Hadits-Hadits Tentang Maulid Nabi Muhammad Yang Tidak Ada Asal Usulnya
Kabeldakwah.com |
بسْـــــــــــــــــــــمِ
اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Inilah diantara riwayat-riwayat yang dianggap
hadits oleh para penggemar Maulid Nabi untuk membesarkan atau mengagungkan
Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
➡1.
Abu Bakar ash-Shiddiq
Telah berkata Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq: “Barangsiapa yang menafkahkan satu dirham bagi menggalakkan bacaan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.., maka ia akan menjadi temanku di dalam syurga.” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
➡2.
Umar bin Khottob al-Furqon
Telah berkata Sayyidina ‘Umar: “Siapa yang
membesarkan (memuliakan) majlis maulid Nabi صلى اللّه
عليه وسلم. maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam.” (sumber dari
kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya
Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
➡3.
Utsman bin ‘Affan Dzun-Nuraini
Telah berkata Sayyidina Utsman: “Siapa yang
menafkahkan satu dirham untuk majlis membaca maulid Nabi صلى اللّه عليه وسلم. maka seolah-olah ia menyaksikan
peperangan Badar dan Hunain” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa
al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu
Hajar al-Haitami as-Syafii)
➡4.
Ali bin Abi Tholib Karomallahu wajhah
Telah berkata ‘Ali: “Siapa yang membesarkan
majlis maulid Nabi صلى اللّه عليه وسلم.
dan karenanya diadakan majlis membaca maulid, maka dia tidak akan keluar dari
dunia melainkan dengan keimanan dan akan masuk ke dalam syurga tanpa hisab”. *
(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii
aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
➡5.
Syekh Hasan al-Bashri
Telah berkata Hasan Al-Bashri: “Aku suka
seandainya aku mempunyai emas setinggi gunung Uhud, maka aku akan
membelanjakannya untuk membaca maulid Nabi صلى اللّه
عليه وسلم.* (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii
maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar
al-Haitami as-Syafii)
➡6.
Syekh Junaid al-Baghdady
Telah berkata Junaid Al-Baghdadi semoga Allah
mensucikan rahasianya: “Siapa yang menghadiri majlis maulid Nabi صلى اللّه عليه وسلم. dan membesarkan
kedudukannya, maka sesungguhnya ia telah mencapai kekuatan iman”.* (sumber dari
kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya
Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
➡7.
Syekh Ma’ruf al-Karkhy
Telah berkata Ma’ruf Al-Karkhi: “Siapa yang
menyediakan makanan untuk majlis membaca maulid Nabi صلى
اللّه عليه وسلم. mengumpulkan saudaranya, menyalakan lampu, memakai pakaian
yang baru, memasang bau yang wangi dan memakai wangi-wangian karena membesarkan
kelahiran Nabi صلى اللّه عليه وسلم,
niscaya Allah akan mengumpulkannya pada hari kiamat bersama kumpulan yang
pertama di kalangan nabi-nabi dan dia berada di syurga yang teratas (Illiyyin)”
(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii
aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
➡8.
Fakhruddin ar-Rozi
Telah berkata seorang yang unggul pada
zamannya, Imam Fakhruddin Al-Razi: “Tidaklah seseorang yang membaca maulid Nabi
صلى اللّه عليه وسلم* ke atas garam atau
gandum atau makanan yang lain, melainkan akan zahir keberkatan padanya, dan
setiap sesuatu yang sampai kepadanya (dimasuki) dari makanan tersebut, maka
makanan tersebut akan bergoncang dan tidak akan tetap sehingga Allah
mengampunkan orang yang memakannya”.
“Sekirannya dibacakan maulid Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam.. ke atas air, maka orang yang meminum seteguk dari air
tersebut akan masuk ke dalam hatinya seribu cahaya dan rahmat, akan keluar
daripadanya seribu sifat dengki, penyakit dan tidak mati hati tersebut pada
hari dimatikan hati-hati”.
“Siapa yang membaca maulid Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam pada suatu dirham yang ditempa dengan perak atau emas dan
dicampurkan dirham tersebut dengan yang lainnya, maka akan jatuh ke atas dirham
tersebut keberkatan, pemiliknya tidak akan fakir dan tidak akan kosong
tangannya dengan keberkatan Nabi صلى اللّه عليه وسلم.”*
(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii
aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
➡9.
