Kedudukan Yang Terpuji (Maqoman Mahmuda) - Padang Mahsyar
Kabeldakwah.com |
Allah berfirman tentang
keadaan orang-orang Musyrikin kelak sangat menginginkan adanya Syafaat bagi
mereka:
هَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا
تَأْوِيلَهُۥ ۚ يَوْمَ يَأْتِى تَأْوِيلُهُۥ يَقُولُ ٱلَّذِينَ نَسُوهُ مِن قَبْلُ
قَدْ جَآءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِٱلْحَقِّ
فَهَل لَّنَا مِن شُفَعَآءَ فَيَشْفَعُوا۟ لَنَآ أَوْ نُرَدُّ
فَنَعْمَلَ غَيْرَ ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ ۚ قَدْ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ وَضَلَّ
عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَ
“Maka
adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau
dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain
dari yang pernah kami amalkan?". Sungguh mereka telah
merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang
mereka ada-adakan.” (Surat Al-A’raf Ayat 53)
Angan-angan mereka untuk mendapatkan
syafaat atau kembali ke dunia agar dapat beramal shaleh sebagaimana diajarkan
oleh para Nabi hanya sia-sia belaka. Mereka tidak dapat kembali dan tidak juga
mendapatkan syafaat.
Bahkan, sebagai tambahan atas kehinaan dan kekerdilan mereka, Allah menyeru mereka agar menyeru sekutu-sekutu dan para pemberi syafaat mereka. Yaitu segala sesuatu yang mereka sembah dan mereka jadikan wali selain Allah ketika di Dunia untuk memberi syafaat bagi mereka di padang mahsyar ini. Namun berhala-berhala yang mereka anggap tuhan itu tidak dapat memenuhi permintaan mereka.
Allah berfirman:
وَقِيلَ ٱدْعُوا۟ شُرَكَآءَكُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَهُمْ
وَرَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ۚ لَوْ أَنَّهُمْ كَانُوا۟ يَهْتَدُونَ
Dikatakan (kepada mereka)
"Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu", lalu mereka menyerunya, maka
sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan (seruan) mereka, dan mereka melihat
azab. (Mereka ketika itu berkeinginan) kiranya mereka dahulu menerima petunjuk. (Surat Al-Qashash Ayat
64)
Inilah sebagian ayat yang
berbicara mengenai syafaat. Dari berbagai ayat-ayat dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa
syafaat hanya diberikan kepada siapa yang diizinkan oleh Allah.
Dia (Allah) lebih mengetahui
seluruh makhluknya, siapa yang tidak pantas mendapat syafaat dan Allah juga
tahu siapa orang yang pantas mendapatkannya. Sebab, ukuran hak
syafaat di sisi Allah ialah takwa.
Dan ketika di akhirat
sungguh beruntung Ummat Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam, karena kelak
akan mendapatkan syafaat dari belia shollallahu ’alaihi wa sallam.
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِكُلِّ
نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي
اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَهِيَ نَائِلَةٌ
إِنْ شَاءَ اللَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا
"Setiap Nabi
memiliki doa yang mustajab, maka setiap nabi menyegerakan doanya, dan
sesungguhnya aku menyembunyikan doaku sebagai syafa'at bagi umatku pada hari
kiamat. Dan insya Allah syafa'atku akan mencakup orang yang mati dari kalangan
umatku yang tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apa pun." (Hadits Shahih Muslim
No. 296 - Kitab Iman)
Dan ini merupakan salah
satu keistimewaan yang Allah berikan kepada Nabi Kita Muhammad shollallahu
’alaihi wa sallam. Yaitu Maqamam Mahmuuda (Kedudukan yang Terpuji). Al-Maqam
Al-Mahmud yang didapat oleh Rasulullah pada hari kiamat ialah Syafa'atul 'UdzhmA.
Tidak ada seorang pun
yang diridhai Allah sebagai pemberi syafaat bagi seluruh umat supaya Allah segera
memulai memutuskan perkara di antara hamba-hamba-Nya kecuali Rasulullah
shollallahu ’alaihi wa sallam. Inilah maksud dari ayat yang mulia:
وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ
نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا
"Pada sebagian malam lakukanlah salat
tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Rabbmu
mengangkatmu ke tempat yang terpuji."
