Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diangkatnya Ilmu dan Merebaknya Kebodohan - Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi Ke - 10

Kita lanjutkan kembali pembahasan kita berkaitan dengan Tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi.

Pada pembahasan yang sebelumnya telah kita sebutkan ada beberapa tanda:

1. Munculnya Nabi-Nabi Palsu

2. Dicabutnya Sifat Amanah pada Hati Manusia

3. Banyaknya wanita yang berpakaian akan tetapi Telanjang

4. Banyaknya terjadi gempa bumi.

5. Banyaknya Manusia yang berlomba-lomba mendirikan Bangunan yang Tinggi (secara umum) adapun secara khusus adalah mereka orang-orang Arab.

6. Merebak dan Maraknya Khomr serta banyaknya manusia yang sudah menyepelekan Pengharaman Khamr.

7. Merebaknya Perzinahan

8. Kaum Muslimin Mengikuti Jejak Orang-orang Non Muslim / Orang Kafir

9. Merebaknya Praktek Ribawi

Kemudian in sya Allah kita akan lanjutkan tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi selanjutnya yakni;

10. Di Angkatnya Ilmu dan Merajalelanya Kebodohan

Jama'ah yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa ta'ala…

Diantara tanda-tanda Kiamat adalah hilangnya ilmu dan menyebarnya kebodohan. Dan yang di maksud ilmu disini adalah ilmu yang berkaitan dengan syariat Agama Islam yang mulia ini.

Berkaitan dengan hal ini banyak sekali disebutkan didalam hadits – hadits Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam dengan berbagai macam cara ilmu itu akan hilang dari diri-diri umat manusia, sehingga tatkala ilmu tentang syariat agama islam itu telah diangkat telah hilang maka yang tersisa adalah kejahilan atau kebodohan.

Disebutkan dalam ash-Shahiihain dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ.

"Di antara tanda-tanda datangnya hari Kiamat adalah hilangnya ilmu dan tersebarnya kebodohan." (Shahiih al-Bukhari, kitab al-‘Ilmu bab Raf’ul ‘Ilmi wa Zhuhuurul Jahli (I/178, al-Fath), dan Shahiih Muslim, kitab al-‘Ilmi bab Raf’ul ‘Ilmi wa Qabdhahu wa Zhuhuurul Jahli wal Fitan fi Aakhiriz Zamaan (XVI/222, Syarh an-Nawawi)

Didalam hadits yang lain disebutkan, masih berkaitan dengan tanda – tanda dekatnya hari kiamat;

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: لَأُحَدِّثَنَّكُمْ حَدِيثًا لاَ يُحَدِّثُكُمْ أَحَدٌ بَعْدِي، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ: أَنْ يَقِلَّ العِلْمُ، وَيَظْهَرَ الجَهْلُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا، وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ، وَيَقِلَّ الرِّجَالُ، حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً القَيِّمُ الوَاحِدُ

"Dari Anas bin Malik berkata: 'Aku akan akan menyampaikan kepada kalian hadits yang tidak akan lagi menyampaikan hadits ini kepada kalian seseorang setelahku. Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya diantara tanda-tanda hari kiamat adalah sedikitnya ilmu dan merebaknya kebodohan, dan perzinahan terjadi secara terang-terangan, dan jumlah kaum wanita yang lebih banyak dan sedikitnya jumlah kaum laki-laki sampai-sampai (perbandingannya) lima puluh perempuan hanya diurus atau dipimpin oleh satu orang laki-laki.'” (Sohih Al Bukhori: 81, Muslim: 2671)

Bapak Ibu Jamaah Sekalian yang dirahmati Allah subahanahu wa ta'ala

Diangkatnya Ilmu Agama Islam atau sedikitnya Ilmu Agama Islam dan Merebaknya kebodohan ini terjadi karena 3 Hal:

1. Banyaknya manusia di akhir zaman yang hanya tersibukkan dengan urusan dunia

Sibuk dengan urusan kehidupan dunia sampai lupa dengan urusan kehidupan akhiratnya. Dan Nafsu yang berlebihan terhadap urusan dunia inilah yang menjadikan manusia jauh dari ilmu agama. Bekerja siang dan malam, berangkat pagi pulang sore, sampai rumah sudah lelah capek kemudian tidur, terus seperti itu. Seolah-olah telah menjadi manusia yang paling sibuk di dunia, Tidak ada waktu untuk duduk menghadiri kajian – kajian atau majelis majelis ilmu. Seolah-olah tidak ada waktu lagi kecuali hanya untuk urusan kehidupan dunia.

