang penyebutannya dalam Al Qur’an lebih dari satu ayat baik dengan menggunakan bahasa yang lugas dan tegas maupun yang bersifat implisit (tidak dinyatakan secara jelas atau terang-terangan). Diantara ayat yang semakna yaitu sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَقُلْ لِّعِبَادِىۡ يَقُوۡلُوا الَّتِىۡ هِىَ اَحۡسَنُ‌ؕ اِنَّ الشَّيۡطٰنَ يَنۡزَغُ بَيۡنَهُمۡ‌ؕ اِنَّ الشَّيۡطٰنَ كَانَ لِلۡاِنۡسَانِ عَدُوًّا مُّبِيۡنًا

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Al Isra’: 53)

وَلَا تُجَادِلُوۡٓا اَهۡلَ الۡكِتٰبِ اِلَّا بِالَّتِىۡ هِىَ اَحۡسَنُ ۖ اِلَّا الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡا مِنۡهُمۡ‌

“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang baik, kecuali dengan orang-orang yang zhalim di antara mereka.” (QS. Al Ankabut: 46)

Sebagian Ulama berpandangan bahwa ucapan yang paling baik itu bisa terjadi pada gaya bahasa dan maknanya. Gaya bahasa yang diutarakan dengan penuh kelembutan dan kesantunan, tidak keras dan kasar. Sementara baik pada maknanya adalah apabila kata-kata itu menghadirkan kebaikan, karena pada hakikatnya semua ucapan yang baik itu membawa manfaat dan semua ucapan yang bermanfaat akan membawa kepada kebaikan.

Maka secara tidak langsung setiap ucapan dapat dikatakan hasanan (Baik) adalah ketika terpenuhinya dua hal.

1.      Cara penyampaiannya baik, lemah lembut, tidak keras atau kasar.

2.      Isi atau makna dari ucapannya baik.

Diantara contoh bahwa perintah untuk mengamalkan ucapan-ucapan yang baik dalam kehidupan nyata yaitu:

a.      Mengucapkan Perkataan Yang Baik Kepada Kedua Orang Tua

Dalam sebuah ayat Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al Isra’: 23)

Ayat yang mulia tersebut memerintahkan kepada para anak agar menghindari ucapan-ucapan membentak dan menghardik yang diarahkan kepada orangtuanya meskipun hanya dengan ucapan ‘Ah’. Dan sebaliknya Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada para anak agar menghadirkan perkataan-perkataan dan ungkapan yang penuh nilai pemuliaan dan penghormatan, jauh dari kekerasan dan kekasaran.

 

b.      Mengucapkan Perkataan Yang Baik Kepada Keluarga

Dalam sebuah hadist Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya.” (HR. At-Tirmidziy no. 3895)

Dalam sebuah firman Allah ta’ala juga disebutkan:

وَاعْبُدُوا اللهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua serta karib-kerabat.” (QS. An-Nisaa`: 36)

Berbuat baik kepada keluarga bukan hanya membantu atau menolong saja, namun mengucpkan perkataan yang baik kepada mereka ini termasuk yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan rasulnya.

 

c.       Mengucapkan Perkataan Yang Baik Kepada Orang Yang Meminta-Minta

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ

“Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).” (QS. Ad Dhuha: 10)

Sebagian ulama berpandangan bahwa pesan ayat ini bersifat umum untuk semua jenis peminta, baik itu meminta materi maupun meminta ilmu pengetahuan. Sebagian ulama yang lain menafsirkan maksudnya adalah, “Janganlah kamu bersikap kasar kepada orangtuamu, dahulukanlah dirinya dalam memberi sesuatu. Jika tidak sanggup memberi yang terbaik, maka tolaklah dengan ucapan atau tutur kata yang lembut nan indah.

 

d.      Mengucapkan Perkataan Yang Baik Kepada Orang Kafir Atau Kepada Orang Jahil

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al Furqon: 63)

Ibnu Jarir rahimahullah berkata ketika menjelaskan ayat ini yaitu apabila orang-orang itu menyapa orang-orang beriman dengan ucapan yang kasar dan penuh kebencian, justru orang-orang beriman membalasnya dengan tutur kata yang benar lagi mencerahkan. (Tafsir At Thobari: 19/295)

Ketika hamba-hamba Allah orang-orang beriman membalas ucapan mereka yakni orang-orang jahil dengan redaksi di atas bukan berarti memperlihatkan ekspresi kelemahan dan ketidakberdayaan. Namun sebaliknya untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan diri.

 

Maka saudaraku yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, mari kita terapkan kaidah ini dalam kehidupan sehari-hari. Adapun apabila pada suatu saat kita mendengar tuturkata yang tidak mengenakkan di telinga, maka hendaklah kita menyikapinya dengan penuh kebijakkan, membalasnya dengan kata-kata yang jauh lebih baik, meresponnya dengan sikap santun dan lembut, membalikkan kata-kata yang buruk dengan kata-kata yang mencerahkan dan menyejukkan.

Sesungguhnya Allah ta’ala telah mewanti-wanti umat islam agar jangan mengabaikan kaidah ini. Allah ta’ala berfirman:

اِنَّ الشَّيۡطٰنَ يَنۡزَغُ بَيۡنَهُمۡ‌ؕ اِنَّ الشَّيۡطٰنَ كَانَ لِلۡاِنۡسَانِ عَدُوًّا مُّبِيۡنًا

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia”.” (QS. Al Isra’: 53)

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47)

Semoga bermanfaat, Baarokallahu fiikum.

(Ringkasan dengan beberapa penambahan dari kitab Qawaidu Qur’aniyyah. 50 Qaidah Qur’aniyyah fi Nafsi wal Hayat. Syekh DR. Umar bin Abdullah al Muqbil)

 

Ahmadi As-Sambasy

Cilacap, 25 Agustus 2021

Posting Komentar untuk "Qawaid Qur'aniyah Kaidah Ke 1 - Ucapkanlah Kata - Kata yang Baik"