TALIBAN (Sejarah, Manhaj dan Fatwa Para Ulama tentang Mereka)
Saudaraku yang dirahmati Allah
Subhanahu wa ta'ala.
Pada kesempatan kali ini kami akan
sedikit memaparkan penjelasan serta sikap para ulama terhadap organisasi
Taliban. Kami menghimbau kepada para pembaca supaya membacanya sampai selesai,
agar tidak salah faham.
Bissmillahirrahmanirahim...
Definisi Taliban
Secara bahasa, istilah Thaliban berasal dari
kata thalib dalam bahasa ‘Arab yang maknanya adalah penuntut ilmu atau santri.
Dalam bahasa Persia dan Pasthun, thalib menjadi Thaliban. Adapun secara
istilah, kata Thaliban merupakan istilah umum yang ditujukan bagi para santri
di Afghanistan dan Pakistan yang mengangkat senjata.
Hal ini sebagaimana terdapat dalam catatan
kaki artikel "Sebuah Kesaksian dari dalam” yang ditulis oleh Abu Jarir
asy-Syimali yang menerangkan istilah Thaliban adalah,
“Istilah ini memiliki arti 'pelajar' dalam
bahasa Pasthun dan digunakan untuk merujuk pada kelompok mana pun yang terlihat
sebagai 'siswa/santri' walaupun mereka tidak masuk dalam satu lembaga atau
bahkan mereka saling berperang satu sama lain.”
Abu Jarir asy-Syimali dalam artikel tersebut
juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa kelompok bersenjata dengan
bermacam-macam ideologi dan latar belakang yang berada di Afghanistan dan
Pakistan. Secara umum terdapat 4 kelompok dengan nama Thaliban. Ia mengatakan,
“Aku mempelajari tentang berbagai kelompok,
terutama kelompok-kelompok yang berkaitan dengan Thaliban.
1. Thaliban Afghanistan semacam faksi Haqqani.
Mereka adalah orang-orang Afghanistan asli. Mereka menganggap Mullah Muhammad
‘Umar sebagai pemimpin tertinggi mereka.
2. Thaliban Waziristan yang menganggap diri
mereka orang Pakistan. Mereka mempunyai banyak pemimpin, termasuk Qalbhadir,
Ghulam Khan, Gud ‘Abdurrahman, dan yang lainnya. Mereka memandang diri mereka
orang-orang Pashtun dari Pakistan.
3. Thaliban independen di wilayah Khaibar,
sebelah utara Waziristan. Mereka bersekutu kuat dengan pemerintah Pakistan.
Mereka hidup dari opium dan marijuana. Mereka melawan Tahrik Thaliban Pakistan
dan menghalangi mereka untuk menggunakan jalan perjuangan dengan senjata. Mereka
mempunyai banyak nama di antaranya Lasykar Islam, Ansharul Islam, Jama’ah
at-Tauhid, Munghul Bagh, dan lain-lain.
4. Tahrik Thaliban Pakistan. Mereka adalah para muhajirin dari wilayah-wilayah yang dimasuki tentara Pakistan di Lembah Swat dan daerah-daerah lainnya yang dekat dengan Peshawar. Barang kali mereka adalah kelompok terbaik yang ada di wilayah Waziristan. Namun sayangnya, intelijen Pakistan mampu menyusupkan beberapa personilnya dan menghasut di antara beberapa pemimpin suku mereka untuk berperang di antara sesamanya dalam perkara kepemimpinan. Mereka terdiri dari gabungan beberapa suku dan setiap gabungan mempunyai pemimpin sendiri. Mereka telah menegakkan hukum-hukum syariat di Lembah Swat.”
Adapun yang kita bahas kali ini adalah
Thaliban Afghanistan yang memiliki nama resmi Imarah Islam Afghanistan.
Syaikh Dr. Muhammad bin Rizq ath-Tharhuni
hafizhahullah mengatakan:
ﻭﺃﻣﺎ ﻃﺎﻟﺒﺎﻥ ﻓﻬﻲ ﺇﻣﺎﺭﺓ
ﻗﻄﺮﻳﺔ ﻣﻨﻐﻠﻘﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﻓﻐﺎﻧﺴﺘﺎﻥ ﻭﻟﻬﺎ ﻳﺪ ﻭﺳﻠﻄﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﺎﻃﻖ ﺑﻬﺎ
“Dan
adapun Thaliban adalah pemerintahan (emirat) yang wilayahnya terbatas di atas
Afghanistan dan ia memiliki kontrol dan kekuasaan atas wilayahnya.”
Baca Juga: Menyikapi Pemimpin Yang Dzhalim
Sejarah Singkat Gerakan Thaliban
Imarah Islam Afghanistan yang semula dikenal
sebagai Gerakan Thaliban bermula dari Amirul Mukminin Mullah Muhammad ‘Umar
rahimahullah. Mullah ‘Umar adalah anak dari Maulawi Ghulam Nabi, cucu dari
Maulawi Muhammad Rasul, dan merupakan alumni dari Darul Ulum Haqqaniyyah.
Gerakan Thaliban bermula setelah perang
melawan Komunis berakhir terjadi kekacauan di seantero Afghanistan. Mullah
‘Umar yang sempat mengikuti aktivitas jihad pada akhir 80-an membuat suatu
gerakan amar ma’ruf nahi munkar yang melayani masyarakat miskin dan melindungi
rakyat dari kriminalitas. Gerakan ini nanti diikuti dengan bergabungnya
kelompok-kelompok masyarakat lainnya ke dalam tubuh Thaliban, salah satunya
adalah pimpinan mujahidin Afghanistan, Syaikh Muhammad Yunus Khalis dari Hizbul
Islam Khalis, pembaiatan dari ratusan ulama Afghanistan kepada Mullah ‘Umar
sebagai pemimpin, perang menghadapi
Koalisi Utara yang dipimpin oleh Ahmad Syah Mas‘ud, hingga kedatangan
penjajah Amerika ke negeri Afghanistan mendirikan negara boneka.
Seiring berjalannya waktu, Mullah ‘Umar wafat
digantikan oleh Mukhtar Akhtar Manshur. Kemudian Mullah Akhtar Manshur
rahimahullah wafat digantikan oleh Amirul Mukminin Syaikhul Hadits Maulawi
Hibatullah Akhunzadah hafizhahullah, seorang ulama Ahlul Hadits dengan latar
belakang mazhab Hanafi yang sebelumnya menjabat sebagai qadhi tertinggi dari
pengadilan syariat dari Thaliban.
Pada tahun 2021, Thaliban pada akhirnya
berhasil menggulingkan pemerintahan boneka bentukan Amerika dan menjadi
satu-satunya penguasa de facto yang menguasai Afghanistan.
