Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bantahan Terhadap Kelompok Yang Berpendapat bahwa Surga Belum Diciptakan


Pada artikel yang sebelumnya telah dikemukakan dalil-dalil yang menunjukkan keberadaan atau Eksistensi Surga sekarang ini dan saya pikir itu sudah lebih dari cukup. Saya katakan, “Apa yang kalian maksudkan dengan pernyataan kalian bahwa surga sekarang belum diciptakan? Apakah yang kalia maksudkan bahwa surga sekarang belum keluar dalam alam nyata da ia seperti halnya peniupan sangkakala dan kebangkitan manusia dar kuburnya?" Ini adalah pendapat yang kacau yang bertentangan denga hadits-hadits shahih yang sebagiannya telah saya sebutkan dan sebagia lainnya akan saya sebutkan nanti. Pendapat seperti di atas, tidak perna diucapkan oleh seorang pun dari generasi sahabat dan Ahlus-Sunnah Pendapat tersebut jelas-jelas rusak. Ataukah maksud kalian dari penda pat kalian bahwa surga sekarang belum sempurna penciptaannya, da apa saja yang disiapkan Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalamnya dicipta kan Allah Subhanahu wa Ta'ala bertahap sedikit demi sedikit. Mak apabila telah dimasuki orang-orang beriman, maka Allah Subhanah wa Ta'ala menciptakan yang lainnya sebagai pelengkapnya? Kalau ini yang kalian maksudkan, maka pendapat ini benar dan tidak terbantahkan.

Dalil-dalil yang kalian ajukan sesungguhnya menunjukkan hal yang demikian. Sedang hadits riwayat Ibnu Mas'ud yang kalian sebutkan dan hadits riwayat Abu Zubair dari Jabir keduanya secara tekstual menunjuk kan bahwa surga sekarang telah ada dan bahwa dzikir kepada Alla Subhanahu wa Ta'ala membuat Allah Subhanahu wa Ta'ala menanan tanaman baginya di atas tanah surga. Begitu juga pembangunan rumah rumah di dalamnya dengan amal-amal yang shalih yang telah disebutkan di atas. Semakin banyak amal shalih seorang hamba, maka surga sema kin diperluas baginya. Semakin banyak ia mengerjakan amal shalih maka dengan amal shalih tersebut, Allah Subhanahu wa Ta'ala menanam tanaman baginya dan dibangunkan rumah untuknya di dalamnya serta dibangunkan baginya bermacam-macam fasilitas yang bisa ia nikmati. Ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa surga sekarang belum diciptakan dan pendapat seperti itu tidak diperbolehkan.

Adapun hujjah kalian dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang artinya,

"Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Dia.” (Al-Qashash: 88)

Sesungguhnya berdalil dengan ayat di atas menunjukkan ketidakpahaman kalian terhadap maksud ayat yang sebenarnya dan hujjah kalian dengan ayat tersebut tentang tidak adanya surga dan neraka sekarang ini sama dengan hujjah saudara-saudara kalian yang ber-hujjah bahwa ayat tersebut menunjukkan kefanaan surga dan neraka dan kemusnahannya serta kematian para penghuninya. Kalian dan saudara-saudara kalian tidak benar dalam memahami ayat di atas. Yang benar adalah penafsiran generasi salaf dan para imam Islam. Akan saya sebutkan sebagian dari penafsiran mereka terhadap ayat di atas.

Bukhari berkata dalam Shahih-nya bahwa maksud ayat, “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Dia.” Adalah kecuali kerajaan-Nya atau apa-apa yang dikehendaki oleh-Nya.

Imam Ahmad berkata tentang riwayat anaknya yang bernama Abdullah, “Adapun langit dan bumi, maka keduanya pasti hancur karena para penghuninya masuk ke dalam surga atau neraka. Sedang Arasy, maka ia tidak hancur dan tidak musnah karena ia adalah atap surga dan Allah Subhanahu wa Ta'ala berada di atas Arasy tersebut. Oleh karena itu, mustahil Arasy musnah dan hancur.”

Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Dia.” Maka itu karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menurunkan ayat, “Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” (ArRahman: 26). Para malaikat berkata, “Sesungguhnya seluruh penduduk bumi telah mati dan mereka semua ingin kekal.” Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan tentang penduduk langit dan bumi bahwa mereka semua akan mati dengan mengatakan, “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Dia.” (Al-Qashash: 88). Maksudnya bahwa tiap-tiap sesuatu pasti mati kecuali Dia sendiri, karena Ia Maha Hidup dan tidak mati. Dengan jawaban tersebut, para malaikat yakin adanya kematian.

Baca Juga: Kelompok yang berpendapat Bahwa Surga Belum Diciptakan

Terhadap riwayat Abul Abbas, Ahmad bin Ja'far bin Ya'qub AlIsththikhrai dan disebutkan Abu Hasan dalam buku Ath-Thabaqat bahwa Abu Abdullah Ahmad bin Hanbal berkata, “Ini adalah pendapat orangorang berilmu, orang-orang yang mempunyai atsar dan Ahlus-Sunnah yang senantiasa berpegang teguh kepada Sunnah dan pengikut jejak para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sampai sekarang ini. Saya mengetahui hal ini dari para ulama Hijaz, Syam dan lain-lain. Barangsiapa menentang sedikit pun dari pendapat ini atau mencelanya atau mengecam orang yang berpendapat dengannya, maka ia adalah pembelot, ahli bid'ah, keluar dari jama'ah kaum Muslimin, menyimpang dari manhaj Sunnah dan jalan kebenaran.”

Pada akhirnya ulama-ulama di atas berpendapat bahwa surga dan apa saja yang ada di dalamnya telah diciptakan termasuk neraka dan seisinya. Keduanya telah diciptakan. Allah Azza wa Jalla telah menciptakan keduanya dan menciptakan makhluk untuk surga dan neraka. Dan surga dan neraka beserta isinya tidak akan musnah selama-lamanya.

Apabila orang ahli bid'ah atau zindiq (kafir) berdalih dengan firman Allah, “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Dia.” Atau ayat-ayat tasyabuh yang semisal dengannya, maka dikatakan kepadanya bahwa segala sesuatu yang ditulis Allah Subhanahu wa Ta'ala akan musnah dan hancur, pasti musnah dan hancur. Sedang surga dan neraka, maka keduanya diciptakan untuk kekal bukannya hancur dan binasa. Surga dan neraka berada di akhirat dan bukannya di dunia. Para bidadari tidak mati ketika kiamat terjadi atau tiupan sangkakala atau selama-lamanya, karena Allah Azza wa Jalla menciptakan mereka untuk abadi dan bukannya fana dan tidak menuliskan kematian untuk mereka.

Maka siapa saja yang tidak berpendapat dengan pendapat ini, maka ia adalah tukang bid'ah dan tersesat dari jalan yang lurus. Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan tujuh langit dan sebagian berada di atas sebagian yang lain dan Ia menciptakan tujuh bumi dan sebagian di bawah sebagian yang lain. Di antara bumi yang paling atas dan langit yang terendah ada jarak lima ratus tahun dan di antara langit satu ke langit satunya ada jarak lima ratus tahun. Air berada di atas langit yang ketujuh dan Arasy Ar-Rahman Azza wa Jalla berada di atas air tersebut. Allah Azza wa Jalla berada di atas Arasy. Kursi adalah tempat kedua Kaki-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengetahui apa saja yang ada di langit, bumi yang tujuh dan apa saja yang ada di antara langit dan bumi. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengetahui apa saja yang ada di bawah bintang, apa saja yang ada di dasar lautan, tempat tumbuhnya rambut, pohon dan tanaman, tumbuh-tumbuhan, tempat jatuhnya setiap dedaunan, jumlah setiap kata, jumlah kerikil, tanah, pasir, bobot gunung, perbuatan manusia, jejak kaki mereka, ucapan mereka dan napas mereka. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengetahui segala hal dan tidak ada yang tersembunyi bagiNya. Ia berada di atas Arasy di atas langit ketujuh dan di bawahnya terdapat api, cahaya dan kegelapan serta apa saja yang lebih la ketahui. Jika tukang bid'ah dan pembangkang ber-hujjah dengan firman Allah Azza wa Jalla,

