Kisah Ja'd bin Dirham di Sembelih Khaalid Al Qasri
Mohon untuk di baca sampai selesai agar tidak salah faham !!!
Mengenal Siapa itu Ja’d bin Dirham?
Siapakah Ja’d bin Dirham? Dia adalah
gembong ahli bid’ah. Dialah yang pertama kali menyatakan bahwa Al-Qur’an bukan
Kalamullah melainkan adalah makhluk. Dia pencetus bid’ah ta’thil (penafian
sifat-sifat Allah) Dia menyatakan bahwa Allah tidak punya tangan, tidak
berbicara kepada Musa ‘alaihis-salaam, tidak menjadikan Nabi Ibraahim
‘alaihis-salaam sebagai khaliil (kekasih)-Nya, dan penafian sifat Allah
lainnya. Dia adalah guru Jahm bin Shafwan yang padanya dinisbatkan sebuah
kelompok sesat menyesatkan, Jahmiyyah.
Tentang riwayat hidupnya,
selengkapnya bisa dilihat pada Al-Bidayah wan-Nihaayah 10/19,
Miizaanul-I’tidaal 1/399, Lisaanul-Miizaan 2/105, dan lainnya.
Alkisah
Khaalid bin ‘Abdillah Al-Qasri –
seorang gubernur Iraq pada masa pemerintahan Bani Umayyah – pada saat hari raya
‘Iedul-Adlha, selesai shalat beliau berkhutbah di hadapan kaum muslimin seraya
berkata: “Wahai sekalian manusia, pulanglah kalian lalu sembelihlah binatang
kurban, semoga Allah menerima ibadah kurban kami dan kalian. Saya akan
menyembelih Ja’d bin Dirham karena dia mengatakan bahwa Allah tidak mengambil
Nabi Ibrahim sebagai khaliil dan tidak berbicara kepada Nabi Musa. Maha Tinggi
Allah atas apa yang dikatakan oleh Ja’d bin Dirham ini”. Lalu beliau turun dan
menyembelih Ja’d bin Dirham.
Apakah kisah ini sohih ?
Takhrij Kisah
Kisah ini diriwayatkan oleh Al-Imam
Al-Bukhari dalam Taariikh Kabiir (no. 142 & 542) dan Khalqu Af’aalil-‘Ibaad
(no. 3), Ibnu Abi Haatim dalam As-Sunnah sebagaimana yang terdapat dalam
Al-Bidaayah wan-Nihaayah (10/21), Ad-Daarimiy dalam Ar-Radd ‘alal-Jahmiyyah
(no. 13) dan Ar-Radd ‘alaa Bisyr Al-Maarisiy Al-Anid (118), Al-Ajurriy dalam
Asy-Syarii’ah (97 & 328), Al-Laalikaiy dalam Syarh Ushuul I’tiqaad (no.
512), Al-Baihaqiy dalam As-Sunan Al-Kubraa (10/205), Ibnu ‘Asaakir dalam
Taariikh Dimasyq. Al-Mizziy dalam Tahdziibul-Kamaal (8/118), dan Adz-Dzahabiy
dalam Al-‘Ulluw (99-100)
Semuanya dari jalur Qaasim bin
Muhammad, dari ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Habiib, dari bapaknya, dari
kakeknya Habiib bin Abi Habiib, ia berkata: “Khaalid bin ‘Abdullah Al-Qasri
berkhutbah di hadapan kami di daerah Wasiith pada hari raya ‘Iedul-Adlha dan
dia berkata: “….. (lalu ia menyebutkan kisah di atas)”.
Kemasyhuran Kisah Ini
Kisah ini berulang-ulang disebutkan
dalam berbagai kitab tauhid. Kisah ini selalu muncul dalam kebanyakan kitab
yang menyebutkan ‘aqidah ulama salaf tentang Kalamullah. Dan yang
mengisyaratkan kemasyhurannya adalah Al-Imam Ibnu Katsir dalam Al-Bidaayah
wan-Nihaayah (10/21) Beliau berkata: “Kisah ini diriwayatkan oleh…. dan banyak
lagi kalangan ulama yang menulis kitab ‘aqidah”.