Manhaj Gerakan Thaliban
Secara umum orang-orang Thaliban berasal dari
madrasah Deobandi.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Muhajir
hafizhahullah ketika menulis bantahan terhadap orang-orang yang mengafirkan
Thaliban dalam kitabnya yang berjudul at-Tibyan, beliau menukil penjelasan
Syaikh Yusuf bin Shalih al-‘Uyyairi rahimahullah, ulama Salafi yang menjadi
utusan dari Imarah Islam Afghanistan untuk para ulama di Sa‘udi, tentang
madrasah Deobandi dalam kitab al-Mizan li Harakah Thaliban.
Syaikh Yusuf al-‘Uyyairi berkata:
وفي الحقيقة أن
الديوبندية ليست عقيدة جديدة، ولكنها مدرسة نشأت في بلاد الهند نسبة إلى مدينة
ديوبند التي أُسست فيها قبل أكثر من 200 عام، وهذه المدرسة تعتمد المذهب الحنفي
مذهبًا فقهيًا،
“Pada hakikatnya Deobandi bukanlah sebuah
akidah yang baru, akan tetapi ia adalah madrasah yang berada di negeri Hind
yang dinisbatkan pada Kota Deoband yang telah berdiri di sana sejak lebih dari
200 tahun yang lalu. Madrasah ini menganut mazhab Hanafi sebagai mazhab
fikihnya.”
فالديوبندية مدرسة
وليست عقيدة مستقلة، مثل الأزهر في مصر، فالأزهر مدرسة نشأت في مصر وانتشرت
فروعها، وليس كل خريج من الأزهر لا بد أن يكون شافعي المذهب أشعري العقيدة،
فالأزهر تخرج منه علماء سلفيون وتخرج منه علماء من أهل الحديث، تمامًا كما هو
الحال مع المدرسة الديوبندية،
“Sehingga karena Deobandi adalah sebuah
madrasah dan bukan sebuah akidah yang independen, maka ia sebagaimana al-Azhar
di Mesir. Al-Azhar adalah madrasah yang berdiri di Mesir dan menyebarkan
cabang-cabangnya. Tidak setiap lulusan al-Azhar bermazhab Syafi'i dan berakidah
Asy‘ari. Sebagian lulusan al-Azhar adalah ulama Salafi dan Ahlul Hadits. Hal
ini sebagaimana kondisi madrasah Deobandi.”
Kemudian sebagai negara yang besar, maka di
dalam negara Thaliban terdapat Salafi maupun Shufi. Akan tetapi secara umum
Thaliban berpegang teguh pada mazhab Hanafi, baik pada ushul maupun furu'-nya.
Syaikh Yusuf al-‘Uyyairi menjelaskan:
بأننا لا نزعم أن حركة
طالبان حركة سلفية ومن قال عن جملتهم ذلك فهو مخطئ، وكذلك ننفي عنهم أنهم قبوريون
يشوبهم شرك أكبر، ولكننا نقول يوجد منهم سلفيون ومنهم متصوفة مبتدعة والسواد
الأعظم منهم على المذهب الحنفي عقيدة وفقهًا وطريقة.
“Kami tidaklah mengklaim bahwa Gerakan
Thaliban adalah gerakan Salafiyyah. Barang siapa yang mengatakan demikian, maka
dia telah salah. Begitu juga, kami mengingkari orang-orang yang mengklaim
mereka sebagai Quburiyyun yang terjatuh pada syirik akbar. Akan tetapi kami
katakan, sebagian mereka adalah Salafiyyun dan sebagian lagi adalah Ahlul
Bid‘ah pelaku tasawuf serta mayoritas dari mereka berada di atas mazhab Hanafi,
baik secara akidah, fikih, maupun tarekatnya.”
Syaikh Ghulamullah Rahmati rahimahullah berkata:
رأيت الطالبان ثلاثة
أصناف:
الطبقة الأولى:
والأكثرية حنفيون
والطبقة الثانية:
والله هم سلفيون،
والطبقة الثالثة: يوجد
فيهم من هو صوفي، ولكن هؤلاء قِلة
“Saya melihat Thaliban terbagi menjadi 3
kelompok:
1. Mayoritas mereka bermazhab Hanafi.
2. Demi Allah, mereka adalah Salafiyyun.
3. Di antara mereka terdapat Shufi, namun
hanya sedikit.”
Sejalan dengan yang dikatakan Syaikh Yusuf
al-‘Uyyairi dan Syaikh Ghulamullah Rahmati, Syaikh Muhaddits ‘Abdurrazzaq
al-Mahdi hafizhahullah pun juga mengatakan demikian, bahkan Syaikh al-Mahdi
menerangkan bahwa Thaliban yang berpegang teguh pada mazhab Hanafi menjadinya
sebagai negara yang kuat.
Syaikh ‘Abdurrazzaq al-Mahdi dalam artikel
berjudul "Mazhab Hanafi atau Syafi‘i…” mengatakan:
ما سر قوة وتماسك
طالبان؟ الجواب: إن سر قوة وتماسك طالبان ليست شخصية الملا عمر الفذة أو الملا
أختر أو الملا هيبة الله! وإنما هو المذهب
الحنفي الذى يلتزم به قادة طالبان والجنود معا سواء في الأصول أو الفروع.
“Apa rahasia kekuatan dan ketahanan Thaliban?
Jawabannya adalah sesungguhnya rahasia kekuatan dan ketahanan Thaliban bukan
dari tokohnya Mullah ‘Umar yang tiada bandingnya atau Mullah Akhtar atau Mullah
Hibatullah! Melainkan rahasia tersebut terdapat pada kekuatan keteguhan mereka
dalam berpegang teguh dengan mazhab Hanafi yang tampak dari semua elemen
Thaliban dari para pemimpin, pasukan, dan lain-lain, baik dalam masalah pokok
(ushul) atau masalah cabang (furu‘).”
فطالما الجميع ملتزمون
بمذهب واحد فلن يكون اختلاف فقهي أو منهجي.. فلن يكون تنازع بينهم.. وقد اجتهد بعض
الأطراف في الداخل والخارج من خلال بذل المال أو بث فكر الغلو أن يستميل شباب
طالبان وأن يحدث انشقاقا واسعا فلم يفلح.. ولم يستجب إلا القليل وسرعان ما تم تلافي
ذلك
“Selama masyarakat berpegang pada mazhab yang
satu, maka tidak akan ada terjadi perselisihan baik dalam fikihnya maupun
manhaj-nya… maka tidak akan terjadi bantah-bantahan di antara mereka. Beberapa
pihak telah berusaha keras baik di dalam dan di luar negeri memberikan harta
atau menyebarkan pemikiran ghuluw (ekstrem atau berlebih-lebihan) agar pada
pemuda-pemuda Thaliban terjadi perpecahan yang meluas, namun tidak berhasil.
