Waktu dan Tempat Manusia di Bangkitkan dan diKumpulkan
Waktu dan Tempat
Manusia di Bangkitkan dan diKumpulkan
Diantara salah satu
keagungan dan kebesaran Allah subhanahu wa ta’ala serta kesempurnaan
keadillan-Nya. Allah akan membangkitkan umat manusia dari bumi ini yang dahulu
telah digunakan sebagai tempat berpijaknya.
Pertanyaannya: bukankah bumi ini akan hancur tatkala hari kiamat besar itu terjadi?
iya benar, bumi ini akan
mengalami kehancuran yang dahsyat.
Sebagaimana dalam salah
satu firman Allah disurah Toha: 105 - 107:
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْجِبَالِ
فَقُلْ يَنسِفُهَا رَبِّى نَسْفًا
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang
gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari
kiamat) sehancur-hancurnya,”
فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا
”Maka Dia (Allah) akan
menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali,”
لَّا تَرَىٰ فِيهَا عِوَجًا وَلَآ
أَمْتًا
”Tidak ada sedikitpun
kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.”
Namun sangat mudah bagi
Allah ta’ala untuk mengeluarkan dan membangkitkan umat manusia dari bumi yang
telah hancur. Bagaimana cara membangkitkannya, Allahu a’lam, hanya Allah saja yang tahu.
Yang jelas, manusia akan
dibangkitkan kembali oleh Allah dari muka bumi ini, sebagaimana Allah
berfirman:
قَالَ فِيهَا تَحْيَوْنَ وَفِيهَا
تَمُوتُونَ وَمِنْهَا تُخْرَجُونَ
“Allah berfirman (kepada manusia pertama
sampai terakhir, Adam, hawa dan Anak cucunya): “Di bumi itu kamu hidup dan di
bumi itu kamu mati, dan dari muka bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.” (QS.
Al A’raf: 25)
Dalam surah dan ayat yang
lain:
فَإِنَّمَا
هِىَ زَجْرَةٌ وَٰحِدَةٌ
Sesungguhnya pengembalian
itu hanyalah satu kali tiupan saja,
فَإِذَا هُم
بِٱلسَّاهِرَةِ
Maka dengan serta merta,
mereka akan dihidupkan kembali di permukaan bumi.
Menarik untuk dikaji, kata “di permukaan bumi”,
dalam ayat ini tidak menggunakan lafadz “Al-Ardh” seperti biasanya, namun
menggunakan kata “As-Saahirah.”
Kalau kita buka kitab-kitab tafsir, memang banyak sekali
para ulama yang mengatakan bahwa makna “As-Saahirah” adalah permukaan bumi.
Namun selain itu juga ada yang memberikan keterangan yang lebih detail.
Di dalam Tafsir Al-Qurthubi, dikatakan bahwa
maknanya adalah:
© “yaitu bumi yang
diperbaharui lagi oleh Allah di hari kiamat. yaitu bumi ke tujuh yang
didatangkan oleh Allah SWT untuk dihisabnya makhluk-makhluknya. Hal itu ketika
digantinya bumi lama dengan bumi baru. yaitu bumi dari perak yang Allah SWT
ciptakan dari semula, di mana tidak ada kemaksiatan kepada Allah di atasnya.
yaitu bumi yang berwarna putih yaitu tempat yang rata”.
Didalam tafsir Al Wajiz, (Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah) mengatakan: ”Apabila seluruh makhluk telah dihidupkan (kembali) pada tanah putih (bumi yang baru) setelah mereka menjadi mayat-mayat di perut bumi itu.
Manusia dibangkitkan oleh
Allah dengan jasad, bukan hanya Ruh saja sebagaimana diyakini sebagian ahli
kitab dari yahudi dan nashoro.
