Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Waktu Terasa Cepat Berlalu - Tanda - Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi Ke - 13

Kita lanjutkan kembali pembahasan kita berkaitan dengan Tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi.

Pada pembahasan yang sebelumnya telah kita sebutkan ada beberapa tanda:

1. Munculnya Nabi-Nabi Palsu (Al Mutanabbiuun)

2. Dicabutnya Sifat Amanah pada Hati Manusia (Dhiya'ul Amaanah)

3. Banyaknya wanita yang berpakaian akan tetapi Telanjang (Al 'Aariyaat)

4. Banyaknya terjadi gempa bumi. (KasrotuZzalazil)

5. Banyaknya Manusia yang berlomba-lomba mendirikan Bangunan yang Tinggi (secara umum) adapun secara khusus adalah mereka orang-orang Arab.

6. Merebak dan Maraknya Khomr serta banyaknya manusia yang sudah menyepelekan Pengharaman Khamr.

7. Merebaknya Perzinahan

8. Kaum Muslimin Mengikuti Jejak Orang-orang Non Muslim / Orang Kafir

9. Merebaknya Praktek Ribawi

10. Di Angkatnya Ilmu dan Merajalelanya Kebodohan

11. Bermegah-megahan dengan Masjidnya Namun tidak Pernah Memakmurkannya.

12. Mengucapkan Salam Hanya Kepada Orang yang dikenal Saja.

Kemudian in sya Allah kita akan lanjutkan tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi selanjutnya yakni;

13. Waktu Terasa Berlalu Begitu Cepat

Jama'ah yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa ta'ala…

DALAM sebuah hadits, Rasulullah telah mengingatkan kepada kita bahwa semakin dekat datangnya hari kiamat kubro (kiamat besar), manusia akan merasa waktu hidup yang dijalaninya semakin terasa singkat. Baru kemarin hari Jumat ternyata sudah hari jumat lagi, atau kemarin baru hari sabtu sekarang sudah sabtu lagi. Seolah – olah waktu yang berlalu terasa begitu cepat. Itu baru hitungan sepekan. Bahkan sampai ada yang mengatakan "kayaknya baru kemarin kita puasa ramadhan, ini sudah mau ramadhan lagi", "kayaknya kemarin baru lebaran idul fitri, ini sudah mau lebaran lagi". Bahkan barangkali ada diantara kita yang merasa "Oh tidak terasa sekarang sudah usia 50 tahun ya, sepertinya baru kemarin mainan petak umpet, mainan kelereng, seperti baru kemarin masih anak – anak, sekarang sudah mendekati 60 tahun". Ma sya Allah …

Inilah yang terjadi dan sudah menjadi sunnatullah selaras terhadap kebenaran apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam 1400 tahun yang lalu:

Diriwayatkan dari Abu Hurairah[1] (sahabat Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadist Nabi, nama asli: Abdurahman bin Sakhr Ad Dausy 'yaman', 5374 hadist) mendengar Nabi berkata:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ

"Nabi bersabda: “Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, dan waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian.” (HR. Bukhari)

Didalam hadits yang lain disebutkan:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونُ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ وَالشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ وَتَكُونُ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ وَيَكُونُ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ وَتَكُونُ السَّاعَةُ كَالضَّرَمَةِ بِالنَّارِ

“Dari Anas Bin Maalik Radhiyallahu 'anhu, Nabi bersabda: Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu terasa berlalu begitu cepatnya. Satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti sepekan, sepekan seperti satu hari, dan satu hari seperti satu jam, dan satu jam seperti kedipan mata.” (Shahih At Tirmidzi: 2332, Shahih Al Jaami': 7422)

Jamaah sekalian semoga Allah subhanahu wa ta'ala merahmati kita semua

Berkaitan dengan Waktu, mungkin sebagian kita pernah mendengar ada yang mengatakan bahwa time is money, waktu adalah uang. Meskipun ini bagi seorang mukmin kurang tepat. Mengapa kurang tepat? Karena prinsip time is money merupakan prinsip yang mengedepankan materi dunia. Seharusnya seorang mukmin berprinsip time is Worship or Religious. Waktu adalah ibadah. Kerjanya ibadah, makannya ibadah, mandinya ibadah, perjalanannya ibadah, segala aktivitasnya diniatkan ibadah. Bukankah Allah subhanahu wa ta'ala telah menyebutkan dalam QS. Al Hijr: 99,

وَاعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتّٰى يَاۡتِيَكَ الۡيَـقِيۡنُ

Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang al yakin (ajal) kepadamu.