Dan tidak ada yang menghiraukannya, kecuali sedikit, dan segera hal itu dapat
dicegah.”
Hal ini juga diamini oleh Syaikh Abu Hafsh
al-Mauritani hafizhahullah. Beliau mengatakan:
ومما تميزت به هذه
التجربة:
1- مراعاة
الواقع المذهبي للشعب الأفغاني، فتجنبت بذلك أخطاء بعض الجهاديين السلفيين.
2- رفضها
للعبة الديمقراطية، واخذها باسباب القوة العسكرية، فتجنبت بذلك اخطاء الإسلاميين
الديمقراطيين.
وفق الله طالبان.
“Di antara karakteristik Thaliban yang
membedakannya dengan yang lain:
1. Menjaga realita madzhabiyyah yang dianut
masyarakat Afghan sehingga terjauhkan dari kesalahan sebagian jihadiyyin
Salafiyyin (yang tidak bermazhab, pent).
2. Menolak permainan demokrasi dan mengambil
sebab-sebab kekuatan militer sehingga sehingga terjauhkan dari kesalahan
aktivis Islam penempuh demokrasi.
Semoga Allah selalu memberikan taufik kepada
Thaliban.”
Mazhab Hanafi itu sendiri termasuk ke dalam
mazhab yang mu'tabar dari mazhab yang empat.
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah
berkata:
ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ ﻫﻢ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻭﻣﻦ ﺳﻠﻚ
ﺳﺒﻴﻠﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﻭﺃﺗﺒﺎﻉ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﻭﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭﺍﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ
ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ
“Sesungguhnya
Salafush Shalih adalah para sahabat serta orang-orang yang mengikuti jalan
mereka dalam beragama, termasuk di dalamnya para tabi’in, atba‘at tabi’in, juga
mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali dan yang selain mereka…”
Terkhusus untuk Tahrik Thaliban Pakistan yang
merupakan organisasi payung yang mewadahi kelompok-kelompok Thaliban yang lebih
kecil di Pakistan yang juga berbaiat kepada Imarah Islam Afghanistan, maka Abu
Jarir asy-Syimali -yang notebene musuh Thaliban- menuliskan kesaksian tentang
mereka:
“Tahrik Thaliban Pakistan adalah mujahidin
terbaik yang kulihat di lapangan. Mereka berada di atas kebenaran. Kebanyakan
pemimpinnya berada di atas aqidah shahihah dan manhaj Salaf. Kami memandangnya
demikian.”
Lebih jauh lagi, berikut ini beberapa fatwa
dan pandangan dari para ulama Salafi tentang Gerakan Thaliban.
1. Fatwa Syaikh Ghulamullah Rahmati (Wakil
Syaikh Jamilurrahman as-Salafi al-Afghani)
Syaikh Ghulamullah Rahmati rahimahullah adalah
wakil dari Syaikh Jamilurrahman as-Salafi al-Afghani.
Pada mulanya Syaikh Jamilurrahman as-Salafi
adalah anggota Sazman Jawanan Musliman pimpinan Qulbuddin Hikmatiyyar yang
kemudian berkembang menjadi Hizbul Islam. Sazman Jawanan Musliman dibentuk
tahun 1969 dan berubah menjadi Hizbul Islam tahun 1975. Pada tahun 1979, Syaikh
Yunus Khalis berpisah dari Hizbul Islam Hikmatiyyar dan kelompoknya dikenal
sebagai Hizbul Islam Khalis. Pada tahun itu pula, Syaikh Jamilurrahman
as-Salafi menjadi Ketua Hizbul Islam Hikmatiyyar di Provinsi Kunar.
Hingga pada tahun 1985, Syaikh Jamilurrahman
mendirikan Jama‘ah ad-Da’wah ilal Qur‘an was Sunnah yang selanjutnya berkembang
dengan penegakkan Daulah Islam dengan manhaj Salafi di Provinsi Kunar yang
ditandai dengan proklamasi pembentukan Imarah Islam di Kunar pada Januari 1991.
Akan tetapi karena terjadi perselisihan Hizbul Islam Khalis, Syaikh
Jamilurrahman as-Salafi gugur ketika terjadi bentrok dengan Hizbul Islam Khalis
pada tahun 1991 itu juga.
Jama'ah ad-Da'wah ilal Qur‘an was Sunnah sendiri
pernah mendapat pujian dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz.
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz pernah ditanya:
تسمعون عن جماعة الدعوة إلى القرآن والسنة، فما هي انطباعاتكم نحوها؟
“Kami mendengar tentang Jama‘ah ad-Da‘wah ilal
Qur'an was Sunnah, maka bagaimana gambaran Anda tentangnya?”
Syaikh bin Baz menjawab:
الذي بلغنا عنها هو
الخير والاستقامة وأن دعوتها بحمد الله مؤثرة ونافعة ومفيدة، وأنها تسير على منهج
السلف الصالح فنسأل الله لها وللقائمين عليها المزيد من الخير.
“Yang sampai kepada kami adalah jama'ah ini
berada di atas kebaikan, istikamah, dan dakwahnya -bi hamdillah- berpengaruh,
berguna, dan bermanfaat. Jama'ah ini berada di atas manhaj Salafush Shalih.
Kami memohon kepada Allah agar jama'ah ini bertambah kebaikannya.”
Tahun 2010, Jama‘ah ad-Da’wah ilal Qur‘an was
Sunnah bentukan Syaikh Jamilurrahman as-Salafi yang merupakan kelompok Salafi
terbesar di Afghanistan secara resmi berbaiat kepada Amirul Mukminin Mullah
‘Umar rahimahullah.
Situs al-‘Arabiyyah melaporkan:
انضمت أكبر جماعة
سلفية مقاتلة في أفغانستان إلى حركة طالبان. وقال بيان لمتحدث باسم الحركة إن
جماعة الدعوة الى القرآن والسنة انضمت رسميا الى حركة طالبان و; بايعت ; زعيمها
الملا محمد عمر
“Kelompok Salafi bersenjata yang terbesar di
Afghanistan bergabung dengan Gerakan Thaliban. Bayan dari juru bicara gerakan
mengatakan bahwa Jama‘ah ad-Da‘wah ilal Qur‘an was Sunnah secara resmi
bergabung ke dalam Gerakan Thaliban dan membaiat pemimpinnya, Mullah Muhammad
‘Umar.”
Adapun Syaikh Ghulamullah Rahmati yang
merupakan wakil dari Syaikh Jamilurrahman as-Salafi, beliau termasuk ulama
besar Salafi dengan sanad yang ‘ali yang meninggal beberapa bulan lalu. Pada
mulanya beliau mengira bahwa Thaliban adalah antek Amerika dan Pakistan dan
juga menyangka bahwa Thaliban adalah Quburiyyun hingga beliau akhirnya
berkunjung langsung pada wilayah kekuasaan Thaliban dan memberi kesaksian yang
bagus dan memuji Thaliban.
