Hari Hancurnya Dunia dan Mulainya Hari Kebangkitan
Hari Hancurnya Dunia dan Mulainya Hari Kebangkitan
Allah berfirman:
وَيَوْمَ
يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا
مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَٰخِرِينَ
“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup
sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi,
kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan
diri.” (QS. An-Naml: 87)
وَتَرَى
ٱلْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِىَ تَمُرُّ مَرَّ ٱلسَّحَابِ ۚ صُنْعَ
ٱللَّهِ ٱلَّذِىٓ أَتْقَنَ كُلَّ شَىْءٍ ۚ إِنَّهُۥ خَبِيرٌۢ بِمَا تَفْعَلُونَ
Artinya: Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Naml: 88)
Tafsir
as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Annaml: 88
“Di antara praharanya
adalah “Kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka ia tetap.” Tidak hilang sedikit
pun darinya, dan kamu mengiranya tetap seperti sebagaimana adanya, padahal ia
telah mencapai puncak rasa terhimpit dan rasa takut luar biasa, ia hancur,
kemudian berangsur sirna dan menjadi bagai debu yang beterbangan. Oleh karena
itu, Allah berfirman, “Padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan,” karena
sangat ringan dan sangat ketakutan. Dan begitulah “perbuatan Allah yang membuat
dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”
Maka gunung-gunung pun
berjalan bagai awan, lalu menjadi fatamorgana. Bumi bergoyang hebat
menggoyangkan penghuninya bagai perahu di laut lepas, dihempas ombak
kian-kemari. Penghuninya terombang-ambing bagai lampu yang digantung di Arsy.
Hati siapa pun akan menjadi gemetar karena mendengar tiupan yang pertama ini.
Bumi akan digoncangkan
seguncang-guncangnya.
Allah berfirman:
يَوْمَ
تَرْجُفُ ٱلرَّاجِفَةُ
Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili,
pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Hari di mana bumi dan
gunung bergoncang (dengan kuat).
Bumi bergoyang hebat,
menggoyangkan penghuninya. Wanita-wanita yang menyusui tidak peduli (terhadap
anak yang disusuinya), wanita-wanita hamil menggugurkan kandungannya. Anak-anak
kecil beruban.
يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا
”hari yang menjadikan
anak-anak beruban,” (QS. Al-Muzzammil: 17)
Manusia behamburan, lari ketakutan
ke sana kemari karena sangat terkejut. Maka mereka lari bolak balik sambil lari
terbirit-birit.
Dan tidak ada seorang pun
yang bisa melindungi mereka dari adzab Allah, meskipun yang seorang memanggil yang
lain untuk meminta tolong.
Ketika manusia dalam
keadaan seperti itu, tiba-tiba bumi terbelah menjadi dua, (masing-masing
bergeser) dari satu arah ke arah yang lain. Lalu mereka melihat suatu kejadian
amat dahsyat, yang tak pernah mereka melihat hal yang serupa sebelumnya.
Kejadian ini membuat mereka sangat menderita dan sengsara.
Dan hanya Allah saja yang
tahu bagaimana penderitaan dan kesengsaraan mereka saat itu. Yaitu, ketika mereka
melihat ke langit, ternyata langit telah berubah kemudian terbelah. Maka
berhamburanlah bintang-bintang yang ada di langit, sedangkan matahari dan bulan
ketika itu sudah tidak lagi bercahaya.
Keterkejutan dihari kiamat saat tiupan sangkakala pertama
itu adalah adzab Allah yang diperuntukkan bagi manusia-manusia yang terburuk.
Dan inilah yang difirmankan oleh Allah subhanahu wa Ta'ala,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟
رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَىْءٌ عَظِيمٌ
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu;
sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat
besar (dahsyat).” (QS. Al Hajj: 1)
Tafsir Muyassar
”Wahai sekalian manusia,
waspadalah terhadap siksaan Allah dengan cara menjalankan perintah-perintahNya
dan menjauhi larangan-laranganNya. Sesungguhnya peristiwa yang terjadi pada
Hari Kiamat, berupa kengerian-kengerian dan goncangan dahsyat pada bumi sehingga
seluruh sisinya terpecah belah, merupakan kejadian yang sangat besar (dahsyat),
tidak bisa diperkirakan tingkatannya dan tidak bisa dibayangkan hakikatnya. Dan
tidak ada yang mengetahui bagaimana persisnya kecuali Tuhan semesta alam.”
يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ
مُرْضِعَةٍ عَمَّآ أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى
ٱلنَّاسَ سُكَٰرَىٰ وَمَا هُم بِسُكَٰرَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ ٱللَّهِ شَدِيدٌ
“(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat
kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang
disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi
azab Allah itu sangat kerasnya.” (QS. Al Hajj: 2)
Lihat Surah Az-Zalzalah: 1-4
اِذَا
زُلْزِلَتِ الْاَرْضُ زِلْزَالَهَاۙ
Apabila bumi diguncangkan
dengan guncangan yang dahsyat,
وَاَخۡرَجَتِ
الۡاَرۡضُ اَثۡقَالَهَا
dan bumi telah
mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
وَقَالَ
الۡاِنۡسَانُ مَا لَهَا
Dan manusia bertanya,
"Apa yang terjadi pada bumi ini?"
يَوۡمَٮِٕذٍ
تُحَدِّثُ اَخۡبَارَهَا
Pada hari itu bumi
menyampaikan beritanya (akan menjadi saksi atas amalan-amalan yang dilakukan
oleh manusia),
Lihat Surah Al-Qoriah: 1-5
اَلۡقَارِعَةُ
مَا
الۡقَارِعَةُ
وَمَاۤ
اَدۡرٰٮكَ مَا الۡقَارِعَةُ
يَوۡمَ
يَكُوۡنُ النَّاسُ كَالۡفَرَاشِ الۡمَبۡثُوۡثِۙ
”Pada hari itu manusia
seperti laron yang beterbangan,”
وَتَكُوۡنُ
الۡجِبَالُ كَالۡعِهۡنِ الۡمَنۡفُوۡشِؕ
”dan gunung-gunung
seperti bulu yang dihambur-hamburkan.”
Dalam ayat ini Allah
mengulang kata al-qari'ah dalam bentuk pertanyaan untuk meminta perhatian
agar manusia memahami karena dahsyatnya kejadian hari Kiamat dan huru-hara yang
membuat hati kecut, sehingga sulit menggambarkannya dengan tepat dan sulit
mengetahui dengan sebenarnya.
Apa yang Allah kabarkan
tentang bagaimana hari kiamat itu terjadi. Kemudian seolah-olah tergambar
diakal fikiran kita. Ketahuilah bahwa itu adalah gambaran kecil. Adapun yang
sebenarnya terjadi jauh lebih dahsyat dan jauh lebih mengerikan dibandingkan
apa yang kita bayangkan.
Tiupan sangkakala Kedua (Kebangkitan),
Hari pertama yang sangat sulit bagi orang Kafir
Allah berfirman:
فَإِذَا نُقِرَ فِى ٱلنَّاقُورِ
Apabila ditiup sangkakala
yang membangkitkan (kebangkitan),
فَذَٰلِكَ
يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ
Maka waktu itu adalah
waktu (datangnya) hari yang sulit,
عَلَى
ٱلْكَٰفِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ
Bagi orang-orang kafir
lagi tidak mudah. (QS. Al Muddatsir: 9-10)
Ada sebagian besar orang yang
tidak beriman atau tidak percaya akan adanya hari kebangkitan dari alam
kuburnya.
زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا
Orang-orang yang kafir
mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. (QS. Ath
Thaghabun: 7)
Mereka akan menyadari
ketika hari kebangkitan itu benar-benar telah tiba waktunya,
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ
يَنْسِلُونَ ﴿٥١﴾ قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا ۜ ۗ
هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ
”Dan ditiuplah sangkalala
(kebangkitan), maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya
(menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! Siapakah
yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan
(Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul(Nya).” (Yasin: 51 - 52)
Manusia dibangkitkan dari Tulang ekornya
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
لَيْسَ مِنَ الْإِنْسَانِ شَيْءٌ إِلَّا يَبْلَى إِلَّا
عَظْمًا وَاحِدًا وَهُوَ عَجْبُ الذَّنَبِ وَمِنْهُ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
”…Tidak ada sesuatu pun dari jasad manusia kecuali
semuanya akan hancur, kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya, dan dari
sanalah manusia tersusun kembali pada hari Kiamat.” (HR. Bukhari, no. 4935 dan
Muslim, no. 2955)
Jasad yang tidak dimakan tanah
1. Jasad (tubuh) para
nabi, seperti dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
sabdanya:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ
أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ
Sesungguhnya Allah Azza
wa Jalla mengharamkan tanah untuk memakan jasadnya para nabi. (HR Abu Dawud no.
1047 dan Ibnu Majah, dan ini lafazh Ibnu Majah no. 1075, dan dishahihkan al
Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud)
2. Tubuh para syuhada
(orang yang meninggal dalam jihad fi sabilillah), sebagaimana disebutkan
dalam hadits Jabir Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan Imam al Bukhari dalam
Shahih-nya:
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا حَضَرَ
أُحُدٌ دَعَانِي أَبِي مِنْ اللَّيْلِ فَقَالَ مَا أُرَانِي إِلَّا مَقْتُولًا فِي
أَوَّلِ مَنْ يُقْتَلُ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَإِنِّي لَا أَتْرُكُ بَعْدِي أَعَزَّ عَلَيَّ مِنْكَ غَيْرَ نَفْسِ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ عَلَيَّ دَيْنًا
فَاقْضِ وَاسْتَوْصِ بِأَخَوَاتِكَ خَيْرًا فَأَصْبَحْنَا فَكَانَ أَوَّلَ قَتِيلٍ
وَدُفِنَ مَعَهُ آخَرُ فِي قَبْرٍ ثُمَّ لَمْ تَطِبْ نَفْسِي أَنْ أَتْرُكَهُ مَعَ
الْآخَرِ فَاسْتَخْرَجْتُهُ َعْدَ سِتَّةِ أَشْهُرٍ فَإِذَا هُوَ كَيَوْمِ
وَضَعْتُهُ هُنَيَّةً غَيْرَ أُذُنِهِ
Dari Jabir bin Abdillah
Radhiyallahu anhu , ia berkata: Ketika terjadi perang Uhud, bapakku memanggilku
pada malam hari dan (dia) berkata: “Aku merasa akan terbunuh sebagai orang
pertama yang terbunuh dari para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Dan sungguh, aku tidak meninggalkan setelahku yang aku cintai lebih darimu,
kecuali diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Sungguh aku masih
memiliki hutang, maka tunaikanlah dan jagalah baik-baik saudari-saudarimu,”
lalu pada pagi harinya beliau menjadi orang pertama yang terbunuh. Dan
bersamanya dimakamkan seseorang dalam satu kuburan. Kemudian diriku (merasa)
kurang senang membiarkan beliau bersama yang lain dalam satu kuburan, maka aku
gali ulang (kuburannya) setelah enam bulan. Ternyata, keadaan beliau masih
seperti saat aku kuburkan, kecuali telinganya. (HR al Bukhari)
3. Orang Solih yang
dikehendaki oleh Allah yang jasadnya tidak
untuk dimakan tanah
4. Tulang ekor manusia, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah di
atas, dan riwayat lain dalam Shahih Muslim disebutkan:
إِنَّ فِي الإِنْسَانِ عَظْمًا لاَ تَأْكُلُهُ الأَرْضُ
أَبَدًا فِيْهِِ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالُوْا أَيُّ عَظْمٍ
هُوَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ عَجْبُ الذَّنَبِ
“Sesungguhnya pada diri manusia ada satu tulang yang
tidak dimakan tanah selamanya. Padanya manusia disusun (kembali) pada hari
Kiamat”. Mereka bertanya,”Tulang apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Tulang ekor”.
Posting Komentar untuk "Hari Hancurnya Dunia dan Mulainya Hari Kebangkitan"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.