Menjaga Amanah Lebih dari 100 tahun
*Mohon untuk dibaca sampai Akhir karena
terdapat penjelasan terkait Referensi kisah ini
Lebih dari 100
tahun yang lalu, tepatnya tahun 1915 tentara Ostus mundur dari peperangan,
salah satu pemimpin perang menitipkan uang kepada pedagang Palestina bernama
Ragheb Hilmi Alul seraya berkata:
“Saya titip uang
ini, ketika nanti kembali uang ini akan saya ambil”.
Hanya itu kata
terakhir yang di ucapkan si penitip uang, hingga tahun 1968 Alul meninggal,
tapi yang punya uang tak pernah kembali lagi. kemudian uang pecahan kerajaan
Othoman yang berjumlah 315 lembar itu berpindah dan di amanahkan kepada sang
anak, Ragheb Abdullah dengan pesan agar di jaga hingga sang pemilik atau
keluarga pemilik uang mengambilnya kembali.
Seperti Sang Ayah, si anak juga teguh
memegang amanah hingga tahun 2010 lalu ia mengumumkan perihal uang itu ke
beberapa media agar keluarga si penitip uang mengambil uang titipan itu.
Berita menyebar dan beberapa kolektor
uang mencoba menggodanya agar menyerahkan uang yang sekarang menjadi uang antik
itu dengan harga sangat tinggi, namun lagi² tak ada respon dari keluarga si
penitip uang tersebut.
Balai lelang di
London menaksir bahwa uang itu sekarang bernilai sekitar 2,4 trilyun.
Keluarga Ragheb
tetap teguh dengan pendirian, ia tak menjual dengan harga berapapun hingga si
pemilik atau pewaris uang itu mengambilnya sendiri dengan mencantumkan
bukti/silsilah.
Allahua’lam, tim admin kabeldakwah.com belum menemukan rujukan asli kisah tersebut, tim hanya menemukan pada link "https://aktaindonesia.com/menjaga-amanah.html".
Terlepas dari
fakta atau tidaknya kisah tersebut, pelajaran yang terpenting adalah seorang muslim wajib
untuk menjaga amanah dengan sebaik-baiknya.
Lihatlah
perintah Allah Ta’ala dalam menunaikan amanat:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
“Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya” (QS. An
Nisa’: 58)
Rasulullah shollallahu ’alaihi wa
sallam bersabda:
أَدِّ
الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ
“Tunaikanlah
amanat kepada orang yang menitipkan amanat padamu.” (HR. Abu Daud no. 3535 dan At
Tirmidzi no. 1624, hasan shahih)
Berhati-hatilah
terhadap Amanah, tunaikan dengan sebaik-baiknya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ،
وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tiga tanda
munafik adalah jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan
ketika diberi amanat, maka ia ingkar.” (HR. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59)
Imam Nawawi
rahimahullah berkata, “Hadits ini menerangkan tanda munafik, yang memiliki sifat
tersebut berarti serupa dengan munafik atau berperangai seperti kelakuan
munafik. Karena yang dimaksud munafik adalah yang ia tampakkan berbeda dengan
yang disembunyikan. Pengertian munafik ini terdapat pada orang yang memiliki
tanda-tanda tersebut” (Syarh Muslim, 2: 47)
Ibnu Katsir
rahimahullah berkata, “Menunaikan amanat yang dimaksudkan adalah umum mencakup
segala yang diwajibkan pada seorang hamba, baik hak Allah atau hak sesama
manusia.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4: 124)
Allahu a’lam bishowaab..
Semoga bermanfaat…
Posting Komentar untuk "Menjaga Amanah Lebih dari 100 tahun"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.