Syaikh Ghulamullah Rahmati dalam wawancaranya
dengan Majalah al-Bayyan (yang kemudian dinukil kembali oleh Syaikh ‘Abdullah
bin ‘Abdirrahman asy-Syinqithi dalam bantahannya terhadap tuduhan-tuduhan Abu
Jarir asy-Syimali kepada Thaliban) menjelaskan:
بعد عدة أشهر من سيطرة
طالبان، أعلنوا القضاء على المزارات، وقالوا هذه أشياء لا تجوز، وكان منها ما
تسمعون عنه في مزار شريف، فهناك مشهد أو ضريح منصوب على قبر يقال إنه قبر علي رضي
الله عنه،
“Setelah beberapa bulan pasca Thaliban
mengambil kendali kepemimpinan, mereka mengumumkan larangan kunjungan ke
tempat-tempat ziarah (makam keramat dan lain sebagainya). Mereka mengatakan
bahwa hal-hal semacam ini tidak diperbolehkan dan orang-orang di Mazar E-
Sharif mematuhi larangan mereka, di sana ada sebuah makam keramat yang
dikatakan sebagai kuburan ‘Ali radhiallahu ‘an hu.”
ﻭﻟﻜﻨﻲ ﺭﺃﻳﺖ ﺃﻧﻪ ﻟﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﺎﻥ ﻗﻀﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ، ﻭﺃﺧﺮﺟﻮﺍ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ
ﺍﻷﺿﺮﺣﺔ، ﻭﺃﻏﻠﻘﻮﺍ ﺃﺑﻮﺍﺑﻬﺎ ﻭﻣﻨﻌﻮﺍ ﺯﻳﺎﺭﺓ ﺍﻟﻘﺒﻮﺭ ﺇﻻ ﺍﻟﺰﻳﺎﺭﺍﺕ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ، ﻭﻣﻨﻌﻮﺍ ﺯﻳﺎﺭﺓ
ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﻣﻄﻠﻘﺎً ﻟﻠﻤﻘﺎﺑﺮ . ﻭﻗﺪ ﺟﺌﺖ ﻓﻲ ﺯﻣﻦ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﺎﻥ ﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﺃﺷﻴﻊ ﻓﻲ ﺑﻴﺸﺎﻭﺭ ﺃﻧﻬﻢ ﻋﻤﻼﺀ
ﺃﻣﺮﻳﻜﺎ ﻭﺃﻧﺎ ﺃﻳﻀﺎً ﻛﻨﺖ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺃﺟﻲﺀ ﺃﻓﻐﺎﻧﺴﺘﺎﻥ ﻛﻨﺖ ﺃﻗﻮﻝ ﻣﻦ ﻫﻢ ﻫﺆﻻﺀ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﺎﻥ؟ ﻛﻨﺖ
ﺃﻳﻀﺎً ﺃﻇﻦ ﺇﻧﻬﻢ ﻋﻤﻼﺀ ﺃﻣﺮﻳﻜﺎ، ﻭﻋﻤﻼﺀ ﺑﺎﻛﺴﺘﺎﻥ، ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﻳﻘﺎﻝ ﻋﻨﻬﻢ ﺃﻳﻀﺎً : ﺇﻧﻬﻢ
ﻗﺒﻮﺭﻳﻮﻥ ﻣﺸﺮﻛﻮﻥ ﻭﻓﺌﺔ ﺧﺮﺍﻓﻴﺔ ﺃﺷﻌﺮﻳﺔ ﻣﺎﺗﻮﺭﻳﺪﻳﺔ، ﻛﻞ ﻫﺬﺍ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺁﺗﻲ ﺇﻟﻰ ﺃﻓﻐﺎﻧﺴﺘﺎﻥ
“Saya
menyaksikan ketika Thaliban datang, mereka melarang semua hal (yang berbau
kesyirikan), mereka mengeluarkan segala sesuatu yang ada di makam tersebut,
mereka menutup pintunya dan melarang aktivitas ziarah kubur, kecuali ziarah
yang disyariatkan saja, dan mereka melarang para wanita untuk ziarah kubur
secara mutlak. Sebelumnya di Peshawar, saya selalu mempropagandakan bahwa
Thaliban adalah antek Amerika, sebelum saya datang ke Afghanistan, saya selalu
memprovokasi siapa sebenarnya Thaliban itu? Saya juga selalu mengira bahwa
mereka adalah antek Amerika dan antek Pakistan. Ada juga rumor yang mengatakan:
mereka adalah Quburiyyun yang musyrik serta kelompok khurafat dari Asy’ariyyah
dan Maturidiyyah. Semua itu saya dengarkan sebelum saya datang ke Afghanistan.”
Sampai perkataan beliau:
ﺍﻟﺸﺎﻫﺪ ﺃﻧﻲ ﺃﻟﺘﻘﻴﺘﻬﻢ ﻓﻮﺟﺪﺗﻬﻢ ﺃﺧﻲ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺑﺤﺴﺐ ﻣﺎ
ﺃﺭﻯ ﺻﺎﻟﺤﻴﻦ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻧﺎ ﻣﺎ ﺑﺎﻳﻌﺖ ﻃﺎﻟﺒﺎﻥ، ﻭﻻ ﻋﻤﻠﺖ ﻣﻌﻬﻢ ﻭﻻ ﺟﺎﺀﻧﻲ ﺇﻟﻰ ﻫﻨﺎﻙ ﺃﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ،
ﻭﻟﻜﻨﻲ ﺃﻗﻮﻝ ﺍﻟﺤﻖ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﻻ ﺑﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﺑﺎﻟﺤﻖ ﻭﻻ ﻳُﻔﺮِّﻁ ﻭﻻ ﻳُﻔﺮِﻁ
“Saya
sudah pernah bertemu dengan mereka dan saya mendapati bahwa mereka adalah
orang-orang yang shalih, wahai saudaraku yang mulia. Demi Allah, saya tidak
pernah berbaiat kepada Thaliban. Saya tidak pernah bekerja pada mereka dan
tidak ada seorang pun dari mereka yang sengaja mendatangkan saya ke sana. Saya
hanya ingin mengatakan kebenaran karena seorang muslim harus mengungkapkan
kebenaran tanpa melebihkan ataupun menguranginya.”
Baca Juga: Haruskah Tetap Taat kepada Pemimpin Yang Tidak Berhukum dengan Hukum Al Qur'an dan As Sunnah ?
