Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Orang Saudi Menghakimi Tanpa Riuh - Hartono Subirto

Kabeldakwah.com

Tulisan ini sengaja dibuat bernomor, tentunya untuk memudahkan pembaca dalam memahami kejadian demi kejadian. semoga dapat memberikan faidah dan pelajaran mulia untuk kita semua.

1. Di kantor tempat saya bekerja, ada bagian ruangan yang digelari karpet untuk sholat apabila tidak sempat ke masjid. Ada yang unik saat siapa yang harus menjadi Imam sholat. Bagi orang Saudi perokok, biasanya mereka tahu diri tidak mau jadi Imam sholat dikarenakan mereka adalah perokok. Selama masih ada jama'ah yang tidak merokok maka akan mempersilahkan jama'ah lain yang tidak merokok untuk jadi Imam.

2. Masih soal Imam, di kantor ada orang Saudi yang suka sekali meminta saya jadi Imam sholat jama'ah di dalam kantor kalau dia kebetulan tidak sholat di masjid. Dia bilang bacaan saya bagus. Namun suatu saat beberapa kali saya lihat dia sholat di kantor, tapi dia tidak meminta saya jadi Imam, dan dia sendiri yang jadi Imam. Sayapun ya biasa aja, mungkin memang dia lebih pantas jadi Imam, karena diakan orang Saudi.  Namun akhirnya saya dipanggil oleh beliau di ruangannya. Beliau meminta maaf karena sudah salah menuduh saya. Dia mendapat info kalau saya membawa pulang alat-alat kantor untuk kepentingan pribadi. Namun info itu rupanya salah dan bukan saya. Dia bilang itulah alasannya dia tidak meminta saya jadi Imam beberapa waktu lalu. Karena bagi orang Saudi, Imam tidak boleh melakukan perbuatan tercela. Sayapun faham akhirnya, dan dia seperti biasa kembali meminta saya menjadi Imam kembali apabila dia dan saya tidak sempat ke Masjid.

3. Berkaca pada hal yang terjadi pada Syaikh Adil Al Kalbani, seorang yang pernah menjadi Imam masjid Al-Haram, lalu beliau berubah kehidupan menjadi biker HD dan sempat bermain film holywood. Ketika semua teman Saudi ketika saya tanya pendapatnya tentang Syaikh Adil, semua jawabannya adalah 'Semoga Allah menjaga Syaikh Adil". Tidak ada yang yang mengatakan,

1. Jangan panggil dia Syaikh lagi...

2. Itu gara-gara istrinya...

3. Saya tidak akan diam karena dia sudah sesat...

4. Akan merusak dakwah Islam Arab Saudi, karena dia pernah jadi Imam Makkah...

5. Dia atau istrinya punya penyakit kejiwaan...

Dan lain-lainnya yang sepertinya di ada-adakan...

4. Dahulu sekali tahun 2001, saat WTC dihancurkan dan yang menjadi tertuduh adalah OBL, maka saya sempat bertanya pada Abdullah AlJa'fary, seorang kolega polisi berpangkat Aqeed yang bekerja pada dinas intelejen SA. "Bagaimana pendapat anda tentang perbuatan OBL...? bukankan itu bertentangan dengan ajaran Islam...?". Jawaban beliau, "Saudaraku, kita tahu bahwa OBL tidak pernah belar atau sekolah khsus agama. Dia lulusan teknik sipil. maka bisa saja dia salah karena dia tidak benar-benar memahami Islam..

5. Pernah terjadi kegaduhan di kantor tempat saya bekerja, sampai sayapun sempat di interograsi oleh pihak kepolisian Saudi Arabia. Namun yang aneh, sampai sekarang saya tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Saat saya sempat tanyakan pada atasan, jawaban beliau hanya mengatakan kasusnya sudah selesai. kasus apa saya juga tidak tahu, teman-teman kantor ya tidak pernah gosip apa-apa.

Uraian panjang saya diatas adalah aebuah pengalaman pribadi tentang bagaimana orang Saudi melakukan penghakiman terhadap orang yang mereka anggap salah atau menyimpang. Dan prilaku ini adalah salah satu yang menjadi kekaguman saya dengan orang Saudi. Mereka tidak perlu hiruk pikuk dan merasa sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas akibat dari peyimpangan itu.

Salam…

Oleh: Hartono Subirto (https://web.facebook.com/share/p/15E6ABQLUKB)

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Apa Saja (Ryzen Store), Jasa Pembuatan Barcode BBM, Jasa Pembuatan NPWP, Jasa Pembuatan Aplikasi Raport, Service Laptop, Melayani Se-Nusantara Indonesia. (Hub. via E-mail: erfanagusekd@gmail.com)

Posting Komentar untuk "Cara Orang Saudi Menghakimi Tanpa Riuh - Hartono Subirto"