Imam as-Syafii
Telah berkata Imam Asy-Syafi’i: “Siapa yang
menghimpunkan saudaranya (sesama Islam) untuk mengadakan majlis maulid Nabi صلى اللّه عليه وسلم., menyediakan makanan
dan tempat serta melakukan kebaikan, dan dia menjadi sebab dibaca maulid Nabi صلى اللّه عليه وسلم. itu, maka dia akan
dibangkitkan oleh Allah pada hari kiamat bersama ahli siddiqin (orang-orang
yang benar), syuhada’ dan solihin serta berada di dalam syurga-syurga Na’im.”
(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii
aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
➡10.
As-Sary as-Saqothy
Telah berkata As-Sariyy As-Saqothi: “Siapa
yang pergi ke suatu tempat yang dibacakan di dalamnya maulid Nabi صلى اللّه عليه وسلم. maka sesungguhnya ia
telah pergi ke satu taman dari taman-taman syurga, karena tidaklah ia menuju ke
tempat-tempat tersebut melainkan lantaran kerana cintanya kepada Nabi صلى اللّه عليه وسلم. Sesungguhnya
Rasulullah صلى اللّه عليه وسلم. telah bersabda:
“Sesiapa yang mecintaiku, maka ia akan bersamaku di dalam syurga.” (sumber dari
kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya
Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
➡11.
Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar al-Haitami
“Siapa yang hendak membesarkan maulid Nabi صلى اللّه عليه وسلم. maka cukuplah
disebutkan sekedar
ini saja akan kelebihannya. Bagi siapa yang
tidak ada di hatinya hasrat untuk membesarkan maulid Nabi صلى اللّه عليه وسلم. sekiranya dipenuhi dunia ini dengan
pujian ke atasnya, tetap juga hatinya tidak akan tergerak untuk mencintai Nabi صلى اللّه عليه وسلم. Semoga Allah
menjadikan kami dan kalian di kalangan orang yang membesarkan dan memuliakannya
dan mengetahui kadar kedudukan Baginda صلى اللّه عليه
وسلم. serta menjadi orang yang teristimewa di kalangan orang-orang
yang teristimewa di dalam mencintai dan mengikutinya. Aamiin, wahai Tuhan
sekalian alam. Semoga Allah melimpahkan rahmat atas penghulu kami Nabi Muhammad
صلى اللّه عليه وسلم. keluarganya dan
sahabat-sahabatnya sekalian hingga Hari Kemudian.”
📝 KOMENTAR ATAS
RIWAYAT-RIWAYAT DIATAS:
Perkataan serupa
dinisbatkan kepada sahabat Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali bin Abi Thalib
radhiyallahu ‘anhuma, sebagaimana dalam kitab Madarij ash-Shu’udh hal.15 karya
Syaikh Nawawi Banten.[1] Bahkan juga dinisbatkan kepada Hasan al-Bashri, Ma’ruf
al-Karkhi, al-Junaid dan lainnya sebagaimana dalam Hasyiyah I’anah Tholibin:
3/571-572 karya Abu Bakr Syatho.
Hadits2 tersebut TIDAK ADA ASALNYA Sejak awal kali mendengar
ucapan yang dianggap hadits ini, bagaimana mungkin hadist ini shohih? sedangkan
maulid tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
dan para sahabatnya?!!
Jadi, Hadits-hadits ini
tidak ada asalnya,.. itu semua bukan hadits..
Ketika hadits ini
ditanyakan kepada Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman
hafizhahullah.[2]
Jawaban Syaikh:
“Ini merupakan kedustaan
kepada Rasulullah yang hanya dibuat-buat oleh para ahlul bid’ah.”
Kepada saudara-saudara
kami yang berhujjah dengan hadits ini, kami katakan: “Dengan tidak mengurangi
penghormatan kami, datangkan kepada kami sanad hadits ini agar kami
mengetahuinya!!”.
Singkat kata, hadits
tersebut di atas adalah dusta, tidak berekor dan berkepala (yakni: tanpa
sanad).
Aneh dan lucunya, setelah
itu ada seseorang yang melariskan hadits tersebut dengan berkata: “Walaupun
hadits ini lemah, tetapi bisa dipakai dalam Fadhoilul A’mal.”
Hanya kepada Allah azza
wa jalla kita mengadu dari kejahilan manusia di akhir zaman!![3].
