Sehat Untuk Ibadah (TIPS Jamu Jati Mahal = Jaga Mulut, Jaga Hati, Makanan Halal)
Mungkin kita pernah
mendengar sebuah kalimat. Islam Adalah Agama Rohmatan Lil 'Alamin, sebenarnya
kalimat tersebut adalah sebuah kesimpulan dari firman Allah subhanahu wa
ta'ala:
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan
sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al
Anbiya: 107)
Jika kita cermati, kata rohmatan, Secara bahasa,
الرَّحْمة: الرِّقَّةُ والتَّعَطُّفُ
Rohmah artinya kelembutan
yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur). Atau dengan
kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada
seluruh manusia.
Maka dibalik makna kata
kasih sayang itu terdapat makna memberikan sebuah perhatian yang sangat besar. Perhatian
terhadap aktivitas hidup manusia, terhadap Akhlaknya, terhadap Amalan Hatinya,
Perhatian terhadap semua sisi kehidupan Manusia, dan termasuk didalamnya
perhatian terhadap kesehatan Jasmani dan Rohaninya.
Barang siapa yang
berusaha menjaga kesehatan dirinya karena Allah ﷻ, maka dia akan mendapatkan pahala dari Allah ﷻ. Kenapa? Karena syariat didalam agama islam di antaranya
dibangun dalam hal memperhatikan kesehatan. Oleh karenanya, jika kita tahu
bahwasanya syariat Islam perhatian terhadap kesehatan, tentunya kita juga harus
perhatian terhadap kesehatan kita, sebagai bentuk menjalankan syariat Islam
dengan baik.
Pembaca Artikel
Kabeldakwah.com sekalian,
Saya yakin semua manusia
yang hidup dibumi ini sepakat, bahwa kesehatan ini merupakan nikmat yang paling
berharga dalam dirinya. (Baik itu kafir atau muslim) semua sepakat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ
مِنَ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النِّعَمِ
“Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati yang bahagia adalah bagian dari nikmat.” (HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad 4/69, shahih kata Syaikh Al Albani)
- Sehat itu lebih mahal
daripada harta dunia.
Andaikata seseorang
diberi pilihan hanya dua saja,
a. Sehat tapi harta pas-pasan.
b. Harta berlimpah tapi
sakit-sakitan.
Saya yakin pasti yang pertama.
Kaya harta itu relative.
Kisah: seorang miliarder,
sakit karena dari kecil tidak pernah makan pisang. (andaikata saya tau, saya
akan gunakan seluruh harta saya untuk membeli pisang, supaya saya bisa sehat, demikian ungkap sang miliarder setelah jatuh sakit)
Kesehatan adalah nikmat
yang terlupakan
Pepatah Arab mengatakan:
الصِّحَّةُ تَاجٌ عَلَى رُؤُوْسِ الْأَصِحَّاء لَا يَرَاهُ إِلَّا الْمَرْضَى
“Kesehatan adalah mahkota
yang berada di atas kepala orang-orang yang sehat, tidak ada yang bisa
melihatnya kecuali orang-orang sakit.” (Lihat: Al-Minhal Al-Hadits Fii Syarh
Al-Hadits, (4/198))
Terkadang orang yang
sehat sendiri tidak mampu melihat bahwa kesehatan adalah mahkota yang berada di
atas kepalanya. Ini kenyataan bahwa kita sendiri lupa bahwa kesehatan adalah
nikmat yang luar biasa. Betapa sering kita menyadari nikmat sehat tatkala
kesehatan itu dicabut oleh Allah ﷻ. Ketika Allah ﷻ mencabut
kesehatan dari kita, barulah kita tahu ternyata kesehatan itu adalah nikmat
yang luar biasa.
Jika Anda tidak percaya
silahkan pergi ke rumah sakit. Lihatlah orang-orang yang terbaring di atas
tempat tidur, di antara mereka ada orang yang kaya raya. Tatkala Allah ﷻ mencabut kesehatan darinya, sungguh dia telah merasakan
penderitaan, kesedihan, rasa sakit dan lain sebagainya. Seandainya jika dia
mampu membeli kesehatan dengan berapa pun itu harganya, dia mau untuk
mengeluarkan seluruh uangnya, tetapi ternyata dia tidak mampu mengembalikan
kesehatan pada dirinya. Bahkan, dia terbaring di atas tempat tidur dengan
kekayaan yang berlimpah ruah. Maka, orang kaya tersebut yang terbaring di
tempat tidur, sejatinya dia kaya dengan hartanya, namun dia miskin dengan
kesehatannya. Anda yang mungkin memiliki uang yang pas-pasan/tidak seberapa,
tetapi diberikan kesehatan, sesungguhnya itu adalah satu nikmat yang sangat
berharga, di mana dengan nikmat tersebut Anda bisa merasakan banyak kenikmatan
dunia, melakukan ibadah dengan sebaik-baiknya, melakukan banyak aktivitas
dengan kesehatan yang banyak kepada Anda.
Oleh karenanya, jangan
lupakan bahwasanya kesehatan adalah nikmat yang luar biasa. Makanya, Nabi Muhammad ﷺ sudah mengingatkan bahwasanya nikmat kesehatan itu terlupakan
oleh kebanyakan manusia. Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma berkata, Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ
وَالفَرَاغُ
"Dua nikmat yang
banyak orang tertipu/terpedaya merugi pada keduanya, yaitu kesehatan dan waktu
luang.” (HR. Bukhari no. 6412)
Banyak orang yang lalai
dan tertipu dengan kenikmatan. Kenapa mereka bisa tertipu? Karena mereka tidak
mengagungkan dan menghargai nikmat tersebut. Di antara kenikmatan tersebut
adalah nikmat kesehatan. Ini menunjukkan tentang betapa pentingnya kesehatan
dan menggunakan nikmat sehat dengan sebaik mungkin.
