Melejitkan Semangat di 10 Hari Terakhir Ramadhan - Gass puoolll
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا
وَيَرْضَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
فِي الآخِرَةِ وَالأُوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
عِبَادَ اللهِ،
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي
تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
أَمَّا بَعْدُ:
فَأِنّ أَصْدَقَ
الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله
عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ مُخَالَفَةٌ
لِلسُّنَّةِ، وَكُلَّ مُخَالَفَةٍ لِلسُّنَّةِ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةٍ فِي
النّارِ.
Ma’asyirol Muslimin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimani wa
rahimakumullah…
Khotib mewasiatkan
kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada
Allah Ta’ala. Menaati perintah-Nya dan menjauhi segala yang Dia larang. Terlebih lagi di
bulan yang diberkahi ini, di bulan Ramadhan ini. Dimana setiap malam malaikat
berseru agar orang yang berharap kebaikan segera melakukan perubahan kebaikan.
Dan malaikat menyeru mereka yang terus berbuat keburukan untuk berhenti dan
bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
إذا كان أولُ ليلةٍ من شهرِ رمضانَ صُفِّدَتِ الشياطينُ ومَرَدةُ الجنِّ،
“Apabila awal Ramadhan setan dan jin-jin yang durhaka
dibelenggu.
وغُلِّقتْ أبوابُ النارِ فلم يُفتحْ منها بابٌ،
Pintu-pintu neraka ditutup. Tidak ada satupun pintunya
yang terbuka.
وفُتِّحَتْ أبوابُ الجنةِ فلم يُغلقْ منها بابٌ،
Sementara pintu-pintu surga dibuka. Tidak ada satupun
pintu-pintu surga Nya yang ditutup.
ويُنادي منادٍ كلَّ ليلةٍ : يا باغيَ الخيرِ
أقبلْ، ويا باغيَ الشرِّ أقْصرْ،
Setiap malam diserukan, ‘Hai orang yang berharap
kebaikan, segeralah berbuat. Hai orang yang berbuat keburukan, berhentilah’!
وللهِ عتقاءُ من النارِ، وذلك كلَّ ليلةٍ
Dan Allah membebaskan
sejumlah orang dari siksa api neraka, hal itu pun terjadi pada setiap malam di
bulan ramadhan’.” (HR. At-Tirmidzi 682 dan Ibnu Majah 1642).
Ma’asyirol Muslimin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimani wa
rahimakumullah…
Hari-hari di bulan Ramadhan
tahun ini telah berlalu sebagian besarnya. Dan in sya Allah kita akan menghadapi
bagian terbaik dari bulan Ramadhan ini. Yaitu in sya Allah kita akan menghadapi
Sepuluh hari yang tersisa dari bulan ramadhan ini.
Yang dimana 10 hari terakhir ramadhan nilainya di sisi Allah lebih berharga dibanding emas dan perhiasan dunia. Sepuluh hari terakhi ini adalah yang paling banyak kebaikannya. Orang yang berbahagia adalah mereka yang memanfaatkan sepuluh terakhir ramadhan ini. Dan orang yang terhalang dari kebaikannya adalah mereka yang masih lalai di sisa hari bulan ramadhan ini.
Ma’asyirol Muslimin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimani wa
rahimakumullah…
Di sepuluh hari
terakhir ramadhan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersemangat
berburu keutamaannya, keberkahannya, dan kebaikannya. Dan Di sepuluh terakhir
ini beliau begitu semangat beribadah. Suatu reaksi yang dilakaukan oleh nabi, yang
tidak dijumpai dalam hari-hari lainnya dalam satu tahun kecuali ya disepuluh
terakhir ramadhan. Padahal beliau telah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu
dan akan datang. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ
الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.
“Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim, no.
1175).
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ
مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Apabila Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau
mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’),
menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari,
no. 2024 dan Muslim, no. 1174).
