Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kumpulan Untaian Kata Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., MA. (Bag. 2)

Daftar Isi:

Saat Maksiat Telah Merajalela.

Di Alam Kubur Tidak Punya Identitas.

Identitas Di KTP vs Fakta.

Air Beriak Tanda Tak Dalam – Air Tenang Menghanyutkan.

Cerita Tanpa Sanad.

Dualisme Tuhan, Adakah?

.

 

Saat Maksiat Telah Merajalela

Cukupkah hanya dengan benahi diri dan keluarga sendiri, semua urusan menjadi beres?

Hehe, andai urusan ummat sesederhana itu, sungguh betapa ringannya.

Namun faktanya, para penjaja kemaksiatan terus gencar menjual dan mempropagandakan kesesatannya.

Makanya selain anda membenahi diri anda, anda juga harus mengobarkan semangat amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Anda harus berpacu melawan para penjaja kesesatan dan kemaksiatan, agar memenangkan kompetisi sehingga kebaikan mendominasi masyarakat.

Bila tidak, maka renungkan baik baik hadits berikut:

Zainab binti Jahsy Radhiyallahu anha,

دَخَلَ عَلَيْهَا فَزِعًا يَقُولُ «لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ». وَحَلَّقَ بِإِصْبَعِهِ الإِبْهَامِ وَالَّتِى تَلِيهَا. قَالَتْ زَيْنَبُ ابْنَةُ جَحْشٍ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ: نَعَمْ، إِذَا كَثُرَ الْخُبْثُ

Suatu ketika Nabi pernah masuk ke dalam rumahnya dalam kondisi sangat ketakutan, beliau mengucapkan,

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ

Laa ilaaha illaallah, waspadalah orang arab, akan datangnya bahaya yang dekat waktunya. Hari ini telah dibuka benteng Yakjuj dan Makjuj sebesar ini. Kemudian beliau membuat lingkaran antara jempol dengan telunjuk. Zainab bertanya, ‘Ya Rasulullah, apakah kita akan dibinasakan, sementara di tengah kita banyak orang shaleh?’ Jawab beliau,

نَعَمْ، إِذَا كَثُرَ الْخُبْثُ

“Ya, jika maksiat merajalela.” (Al Bukhari & Muslim)

Selamat berjuang kawan, semoga Allah Taala meneguhkan kaki kita di atas agama-Nya hingga akhir hayat kelak. Amiin

 

Di Alam Kubur Tidak Punya Identitas

Mau menyewa kamar di hotel, atau beli tiket kereta atau pesawat saja harus menunjukkan identitas.

Di Alam Kubur juga ditanya identitas diri anda.

Masak, semasa hidup diminta melupakan identitas diri, atau minimal mengabaikan identitas diri, la apa tidak kawatir bila esok ketika di alam kubur benar benar lupa identitas diri sebagai penganut agama Islam?

Malaikat di alam kubur saja merasa berkepentingan untuk menanyakan identitas agama anda, masak di dunia Anda malah malu untuk menanyakan identitas agama seseorang.

Di akhirat kelak mengharapkan syafaat dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengajarkan identitas diri kita sebagai ummat Islam, masak selama hidup malu atau takut untuk menunjukkan identitas sebagai penganut agama beliau, emang kelak di alam mahsyar mau menanti syafaat beliau dengan identitas apa?

Giliran ngalap berkah baca Al Fatihah, atau shalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, masak membawa identitas diri sebagai penganut agama beliau saja merasa malu, la memang kelak Anda mau menghadap kepada beliau dengan identitas sebagai apa?

Anda berang, bila ada orang lain salah mengenali identitas Anda sehingga ia menduga Anda tidak termasuk dari ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena Anda selalu menyimpan identitas Anda di bawah kasur.

Anda gagal paham bila ada orang lain menunjukkan identitas dirinya bahkan Anda menganggapnya sok mengkavling surga, la kalau tidak dia tunjukkan bagaimana Anda bisa mengenal identitasnya?

La aku kudu piye kalau begini ini om? Mumet bin bingung.

 

Identitas Di KTP vs Fakta

Identitas di KTP boleh saja ditulis bergama Islam, namun apalah artinya bila identitas itu hanya sebatas formalitas semata, tanpa paham arti keislaman, minus amalan, dan kesetaiaan.

Praktek dagang “sapi”, siapapun Sponsor yang menawarkan harga tinggi maka ucapan dan tindakan bisa sesuai pesanan, adalah petunjuk untuk mengenali kebenaran identitas yang

Identitas KTP tidak mungkin dapat mengecoh atau menipu Allah Ta’ala, dan hamba -hamba-Nya yang benar benar beriman, karena sepandai pandai ia bersilat lidah, namun sikap dan ucapannya akan dengan fasih menceritakan identitas yang sebenarnya.

Ucapan dan Tindakan setiap kita akan bercerita dengan jujur, apa yang sedang kita perjuangkan.