Maka kita yang
Allhamdulillah berikan kesehatan, mari kita gunakan untuk mentaati Yang telah
memberikan kita sehat. Kita Ingat lagi tujuan Allah meciptakan kita:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
(QS. Adz Dzariyat: 56)
Kita berusaha untuk
menjaga kesehatan agar supaya kesehatan itu bisa kita gunakan untuk beribadah
kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Selain ikhtiar dengan
bukti nyata kita olahraga, kita iringi pula dengan kesehatan secara ruhani
(psikologi), Tips: Jamu Jati Mahal (Jaga Mulut, Jaga Hati, Makanan Halal)
1. Jamu Jaga Mulut
(Hindari Ghibah, Berdusta, Ucapan yang kotor)
Hadits:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa beriman
kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka
diamlah.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47)
2. Jati Jaga Hati (Takut
Pada Allah, Ikhlas dalam beramal, Hindari hasad, iri, dengki, riya' dll)
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ
كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam
jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika
ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati
(jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)
3. Mahal Makanan Halal
(Hindari makanan segala sesuatu yang Membahayakan tubuh diri sendiri)
Allah Berfirman:
يٰٓاَيُّهَا
النَّاسُ كُلُوۡا مِمَّا فِى الۡاَرۡضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوۡا خُطُوٰتِ
الشَّيۡطٰنِؕ
اِنَّهٗ
لَـكُمۡ عَدُوٌّ مُّبِيۡنٌ
"Wahai manusia!
Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang
nyata bagimu."
Setelah ikhtiar dengan
Olah raga, Jamu Jati Mahal, Jangan Lupa, kita iringi pula dengan doa kepada
Allah. Ada banyak sekali do'a-doa memohon kesehatan yang diajarkan oleh
Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam:
- Dari Abdurrahman bin
Abu Bakrah:
اللَّهُمَّ
عَافِنِي فِي بَدَنِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي
بَصَرِي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, berilah
keselamatan pada badanku. Ya Allah, berilah keselamatan pada pendengaranku. Ya
Allah, berilah keselamatan pada penglihatanku, tiada Ilah (yang berhak
disembah) kecuali Engkau.” (dibaca tiga kali) (HR. Abu Daud No. 5090, Ahmad
dalam Musnadnya No. 20430, al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad No.701, dan
dinyatakan hasan oleh Al-Albani)
- Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, dia berkata, “Di antara doa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ
عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang
telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari
segala kemurkaan-Mu ” (HR. Muslim no. 2739)
Wallahu a'lamu bisshowaab
Baarokallahu fiikum.
Tambahan:
Dan Kesehatan sangat erat
kaitannya dengan Ibadah, terutama dalam Praktek ibadahnya.
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى
بُيُوْتِ أزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،
يَسْأَلُوْنَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،
فَلَمَّا أُخْبِرُوْا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوْهَا، وَقَالُوْا: أَيْنَ نَحْنُ مِنَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ وَقدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فَأُصَلِّيْ
اللَّيْلَ أَبَداً، وَقَالَ الْآخَرُ: وَأَنَا أَصُوْمُ الدَّهْرَ أَبَداً وَلَا
أُفْطِرُ، وَقَالَ الْآخَرُ: وَأَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ
أَبَداً فَجَاءَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ،
فَقَالَ: أَنْتُمُ الَّذِيْنَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ؟ أَمَا وَاللهِ إِنِّيْ
لَأَخْشَاكُمْ لِلهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّيْ أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ،
وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ
فَلَيْسَ مِنِّيْ
Dari Anas Radhiyallahu
anhu ia berkata, “Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk bertanya tentang ibadah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam . Lalu setelah mereka diberitahukan (tentang ibadah Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam ), mereka menganggap ibadah Beliau itu sedikit sekali. Mereka
berkata, “Kita ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam ! Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diberikan
ampunan atas semua dosa-dosanya baik yang telah lewat maupun yang akan datang.”
Salah seorang dari mereka mengatakan, “Adapun saya, maka saya akan shalat malam
selama-lamanya.” Lalu orang yang lainnya menimpali, “Adapun saya, maka sungguh
saya akan puasa terus menerus tanpa berbuka.” Kemudian yang lainnya lagi
berkata, “Sedangkan saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan menikah
selamanya.”
Kemudian, Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka, seraya bersabda, “Benarkah
kalian yang telah berkata begini dan begitu? Demi Allâh! Sesungguhnya aku
adalah orang yang paling takut kepada Allâh dan paling taqwa kepada-Nya di
antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka (tidak puasa), aku
shalat (malam) dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka,
barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.” (Hadits
ini shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (no. 5063); Muslim (no. 1401); Ahmad
(III/241, 259, 285); An-Nasâ-i (VI/60); Al-Baihaqi (VII/77); Ibnu Hibbân (no.
14 dan 317-at-Ta’lîqâtul Hisân); al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 96))
Posting Komentar untuk "Sehat Untuk Ibadah (TIPS Jamu Jati Mahal = Jaga Mulut, Jaga Hati, Makanan Halal)"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.