Di sepuluh terakhir ini
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisinya dengan shalat malam, berdzikir,
berdoa, beristighfar, bahkan shalat beliau di sepuluh terakhir Ramadhan lebih
panjang dibanding hari-hari sebelumnya. Dari Abu Dzar al-Ghifari radhiallahu
‘anhu,
صُمْنا مع رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وآله وسلَّمَ، فلم يُصَلِّ بنا حتَّى
مضى سبْعٌ مِن الشَّهرِ، فقام بنا حتَّى ذهَبَ ثُلثا اللَّيلِ، ثمَّ لم يقُمْ بنا
في السَّادسةِ، وقام بنا في الخامسةِ حتَّى ذهَبَ شَطْرُ اللَّيلِ، فقُلْنا: يا
رسولَ اللهِ، لو نفَّلْتَنا بقيَّةَ ليلَتِنا هذه، فقال: إنَّه مَن قام مع الإمامِ
حتَّى ينصرِفَ كُتِبَ له قيامُ ليلةٍ. ثمَّ لم يقُمْ بنا حتَّى بَقِيَ ثُلثُ
الشَّهرِ، فصلَّى بنا في الثَّالثةِ، ودعا أهْلَه ونِساءَه، فقام بنا حتَّى
تخوَّفْنا الفلاحَ. قلْتُ له: وما الفلاحُ؟ قال: السُّحورُ.
“Kami berpuasa Ramadhan
bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. beliau tidak shalat bersama
kami hingga tidak tersisa kecuali tujuh hari saja dari Ramadhan. Di malam itu,
beliau shalat bersama kami hingga berlalu sepertiga malam. Kemudian saat
tersisa enam hari, beliau tidak shalat bersama kami. Lalu shalat bersama kami
saat tersisa lima hari. Beliau mengimami kami hingga sampai tengah malam.
Lalu kami berkomentar,
‘Wahai Rasulullah, seandainya Anda tambah lagi shalat sunnahnya di sisa malam
ini’. Beliau menanggapi, ‘Sesungguhnya siapa yang shalat bersama imam hingga
imam selesai, dicatatkan untuknya pahala shalat semalaman’.
Lalu beliau tidak shalat
lagi bersama kami hingga tersisa tiga hari saja dari Ramadhan. Beliau shalat
bersama kami dengna mengajak keluarga dan istri-istrinya. Lalu beliau mengimami
kami hingga kami khawatir al-falah. Lalu ada yang bertanya pada Abu Dzar, ‘Apa
itu al-falah’? Ia menjawab, ‘Sahur’.” (HR. Abu Dawud 1375).
Ma’asyirol Muslimin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimani wa
rahimakumullah…
Di sepuluh terakhir ini
terdapat satu malam yang lebih istimewa dari 1000 bulan. Hal ini sudah kita
ketahui bersama. Sudah sering diulang oleh para khotib dan penceramah. Namun
berulangnya pesan tersebut apakah berdampak menggunggah hati kita untuk
mengamalkannya? Apalah manfaatnya pengetahuan kita tentang keutamaannya kalau
kita tidak tergerak juga untuk memanfaatkan, mencari, dan bersungguh-sungguh di
malam tersebut?
Dari Anas bin Malik
radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ هذا الشهرَ قدْ حضَرَكُمْ، وَفيهِ ليلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شهْرٍ،
مَنْ حُرِمَها فَقَدْ حُرِمَ الخيرَ كُلَّهُ، ولَا يُحْرَمُ خيرَها إلَّا محرومٌ
“Sesungguhnya bulan
Ramadahan ini telah hadir di tengah kalian. Di dalamnya terdapat suatu malam
yang lebih baik dari 1000 bulan. Siapa yang terhalangi dari kebaikan mala mini,
orang tersebut benar-benar terhalangi dari semua kebaikan. Dan tidaklah orang
yang terhalangi dari kebaikannya, melainkan orang-orang yang memang layak
terhalang dari kebaikan.” (Shahihul Jami’ 2247).
Malam ini begitu
istimewa. Di lailatul qadr, malaikat turun ke bumi hingga bumi ini sesak dengan
jumlah mereka. Di mala mini, pahala shalatnya setara dengan shalat sebulan
penuh di bulan Ramadahan. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan
shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah,
maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901).
Sedangkan hadits lain
menunjukkan siapa yang shalat di malam di bulan Ramadahan baru mendapat balasan
yang sama seperti hadits di atas.
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melakukan
qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah
lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).
Di antara doa yang utama
yang hendaknya diulang-ulang dibaca di malam lailatul qadar adalah:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ
أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ
إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Dari ‘Aisyah
–radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu
bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti
kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma
innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha
Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya
maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi no. 3513).
