Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Allah Punya Mata ?.

 


Tanya:

Saya membaca di banyak media internet, salah satu keyakinan Wahabi adalah Allah mempunyai mata, dan ini adalah aqidah mujassimah. Menurut saudara, apakah benar pernyataan seperti ini?

 

Jawab:

Statement yang Anda sebutkan itu ada benarnya, namun ada pula salahnya. Sisi benarnya adalah Allah ta’ala memang mempunyai mata; sedangkan sisi salahnya adalah anggapan ‘aqidah itu adalah ‘aqidah mujassimah. Yang benar, penetapan Allah ta’ala mempunyai mata merupakan bagian dari ‘aqidah Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah yang shahih, dulu dan sekarang. Banyak dalil yang menetapkannya, di antaranya:

Allah ta’ala berfirman:

وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ

“Dan buatlah bahtera itu dengan (pengawasan) mata-mata dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang yang lalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan”. (QS. Huud: 37)

حدثنا محمد بن عبد الأعلى قال ، حدثنا محمد بن ثور، عن معمر، عن قتادة في قوله:(بأعيننا ووحينا) ، قال: بعين الله ووحيه.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdil-A’laa, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Tsaur, dari Ma’mar, dari Qataadah tentang firman-Nya: ‘dengan (pengawasan) mata-mata dan petunjuk wahyu Kami’, ia berkata: “Dengan mata Allah dan wahyu-Nya”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jariir dalam Tafsir-nya, 15/309 no. 18131; shahih)

وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ

“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan mata-mata Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri”. (QS. Ath-Thuur: 48)

حدثنا موسى بن إسماعيل: حدثنا جويرية، عن نافع، عن عبد الله قال: ذكر الدجال عند النبي صلى الله عليه وسلم، فقال: (إن الله لا يخفى عليكم، إن الله ليس بأعور - وأشار بيده إلى عينه - وإن المسيح الدجال أعور العين اليمنى، كأن عينه عنبة طافية)

Telah menceritakan kepada kami Muusaa bin Ismaa’iil: Telah menceritakan kepada kami Juwairiyyah, dari Naafi’, dari ‘Abdullah (bin ‘Umar), ia berkata: Disebutkan Dajjaal di sisi Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak tersembunyi dari kalian. Sesungguhnya Allah itu tidak buta sebelah matanya – lalu beliau berisyarat dengan tangannya ke matanya - . Dan bahwasannya Al-Masiih Ad-Dajjaal itu buta sebelah matanya yang kanan seakan-akan matanya itu seperti buah anggur yang mengapung (menonjol keluar)”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 7407)

حدثنا علي بن نصر ومحمد بن يونس النسائي المعنى قالا ثنا عبد الله بن يزيد المقرئ ثنا حرملة يعني بن عمران حدثني أبو يونس سليم بن جبير مولى أبي هريرة قال سمعت أبا هريرة يقرأ هذه الآية إن الله يأمركم أن تؤدوا الأمانات إلى أهلها إلى قوله تعالى سميعا بصيرا قال: رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يضع إبهامه على أذنه والتي تليها على عينه قال أبو هريرة رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقرؤها ويضع إصبعيه قال بن يونس قال المقرئ يعني إن الله سميع بصير يعني أن لله سمعا وبصرا

قال أبو داود وهذا رد على الجهمية

Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Nashr dan Muhammad bin Yuunus An-Nasaa’iy secara makna, mereka berdua berkata: Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yaziid Al-Muqri’: Telah menceritakan kepada kami Harmalah, yaitu Ibnu ‘Imraan: Telah menceritakan kepadaku Abu Yuunus Sulaim bin Jubair maulaa Abu Hurairah, ia berkata: Aku mendengar Abu Hurairah membaca ayat ini: ‘Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya’ hingga firman-Nya ta’ala: ‘Maha Mendengar lagi Maha Melihat’ (QS. An-Nisaa’: 58) Ia (Abu Hurairah) berkata: “Aku melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meletakkan ibu jarinya pada telinganya, dan jari telunjuknya ke matanya”. Abu Hurairah berkata: “Aku melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat itu seraya meletakkan kedua jarinya tersebut”. Ibnu Yuunus berkata: Berkata Al-Muqri’: “Yaitu, sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat, yaitu Allah mempunyai pendengaran dan penglihatan”.

Abu Daawud berkata: “Hadits ini merupakan bantahan terhadap sekte Jahmiyyah”. (Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4728; dishahihkan sanadnya oleh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Daawud 3/156)

Hadits di atas merupakan penunjukkan yang jelas dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam (dan juga para perawi hadits dari kalangan shahabat dan ulama setelahnya) bahwasannya Allah ta’ala benar-benar mempunyai mata secara hakiki, bukan dalam arti majaz seperti persangkaan sebagian orang. Adapun perkataan Abu Daawud bahwa hadits tersebut merupakan bantahan terhadap sekte Jahmiyyah, hal itu dikarenakan mereka menafikkan sifat dzaatiyyah ini dari Allah ta’ala.

