Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Qawaid Qur’aniyyah Kaidah Ke 45 – Kebaikan Akan Menghapus Kesalahan

Allah berfirman:

إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan”. (QS. Al Hujurat: 114)

Ini adalah kaidah Qur`āniy yang baku, dibutuhkan oleh setiap orang mukmin, khususnya orang yang bertekad untuk beribadah kepada Tuhannya, dan mengetuk pintu tobat.

Kaidah ini merupakan bagian dari ayat yang mulia dalam surah Hūd. Allah

Ta’ālā berfirman:

وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ ٱلَّيْلِ ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ

“Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (QS. Hūd: 114)

Makna ayat yang di dalamnya terdapat kaidah ini, secara ringkas adalah: bahwasanya Allah Ta’ālā berbicara kepada Nabi-Nya ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, dan itu juga merupakan pembicaraan kepada umatnya semuanya, supaya mereka mendirikan salat di kedua ujung siang, dan beberapa jam dari malam hari. Pada waktu-waktu ini dia hendaknya berdiri salat karena Allah Ta’ālā. Kemudian Allah menyebutkan alasan perintah tersebut dengan mengatakan, “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan.” Maksudnya; menghapusnya dan menghilangkannya sehingga seolah-olah tidak pernah ada.

Penghapusan kesalahan-kesalahan tersebut mengandung dua hal:

Menghindarkan kejadiannya, menghapus kecintaan jiwa terhadapnya, dan membuatnya benci terhadap kesalahan tersebut, sehingga jiwanya merasa mudah dan ringan untuk meninggalkannya, seperti firman Allah Ta›ālā:

«Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS. Al-Ḥujurāt: 7, Lihat: https://tafsirweb.com/9777-surat-al-hujurat-ayat-7.html)

Dan ini merupakan karakteristik semua kebaikan. Juga mengandung penghapusan dosanya jika terjadi. Dan ini merupakan karakteristik semua kebaikan juga, sebagai karunia dari Allah terhadap hambahamba-Nya yang saleh.

Contoh-contoh aplikatif yang menjelaskan makna kaidah yang baku ini: “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahankesalahan” sangat banyak. Kita akan menyebutkan beberapa saja untuk mengingatkan contoh yang lainnya. Contoh pertama yang akan kita sebutkan adalah apa yang disebutkan oleh Tuhan kita dalam ayat mulia yang mengandung kaidah ini, yaitu:

Mendirikan salat di kedua ujung siang, awal dan akhirnya, serta beberapa jam dari malam hari. Tidak diragukan lagi bahwa yang pertama sekali masuk dalam perintah ini adalah salat lima waktu, sebagaimana salat sunnah lainnya juga masuk, seperti sunnah rawatib dan salat tahajud.

Jika ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa salat wajib lima waktu dan salat-salat sunnah merupakan kebaikan teragung yang menghapuskan kesalahan-kesalahan, maka hadis juga dengan tegas menjelaskan hal tersebut, sebagaimana telah berlalu, dengan syarat menjauhi dosa-dosa besar.

Maka berbahagialah orang-orang yang menjaga salat fardu dan salat sunnah mereka, karena mereka orang yang paling beruntung dengan kaidah Qur`āniy ini: «Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan.» Alangkah melarat dan meruginya orang yang menyianyiakan kewajiban salat.

Kisah tobat seorang pembunuh yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, sebagaimana di sebutkan dalam dua kitab sahih yang merupakan kisah yang sangat masyhur. Yang menjadi dalil di sana adalah bahwa dia ketika pergi meninggalkan daerah kejahatan menuju daerah kebaikan: “Maka ajal pun menjemputnya. Lalu terjadilah perdebatan antara malaikat rahmat dan malaikat azab. Malaikat rahmat berkata, “Orang ini datang dalam keadaan bertobat dan menghadap dengan sepenuh hati kepada Allah.” Malaikat azab berkata, “Orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun.” Maka kemudian datanglah satu malaikat dalam bentuk manusia. Mereka pun menjadikannya sebagai hakim. Dia berkata, “Ukurlah antara kedua daerah tersebut. Ke daerah mana dia lebih dekat maka itu menjadi haknya.” Mereka pun mengukurnya, dan mendapati bahwa orang tersebut lebih dekat ke daerah yang dia tuju. Maka dia pun diambil oleh malaikat rahmat. (HR. Bukhari: 3283, dan Muslim: 2766)

Kepada setiap orang yang melampaui batas terhadap dirinya dan setan membuatnya putus asa dari rahmat Allah; janganlah pernah berputus ada. Lakilaki di atas telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Tatkala tobatnya benar maka Tuhannya merahmatinya, padahal dia belum melakukan sebuah kebaikan pun dengan anggota tubuhnya kecuali hijrah (perpindahannya) dari daerah kejahatan menuju daerah kebaikan. Apakah kisah ini tidak menggerakkan keinginanmu untuk meninggalkan kemaksiatan dan datang menghadap kepada Allah, yang tidak ada kebahagiaan dan ketenangan kecuali dengan menghadap kepada-Nya?!

Ya Allah! Karuniakanlah kepada kami berbagai kebaikan yang akan menghapus kesalahan-kesalahan kami. Karuniakan kepada kami tobat yang cahayanya akan menerangi kegelapan kesalahan dan kemaksiatan.

(Qawaid Qur’aniyyah 50 Qa’idah Qur’aniyyah fi Nafsi wal Hayat, Syeikh DR. Umar Abdullah bin Abdullah Al Muqbil)

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Al-Amanah

Posting Komentar untuk "Qawaid Qur’aniyyah Kaidah Ke 45 – Kebaikan Akan Menghapus Kesalahan"