Urgensi Penjagaan Orang Tua pada Anak yang Masuk Usia Baligh - Izzatullah Abduh
![]() |
| Kabeldakwah.com |
Anak yang telah mencapai
usia baligh tidak lagi dapat diperlakukan sebagai anak kecil. Pada fase ini, ia
telah berada pada keadaan biologis di mana ia mampu membuahi atau dibuahi.
Karena itu, orang tua harus mulai memberi perhatian penuh untuk mematangkan dan
mendewasakan akalnya.
Fase baligh adalah masa ketika syahwat dan emosi tumbuh sangat kuat. Jika anak tidak memperoleh kedewasaan akal yang memadai, ia akan mencari jalan sendiri untuk menyalurkan syahwat dan emosinya. Inilah yang membuka pintu kesesatan berupa pacaran, tawuran, dan berbagai perilaku berbahaya lainnya. Wal’iyādzu billāh.
---
Tugas Orang Tua pada Fase Baligh
Tugas kita sebagai orang
tua adalah mendampingi, mengawasi, dan memberi edukasi tentang batasan-batasan
syariat ketika seorang anak telah baligh. Cara mematangkan akal mereka antara
lain:
- Mengajak berdiskusi dan
berpikir kritis
- Mengajaknya mengkaji
ilmu agama
- Membawanya ke majelis
ilmu
- Sering mengajaknya
berbicara dan curhat
- Tidak membiarkan anak
baligh terlalu lama sendirian tanpa pendampingan
- Membatasi aksesnya dari
berselancar bebas di dunia maya
Anak yang baru baligh itu
seperti pengemudi amatir: jika dibiarkan mengendarai kendaraan berbahaya
(gadget + internet) tanpa pendampingan, akibatnya bisa fatal.
---
Perhatikan Bahasa dan Pergaulan Mereka
Ketika anak yang baligh
mulai berbicara dengan bahasa vulgar atau obrolan bermuatan dewasa, itu tanda
mereka membutuhkan edukasi segera. Jangan
diamkan sesuatu yang merupakan tangga menuju zina.
Rasulullah ﷺ
bersabda:
«إِنَّ
اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا، أَدْرَكَ ذَلِكَ لَا
مَحَالَةَ، فَزِنَا الْعَيْنَيْنِ النَّظَرُ، وَزِنَا اللِّسَانِ النُّطْقُ،
وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي، وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ أَوْ يُكَذِّبُهُ»
“Allah telah menetapkan
bagian zina bagi setiap anak Adam, dan ia akan mendapatkannya. Zinanya mata
adalah memandang, zinanya lisan adalah berbicara, sedangkan hati berkeinginan
dan berhasrat, dan kemaluanlah yang akan membenarkan atau mendustakannya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Allah juga mengingatkan:
وَلَا تَقْرَبُوا
الزِّنَى ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kalian
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan jalan yang
buruk.” (QS. Al-Isrā’: 32)
Maka apa pun yang
mendekatkan kepada zina harus STOP, STOP, STOP.
Jangan menormalisasi
perkara yang telah Allah beri peringatan.
---
Emosi yang Tidak Terkendali
Begitu pula bahasa emosi
yang kasar, intimidatif, memprovokasi, atau menyebarkan kebencian. Ini
menunjukkan anak sudah baligh tetapi belum matang akalnya, sehingga ia tidak
mampu mengendalikan emosinya.
Halal-haram tidak lagi
menjadi tolok ukur; yang penting syahwat terpuaskan dan emosi tersalurkan.
Wal’iyādzu billāh.
---
Isyarat Al-Qur’an tentang Kematangan Akal
Allah memberi prinsip
penting dalam Al-Qur’an:
فَإِنْ آنَسْتُمْ
مِنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ
“Jika kalian telah
melihat pada mereka rushed (kematangan dan kedewasaan akal), maka serahkanlah
kepada mereka harta-harta mereka.” (QS. An-Nisā’: 6)
Ini menunjukkan bahwa
kematangan akal harus diuji, bukan sekadar diandaikan.
Termasuk dalam kategori
“harta” di era modern adalah fasilitas yang orang tua berikan kepada anak:
gadget, smartphone, internet, uang, dan lainnya. Banyak orang tua memberikan
fasilitas itu tanpa terlebih dahulu menguji apakah anak:
- memahami mana yang
benar dan salah
- membedakan yang
bermanfaat dan yang merusak
- bisa mengendalikan diri
saat berinternet
- mampu menjaga dirinya
dari bahaya dunia maya
Ketika akalnya belum
matang, fasilitas itu justru menjadi alat yang merusak.
---
Menjadi Orang Tua adalah Amanah Besar
Lā ḥaula wa lā quwwata
illā billāh.
Menjadi orang tua adalah
tanggung jawab besar, apalagi dengan tantangan zaman modern.
Ingatlah, sebelum anak
ditanya tentang baktinya kepada orang tua, orang tua lebih dahulu ditanya.
Sebagaimana perkataan Ibn ‘Abbās radhiyallāhu ‘anhumā:
“Apa yang sudah engkau
ajarkan kepadanya? Apa yang sudah engkau didik kepadanya?”
---
Hasbunallāh wa ni‘mal
wakīl.
Semoga Allah menolong
kita dalam mendidik anak-anak, menjaga mereka dari fitnah zaman, dan menjadikan
mereka anak-anak yang shalih dan shalihah, penyejuk mata di dunia dan akhirat.
Ditulis oleh: Ust. Izzatullah Abduh, M.Pd
Penulis Buku Muda(h) Hidup
Mulia, Gramedia 2016

Posting Komentar untuk "Urgensi Penjagaan Orang Tua pada Anak yang Masuk Usia Baligh - Izzatullah Abduh"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.