Jamaah sekalian semoga Allah subhanahu wa ta'ala merahmati kita semua

Masing-masing kita tentu menyadari bahwa waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga. Bahkan saking berharganya waktu, sampai – sampai Allah bersumpah atas nama Waktu. Di Surah Al Ashr:

والعصر

Demi Masa (Waktu).

Allah itu tidak akan bersumpah kecuali dengan sesuatu yang memiliki keistimewaan dan memiliki nilai yang sangat berharga.

Misalnya Allah bersumpah dengan matahari, wasyamsi, matahari banyak keutamaannya bagi makhluk di bumi ini.

Kemudian Jamaah yang di rahmati Allah subhanahu wa ta'ala

Para Ulama berbeda bendapat tatkala menjelaskan makna singkatnya waktu:

- karena banyaknya sarana-sarana perhubungan dan transportasi darat maupun udara yang mendekatkan jarak yang jauh.

­- Ada juga yang berpendapat ini terjadi pada massa Al Mahdi dan Nabi Isa 'Alaihissalaam, di mana manusia menikmati kehidupannya, adanya jaminan keamanan, juga keadilan. Saat itu manusia merasakan singkatnya masa-masa kemakmuran padahal waktunya lama, dan masa-masa sulit dirasakan lama padahal singkat.

Dari beberapa pendapat yang ada,

Berkaitan dengan waktu yang terasa berlalu begitu cepat ini, Al-Imam Ibnu Hajar Al Asqalani (Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar) menyatakan bahwa pada akhir zaman itu manusia akan merasa waktunya akan semakin singkat. Hal ini disebabkan oleh hilangnya keberkahan dalam waktu, akibatnya ketika hari berlalu, namun tanpa ada manfaat yang didapatkannya.

Abu Anas Shadiq Dalam bukunya al-Fitan wa Asyrat al-Sa’ah, menjelaskan diantara penyebab utama dari hilangnya keberkahan waktu adalah karena banyaknya melakukan kemaksiatan. Sehingga membuat Iman didalam hati menjadi lemah.

Dan kenyataannya bahwa keberkahan dalam waktu, rizki, dan tumbuhan hanya dapat diwujudkan dengan kekuatan iman, mengikuti perintah, dan menjauhi larangan.

Mari kita perhatikan Firman Allah subhanahu wa ta'ala:

وَلَوۡ اَنَّ اَهۡلَ الۡقُرٰٓى اٰمَنُوۡا وَاتَّقَوۡا لَـفَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالۡاَرۡضِ وَلٰـكِنۡ كَذَّبُوۡا فَاَخَذۡنٰهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ‏

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan dari bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) (tidak mau taat), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 96)

Jamaah sekalian…

Maka, Waktu yang berkah adalah waktu yang digunakan untuk ketaatan dan sibuk dengan menambah amal – amal sholih untuk kehidupan di akhiratnya yang lebih kekal.

Nikmat waktu adalah nikmat agung yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Ingatlah ucapan Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata:

مَا نَدِمْتُ عَلَى شَيْئٍ نَدْمِي عَلَى يَوْمٍ غَرَبَتْ شَمْسُهُ نَقَصَ فِيْهِ أَجَلِيْ وَلَمْ يَزِدْ فِيْهِ عَمَلِيْ

“Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, waktu hidupku terus berkurang namun amalku tidak bertambah”

Dan tanda Allah menelantarkan hamba ialah salah satunya Allah jadikan ia sibuk dalam hal-hal yang sia-sia. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:

مِنْ عَلَامَةِ إِعْرَاضِ اللَّهِ تَعَالَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَجْعَلَ شُغْلَهُ فِيمَا لَا يَعْنِيه خَذلانا من الله عز وجل

“Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Allah Azza wa Jalla menelantarkannya” (Al Bahrur Ra’iq, hal. 70)

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam beliau bersabda:

من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه

“Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no2317 Ibnu Majah no 3976, Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ada beberapa Nasehat dari Ulama – Ulama terdahulu mengenai Pentingnya Menjaga Waktu:

1. Hasan Al Bashri mengatakan,

ابن آدم إنما أنت أيام كلما ذهَب يومٌ ذهب بعضُك

“Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanya bagaikan hari. Tatkala satu hari hilang, akan hilang pula sebagian darimu.” (Hilyatul Awliya’, 2/148, Darul Kutub Al ‘Arobi)

2. Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan,

الوقت سيف فإن لم تقطعه قطعك

“…. waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.” (lihat lengkapnya di Rumaysho.com)

3. Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan,

ونفسك إن أشغلْتَها بالحق وإلا اشتغلَتْكَ بالباطل

Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).” (Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah) (lihat lengkapnya di Rumaysho.com)

Maka dari itu jamaah sekalian, perlu kita ingat lagi bahwa waktu itu adalah nikmat yang luar biasa yang kita miliki. Waktu tak bisa dinilai dengan materi dan kekayaan. Waktu berjalan dengan cepat dan tidak terasa, waktu yang berjalan tak akan bisa terulang kembali. Waktu adalah kehidupan, jika waktu habis maka habislah kehidupan, bersyukurlah saat ini kita masih diberi waktu, terkhusus waktu untuk memperbaiki dan memperkuat ketaatan kita pada-Nya.

Sesungguhnya panjang umur merupakan modal untuk meraih kedudukan yang tinggi di sisi Allâh Subhanahu wa Ta’ala. Namun jika umur yang panjang dipenuhi dengan keburukan, maka pemiliknya menjadi orang yang paling buruk.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ قَالَ فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ

Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah, dari bapaknya, bahwa seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasûlullâh, siapakah manusia yang terbaik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya”. Dia bertanya lagi, “Lalu siapakah orang yang terburuk?” Beliau menjawab, “Orang yang berumur panjang dan buruk amalnya”. (HR. Ahmad; Tirmidzi; dan al-Hâkim. Dishahihkan oleh al-Albâni rahimahullah dalam Shahîh at-Targhîb wat Tarhîb, 3/313, no. 3363, Maktabul Ma’arif, cet. 1, th 1421 H / 2000 M)



[1] SEBAB KUNIYAHNYA YANG ANEH

Abu Hurairah terkenal dengan kunniyah (julukan)nya. Tentang julukannya ini, Imam Al Hakim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Mereka memberikan gelar dan julukan kepadaku Abu Hurairah. Penyebabnya, tidak lain karena aku pernah menggembalakan kambing untuk keluargaku. Dan saat itu kudapati anak kucing liar, lalu aku masukkan ke kantong lenganku. Ketika aku pulang kembali ke rumah, mereka mendengar suara kucing di kamarku, kemudian bertanya, ‘Suara apakah itu, wahai Abdu Syams?’ Akupun menjawab,‘Anak kucing yang kutemukan (saat menggembala kambing)’. Mereka berkata, ‘Kalau begitu, engkau adalah Abu Hurairah’. Semenjak itu, julukan dan gelar itu terus melekat padaku.”

Akan tetapi Abu Hurairah berkata, ”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku Abu Hirin dan orang-orang memanggilku Abu Hurairah,” karenanya ia berkata, ”Kalian memanggil dan menjulukiku dengan julukan laki-laki (Abu Hirin), lebih aku sukai daripada julukan wanita (Abu Hurairah).” Disebutkan di beberapa tempat dalam Shahih Bukhari, bahwa dalam berbagai kesempatan dan peristiwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil Abu Hurairah dengan panggilan Abu Hirrin. (Al Manhaj.or.id)

Posting Komentar untuk "Waktu Terasa Cepat Berlalu - Tanda - Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi Ke - 13"