2. Fatwa Masyayikh Senior ‘Arab sa‘udi
a) Fatwa Imam Hamud al-‘Uqla asy-Syu‘aibi
(Gurunya Syaikh Ibnul ‘Utsaimin)
Imam Hamud bin al-‘Uqla asy-Syu‘aibi
rahimahullah adalah ulama kibar dari Sa‘udi. Beliau lama berguru dengan Syaikh
Muhammad al-Amin asy-Syinqithi, Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh, dan
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahumullah. Beberapa murid beliau yang terkenal
antara lain adalah Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, ‘Abdullah bin
‘Abdil Mushin at-Turki, Dr. ‘Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim Alusy Syaikh,
Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Dr. Salman bin Fahd al-‘Audah, Syaikh ‘Ali bin
Khudhair al-Khudhair, Syaikh Sulaiman bin Nashir al-‘Ulwan, dan Syaikh Nashir
bin Hamd al-Fahd.
Berkenaan tentang Thaliban, Imam Hamud
al-‘Uqla mengeluarkan dua fatwa. Bersama dengan Syaikh Sulaiman bin Nashir
al-‘Ulwan dan Syaikh ‘Ali bin Khudhair al-Khudhair, beliau mengirim surat
dukungan untuk Mullah Muhammad ‘Umar.
Salah satu fatwa Imam Hamud al-‘Uqla adalah
seputar apakah negara yang didirikan Thaliban telah memenuhi syarat-syarat
sebagai negara Islam yang sesuai syariat?
Imam Hamud al-‘Uqla menjelaskan:
إن تقييم الدول والحكم
عليها بالشرعية وعدمها يتوقف على أمور
:
أولا :-تحكيمها لكتاب الله وسنة نبيه
محمد صلى الله عليه وسلم في جميع المرافق في القضاء وفي غيره من مجالات الحياة .
ثانيا :-كما أن من أهم مقومات الدولة
الأرض ومعلوم أن حكومة طالبان تسيطر على 95% من أراضي الأفغان .
ثالثا :-أن تكون علاقاتها وارتباطاتها
بالدول الأخرى قائمة على تعاليم الدين الحنيف
“Sesungguhnya menilai suatu negara dan
menghukuminya sesuai syariat atau tidak bergantung pada 3 perkara:
1. Berhukum pada Alquran dan sunah Nabi-Nya
Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam pada semua cabang urusan hukum dan
perkara-perkara lainnya kehidupan lainnya.
2. Komponen terpenting suatu negara adalah
wilayah dan telah diketahui bahwa Pemerintahan Thaliban menguasai 95% dari bumi
Afghan.
3. Hubungannya dengan negara-negara lain
didirikan berdasarkan agama Islam yang lurus.”
Kemudian Imam Hamud al-‘Uqla mengatakan:
ﻭﺩﻭﻟﺔ ﻃﺎﻟﺒﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﻓﻐﺎﻧﺴﺘﺎﻥ ﻣﺘﺤﻘﻘﺔ ﻓﻴﻬﺎ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﻮﺭ،
ﻓﻬﻲ ﺍﻟﺪﻭﻟﺔ ﺍﻟﻮﺣﻴﺪﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﻳﻮﺟﺪ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﺤﺎﻛﻢ ﻗﺎﻧﻮﻧﻴﺔ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺣﻜﻤﻬﺎ ﻗﺎﺋﻢ
ﻋﻠﻰ ﺷﺮﻉ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ
“Negara Thaliban di Afghanistan telah terbukti
memenuhi perkara ini. Ia adalah satu-satunya negara di dunia ini di mana tidak
ada hukum dan undang-undang buatan manusia. Sebaliknya, hukum-hukum mereka
seluruhnya berdasarkan syariat Allah dan Rasul-Nya…”
b) Fatwa Syaikhul Islam Sulaiman bin Nashir
al-‘Ulwan (Murid Syaikh Hammad al-Anshari)
Adapun Syaikh Sulaiman al-‘Ulwan fakallahu
asrah, maka beliau adalah ulama ahli hadis, murid dari Syaikh Hammad
al-Anshari, dan hafalannya tentang hadis sering disebut paling besar di antara
yang lain dengan diikuti oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ath-Thuraifi di posisi kedua,
sebagaimana yang dituturkan oleh Syaikh ‘Abdurrazzaq al-Mahdi. Syaikh Dr.
‘Abdul Karim al-Khudhair (anggota Haiah Kibar al-‘Ulama) bahkan menyebut Syaikh
al-‘Ulwan dengan sebutan:
بحر لا ساحل له
”Lautan ilmu yang tak terbatas.”
Dahulu Syaikh al-‘Ulwan bersama gurunya, Imam
Hamud al-‘Uqla, dan Syaikh ‘Ali al-Khudhair mengirim surat dukungan untuk
Mullah ‘Umar. Berkenaan tentang pemerintahan Thaliban sendiri di sisi Syaikh
al-‘Ulwan, sebagaimana dinukil dari channel Durar asy-Syaikh al-‘Ulwan,
حكومة طالبان حكومة
إسلامية، تمثلت فيها حقيقة الإسلام، وقد هدموا كثيرًا من القبور، وحطَّموا
الأصنام، وهم في عمل دائم في توجيه الجهال وتوعيتهم والدعوة إلى التوحيد، وهم غير
مبرئين من مظاهر بعض البدع، وإن وجد شيء من الشرك في بعض البلاد بسبب قلة العلم
وقلة الدعاة.. والحكومة دائمًا تنادي الدعاة والمصلحين لدعوة هؤلاء الجهال
وتعليمهم، وهذه المظاهر الجاهلية لا توجد في طلبتهم ولا تحميه الحكومة، بخلاف
البلاد الأخرى المنسوبة للإسلام، ففيها شيء من المظاهر الشركية والدولة تحميها،
زيادة على هذا البلاد العربية كلها تحكم بغير شرع الله تحكم بالطاغوت والقوانين
الوضعية وهي متحالفة أيضًا مع نظام هيئة الأمم، وهذا لا يوجد في حكومة طالبان.
“Pemerintahan Thaliban adalah pemerintahan
Islam. Hakikat keislaman terperankan di dalamnya. Mereka telah banyak
menghancurkan kuburan (yang diagungkan) dan merobohkan patung-patung. Mereka
masih terus menerus memberikan bimbingan dan pengajaran bagi orang-orang jahil
dan mendakwahkan tauhid, namun mereka tidak lepas dari penampakan sebagian
kebidahan dan meski terdapat suatu hal dari kesyirikan di sebagian negeri
disebabkan sedikitnya ilmu dan dai... Pemerintahan Thaliban selalu mengajak
para dai dan orang-orang yang mengadakan perbaikan untuk berdakwah kepada
orang-orang jahil dan juga mengajarkan mereka. Penampakan-penampakan jahiliah
ini tidak terdapat pada pelajar-pelajar mereka dan tidak pula dilindungi oleh
pemerintahan Thaliban, berbeda dengan negeri-negeri lain yang menisbatkan diri
kepada Islam yang di dalamnya terdapat penampakan-penampakan kesyirikan dan
dilindungi oleh pemerintah, ditambah dengan negeri-negeri ‘Arab seluruhnya
tidak berhukum dengan syariat Allah justru berhukum dengan tagut dan
undang-undang buatan dan juga mereka beraliansi dengan aturan PBB. Ini semua
tidak terdapat pada pemerintahan Thaliban.”