أَقُوْلُ
هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ
مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَحِيْمُ .
Khutbah Kedua:
الْحَمْدُ للهِ عَلَى
إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ
أَلاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ تَعْظِيمًا لِشَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوانِهِ، صَلَّى اللهُ عَليْهِ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَعْوَانِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا..
أَمَّا بَعْدُ:
أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى:
Ma’asyirol Muslimin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimani wa
rahimakumullah…
Lailatul qadar itu sendiri memiliki arti yang
istimewa. Di antara makna al-qadar adalah sempit. Seperti firman Allah Ta’ala,
وَأَمَّآ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُۥ فَيَقُولُ
رَبِّىٓ أَهَٰنَنِ
Adapun bila Tuhannya
mengujinya lalu menyempitkan rezekinya maka dia berkata: “Tuhanku
menghinakanku”. (Quran Al-Fajr: 16)
Malam ini disebut dengan
malam yang sempit karena banyaknya jumlah malaikat yang turun ke bumi di malam
tersebut. Dan yang paling utama dari mereka yaitu Malaikat Jibril
‘alaihissalam,
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ
أَمْرٍ
“Pada malam itu turun
malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan.” (Quran Al-Qadar: 4)
Malaikat adalah makhluk
suci. Kemudian makhluk suci ini memenuhi bumi. Menunjukkan betapa banyak
kebaikan yang tersebar di malam tersebut.
Kemudian makna al-qadar
yang lain adalah takdir. Karena di mala mini ditetapkan takdir tahunan. Allah
Ta’ala berfirman,
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada malam itu
dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Quran 44:4)
Ibnu Abbas radhiallahu
‘anhu mengatakan, “Di malam itu Allah menetapkan urusan dunia satu tahun ke
depan. Tentang siapa yang dipanjangkan usianya. Siapa yang meninggal. Dan
tentang catatan rezeki.” (Tafsir Al-Qurthubi).
Makna lain dari malam
lailatul qadar adalah malam kemuliaan. Karena mala mini satu ibadah
dilipatgandakan pahalanya. Satu malam lebih utama daripada 1000 bulan. Allah
Ta’ala berfirman,
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam kemuliaan itu
lebih baik dari seribu bulan.” (Quran Al-Qadar: 3)
Dengan banyak keutamaan
di mala mini. Di hari-hari sepuluh terakhir ini merupakan pasar besar bagi
orang-orang beriman. Kalau di dunia, para pedagang bersaing di pasar, maka
sepuluh terakhir ini adalah pasar akhirat dimana orang-orang shaleh
berlomba-lomba mendapat pahala. Dan sepuluh hari terakhir yang dimaksud adalah
siang dan malamnya merupakan waktu-waktu yang paling utama untuk beribadah.
Meskipun malamnya lebih utama dari siangnya.
Kita isi sepuluh terakhir
ini dengan semakin giat membaca Alquran, berdoa kepada Allah, memohon ampunan
kepada Allah, shalat malam, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya. Karena semua
ibadah-ibadah itu dinilai lebih utama dari 1000 malam.
Ma’asyirol Muslimin Jamaah Sholat Jum’ah Rahimani wa
rahimakumullah…
Semoga Allah memberi
taufik kepada kita semua untuk memanfaatkan sepuluh malam terakhir ini.
Mengampuni kita atas dosa-dosa dan kelalaian kita. karena kalau Ramadahan
ampunan begitu mudah diperoleh masih tidak kita dapatkan, kapan lagi kita akan
mendapat ampunan.
"إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً".
اللهم صل على محمد وعلى
آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد, اللهم بارك على محمد
وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ
ربنا ظلمنا أنفسنا وإن
لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين
ربنا اغفر لنا
ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك
رؤوف رحيم
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد
إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
اللهم أدخلنا جنة
الفردوس
ربنا آتنا في الدنيا
حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
وصلى الله على نبينا
محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
وآخر دعوانا أن الحمد لله
رب العالمين. أقيموا الصلاة…
Posting Komentar untuk "Melejitkan Semangat di 10 Hari Terakhir Ramadhan - Gass puoolll"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.