Bantahan Atas Pernyataan Sesat Guntur Romli terkait Nikah Beda Agama
Untuk kesekian kalinya buzzer
peliharaan rezim, Guntur Romli (GR), membuat penyesatan. Kisah pernikahan
Zainab RA yang notabene putri Rasulullah dengan Abul Ash bin Rabi' tidak
diceritakannya secara utuh. Bagi muslim yang pikirannya dangkal dan malas membaca
tentu bisa membenarkan 'ceramah sesat' itu, lalu menarik kesimpulan kalau
pernikahan beda agama dibenarkan dalam Islam.
Gue yakin GR tahu secara utuh kisah
Zainab binti Muhammad SAW. Namun ia seperti sengaja menutupi beberapa episode
dari kehidupan Zainab RA, semata-mata untuk membenarkan pernikahan beda agama.
Bismillahirrahmanirrahim.
Ijinkan hamba meluruskan penyesatan
yang dilakukan oleh GR. Zainab RA adalah sosok perempuan mulia dalam sejarah
Islam. Jangan sampai putri baginda Rasulullah itu dijadikan alat bagi
orang-orang fasik untuk merusak akidah.
Zainab RA lahir pada tahun 600 M. 10
tahun setelah itu, ayahnya mendapat mandat dari Allah SWT untuk menyebarkan
ajaran Islam. Sekitar usia 14 tahun, Zainab RA dinikahkan dengan Abul Ash bin
Rabi' yang merupakan sepupunya sendiri. Abul Ash adalah anak dari Halah binti
Khuwailid, adik Khadijah RA.
Abul Ash adalah pria dari keluarga
terpandang, tampan lagi kaya raya yang terkenal jujur dan selalu menepati
janji. Setelah menikahi Zainab RA, pasutri muda ini tinggal dalam satu atap.
Zainab sudah memeluk Islam mengikuti ayahnya, namun Abul Ash masih bertahan
menyembah berhala. Kala itu, belum ada larangan bagi perempuan muslim untuk
menikah dengan pria non muslim.
Harap dicatat, pernikahan Zainab RA dan
Abul Ash bin Rabi' itu terjadi sebelum turunnya 3 ayat yang melarang perempuan
muslim untuk menikah dengan pria non muslim.
3 ayat dalam Al Qur'an yang melarang
pernikahan antara muslimah dengan pria non muslim adalah:
1. Al Baqarah 221
2. Al Maidah 5
3. Al Mumtahanah 10
Ketiga ayat itu diwahyukan ketika
Rasulullah sudah hijrah ke Madinah.
Dari pernikahannya dengan Abul Ash,
Zainab RA melahirkan dua orang anak, yaitu Ali bin Abul Ash dan Umamah binti
Abul Ash. Ali meninggal saat masih balita, sedangkan Umamah dikemudian hari
menikah dengan Ali bin Abi Thalib RA yang menyandang status duda setelah
wafatnya Fatimah RA.
Diawal, pasutri ini hidup bahagia,
saling mencintai satu sama lain. Namun ketika Khadijah RA dan Abu Thalib wafat,
dakwah Rasulullah mulai mendapat gangguan dari orang kafir Quraisy. Pada tahun
622 M, Rasulullah, putri dan para sahabat Nabi hijrah ke Madinah secara
bertahap. Saudara Zainab RA seperti Ummu Kultsum RA dan Fatimah RA ikut serta
dalam rombongan hijrah kloter kedua. Sedangkan Ruqayyah RA sebelum hijrah ke
Madinah lebih dulu mengikuti suaminya Ustman bin Affan RA hijrah ke Habasyah
(Ethiopia).
Peta politik di Mekkah berubah sejak
hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Orang-orang Quraisy semakin memusuhi keluarga
Rasulullah dan para pengikut ajarannya. Satu-satunya muslim yang tertinggal di
Mekkah pasca peristiwa hijrah itu adalah Zainab RA. Ya, Zainab RA masih tinggal
dengan suaminya. Nabi Muhammad SAW tak memerintahkan Zainab RA berhijrah karena
suaminya belum memeluk Islam. Namun Rasulullah percaya bahwa Abul Ash akan
melindungi Zainab RA.
Diperiode inilah Zainab RA mulai
merasa pergolakan batin. Ia merasa sendirian, tiada lagi ayah dan saudara
kandung yang mendampinginya. Sedangkan suaminya sendiri pria baik-baik, namun
masih menyembah berhala Latta dan Uzza.