Adz-Dzahabiy (Miizaanul-I’tidaal,
1/399) dan Ibnu Hajar (Lisaanul-Miizaan, 2/10) saat menyebutkan biografi Ja’d
bin Dirham ini berkata: “Dia termasuk (generasi) tabi’in, seorang ahli bid’ah
yang sesat, dia mengatakan bahwa Allah tidak berbicara kepada Musa. Dia dibunuh
di ‘Iraq pada hari raya ‘Iedul-Adlha. Dan kisahnya sangat masyhur”.
Sisi Kelemahan Kisah Ini
Asy-Syaikh Masyhuur hafidhahullah
berkata: “Sanad kisah ini lemah, bukan hanya satu rawi yang dipermasalahkan.
Kisah ini berkisar pada jalur Qaasim bin Muhammad, sedangkan dia perawi yang
dipermasalahkan. Sedangkan ‘Abdurrahman dan bapaknya tidak dikenal.
Al-Imam Adz-Dzahabiy rahimahullah
(Al-Miizaan, 3/387) berkata: “Qaasim bin Muhammad bin Humaid Al-Ma’mariy, rawi
kisah disembelihnya Ja’d bin Dirham. Dinilai tsiqah oleh Qutaibah. Namun Yahya
bin Ma’in berkata tentang dia: “Pendusta yang keji”. Ad-Daarimiy berkata: “Dia
bukan seperti yang dikatakan Yahya (bin Ma’in) Saya pernah bertemu dengannya di
Baghdaad”.
Adz-Dzahabiy rahimahullah berkata:
“Saya mengira bahwa dia hanya meriwayatkan kisah tentang Ja’d ini saja. Dia
diriwayatkan oleh Bakr bin A’yun, Hasan bin Shabbah, dan Qutaibah. Wafat tahun
228 H”.
Al-Imam Al-Laalika’iy membela Qaasim
ini seakan-akan beliau merasa bahwa dia bukanlah seorang yang tidak dikenal
riwayatnya. Beliau berkata: “Qaasim bin Abi Sufyaan ini adalah Qaasim bin
Muhammad bin Humaid Al-Ma’mariy. Qutaibah bin Sa’id meriwayatkan kisah ini dan
men-tsiqah-kan dia. ‘Abbas bin Abi Thaalib dan Hasan bin Shabbah juga meriwayatkan
kisah ini darinya. Dalam ceritanya Hasan dan ‘Abbas, Khaalid Al-Qasri
berkhutbah di daerah Wasiith”.
Asy-Syaikh Masyhuur hafidhahullah
berkata: “Anggaplah kisah ini selamat dari Qaasim tadi, maka ia tidak selamat
dari rawi setelahnya karena dalam riwayat ini juga ada ‘Abdurrahman bin
Muhammad, dari bapaknya. Keduanya tidak dikenal”.
Al-Imam Adz-Dzahabiy rahimahullah
berkata tentang ‘Abdurrahman ini (Al-Miizaan, 3/229): “Dia tidak dikenal”.
Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan
bahwa dia maqbuul (bisa diterima) Maksudnya, apabila ada yang menguatkan, namun
jika tidak maka dia itu lemah.
Sedangkan bapaknya, yaitu Muhammad
bin Habiib, adalah seorang yang majhuul (tidak dikenal) Begitulah yang
dikatakan oleh Adz-Dzahabiy dalam Al-Miizaan (4/428) dan Ibnu Hajar dalam
Taqriibut-Tahdziib (473)
Al-Imam Ibnu Abi Haatim rahimahullah
berkata (Al-Jarh wat-Ta’diil, no. 1246): “Saya menanyakan tentang dia kepada
bapakku, maka beliau menjawab: ‘Aku tidak mengenalnya”.
Al-Imam Ibnu Hibban dalam Ats-Tsiqaat
(9/55) dan Al-Mizziy dalam Tahdziibul-Kamaal mengisyaratkan bahwa hanya dia
yang meriwayatkan kisah ini.