(Surat Al-Isra
ayat 79)
Makanya tatkala adzan itu
telah selesai maka kita diperintahkan untuk membaca doa. Diantara faidahnya
adalah supaya kita bisa mendapatkan syafaat dari Rasululullah shollallahu
’alaihi wa sallam. Sebagaimana telah dijanjikan oleh beliau shollallahu ’alaihi
wa sallam:
' من قال حين يسمع
النداء: اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة آت محمدا الوسيلة والفضيلة
، وابعثه مقاما محمودا الذي وعدته - حلت له شفاعتي يوم القيامة '
Siapapun yang mendengarkan adzan kemudian dia
membaca doa: “(Ya Allah pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat yang
didirikan ini, berilah Muhammad Al-Wasiilah dan keutamaan dan bangkitkanlah dia
pada tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan padanya) melainkan ia akan
mendapatkan syafa'atku pada hari kiamat." (HR Ahmad: ll/444 dan sanadnya
hasan.)
Rasulullah pernah ditanya: "Wahai
Rasullullah, apakah wasilah itu?." Rasullulah menjawab, "Wasilah itu
ialah derajat yang paling tinggi di Surga tidak ada yang akan mencapainya
kecuali seorang saja dan saya berharap, sayalah orang itu." (Riwayat Ahmad
dari Abu Hurairah)
Disebutkan dalam
sebuah hadits:
عَنْ جَابِرِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنهما : أَنَّ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ :
((أُعْطِيتُ خَمْساً, لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ مِنْ الأَنْبِيَاءِ قَبْلِي :
نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ , وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا
وَطَهُورًا , فَأَيُّمَا رَجُلٌ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلاةُ فَلْيُصَلِّ
, وَأُحِلَّتْ لِي الْمَغَانِمُ , وَلَمْ تَحِلَّ لأَحَدٍ قَبْلِي , وَأُعْطِيتُ
الشَّفَاعَةَ ، وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً , وَبُعِثْتُ
إلَى النَّاسِ عَامَّةً))
"Aku diberi lima perkara
yang tidak diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku:
1. Aku ditolong dengan
rasa takut (yang ditanamkan di dada musuhku; meski jarak antara aku dan
musuhku) sejauh satu bulan perjalanan;
2. Bumi dijadikan masjid
(tempat sujud) dan thahur (suci dan mensucikan) bagiku, maka siapa pun umatku
yang mendapati kewajiban shalat, hendaklah ia menunaikannya (di mana pun ia
berada);
3. Dihalalkan bagiku
ghanimah yang tidak dihalalkan bagi siapa pun sebelumku;
4. Aku diberi syafa’at
(ketika para nabi yang lain tidak diizinkan dapat memberikan syafaat);
5. Dan dahulu setiap Nabi
diutus hanya kepada knumnya, sedangkan aku diutus kepada seluruh mlnusia."
(HR Bukhari dalam Kitabush Shalat, bab Qaulin Nabi"Ju'ilat Liyal Ardhu
Masjidan wa Thahhran " Dan Muslim no 521, Kitab Al-Masajid wa Mawadhi'ush
Shalat)
Dalam hadits yang lain
dikatakan (bagai
عن أبي هريرة قال , قال ر سو ل الله صلي الله
عليه وسلم أنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَأوَّلُ مَنْ
يُنْسَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأوَّلُ شَافعٍ وأول مُشَافِعٍ
“Aku adalah (penghulu/pemimpin)
anak adam pada hari kiamat. Dan aku adalah Orang pertama yang bangkit dari
kubur, dan aku adalah orang yang pertama yang akan memberikan syafaa’at dan aku
adalah orang yang pertama kali diberi hak untuk memberikan syafa’at.” (Shahih Muslim, 4223)
Disusun Oleh: Ahmadi Assambasy
Posting Komentar untuk "Kedudukan Yang Terpuji (Maqoman Mahmuda) - Padang Mahsyar"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.