Rahasia di Balik Uban Menurut Rasulullah
Seiring
perjalanan waktu, usia manusia akan bertambah dan ia akan mengalami perubahan
demi perubahan pada fisik dan penampilannya. Perubahan-perubahan itu identik dengan
penurunan dan penyusutan kualitas fungsi organ pada tubuhnya. Fisik lebih cepat
lelah, kulit tidak sekenyal dahulu, ketajaman pandangan mulai berkurang, ingatan
menurun dan satu lagi, tumbuhnya helai-helai uban pada rambut kepala atau
jenggot. Seseorang akan mustahil berkelit untuk menahan laju tanda-tanda penuaan
yang terjadi pada dirinya. Sunnatullah tidak akan berubah-ubah dan berganti.
Allah Azza Wa Jalla berfirman:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ
مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ
ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
Allah,
Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah
kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya
dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. ar-Rum/30:54).
Kemunculan
uban menjadi salah satu indikasi seseorang telah berumur dan mengalami fase
kelemahan kembali, setelah kekuatannya mencapai puncak-puncaknya.
Imam
Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan, "Inilah kelemahan yang terjadi
setelah kekuataan. Tekad, gerak dan tindak-tanduknya melemah. Rambut beruban
dan sifat-sifat lahiriyah dan batiniyah pun mengalami
perubahan-perubahan".
(Tafsir al-Qur'anil 'Azhim VI/327)
Rasulullah
Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam, insan)
yang paling peduli akan hidayah bagi umatnya agar mereka berada di atas
petunjuk terbaik telah menggariskan cara bagaimana memperlakukan uban yang
telah mewarnai rambut kepala.
Dari
Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa
sallam, Beliau Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَنْتِفُوا الشَّيْبَ
فَإِنَّهُ نُورُ الـمُسْلِمِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Janganlah
kalian mencabut uban. Sesungguhnya ia menjadi cahaya bagi seorang Muslim kelak
pada Hari Kiamat". (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan an-Nasai).
Beliau
Shollallahu ‘alaihi wa sallam memulai petunjuknya dalam hadits di atas dengan
peringatan dan larangan agar setiap Muslim tidak mencabutnya. Peringatan yang
tertuju kepada seluruh umat Islam ketika uban telah merubah warna sebagian
rambut di kepala ataupun jenggot. Selanjutnya, Beliau Shollallahu ‘alaihi wa
sallam memaparkan alasan larangan mencabutnya dalam bentuk targhib, yaitu
dikarenakan uban-uban itu akan menjadi cahaya pada Hari Kiamat kelak bagi
mereka, supaya tetap dipertahankan dan tidak dicabuti.
Al-Azhim
Abadi Rahimahullah mengatakan, "Di
dalamnya (sesungguhnya ia menjadi cahaya bagi seorang Muslim kelak pada Hari
Kiamat) terdapat anjuran yang kuat untuk membiarkan uban dan tidak berusaha
menghilangkannya." ('Aunul
Ma'bud Syarhu Sunan Abi Dawud XI/171)
Demikianlah
petunjuk Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam dalam memperlakukan uban.
Dan demikianlah larangan yang Beliau Shollallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan
kepada para Sahabat Radhiallahu
‘anhum.
Dalam
hadits lain, lebih tampak lagi keutamaan uban bagi pemiliknya. Rasulullah
Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَنْتِفُوا الشَّيْبَ
فَإِنَّهُ نُورُ الْمُسْلِمِ، مَنْ مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيْبُ شَيْبَةً فِي الْإِسْلَامِ
كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً وَرَفَعَهُ
بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً
"Janganlah
kalian mencabut uban. Sesungguhnya ia menjadi cahaya bagi seorang Muslim. Dan
tidaklah seorang Muslim beruban dalam Islam, kecuali Allah akan menulis baginya
kebaikan dengan itu, mengangkat derajatnya dengan itu dan menghapuskan
kesalahannya dengan itu." (HR. Ahmad no.6672. Hadits shahih li ghairihi).
Berdasarkan
hadits di atas, uban menjadi sebab kemuliaan derajat seorang Muslim, perolehan
kebaikan dan dihapuskan darinya kesalahan. Maka, sudah sepantasnya seorang Muslim komitmen
dengan arahan dari
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam
dengan tidak mencabutinya.
(Kunuzu Riyadhi ash-Shalihin XIX/430)
Di
sinilah, seseorang mesti realistis menghadapi hal-hal tersebut yang merupakan
sunnatullah pada diri setiap manusia. la tidak lari dari kenyataan yang datang
dalam fase kehidupannya saat usianya bertambah dengan mencabutinya, dan tidak
malah meniru-niru penampilan anak-anak muda padahal ia melewati masa mereka
dengan menyemirnya dengan warna hitam. Karena itu merupakan bentuk tazwir
(penipuan).
Justru,
hendaknya keadaan tersebut membentuknya menjadi insan yang kian dewasa, matang,
berpembawaan tenang dan patuh terhadap Allah Azza Wa Jalla, sebab uban memberi
peringatan bagi seseorang. la merupakan tanda berumur dan mulai masuk fase tua.
Ketika seseorang menyaksikannya (pada kepala atau jenggotnya) ia akan lebih
mengingat-ingat akhirat, meninggalkan maksiat dan siap berjumpa dengan
Allah Azza Wa Jalla." (Bahjatun
Nazhirin III/158)
Wallahu
a'lam
Penulis: Ustadz
Abu Minhal, Lc.
Publication:
1436 H_2014 M
(Disalin
dari Majalah al-Sunnah, Edisi 08 Th.XVIII_1436H/2014M)
Posting Komentar untuk "Rahasia di Balik Uban Menurut Rasulullah "
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.