Maha benar Allah atas segala firmannya:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَالۡبَـنِيۡنَ وَالۡقَنَاطِيۡرِ الۡمُقَنۡطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالۡفِضَّةِ وَالۡخَـيۡلِ الۡمُسَوَّمَةِ وَالۡاَنۡعَامِ وَالۡحَـرۡثِ‌ؕ ذٰ لِكَ مَتَاعُ الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا ۚ وَاللّٰهُ عِنۡدَهٗ حُسۡنُ الۡمَاٰبِ

"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." (QS. Ali Imran: 14)

وَاعۡلَمُوۡۤا اَنَّمَاۤ اَمۡوَالُكُمۡ وَاَوۡلَادُكُمۡ فِتۡنَةٌ

"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan…" (QS. Al Anfal: 28)

وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌۗ وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ

"Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui." (QS. Ar Ruum: 64)

Maka sekali lagi jangan sampai urusan dunia kita, melalaikan kita dari menuntut ilmu agama.

Saudaraku yang dirahmati Allah, bagi seorang muslim belajar ilmu agama bukan sekedar kegiatan sampingan. Kalau ada waktu dikerjakan dan kalau tidak ada ya tidak mengapa ditinggalkan. Bukan demikian! Ilmu adalah kebutuhan kita sehari-hari…

Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullahu Ta’ala telah menyebutkan makna ini, secara persis beliau berkata:

الناس إلى العلم أحوج منهم إلى الطعام والشراب

“Manusia lebih butuh kepada ilmu dibandingkan kebutuhan terhadap makanan dan minuman.”

لان الطعام والشراب يحتاج اليه في اليوم مرة او مرتين

“Karena makan dan minum dibutuhkan dalam sehari sekali atau dua kali.”

والعلم يحتاج اليه في كل وقت

“Sedangkan ilmu agama dibutuhkan setiap saat.”

 

Kemudian jamaah yang dirahmati oleh Allah ta'ala…

Hilangnya Ilmu atau sedikitnya ilmu agama dan merebaknya kebodohan ini terjadi karena

2. Wafatnya Ulama (Wafatnya Orang – Orang 'Aalim)

Dijelaskan dalam hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّـى إِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا، فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.

‘Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang alim, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat lagi menyesatkan orang lain.’” (Shahiih al-Bukhari, kitab al-‘Ilmi, bab Kaifa Yuqbadhul ‘Ilmi (I/194, al-Fath), dan Shahiih Muslim, kitab al-Ilmi, bab Raf’ul ‘Ilmi wa Qabdhahu wa Zhuhuurul Jahli wal Fitan (XVI/223-224, Syarh an-Nawawi)

Kita semua mengakui bahwa wafatnya ulama adalah sebuah musibah bagi umat Islam. Karena ulama adalah ahli waris para Nabi.

Dari Abu Ad Darda Radhiallahu ‘Anhu,

وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ

"Sesungguhnya Para Ulama adalah Ahli Waris Para Nabi." (HR. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dalam Sunannya No. 3641, Imam At Tirmidzi dalam Sunannya No. 2682 dan yang lainnya)

Maka tatkala ada seorang ulama meninggal dunia, berarti kita kehilangan salah satu ahli waris Nabi.

Wafatnya ulama adalah musibah, bahkan ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi sallam dalam sabdanya:

مَوْتُ الْعَالِمِ مُصِيبَةٌ لا تُجْبَرُ، وَثُلْمَةٌ لا تُسَدُّ، وَنَجْمٌ طُمِسَ، مَوْتُ قَبِيلَةٍ أَيْسَرُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ

“Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih ringan bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama ” (HR ath Thabrani dalam Mu'jam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda’)

Didalam dalam sebuah atsar disebutkan ada salah seorang yang bernama Ayyub Asskhtiyaani Rahimahullah mengatakan:

إني أُخبرَ بموت الرجل من أهل السنة وكأني أفقدُ بعض أعضائي

“Sesungguhnya aku diberitakan mengenai wafatnya seorang ahlus sunnah, seakan-akan aku kehilangan sebagian anggota tubuhku”. (Hilyah Al-Auliya 3/9)

3. Diangkatnya Al Qur'an dari Mushaf - Mushaf

Al Qur’an Al Karim yang diturunkan Allah dari langit ke bumi melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga ke tangan kaum muslimin sampai saat ini.

