Taat Ulama Baru Taat Umara (Pemimpin) - Ustadz Aris Munandar
Taat Ulama Baru Taat Umara
(Pemimpin)
Ada seorang pendakwah yang mengatakan bahwa
jalan beragama seorang muslim itu jelas yaitu pertama mengikuti perintah,
menunaikan berbagai kewajiban yang berasal dari al-Qur’an dan sunnah.
kedua, bersama pemimpin/penguasa dengan mendukung dan memuluskan semua program-program pemerintah. Ketiga, bersama (baca: taat kepada) para ulama.
Hierarki ketaatan semisal
ini ini bertentangan dengan hasil penelitian Ibnul Qayyim.
Bagi Ibnul Qayyim
ketaatan kepada umara/pemerintah muslim itu terletak setelah bersama dan taat
kepada para ulama dalam hal-hal yang tidak memiliki nash baku dari al-Qur’an
dan sunnah.
Bagi Ibnul Qayyim program
dan kebijakan pemerintah itu diikuti, ditaati dan disukseskan manakala
mendapatkan lampu hijau dari para ulama, kyai dan ustadz pengemban ilmu agama.
Artinya pendapat seorang
ahli ilmu yang memang spesialis dalam bidangnya tidak bisa dimentahkan dengan
semata-mata tidak sejalan dengan program pemerintah. Bahkan yang benar, program
pemerintah wajib dikaji ulang jika memang tidak sejalan dengan fatwa para ulama
yang kompeten di bidangnya.
أعلام الموقعين عن رب
العالمين» (1/ 16 ط عطاءات العلم):
والتحقيق: أن الأمراء
إنما يطاعون إذا أمروا بمقتضى العلم، فطاعتهم تبع لطاعة العلماء، فإن الطاعة إنما
تكون في المعروف وما أوجبه العلم؛ فكما أن طاعة العلماء تبعٌ لطاعة الرسول، فطاعة
الأمراء تبعٌ لطاعة العلماء. ولما كان قيام الإسلام بطائفتي العلماء والأمراء،
وكان الناس كلُّهم لهم تبعًا، كان صلاح العالم بصلاح هاتين الطائفتين، وفساده
بفسادهما، كما قال عبد الله بن المبارك وغيره من السلف: صنفان من الناس إذا صلحا
صلح الناس، وإذا فسدا فسد الناس. قيل: من هم؟ قال: الملوك والعلماء.
“Hasil telaah mendalam mengenai apakah ulil
amri yang wajib ditaati itu ulama ataukah umara adalah sebagai berikut. Umara itu hanya boleh
ditaati jika aturan yang mereka buat sesuai dengan ilmu al-Qur’an dan sunnah.
Artinya ketaatan kepada
umara’ itu turunan dari ketaatan kepada ulama. Ketaatan kepada aturan
penguasa/umara itu hanya berlaku dalam kebaikan dan aturan tersebut merupakan
konsekuensi ilmu al-Qur’an dan sunnah.
Sebagaimana ketaatan
kepada ulama itu turunan dari ketaatan kepada sang rasul demikian pula ketaatan
kepada umara itu turunan dari ketaatan kepada ulama.
Islam itu hanya tegak
secara kokoh dengan keberadaan dua kelompok manusia, ulama dan umara. Demikian
pula rakyat suatu negeri seluruhnya itu mengikuti ulama dan umara. Oleh karena
itu suatu negeri itu baik manakala ulama dan umara’ negeri tersebut baik. Sebaliknya
kerusakan suatu negeri itu disebabkan kerusakan ulama dan umara’.
Abdullah bin al-Mubarak
dan ulama salaf lainnya mengatakan bahwa ada dua jenis manusia. Jika mereka
baik niscaya rakyat negeri tersebut baik. Jika kedua jenis manusia tersebut
rusak niscaya rakyat negeri tersebut rusak. ‘Siapa mereka”, tanya salah satu murid
Ibnu Mubarak. ‘Penguasa dan para ulama’, jawab Abdullah bin al-Mubarak” I’lām
al-Muwaqqi’in ‘an Rabbil ‘Alamin karya Ibnul Qayyim 1/16.
Ditulis oleh: Ust. Dr. Aris Munandar
Posting Komentar untuk "Taat Ulama Baru Taat Umara (Pemimpin) - Ustadz Aris Munandar"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.