Qawaid Qur’aniyyah Kaidah Ke 30 – Allah yang Akan Mencukupimu
Allah berfirman:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan siapa bertawakal
kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya”. (QS. At Thalaq: 3)
Ini merupakan kaidah
Qur`āniy, kaidah keimanan, akarnya tertanam sampai ke dalam dada orang-orang
yang bertauhid, mulai dari zaman dahulu sampai sekarang, dan sampai Allah
mewarisi bumi beserta isinya.
Makna kaidah ini sangat
jelas. Kaidah ini menunjukkan bahwa orang yang bertawakal kepada Tuhan
sekaligus Maulaanya dalam urusan agama dan dunia, dengan bertumpu pada-Nya
untuk mendapatkan manfaat atau menolak mudarat, melakukan sebab-sebab yang
diperintahkan, disertai dengan keyakinan yang sempurna bahwa Dia akan
memudahkannya, maka Allah pasti akan mencukupkan kebutuhannya, maksudnya Allah
akan mencukupi urusan yang ditawakalkan kepada-Nya. (Lihat Tafsir As-Sa’di: 869)
Sesungguhnya kaidah Qur`āniy ini: “Dan siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya,” disebutkan dalam konteks pembicaraan tentang ayat-ayat perceraian dalam surah Aṭ-Ṭalāq, untuk menjelaskan sejumlah berita gembira yang menunggu orang-orang yang menerapkan syariat Allah terkait perceraian. Adapun munasabah penyebutan makna ini setelah penjelasan tentang beberapa hukum yang berkaitan dengan perceraian, bisa jadi –wallāhu a’lam- adalah karena berisi peringatan sekaligus penenangan.
Adapun peringatan, maka
itu ditujukan kepada setiap suami dan istri yang terbawa arus mengikuti jiwanya
untuk melampaui batasan-batasan Allah Ta’ālā terkait perceraian, baik itu
terkait urusan idah, nafkah, dan lainnya, khususnya jiwa manusia ketika terjadi
perceraian itu dalam kondisi panas dan biasanya tidak stabil dalam bertindak.
Bisa-bisa dia bertindak mengikuti kemarahannya, tanpa bisa bersikap independen
dan objektif.
Adapun penenangan, maka
itu berlaku bagi orang yang jujur kepada Allah dalam menerapkan syariat
Tuhannya terkait masalah perceraian, dan bahwa bila ia dibuatkan makar, maka
sesungguhnya Allah bersamanya, menolongnya, menjaga haknya, membelanya di
hadapan pembuat makar terhadap dirinya, dan Allah lebih mengetahui maksudnya.
Meskipun
kaidah ini disebutkan dalam konteks ayat-ayat perceraian, sebagaimana sudah
disebutkan, namun maknanya lebih umum dan lebih komprehensif dibandingkan
sekadar mencakup masalah itu saja. Apalagi ayatayat Al-Qur`ān sangat banyak
membicarakan masalah tawakal, keutamaannya, pujian terhadap pelakunya, dan
dampaknya terhadap kehidupan seorang hamba.
Sebelum
menyinggung hal tersebut secara global, alangkah baiknya jika diingatkan bahwa
nas-nas menunjukkan bahwa di antara bentuk kesempurnaan tawakal adalah
melakukan sebab atau ikhtiar. Masalah ini sangat jelas, namun tetap diingatkan
di sini karena sebagian orang mengira, padahal itu salah, bahwa tawakal berarti
menghapuskan sebab. Ini merupakan sebuah kekeliruan yang nyata. Orang yang
merenungkan kisah Musa ‘’alaihissalām ketika menghadapi lautan, kisah Maryam
‘’alaihassalām ketika melahirkan, dan berbagai kisah para wali dan orang-orang
saleh lainnya, maka dia akan mendapati bahwa mereka semua diperintahkan untuk
melakukan sebab paling minim. Musa diperintahkan untuk memukul lautan, dan Maryam
diperintahkan untuk menggoyang pohon kurma.
Sesungguhnya tawakal
kepada Allah dituntut dalam semua sendi kehidupan. Namun ada banyak kondisi
yang di dalamnya terdapat motivasi dan perintah untuk bertawakal bagi Nabi ṣallallāhu
‘alaihi wa sallam dan orang-orang beriman, di antaranya ketika mencari
pertolongan dan solusi, ketika dikuasai musuh dan khawatir dengan kekejaman
mereka, ketika makhluk sudah berpaling (tidak mau membantu), ketika pekerjaan
menumpuk, ketika waktu sangat kritis, dan lainnya.
Ya Allah! Sesungguhnya kami
berlepas diri dari segala daya dan kekuatan selain dari daya dan kekuatan-Mu.
Dan kami berlindung dengan-Mu dari tindakan menyerahkan urusan kami kepada diri
kami sendiri walaupun hanya sekejap mata.
(Qawaid Qur’aniyyah 50 Qa’idah Qur’aniyyah fi Nafsi wal
Hayat, Syeikh DR. Umar Abdullah bin Abdullah Al Muqbil)
Posting Komentar untuk "Qawaid Qur’aniyyah Kaidah Ke 30 – Allah yang Akan Mencukupimu"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.