Jalan Lain Kisah Ini
Al-Imam Adz-Dzahabiy rahimahullah
(no. 100) berkata: “Saya membaca dalam kitab Ar-Radd ‘alal-Jahmiyyah oleh
‘Abdirrahman bin Abi Haatim Ar-Raaziy, (beliau berkata): Telah menceritakan
kepada kami ‘Isaa bin Abi ‘Imran Ar-Ramliy: Telah menceritakan kepada kami
Ayyub bin Suwaid, dari Sirri bin Yahya, ia berkata: “Khalid Al-Qasri berkhutbah
di hadapan kami seraya berkata: ‘Pulanglah kalian untuk menyembelih binatang
kurban kalian, semoga Allah menerima kurbankalian karena saya akan menyembelih
Ja’d bin Dirham”. Lalu beliau menyebutkan kisah di atas.
Asy-Syaikh Masyhuur hafidhahullah
berkata: Kisah ini sangat lemah. Ia memiliki dua cacat:
1. ‘Isa bin Abi ‘Imraan Adz-Dzahabiy.
Ibnu Abi Haatim berkata (Al-Jarh wat-Ta’diil): “Saya tidak pernah menulis
darinya di Ramlah, kemudian bapakku melihat haditsnya lalu berkata: ‘Haditsnya
menunjukkan bahwa dia bukan orang yang jujur’. Maka saya pun meninggalkan
periwayatan darinya”.
2. Ayyub bin Suwaid. Dia seorang yang
jujur namun banyak salah sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Haafidh Ibnu Hajar
dalam Taqriibut-Tahdziib. Bahkan sebagian ulama menuduhnya berdusta. ‘Abdullah
bin Al-Mubaarak berkata: “Tuduhlah ia berdusta”. Al-Imam Al-Bukhari berkata:
“Para ulama mempersalahkannya”. Ibnu Ma’in berkata: “Dia tidak ada apa-apanya”.
Asy-Syaikh Masyhuur hafidhahullah
melanjutkan penjelasannya: “Dan diantara yang makin menunjukkan kelemahan kisah
ini adalah:
1. Sanad kisah ini berkisar pada
perawi yang lemah dan tidak dikenal. Berarti kisah ini tidaklah shahih menurut
standar para ulama jarh dan ta’dil.
2. Biografi Khaalid bin ‘Abdillah
Al-Qasri penuh dengan kegelapan. Ada prediksi kuat bahwa dia seorang yang
dhalim. Oleh karena itu, Adz-Dzahabiy (As-Siyar, 5/432) setelah menyebutkan
kisah ini berkata: “Ini adalah di antara kebaikannya”.
3. Bukan merupakan kepentingan
orang-orang macam Khaalid Al-Qasri saat itu untuk melakukan hal ini, yang mana
ini tidaklah dilakukan kecuali oleh orang yang meyakini ‘aqidah yang benar.
Sedangkan para khalifah dan gubernur pada jaman Bani Umayyah saat itu jauh
sekali (dari kemungkinan) untuk sampai membunuh dengan sebab semacam ini. Oleh
karena itu, sebagian ulama mengatakan bahwa pembunuhan Ja’d ini hanyalah karena
sebab politik, bukan sebab kesesatan ‘aqidahnya.
4. Yang penting bagi kita di sini
adalah menetapkan bahwa kisah ini dengan sebab tersebut tidaklah sampai kepada
kita dengan sanad yang bersih”.
Wallaahu a’lam.
(Akhir bulan Sya’ban 1430 H – dinukil
dari Majalah Al-Furqaan hal. 55-56, edisi 7, tahun ke-8, SHaffar 1430 H – dari
tulisan Ahmad Sabiq bin ‘Abdul-Lathif Abu Yusuf)
Penyusun: Abul Jauzaa’
(Alumnus IPB & UGM)
Editor: Ahmadi As-Sambasy
Cilacap – Jawa Tengah
Posting Komentar untuk "Kisah Ja'd bin Dirham di Sembelih Khaalid Al Qasri"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.