3. Fatwa Dr. Rabi' bin Hadi al-Madkhali
Dr. Rabi' bin Hadi al-Madkhali adalah ulama
Sa‘udi yang memiliki hubungan dengan Syaikh Jamilurrahman as-Salafi dan Jama‘ah
ad-Da‘wah ilal Qur‘an was Sunnah di Afghanistan. Ketika Thaliban berperang
melawan Aliansi Utara, Dr. Rabi' al-Madkhali mengeluarkan fatwa yang
memerintahkan kaum Salafiyyun di Afghanistan semuanya membersamai dengan
Thaliban.
Dr. Rabi' al-Madkhali mengatakan:
نحن رأينا في طالبان
من سنوات أنهم أحسن الموجودين في أفغانستان بعد السلفيين , وأنهم خير من الإخوان
المسلمين , فلو قابلنا بين الإخوان المسلمين وبين هؤلاء لوجدنا أن هؤلاء خير منهم
, لهذا منذ قام الطالبان و بدأ الصراع بينهم وبين التحالف الشمالي المكون من الإخوان
المسلمين و الشيوعيين و الروافض و الباطنية و المدعوم من قبل روسيا ومن الحكومة
الهندية ومن الروافض الإيرانيين . كنا ننصح السلفيين من الأفغان أن يكونوا مع
طالبان, وكنا ننتقد هذا التحالف
“Kita melihat Thaliban selama bertahun-tahun,
mereka adalah lebih baik di Afghanistan setelah Salafiyyin. Mereka lebih baik
dari Ikhwanul Muslimin. Kalau kita bandingkan antara Ikhwanul Muslimin dengan
mereka, sungguh kita akan dapatkan bahwa mereka lebih baik dari Ikhwanul
Muslimin. Oleh karena itu, sejak berdiri Thaliban mulailah terjadi persaingan
dengan Aliansi Utara yang terdiri dari orang-orang sosialis, Rafidhah, dan
Bathiniyyah yang didukung Rusia, India, dan Rafidhah Iran. Kami menasihatkan
untuk Salafiyyun dari Afghanistan untuk membersamai Thaliban dan kami
mengkritik aliansi yang ada.”
4. Fatwa Syaikh Dr. ‘Abdullah asy-Syammari
(Anak Syaikh Muhammad al-Muhaisini, Qari Masjidil Haram)
Syaikh Dr. ‘Abdullah asy-Syammari, anak dari
Syaikh Muhammad al-Muhaisini yang seorang qari Masjidil Haram, merupakan ulama
Salafi asal Sa‘udi yang sering berhubungan dengan para pejabat Thaliban. Dr.
‘Abdullah bahkan pernah menulis risalah menyoal wafatnya Mullah ‘Umar yang
dimuat dalam situs al-Imarah ‘Arabi.
Dr. ‘Abdullah mengatakan dalam risalah
tersebut:
“Mullah ‘Umar telah pergi dan cukuplah bagi
kita mengetahui bahwasanya saudara-saudara beliau sepeninggal beliau akan
menyempurnakan perjalanan beliau dan berjalan di atas langkah beliau. Kita
berkata kepada para tentara Thaliban: Kalian adalah mahkota di atas kepala
kami, betapa inginnya kami berada di tengah-tengah kalian. Teguhlah kalian,
wahai tentara Allah, sungguh kalian telah melakukan keteguhan yang paling
tinggi selama ini! Teguhlah kalian, wahai tentara tauhid, dan teruslah berjalan
di belakang amir kalian Mullah Akhtar (semoga Allah menjaganya dan
meluruskannya). Kalian telah berjalan di atas jalan kemuliaan dengan keteguhan
kalian.”
Dr. ‘Abdullah juga pernah menulis surat untuk
Amirul Mukminin Syaikhul Hadits Hibatullah Akhundzadah hafizhahullah, Mullah
‘Abdul Ghani Baradar, dan para anggota dewan syura dari Imarah Islam
Afghanistan. Beliau mengatakan dalam suratnya:
رحم الله الطالبان،
وأبناء الطالبان، وأبناء أبناءِ الطالبان، لقد علّمتنا مدرسة الطالبان أنّ الجهاد
في سبيل الله هو الحلّ، لقد علّمتنا مدرسة الطالبان، أنّ الرصاص يُواجه بالرصاص،
لقد علّمتنا مدرسة الطالبان أنّ القبيلة عنصر مهم، وسببٌ من أسباب النّصر، إذا
أحسن التّعامل معها.
“Semoga Allah merahmati Thaliban, anak-anak
Thaliban, dan anak-anak keturunan dari anak-anak Thaliban. Madrasah Thaliban
mengajarkan kepada kita bahwa jihad di jalan Allah adalah solusinya. Madrasah
Thaliban mengajarkan kepada kita bahwa peluru dihadapi dengan peluru. Madrasah
Thaliban telah mengajarkan kepada kita bahwa rakyat adalah elemen penting dan
termasuk sebab kemenangan jika hal itu ditangani dengan muamalah (pergaulan)
yang terbaik.”
لقد علّمتنا مدرسة
الطالبان أنّ التفاوض مع الدّول، والتعامل معها مع بقاء البندقية في اليد والحفاظ
على الثوابت والمبادئ، هو الطريق الصحيح لنيل العزّة، ولا عزة في الخضوع
والاستكانة.
“Madrasah Thaliban telah mengajarkan kepada
kita bahwa bernegosiasi dengan negara-negara dan berurusan dengan mereka sambil
memegang senjata di tangan dan melestarikan keteguhan dan menjaga
prinsip-prinsip mendasar adalah cara yang tepat untuk mendapatkan ‘izzah/kemenangan
dan tidak ada ‘izzah dalam tunduk kepada musuh dan menyerahkan diri.”
علّمتنا مدرسة
الطالبان أنّ الاهتمام بالحاضنة الشعبية وتبني الحاضة للمشروع من أعظم أسباب
النّصر. لقد علّمتنا مدرسة الطالبان أنّ عدم الالتفات إلى مزاودات الغلاة، والمُضي
قُدُمًا والسير في المشروع من أعظم أسباب النّصر
“Madrasah Thaliban mengajarkan kepada kami
bahwa merawat inkubator asuh masyarakat dan mengadopsi rumah asuh untuk proyek
tersebut adalah salah satu alasan terbesar untuk kemenangan. Madrasah Thaliban
telah mengajarkan kepada kita bahwa tidak memperhatikan harga tinggi, terus
maju, dan menjalankan proyek adalah salah satu alasan terbesar untuk
kemenangan.”