Adapun dari segi matan
hadits, bagaimana hadits ini shohih padahal perayaan maulid nabi tidaklah
dikenal pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat, para
tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Bahkan hal tersebut juga tidak dikenal Di kalangan
imam-imam mazhab: Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan Imam Ahmad Rahimahumullah
sekalipun karena memang perayaan ini adalah perkara baru dalam agama. Adapun
orang yang pertama kali mengadakannya adalah Mu'iz Lidinillah dari Bani Ubaid
al-Qoddakh yang menamai diri mereka dengan “Fathimiyyun”. Mereka memasuki kota
Mesir tahun 362 H. Berakar dari sinilah kemudian mulai tumbuh dan berkembang
bentuk-bentuk perayaan maulid secara umum dan maulid nabi secara khusus.
Wallahu a'lam.
FooteNote:
[1] Lihat Hadits-Hadits
Bermasalah, Prof.Ali Musthofa Ya’qub hal.102
[2] Beliau adalah salah
seorang murid Imam ahli hadits besar, al-Albani, yang sudah beberapa kali
pernah berkunjung ke Indonesia dalam rangka dakwah. Pertanyaan ini di tanyakan
kepada beliau pada hari Rabu 6 Muharrom 1423 H, sebelum shalat Dhuhur di masjid
al-Irsyad, Surabaya.
[3] Pekara ini juga
didapati dalam kitab Tahdzirul Muslimin Minal Ahadits al-Maudhu’ah ‘ala
Sayyidil Mursalin hal.87 oleh Muhammad al-Basyir al-Azhari, beliau mengatakan:
“Di antara hadits-hadits yang banyak berbau dusta adalah kisah-kisah tentang
maulid nabi.”
[Disadur dari Tulisan
Ust. Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi hafizhahullahu]
Tambahan dari Admin
Asy-Syamil:
Bagaimana Sikap Imam
Syafi'i rahimahullah terhadap HADITS LEMAH??
وَجِمَاعُ هَذَا
أَنَّهُ لَا يُقْبَلُ إِلَّا حَدِيثٌ ثَابِتٌ كَمَا لَا يُقْبَلُ مِنَ الشُّهُودِ
إِلَّا مَنْ عُرِفَ عَدْلُهُ، فَإِذَا كَانَ الْحَدِيثُ مَجْهُولًا أَوْ
مَرْغُوبًا عَمَّنْ حَمَلَهُ كَانَ كَمَا لَمْ يَأْتِ؛ لِأَنَّهُ لَيْسَ بِثَابِتٍ
"Kesimpulan dari semua ini, bahwa
TIDAKLAH (sebuah hadits) DITERIMA kecuali HADITS YANG VALID, sebagaimana
tidaklah para saksi diterima (pesaksiannya) kecuali orang yg dikenal adilnya. Sehingga apabila hadits
itu tidak diketahui atau dibenci perowinya, maka SEAKAN HADITS ITU TIDAK ADA,
karena ketidak-validannya." (Kitab Ma'rifat Sunan Wal Atsar, karya Imam
Baihaqi 1/180).
Karena sikap seperti
inilah Imam Syafi'i dijuluki sebagai "Naashirus sunnah" (Pembela
Sunnah Nabi). Beliau tidaklah berdalil dengan hadits, kecuali bila hadits
tersebut bisa dipertanggung-jawabkan kevalidannya.
Naaah, jika hadits yang
lemah saja sudah beliau tolak mentah2, bagaimana lagi dengan hadits palsu,
yakni riwayat2 yang terang2an berdusta atas nama Nabi shallallahu alaohi wa
sallam???
Namun sayang, banyak dari
orang-orang yang mengaku sebagai pengikutnya, BERMUDAH-MUDAHAN dalam BERDALIL
dengan HADITS LEMAH, bahkan hadits palsu (!??)
Parahnya lagi, bila kita
mengatakan kepada mereka bahwa haditsnya lemah, maka langsung saja kita dicap
sebagai WAHABI!! Wallaahul Musta'aan.
Tidakkah mereka merenungi
perkataan IMAM SYAFI'I rahimahullaah di atas?????
Camkan baik2 ancaman dari
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berikut ini sebelum berhujjah dan
membela hadits dusta (palsu):
Dari Anas bin Malik
radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang sengaja
berdusta atas namaku maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR.
Bukhari, dan juga Muslim dalam Mukadimah Shahihnya, lihatal-Jam’u Baina
ash-Shahihain,hal. 9)
Allaahu yahdiina wa
iyyaahum
Posting Komentar untuk "Hadits-Hadits Tentang Maulid Nabi Muhammad Yang Tidak Ada Asal Usulnya"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.