“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (Qaaf. 16). “Kecuali la bersama mereka di mana pun mereka berada." (Al-Hadid: 4. “Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada." (Al-Mujadalah: 7). "Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya.” (Al-Mujadalah: 7)

Dan ayat-ayat mutasyabihat lainnya, maka katakan bahwa yang dimaksud dengan demikian bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menge tahuinya, karena Allah Azza wa Jalla berada di atas Arasy di atas langit yang ketujuh yang paling tinggi. Ia mengetahui segala hal dan tidak ada satu tempat pun yang tersembunyi bagi-Nya.

Tentang riwayat Abu Ja'far Ath-Tha'i, maka Muhammad bin Auf bin Sufyan Al-Himshi berkata bahwa Al-Khilal adalah seorang hafidz (penghafal hadits), seorang imam yang terkenal alim dan luas wawasannya pada zamannya. Imam Ahmad bin Hanbal pun kenal baik dengannya dan menimba ilmu kepadanya serta menanyakan tentang kepribadiannya kepada kalangan yang selama ini dekat dengannya.

Abu Ja'far Ath-Tha'i berkata, “Saya pernah meminta Ahmad bin Hanbal menuliskan hadits untukku kemudian beliau mengemukakan risalah tentang Sunnah dan di antara isinya, bahwa surga dan neraka adalah dua makhluk yang telah diciptakan seperti yang disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,

دخلت الجنة فرأيت فيها قصرا ورأيت الكوثر ، واطلعت في النار فرأيت أهلها كذا وكذا .

“Aku masuk ke dalam surga dan kulihat di dalamnya terdapat istana dan Al-Kautsar. Aku juga melongok ke neraka dan kulihat bahwa sebagian besar penghuninya adalah ini dan itu.”

Maka barangsiapa yang menyangka bahwa keduanya belum diciptakan, maka ia mendustakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Al-Qur'an dan ingkar kepada surga dan neraka. Ia diberi waktu untuk bertaubat jika mau bertaubat. Kalau tidak, maka ia dibunuh.”

Ahmad bin Hanbal juga berkata tentang riwayat Abdus bin Malik Al-Aththar dan ia mengemukakan risalah tentang Sunnah dan di dalamnya dikatakan bahwa surga dan neraka telah diciptakan sebagaimana telah disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,

اطلعت في الجنة فرأيت أكثر أهلها كذا وكذا ، واطلعت في النار فرأيت أكثر أهلها كذا وكذا

“Aku melongok ke surga dan kulihat sebagian besar penghuninya adalah ini dan itu. Aku juga melongok ke neraka dan kulihat sebagian besar penghuninya adalah ini dan itu.”

Maka barangsiapa berpendapat bahwa keduanya belum diciptakan, maka ia mendustakan Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dan kukira ia tidak beriman kepada surga dan neraka. Cobalah renungkan bab-bab buku ini dan apa saja yang dikandungnya berupa dalil-dalil, pembahasan-pembahasan, topik-topik dan kesimpulan-kesimpulan yang tidak bisa ditemukan di buku lainnya. Saya sengaja membuat pembahasan ini ringkas dan jika kami bahas secara panjang lebar, maka membuat buku ini tebal. Kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, tempat meminta pertolongan, kepada-Nya kita bertawakal dan la Mahabenar.

(Haadil Arwaah Ilaa Bilaadil Afraah, Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah)

Posting Komentar untuk "Bantahan Terhadap Kelompok Yang Berpendapat bahwa Surga Belum Diciptakan"