لقد علّمتنا مدرسة
الطالبان أنّ تقديم العلماء، والالتفاف حولهم، والصدور عن رأيهم، هي خطوة عظيمة في
درب النّصر والتمكين
“Madrasah Thaliban telah mengajarkan kepada
kami bahwa mengutamakan para ulama, mengikuti siasat mereka, dan merujuk kepada
pendapat mereka adalah langkah besar dalam jalur kemenangan dan tamkin.”
5. Fatwa Syaikh ‘Abdurrazzaq al-Mahdi (Murid
Syaikh ‘Abdul Qadir al-Arnauth)
Syaikh ‘Abdurrazzaq al-Mahdi hafizhahullah
merupakan ulama besar Salafi dalam ilmu hadis dari Damaskus. Beliau lama
menuntut ilmu dengan Syaikh ‘Abdul Qadir al-Arnauth. Keilmuan beliau bahkan
disinggung oleh Syaikh Dr. Thariq ‘Abdul Halim hafizhahullah ketika keduanya
tengah berselisih tentang ahkamud diyyar sekalipun.
Berkenaan tentang Thaliban, Syaikh
‘Abdurrazzaq al-Mahdi menggambarkan Thaliban telah banyak memberikan pelajaran
tentang mujahidin Syam. Beliau berkata:
الفرقبينناوبين_طالبان
باختصار: "اجتماع كلمتهم وتفرق كلمتنا" في أرض الشام خلال 10 سنوات تم
تشكيل أكثر من 500 فصيل ولواء وكتيبة.. مراجع متعددة ومناهج مختلفة ومنظرون من
وراء البحار قد عانت منه الساحات منذ 30 سنة
“Perbedaan antara kami (mujahidin di Syam)
dengan Thaliban secara ringkas adalah: Kalimat mereka bersatu, sedangkan kalimat
kami berpecah belah. Di bumi Syam yang sudah lebih dari 10 tahunan ini,
terdapat lebih dari 500 kelompok brigade dan batalion telah dibentuk. Berbagai
kelompok dari luar negeri dengan referensi dan manhaj-manhaj yang berbeda yang
saling berselisih serta berdebat telah mempengaruhi daerah ini sejak 30 tahun
yang lalu.”
فربما وجدت جماعة
تتكون من 50 شخصا لا يعجبهم أحد في الساحة ولا في الدنيا كلها؟!لكن طالبان نجحت في
تخطي ذلك بسبب التزامهم بمذهب واحد. #طالبان أعطت الجميع دروسا في الصبر والتحمل
ومتابعة المسير..
”Mungkinkah engkau menjumpai suatu jemaah
(tetap utuh) dengan 50 tokoh yang tidak suka satu sama lain di suatu daerah
atau di seluruh dunia?! Thaliban berhasil mengatasi masalah yang demikian itu
disebabkan karena berpegang teguhnya (iltizam) mereka pada mazhab yang satu.
Thaliban telah mengajari semua orang arti kesabaran dan keteguhan dalam
menghadapi rintangan.”
6. Fatwa Syaikh Dr. Muhammad bin Rizq
ath-Tharhuni (Murid Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi'i)
Syaikh Dr. Muhammad bin Rizq ath-Tharhuni
hafizhahullah merupakan ulama alumni al-Azhar dan Madinah, pernah bergabung dalam
Jama‘ah Ansharus Sunnah al-Muhammadiyyah, dan lama berguru dengan Syaikh Muqbil
bin Hadi al-Wadi‘i rahimahullah.
Syaikh ath-Tharhuni beberapa kali ditanya
tentang Thaliban. Salah satunya mengenai tuduhan bahwa Thaliban telah murtad,
maka Syaikh ath-Tharhuni menjawab:
أنا لا أوافق الحكم
على طالبان بالردة
“Saya tidak setuju menghukumi Thaliban telah
murtad.”
Begitu pula Syaikh ath-Tharhuni pernah
ditanya,
طالبان مجاهدون يا
شيخنا ؟
“Apakag Thaliban terhitung sebagai mujahidin,
ya Syaikhuna?”
كل من ادعى الجهاد
ورفع رايته فهو مجاهد
“Setiap orang yang menyeru pada jihad dan
mengangkat panji-panjinya, maka dia adalah seorang mujahid.”
7. Fatwa Syaikh Dr. al-Hasan bin ‘Ali
al-Kittani
Syaikh Syarif Dr. Abu Muhammad al-Hasan bin
‘Ali al-Kittani al-Hasani al-Maliki hafizhahullah merupakan Ketua Rabithah
‘Ulama Maghribi ‘Arabi. Beliau merupakan dzuriyyah Rasulullah shalallahu
’alaihi was sallam dari jalur al-Hasan bin ‘Ali radhiallahu ‘an huma. Beliau
bermazhab Ahlul Atsar secara akidah dan bermazhab Maliki secara fikih. Beliau
telah berguru kepada lebih dari 70 ulama. Salah satu ulama yang
merekomendasikan beliau salah satunya adalah Syaikh Dr. Sulthan bin
‘Abdirrahman al-‘Umairi dari Markaz Takwin.
Beliau beberapa kali berkomentar tentang
Thaliban. Salah satunya mengenai tuduhan-tuduhan yang mengatakan bahwa Thaliban
pada zaman Mullah ‘Umar telah berbeda dengan zaman setelahnya. Beliau
merekomendasikan tulisan Akh Karim an-Nikadi ( https://justpaste.it/5y3ag ).
Kurang lebih an-Nikadi mengatakan bahwa banyak
orang mengkhawatirkan kalau ternyata Thaliban telah berubah, bahkan sebagian
orang mengklaim Thaliban sekarang telah murtad. Kenyataannya adalah klaim-klaim
tersebut tidak terbukti sama sekali. Justru yang dilakukan Thaliban pada masa
kini merupakan kelanjutan dari kebijakan-kebijakan Thaliban pada masa-masa
sebelumnya. Di akhir, an-Nikadi menyimpulkan bahwa orang-orang yang mengira
bahwa Thaliban telah berubah tidak mengetahui manhaj Thaliban sejak awal
didirikan pada tahun 90-an.
Selepas kemenangan Thaliban menguasai 100%
wilayah Afghanistan, Syaikh al-Kittani sendiri bersama para ulama di Rabithah
‘Ulama Maghribi ‘Arabi menyeru kepada kaum muslimin untuk mendukung Imarah
Islam Afghanistan.