Di antara perkataan para imam Ahlus-Sunnah tentang penetapan mata bagi Allah ta’ala:

Ibnu Khuzaimah rahimahullah berkata:

فواجب على كل مؤمن أن يثبت الخالقه وبارئه ما ثبّت الخالق البارئ لنفسه، من العين، غير مؤمن: من ينفي عن الله تبارك وتعالى ما قد ثبته الله في محكم تنزيله، ببيان النبي صلى الله عليه وسلم الذي جعله الله مبينًا عنه، عز وجل، في قوله: (وأنزلنا إليك الذكر لتبين للناس ما نزل إليهم)، فبين النبي صلى الله عليه وسلم أن الله عينين، فكان بيانه موافقًا لبيان محكم التنزيل، الذي هو مسطور بين الدفتين، مقروء في المحاريب الكتاتيب.

“Maka, wajib bagi setiap mukmin untuk menetapkan bagi Al-Khaaliq Al-Baari (Allah) apa-apa yang telah ditetapkan oleh Al-Khaaliq Al-Baari bagi diri-Nya, yaitu sifat ‘ain (mata) Sebaliknya, bukan termasuk golongan mukmin orang yang menafikkan dari Allah tabaaraka wa ta’ala apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah di dalam Muhkam At-Tanzil-Nya (Al-Qur’an) dan ditambah penjelasan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang memang dijadikan Allah sebagai juru penerang untuk setiap khabar yang berasal dari-Nya, melalui firman-Nya: ‘Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka’ (QS. An-Nahl: 44) Maka, Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pun menjelaskan bahwa bagi Allah itu mempunyai dua mata, dan penjelasannya itu sejalan dengan penjelasan Muhkam At-Tanzil (Al-Qur’an) yang tertera di antara lembaran-lembaran yang dibaca di mihrab-mihrab ataupun di tempat-tempat pengajian”. (Kitaabut-Tauhiid wa Itsbaati Shifaatir-Rabb ‘Azza wa Jalla, hal. 97, tahqiq: Dr. ‘Abdul-‘Aziiz bin Ibrahim Asy-Syahwaan; Daar Ar-Rusyd, Cet. 1/1408 H)

Abul-Hasan Al-Asy’ariy rahimahullah berkata:

وأن له سبحانه عينين بلا كيف، كما قال سبحانه: (تجري بأعيننا)

“Bahwasannya Allah subhaanahu wa ta’ala mempunyai dua mata tanpa perlu ditanyakan bagaimananya (kaifiyah-nya), sebagaimana Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman: ‘Yang berlayar dengan pemeliharaan (pengawasan mata) Kami” (QS. Al-Qamar: 14)”. (Al-Ibaanah, hal. 9; Daar Ibni Zaiduun, Cet. 1)

Al-Laalikaa’iy rahimahullah membuat satu bab dalam kitab ‘aqidahnya:

سياق ما دل من كتاب الله عز وجل وسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم على أن صفات الله عز وجل الوجه والعينين واليدين

“Konteks apa-apa yang ditunjukkan dari Kitabullah ‘azza wa jalla dan sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwasannya di antara sifat-sifat Allah ‘azza wa jalla adalah wajah, dua mata, dan dua tangan”. (Syarh Ushuulil-I’tiqaad, 3/412, tahqiq: Ahmad bin Mas’uud Al-Hamdaan)

Abu Ismaa’iil Al-Harawiy rahimahullah membuat satu bab dalam kitabnya Al-Arba’uun fii Dalaailit-Tauhiid: Baab Istbaatil-‘Ainain lahu ta’alaa (Bab Penetapan Dua Mata Bagi Allah ta’ala) (3/1)

Abu ‘Amru Ad-Daaniy rahimahullah setelah menyebutkan hadits Dajjaal di atas berkata:

فأثبت له العينين

“Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menetapkan dua mata bagi Allah ta’ala”. (Ar-Risaalah Al-Waafiyyah, hal. 123)

Inilah ‘aqidah yang shahih, walau banyak orang bodoh tidak menyukainya.

Walaupun begitu, sifat mata yang dimiliki Allah ta’ala berbeda dengan makhluk-Nya, sebagaimana firman-Nya ta’ala:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Asy-Syuuraa: 11)

Adapun Asyaa’irah – walau mereka mengaku Ahlus-Sunnah – maka kenyataannya mereka bukanlah pengamal sunnah. Mereka menafikkan apa-apa yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya serta menyelisihi perkataan salaf.

Wallaahu a’lam.

Penulis: Abul Jauzaa’

(Alumnus IPB & UGM)

Editor: Ahmadi As-Sambasy

Cilacap – Jawa Tengah

 

Posting Komentar untuk "Allah Punya Mata ?."