Allah subhanahu wa ta’ala pun berjanji akan menjaganya sehingga sampai saat ini tak satupun kalimat atau huruf yang berkurang atau bertambah dan Al Qur'an menjadi kitab suci yang menjadi pedoman kaum muslimin di muka bumi ini.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan Kamilah yang memelihara dan menjaganya.” (QS. Surah al-Hijr: 9)

Namun akan datang suatu masa, Al Qur’an yang memiliki keutamaan menghafal al-quran akan diangkat kembali ke langit sehingga tidak akan tersisa satu ayat pun di muka bumi. Al Qur’an akan hilang dari ingatan manusia dan lembaran-lembaran mushaf Al Qur’an pun akan kosong.

وَلَئِن شِئْنَا لَنَذْهَبَنَّ بِالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ بِهِ عَلَيْنَا وَكِيلًا

“Dan sekiranya Kami kehendaki nescaya Kami akan hilangkan apa-apa yang telah Kami wahyukan kepada kamu kemudian kamu tidak akan beroleh sebarang pembela terhadap Kami untuk mengembalikannya.” (QS. Surah al-Isra’: 86)

Peristiwa ini akan terjadi ketika ajaran Islam memudar secara perlahan hingga puncaknya, ritual ibadah seperti shalat, puasa, haji, dan sedekah tidak lagi dikenal orang, itulah saat hari kiamat semakin dekat akan terjadi.

Didalam sebuah atsar Abdullah bin Mas’ud mengatakan

لَيُسْرَيَنَّ عَلَى الْقُرْآنِ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَلا يُتْرَكُ آيَةٌ فِي مُصْحَفٍ وَلا فِي قَلْبِ أَحَدٍ إِلا رُفِعَتْ

"Akan diambil Al-Qur’an pada suatu malam (di akhir zaman) sehingga tidak akan tertinggal satu ayat di dalam mushaf dan satu ayatpun di dalam hati seseorang kecuali akan diangkat. Jadi seandainya saat itu ada orang yang hafal mungkin beberapa ayat al-Qur’an maka akan diambil oleh Allāh sehingga dia tidak akan hafal lagi dari ayat-ayat tersebut." (HR. Ad Darimi: 3209) Sanadnya Shahih

يدرُسُ الإسلامُ كما يدرُسُ وَشيُ الثَّوبِ حتَّى لا يُدرَى ما صيامٌ، ولا صلاةٌ، ولا نسُكٌ، ولا صدَقةٌ، ولَيُسرى على كتابِ اللَّهِ عزَّ وجلَّ في ليلَةٍ، فلا يبقى في الأرضِ منهُ آيةٌ، وتبقَى طوائفُ منَ النَّاسِ الشَّيخُ الكبيرُ والعجوزُ، يقولونَ: أدرَكْنا آباءَنا على هذِهِ الكلمةِ، لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، فنحنُ نقولُها فقالَ لَهُ صِلةُ: ما تُغني عنهم: لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وَهُم لا يَدرونَ ما صلاةٌ، ولا صيامٌ، ولا نسُكٌ، ولا صدقةٌ؟ فأعرضَ عنهُ حُذَيْفةُ، ثمَّ ردَّها علَيهِ ثلاثًا، كلَّ ذلِكَ يعرضُ عنهُ حُذَيْفةُ، ثمَّ أقبلَ علَيهِ في الثَّالثةِ، فقالَ: يا صِلةُ، تُنجيهِم منَ النَّار ثلاثًا

Islam akan pudar secara perlahan seperti pudarnya sulaman baju sehingga puasa, shalat, haji, dan sedekah tidak lagi dikenal. Al Qur’an juga akan diangkat dalam satu malam sehingga tidak ada satu ayat pun tersisa di muka bumi. Orang-orang lanjut usia yang tersisa dari umat manusia akan berkata “Kami mendapati orang-orang tua kami mengucapkan kalimat “Laa ilaha illallah” maka kami pun ikut mengucapkannya. Shilah berkata kepadanya: kalimat “Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah” tidak cukup mereka. Ini kerana, mereka tidak tahu apa itu solat, apa itu puasa, apa itu ibadah dan apa itu sedekah. Maka Huzaifah berpaling daripadanya, namun dia menolaknya dan hal itu dilakukan sebanyak tiga kali dan pada kali ketiga, Huzaifah berkata: “Wahai Shilah, kamu telah menyelamatkan mereka dari neraka”. Huzaifah mengucapkannya sebanyak tiga kali.” (Sohih Ibnu Maajah: 3289) Lihat Dorar.net, Lihat Juga zulkiflialbakri.com

 Wallahu a'lam bisshowaab...

 

Posting Komentar untuk "Diangkatnya Ilmu dan Merebaknya Kebodohan - Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi Ke - 10"