Syaikh al-Kittani juga mengatakan:
فالإمارة الإسلامية
ليست جماعة طائفية تسلطت على أفغانستان بل هي حركة إسلامية شاملة تسع جميع
المسلمين
”Imarah Islam bukanlah kelompok sektarian yang
mengambil alih Afghanistan, namun ia adalah gerakan Islam komprehensif yang
merangkul seuruh kaum muslimin.”
8. Fatwa Syaikh Turki bin Mubarak al-Bin'ali
(Murid Syaikh Ibnu Jibrin)
Dahulu Syaikh Turki al-Bin‘ali rahimahullah
atau juga dikenal dengan nama Abu Humam Bakr bin ‘Abdil ‘Aziz al-Atsari pernah
berguru dengan Syaikh Ibnu Jibrin dan Syaikh Zuhair asy-Syawisy rahimahumallah,
Syaikh ‘Umar al-Haddusyi dan Syaikh al-Kittani hafizhahumallah, hingga dengan
Dr. Sa‘ad bin Nashir asy-Syatsri.
Dalam Majmu' Fatawa Abu Humam al-Atsari,
Syaikh Turki pernah ditanya tentang Thaliban. Syaikh Turki pun menjawab:
وإنني لأحسب أن من
أفضل الطاعات, وأجل القربات؛ حبك لأنصار الدين وخاصة من ذكرت. فهم طليعة الأمة
الإسلامية وفخرها في هذا الزمان
“Saya menganggap bahwa termasuk bentuk
ketaatan yang paling utama dan bentuk pendekatan diri kepada Allah yang paling
besar adalah kecintaanmu terhadap para penolong-penolong agama dan khususnya
yang engkau sebut tadi. Mereka adalah pasukan terdepan umat Islam dan
kebanggaannya pada zaman ini.”
Sampai perkataan beliau:
وأما الطالبان فهم
الظهر والسند, والنصرة والمدد
“Adapun Thaliban, mereka adalah penopang,
pendukung, penolong, serta penguat.”
Wallahu a‘lam dengan apa yang terjadi
sesudahnya.
9. Fatwa Syaikh Mushthafa Hamdan (Murid Syaikh
al-Albani)
Syaikh Mushthafa Hamdan, atau yang lebih
dikenal dengan nama Syaikh Abul Harits az-Zabadani, merupakan ulama Suriah yang
pernah berguru dengan Syaikh Ibnu Jibrin dan Syaikh al-Albani rahimahumallah
dan Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid fakallahu asrah.
Berkenaan dengan Thaliban, Syaikh Mushthafa
memberikan komentar tentangnya:
“Thaliban telah mengajari tentaranya di atas
fikih jihad yang sesuai dengan syariat.”
Syaikh Mushthafa bahkan sampai menangis
gembira dengan kemenangan Thaliban atas Kabul. Beliau mengatakan:
والله إن العين لتدمع
فرحا بفتوحات طالبان .اللهم
أعز الإسلام والمسلمين
“Demi Allah, sunguh kedua mata menangis
bahagia dengan penaklukan Thaliban. Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum
muslimin.”
10. Fatwa Syaikh Dr. Thariq ‘Abdul Halim
Syaikh Dr. Thariq ‘Abdul Halim hafizhahullah
merupakan ulama sepuh asal Mesir yang sekarang ini tinggal di Kanada. Beliau
merupakan penulis kitab al-Jawabul Mufid fi Hukmi Jahilut Tauhid yang mendapat
taqdim dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz dan review dari Syaikh Bilal Khuraisat.
Seperti Syaikh al-Maqdisi, Dr. Thariq beberapa
kali mengkritik dan memberikan nasihat untuk Thaliban. Hal yang wajar mengingat
Thaliban sendiri memang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Syaikh
‘Allamah ‘Athiyyatullah al-Libi rahimahullah dahulu dalam Majmu' A'malul
Kamilah juga menyebutkan beberapa kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam
tubuh Thaliban.
Namun sebagai ulama yang berusaha untuk
inshaf, tanpa ifrath, dan tanpa tafrith, maka mereka memberikan nasihat dan kritik
kepada Thaliban, menempatkan kesalahan secara proporsional, dan membelanya dari
tuduhan-tuduhan yang tidak benar seperti tuduhan kafir dan lain sebagainya.
Pembelaan Dr. Thariq atas Thaliban beberapa di
antaranya adalah bantahan beliau atas syubhat dari orang-orang yang memerangi
Thaliban hanya karena Thaliban diisi banyak Asy‘ariyyah Maturudiyyah dan
menyoal permasalahan hubungan Thaliban dengan Iran.
Ketika Thaliban berhasil meraih kemenangan atas
Kabul, Dr. Thariq mengatakan:
تمسكت طالبان بحكم الشريعة...
الثبات على التوحيد والولاء لله ... الثبات على الحكم بالشرع الحنيف...
“Thaliban berpegang teguh pada hukum
syariah... Teguh di atas tauhid dan loyalitas kepada Allah... Teguh di atas
hukum syariat yang lurus...”
Sampai-sampai Dr. Thariq mengatakan,
لا يفرح اليوم ينصر
طالبان إلا مؤمن و لا يحزن ينصر طالبان الا منافق كافر
“Tidaklah orang bergembira pada hari ini
karena kemenangan Thaliban, kecuali orang-orang mukmin, dan tidaklah orang
bersedih karena kemenangan Thaliban, kecuali orang-orang kafir dan munafik.”
Sekian yang dapat kami rangkumkan berkenaan
tentang Thaliban. Sebenarnya masih banyak lagi para ulama Salafi yang
memberikan komentar tentang Thaliban, seperti Syaikh Ahmad bin Hamud al-Khalidi
yang menulis surat untuk Mullah ‘Umar, Syaikh Abu Fihr al-Muslim, Syaikh Abu
Waqid asy-Syami, Syaikh Abu Syu‘aib Thalhah al-Musayyar, Syaikh Yahya bin
Thahir al-Farghali (murid Syaikh Muhammad Hussain Ya‘qub), Syaikh Abu Muhammad
ash-Shadiq, Syaikh ash-Shadiq al-Hasyimi (murid Syaikh ‘Abdullah as-Sa‘ad),
Syaikh ‘Umar al-Haddusyi, Syaikh Hamad bin ‘Abdillah al-‘Ali, Syaikh Dr. Hani
as-Sayyid, Dr. ‘Ali al-Arjani, Prof. Dr. Hakim al-Muthairi, ‘Allamah ‘Umar bin
Mahmud, dan para ulama lainnya, namun kami mencukupkan dengan ini karena
keterbatasan waktu dan tempat.
Wallahul muwwafiq.
(Diolah dari berbagai sumber dan komunikasi
tim penulis dengan pihak-pihak yang terkait)
(https://t.me/fatwamyid)
Posting Komentar untuk "TALIBAN (Sejarah, Manhaj dan Fatwa Para Ulama tentang Mereka)"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.