Tahun 2 H atau 624 M, berkecamuk
perang Badar antara kaum muslim pengikut ajaran Nabi Muhammad SAW dengan
orang-orang kafir Quraisy. Karena rasa solidaritas sebagai sesama orang Quraisy
Mekkah, mau tak mau Abul Ash juga mesti ikut berperang melawan mertuanya
sendiri.
Perang Badar pun berkecamuk dan
berhasil dimenangkan oleh ummat Islam. Abul Ash tertangkap dan dijadikan
tawanan perang. Kabar itu terdengar oleh Zainab RA dan ia memberikan kalung
peninggalan ibunya untuk menebus suaminya. Namun kalung itu dikembalikan lagi
oleh Rasulullah. Di momen inilah seorang ayah melihat bahwa putrinya
benar-benar mencintai dan rela berkorban untuk suami tercinta.
Namun bersamaan dengan itu, turun
surat Al Mumtahanah ayat 10 yang melarang wanita muslimah menikah dengan pria
non muslim. Abul Ash dibebaskan oleh Rasulullah, disuruh kembali kekota Mekkah
dengan catatan agar segera mengirimkan Zainab RA ke Madinah. Abul Ash yang saat
itu belum mau bersyahadat berjanji dan menyanggupi.
"Sesampainya kamu di kota
Mekkah, segera kirim putriku ke Madinah, kalian tidak boleh lagi bercampur
sebagai suami istri" ujar Rasulullah memberi maklumat. Nabi Muhammad SAW
percaya bahwa menantunya itu walau belum memeluk Islam tapi akan menepati
janji.
Sesampainya di Mekkah, Abul Ash
menyuruh Zainab RA agar segera berkemas. Unta dan pengawal sudah disiapkan
untuk mengantar Zainab RA melakukan perjalanan kekota Madinah. Dua sejoli yang
saling mencinta itu harus berpisah karena perbedaan akidah. Disini iman Zainab
RA mendapat ujian, ia harus mengutamakan Islam dan merelakan berpisah dengan
suami tercinta.
Tentu tidak mudah berada diposisi
Zainab RA. Analogikan Abul Ash itu tampan seperti Nicholas Saputra, tajir
seperti Tommy Winata, menyayangi istrinya, baik hati, jujur dan amanah. Mereka
juga telah diberkahi anak yang lucu, saling mencintai satu sama lain.
Benar-benar sebuah gambaran keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Namun karena
perbedaan akidah, Zainab RA harus melepas semua kenikmatan dunia itu.
Dimata Zainab RA, akidah diatas
segalanya. Mentaati perintah Rasulullah untuk mempertahankan iman terhadap
Islam jauh lebih penting daripada suami tampan dan setumpuk materi. Maka
pergilah Zainab RA ke Madinah dengan berlinang air mata. Cinta harus terpisah
karena turunnya ayat yang melarang wanita muslim bercampur dengan pria non
muslim.
Semenjak perpisahan itu, Zainab RA
tak pernah menikah lagi. Begitu pula dengan Abul Ash bin Rabi'. Walau ditawari
untuk menikah lagi dengan wanita paling cantik dikota Mekkah, Abul Ash selalu
menolak. Kedua sejoli ini memang masih memendam rasa cinta satu sama lain.
Zainab RA dalam sholatnya selalu berdoa agar Abul Ash diberi hidayah untuk
memeluk Islam.
Dan doa itu dikabulkan oleh Allah
SWT. 628 M atau empat tahun setelah suami istri itu berpisah, Abul Ash bin
Rabi' hijrah ke Madinah. Tak lama kemudian ia mengucap syahadat dihadapan
mantan mertuanya. Walau begitu, Rasulullah tak langsung setuju ketika Abul Ash
ingin menikah kembali dengan Zainab RA. Rasulullah seakan ingin melihat dulu
kesungguhannya dalam berislam. Jangan-jangan Abul Ash masuk Islam hanya karena
cintanya kepada Zainab RA, bukan karena Allah SWT.
Setelah melihat kesungguhan Abul Ash
bin Rabi' dalam mendalami ajaran Islam, barulah Rasulullah merestui Abul Ash
untuk menikahi kembali Zainab RA secara syariat Islam.
Sayangnya, kebahagiaan kedua sejoli
itu tak bertahan lama. Tahun 629 M, tatkala Zainab RA berusia 29 tahun, putri
Rasulullah itu wafat karena sakit. Kali ini Abul Ash bin Rabi' harus
mengikhlaskan wanita yang ia cintai pergi untuk selama-lamanya.
Bukti Fitnah dari GR:
Posting Komentar untuk "Bantahan Atas Pernyataan Sesat Guntur Romli terkait Nikah Beda Agama"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.