Babat Alas Dakwah Islam di kota Madinah Hingga Negara Kerahmatan Untuk Semua
Daftar Isi:
0 Menjadi 6
Hijrah Nabi Muhammad
Shollallahu 'alaihi wa sallam dari mekkah ke Madinah bukanlah pertistiwa yang
terjadi dengan tiba-tiba. Kalau dikemudian hari Madinah menjadi pusat penyebaran
dakwah islam ke seluruh penjuru dunia, hal itu tidak lepas dari peran beberapa
orang yang mula pertama babat Alas Madinah (trukah/merintis dakwah).
Hingga tiga tahun sebelum
hijrah, belum ada seorang pun di Madinah yang memeluk agama islam. Pada suatu
hari di musim haji, ketika Nabi mendakwahi kabilah-kabilah yang berdatangan ke
mekkah, beliau berpapasan dengan beberapa orang dari Madinah dan mengajak
mereka duduk dan berbicara. Setelah mendengar seruan dakwah Nabi dan bacaan
ayat-ayat Al Qur'an, mereka memeluk islam. Mereka berharap islam akan menjadi
pemersatu antara dua suku besar di Madinah yang terlibat perang selama ratusan
tahun, yaitu suku aus dan suku khazraj.
Diantara faktor yang mendorong mereka masuk islam adalah ucapan orang-orang yahudi Madinah yang sering menyebut-nyebut akan diutusnya Nabi terakhir beserta ciri-cirinya. Merekalah orang-orang Madinah yang pertama-tama masuk islam. Jumlah mereka tidak banyak. Hanya enam orang. Dari 0 menjadi 6. Mereka telah berjanji untuk bertemu Nabi di makkah pada musim haji tahun depan.
6 Menjadi 12
Sekembali ke Madinah,
mereka berenam ini aktif menyampaikan ajaran islam kepada orang-orang di sekelilingnya.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, berita tentang rasulullah dan ajarannya telah
masuk ke setiap rumah-rumah yang ada di Madinah. Mereka merasakan nikmatnya
hidup dalam naungan islam. Oleh sebab itu, mereka ingin agar orang lain juga bisa
merasakannya. Tidak bakhil, tidak malas, dan tidak hanya berfikir untuk dirinya
sendiri.
Genap satu tahun, saat
mereka bersiap-siap berangkat ke mekkah untuk bertemu Nabi di musim haji, jumlah
mereka tidak lagi berenam, melainkan berdua belas. Dari 6 menjadi 12. Istimewanya,
mereka berasal dari lintas suku yang semula saling berseteru, yaitu suku aus
dan suku khazraj. Ajaran islam yang disampaikan Nabi muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam benar-benar telah menyatukan mereka.
12 Perlu Pembimbing
(baca: Murobbi)
12 Sahabat ini bertemu Nabi
Shollallahu 'alaihi wa sallam di mekkah, tepatnya di Aqobah mina, mereka
menyatakan janji setia. Janji setia itu berisi komitmen untuk:
1. tidak menyekutukan
Allah
2. tidak mencuri
3. tidak berzina
4. tidak berdusta
5. tidak menyalahi
perintah Nabi dalam perbuatan ma'ruf
Nabi Shollallahu 'alaihi
wa sallam menegaskan kepada mereka "Jika kalian memenuhi janji setia ini,
maka kalian akan memperoleh surga. Kalau melanggar, urusan kalian terserah
Allah, apakah akan memberi siksaan atau mengampuni". (Sirah Ibnu Hisyam)
Janji setia tersebut
kemudian dikenal dengan sebutan Baiat Aqobah Pertama.
Kemudian setelah mereka
pulang ke Madinah, Nabi menyertakan seorang sahabat yang bertugas mengajarkan
Al Quran dan ajaran islam kepada mereka. Delegasi pertama yang diutus adalah
seorang pemuda cerdas, tampan, berasal dari keluarga kaya dan telah teruji keimanan
dan pengorbanannya. Namanya adalah Mush'ab bin Umair. Di Madinah, ia dikenal
dengan julukan muqri' atau pengajar membaca Al Qur'an. Ialah yang menjadi "Murabbi"
pendidik atau pembina para sahabat di Madinah, sekaligus menjadi imam shalat
dan pemimpin yang mereka taati.
12 Menjadi 75
Kaum Muslimin di Madinah
menjadi pusat perhatian dan kekaguman, karena aqidah dan perilaku mereka yang
istimewa. Mereka istimewa karena hanya menyembah Allah ditengah masyarakat yang
menyembah berhala dan patung-patung buatan sendiri. Mereka istimewa karena
perilaku mereka yang bersih, tidak mencuri, tidak berzina, dan tidak berdusta
ditengah-tengah masyarakat yang moralnya banyak yang rusak. Mereka menjadi istimewa
karena loyalitas mereka adalah kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan kepada
fanatisme suku. Dan ketaatan mereka berangkat dari kesadaran hati yang beriman,
bukan takut dari sanksi penguasa setempat.
Dengan kegigihan dan manhaj
da'wah yang benar, para pembesar suku aus masuk islam bersama seluruh kaumnya. Peta
Demografi Madinah pun berubah, kaum muslimin memiliki basis yang kuat dan mengakar
di tiap suku. Setelah 75 orang muslim dari Madinah yang bersama mush'ab bin Umair
siap menghadap Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam di mekkah pada musim
haji mendatang.
75 Menjadi Hijrah
"sampai kapan kita
membiarkan Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam terancam keselamatannya di
Mekkah? Dan tidak bebas menyampaikan dakwahnya? Sementara kita hidup dengan
leluasa?". Demikianlah perbincangan dikalangan para sahabat dari Madinah dalam
perjalanan menuju mekkah. Mereka berfikir keras bagaimana caranya agar
Rasulullah memperoleh perlindungan agar leluasa dalam menyampaikan dakwahnya.