Allah berfirman:
وَإِذَا ٱلنُّفُوسُ
زُوِّجَتْ
Dan apabila ruh-ruh
dipertemukan (dengan tubuh)
Syaikhul Islam berkata,
“…Kemudian apabila terjadi hari kiamat, ruh-ruh akan dikembalikan ke
jasad-jasadnya, dan mereka akan berdiri dari kubur mereka. Pengembalian
badan-badan adalah hal yang disepakati di kalangan kaum muslimin, yahudi, dan
nashara. Seluruh hal ini adalah perkara yang disepakati di kalangan ulama
hadits dan sunnah.” [Majmû Al-Fatâwa 4/284]
Tujuannya apa, mengapa Allah
membangkitkan umat manusia dari muka bumi ini?
Hal ini ditujukan agar
waktu dan tempat menjadi saksi atas amal perbuatan manusia, waktu akan bersaksi
dan bumi akan bersaksi, dan ini diluar batas kemampuan akal manusia untuk
memikirkannya tentang bagaimana mereka bersaksi. Sebagaimana akal manusia tidak
diberi kemampuan dan pengetahuan tentang Ruh. Bagaimana bentuknya ruh, seperti
apa wujudnya? Manusia tidak tahu.
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِ ۖ
قُلِ ٱلرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا
قَلِيلًا
Dan mereka bertanya
kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan
tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Isra: 85)
Intinya akal manusia
tidak diberi pengetahuan dan kemampuan oleh Allah untuk menalar bagaimana waktu
dan Bumi ini akan menjadi saksi atas amal perbuatan umat manusia.
يَوۡمَٮِٕذٍ تُحَدِّثُ
اَخۡبَارَهَا
Pada hari itu bumi
menyampaikan beritanya (akan menjadi saksi atas amalan-amalan yang dilakukan
oleh manusia) (QS. Az Zalzalah: 4)
Rasul lalu bertanya, “Apakah kalian tahu apa yang
diceritakan oleh bumi?”
Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih
tahu.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَخْبَارَهَا أَنْ تَشْهَدَ عَلَى كُلِّ عَبْدٍ أَوْ أَمَةٍ بِمَا
عَمِلَ عَلَى ظَهْرِهَا. أَنْ تَقُولَ عَمِلَ كَذَا وَكَذَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا.
قَالَ فَهَذِهِ أَخْبَارُهَا
“Sesungguhnya yang
diberitakan oleh bumi adalah bumi akan menjadi saksi terhadap semua amal perbuatan
manusia, baik laki-laki maupun perempuan yang telah mereka perbuat di muka
bumi. Bumi itu akan berkata, “Manusia telah berbuat begini dan begitu, pada
hari ini dan hari itu.” Inilah yang diberitakan oleh bumi. (HR. Tirmidzi no.
2429. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Namun hadits ini punya penguat dalam
Al Kabir karya Ath Thobroni 4596, sehingga hadits ini dapat dikatakan hasan sebagaimana
kesimpulan dari Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy dalam Bahjatun Nazhirin, 1:
439).
Maka tinggikanlah suara
adzanmu, karena bumi ini akan menjadi saksi.
Abu Sa’id Al-Khudri –
Radiyallahu ‘Anhu – berkata kepada Abdullah bin Abdurrahman bin Abi Sha’sha’ah
Al-Anshari :
إِنِّي
أَرَاكَ تُحِبُّ الْغَنَمَ وَالْبَادِيَةَ، فَإِذَا كُنْتَ فِي غَنَمِكَ أَوْ
بَادِيَتِكَ فَأَذَّنْتَ بِالصَّلاَةِ فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ، فَإِنَّهُ
لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَىْءٌ إِلاَّ
شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
“Saya perhatikan kamu sangat menyukai kambing dan kampung, kalau kamu bersama kambingmu atau sedang berada di kampungmu kemudian kamu azan untuk melaksanakan shalat maka tinggikanlah suaramu ketika azan itu, karena sesungguhnya tidaklah suara muazzin itu didengarkan oleh jin, manusia dan yang lainnya melainkan dia akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat. Kemudian Abu Sa’id berkata: “Saya mendengarkan (hadits) ini dari Rasulullah – Shalallahu ‘Alaihi wa Aalihi Wasallam”. (HR. Bukhari: 609)
Posting Komentar untuk "Waktu dan Tempat Manusia di Bangkitkan dan diKumpulkan"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.