Setibanya di mekkah,
Mush'ab bin Umair langsung menemui Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam untuk
menyampaikan laporan perkembangan dakwah di Madinah dan kedatangannya bersama
75 orang. Segeralah di atur waktu pertemuan yang di sepakati akan berlangsung
setelah lewat tengah malam bertempat di Aqobah usai haji. Dalam pertemuan itu,
mereka meminta rasulullah untuk berpindah (Hijrah) ke Madinah. Mereka berjanji
setia kepada Nabi untuk:
1. Mendengar dan taat,
baik dalam keadaan giat maupun malas
2. Berinfaq dalam keadaan
sulit maupun lapang
3. Beramar ma'ruf dan
nahi munkar
4. Berjuang dijalan Allah,
tidak takut celaan orang yang mencela
5. Membela Nabi ketika
telah berhijrah ke Madinah dan melindunginya seperti melindungi diri sendiri,
istri dan anak mereka sendiri.
Dengan komitmen diatas,
apa imbalan yang akan mereka dapatkan? Nabi
shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ولكم الجنة
"Bagi kalian adalah
surga" (HR. Ahmad, Shohih)
Mereka pun merespon:
"ini transaksi yang menguntungkan. Kami tidak akan membatalkan dan tidak
mau dibatalkan". Kemudian perjanjian inipun dikenal dengan sebutan
"Baiat Aqabah Kedua".
Hijrah Menjadi Negara
Sejak di adakannya
perjanjian tersebut, Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan
para sahabat untuk berhijrah meninggalkan mekkah untuk menuju Madinah. Secara berangsur-angsur,
para sahabat pun mulai berhijrah. Kebanyakan mereka berhijrah secara rahasia
agar tidak ada yang menghalangi. Sebagian lainnya berhijrah dengan terang-terangan,
seperti Umar Bin Khatthab. Bahkan Umar Bin Khatthab menyempatkan Thawaf mengelilingi
ka'bah terlebih dahulu, dengan gagah berani ia lalu menyatakan "Siapa yang ingin istrinya menjadi
janda, anaknya menjadi yatim dan ibunya kehilangan anak, silahkan cegat Umar di
balik lembah". lihat tambahan faedah "klik"
Bulan Dzulhijjah, Muharram,
dan Shafar pun berlalu, dan datanglah bulan Rabi'ul Awwal. Nabi Muhammad
mendapat izin dari Allah untuk berhijrah. Beliau selamat dari percobaan
pembunuhan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy. Dengan ditemani Abu Bakar
Ash Shiddiq Radhiyallahu 'anhu, beliau bergerak menuju Madinah dan tiba disana
pada tanggal 12 Rabiul Awwal Tahun 1 Hiijriah. Kemudian dengan hijrahnya Nabi
ke Madinah, maka terbentuklah negara Madinah yang wilayahnya meliputi
keseluruhan Madinah. Penduduknya terdiri dari kaum muslimin (Muhajirin dan
Anshar), kaum musyrikin dan kaum yahudi. Konstitusinya adalah Piagam Madinah,
yang pelaksanaannya sejalan dengan Al Quran dan Sunnah sedangkan Rasulullah
sebagai kepala negaranya.
Negara Untuk Semua
Ada 3 pilar utama yang dipancangkan
Nabi ketika tiba di Madinah.
1. Membangun Masjid
2. Mempersaudarakan
antara Kaum Muhajirin dan Anshor
3. Membuat Manifesto
Politik dengan seluruh basis demografis yang ada.
Kaum Musyrikin diakui
sebagai satu umat, kaum yahudi satu umat, dan kaum muslimin sebagai satu umat
pula. Semuanya memiliki kewajiban yang sama untuk mengamankan Madinah dan penduduknya
dari ancaman dan serangan dari luar.
Dari sinilah dicanangkan
misi kerahmatan lil alamin islam untuk segala bangsa di seluruh penjuru dunia.
Allah ta'ala berfirman:
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
Artinya: "Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam." (QS. Al Anbiyaa: 107)
Begitulah cara terbaik
generasi umat ini, mengubah dari 0 (nol) di Madinah menjadi Negara kerahmatan
untuk semua. Inilah jejak mulia yang patut untuk diteladani.
(Disalin dari kitab 99
cahaya kebajikan karya Ust. Arwani Amin, Lc.)
Diketik ulang oleh:
Ahmadi Assambasy
Ikuti terus sosial media
Tim Kabel Dakwah:
Youtube: Kabel Dakwah
Twitter: Kabel Dakwah Official
Facebook: Kabel Dakwah Official
Instagram: Kabel Dakwah
Website: Kabeldakwah.com
Kami Juga melayani:
1. Jasa Pembuatan Website
Wordpress / Blogger
2. Iklan Publikasi di Website
Kabeldakwah.com
3. Instal Ulang Windows
4. Penjualan Theme Blogger
5. Instal Ulang Software
Aplikasi
6. Pembuatan Jersey
7. Pemesanan Snack
(Khusus Area Cilacap Kota)
8. Pemesanan Aplikasi
Raport
9. Indexing Website
10. Privat Mengaji
(Online), Dan Lain-Lain.
Hubungi Kami Di Sini
Dukung Kabeldakwah.com dengan menjadi SPONSOR dan
DONATUR.
SARAN / MASUKAN, Konfirmasi SPONSOR & DONASI hubungi:
089673617156
Kirim Sponsor dan Donasi Anda ke Rek Berikut:
BSI 7055429997 a.n. Nurul Azizah
Posting Komentar untuk "Babat Alas Dakwah Islam di kota Madinah Hingga Negara Kerahmatan Untuk Semua"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.