بَادِرُوا بِالأعْمَالِ الصَّالِحةِ، فَسَتَكُوْنُ فِتَناً كَقِطَعِ اللَّيْلِ المُظْلِمِ، يُصْبحُ الرَّجُلُ مُؤْمِناً وَيُمْسِي كَافِراً، وَيُمْسِي مُؤمِناً ويُصبحُ كَافِراً، يَبيعُ دِينَهُ بعَرَضٍ مِنَ الدُّنيا. رواه مسلم

Bersegeralah dalam melakukan al-A’mal al-Shaalihah, karena suatu saat akan terjadi kekacauan bagaikan malam yang gelap gulita. Pada saat itu, seseorang di pagi hari dalam kondisi beriman sedangkan di sore harinya telah berubah menjadi kafir, dan sebaliknya di sore hari dalam kondisi beriman sedangkan di pagi harinya telah berubah menjadi kafir, karena ia telah menjual agamanya dengan sekerat kesenangan hidup dunia. (HR. Muslim)

Bila demikian kondisinya, maka bagaimana halnya dengan orang orang yang selalu berteduh di bawah nama besar orang tua atau nenek moyangnya. Bisa saja orang tua atau nenek moyangnya adalah pejuang dan pahlawan, namun anak keturunannya adalah seorang pecundang.

Bisa jadi nenek moyangnya adalah tuan tanah, dan raja penguasa di negrinya, namun anak cucunya gagal meneruskan kejayaan nenek moyangnya, dan hanya bisa mejual bahkan menjual murah kejayaan warisan nenek moyangnya.

Alih alih sekedar pahlawan, orang tua yang beridentitas sebagai nabi dan rasul saja ternyata tidak cukup sebagai bukti akan kebenaran anak keturunannya, demikianlah yang terjadi dengan Kan’an putra Nabi Nuh ‘alaihi wa sallam, yang binasa dalam kondisi kekufuran.

Yuk, waspadai orang orang yang gagal membuktikan identitas dirinya dan hanya bisa membanggakan identitas nenek moyangnya.

 

Air Beriak Tanda Tak Dalam – Air Tenang Menghanyutkan

Air Beriak Tanda Tak Dalam.

Air Tenang Menghanyutkan.

Pepatah nenek moyang ini seakan sudah banyak dilupakan seiring dengan keterbukaan tekhnologi informatika.

Budaya diam sambil berpikir mendalam telah luntur seiring dengan mudahnya bersuara terlebih via medsos, akibatnya semakin hari bertambah dangkal akal pikiran kita.

Saatnya ummat Islam, mengasah kembali petuah bijak di atas, mengingat banyak kejadian, kasus dan tema pembicaraan yang direkayasa untuk memancing respon dan komentar kita, guna memetakan dan mendapatkan gambaran kita semua.

Terlebih, komentar dan ucapan yang tidak membawa manfaat, adalah sia sia, apalagi bila ternyata membawa madharat.

Kawan! Ingat kembali pesan Nabi shallallahu 'alaihi wa salam:

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت

Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau bila ia tidak kuasa untuk berbicara baik maka diamlah. (Muttafaqun 'alaih)

 

Cerita Tanpa Sanad

Banyak cerita yang tanpa sanad:

Candi ini atau itu dibuat dalam semalam.

Masjid ini atau itu dibuat dalam satu malam, alias masjid tiban.

Mayat mbah ini atau itu pindah sendiri ke tempat kuburan yang beliau kehendaki.

Wali ini atau itu sudah ikut berperang kemerdekaan sejak dalam perut ibundanya.

Membawa foto si anu atau si ono berguna menangkal sial, melariskan dagangan, atau menyegerakan jodoh dan lainnya.

Kembang setaman mengusir setan dan mengundang malaikat, atau air sumur ini terkoneksi dengan sumur Zam Zam.

Dan masih banyak lagi…. Dongeng dongen karangan atau hoak yang dipropagandakan oleh sebagian tokoh panutan dan secara turun temurun, tanpa ada sanad alias data yang daoat dipertanggung jawabkan.

Anehnya tuh banyak saja yang percaya.

Nabi Ibrahim alaihissalam bersama putranya Nabi Ismail alaihissalam membangun Ka’bah dengan proses pembangunan yang wajar.

Nabi kita Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam membangun Masjid Nabawi juga dengan cara cara yang wajar, ndak dengan cara “tiban” alias ujug ujug.

Yuk ajak keluarga, tetangga dan kolega anda untuk berpikir dan beramal sewajarnya… dan sudah saatnya kita buang jauh jauh dongeng dongen semisal yang tanpa sanad selain konon dan katanya.

Semoga bermanfaat.

 

Dualisme Tuhan, Adakah?

Sebagian orang meyakini ada tuhan baik dan tuhan buruk, tuhan siang dan tuhan malam.

Ada pula yang mengira bahwa tuhan baik berperang dengan tuhan buruk.

Kadang tuhan baik memenangkan peperangan dan kadang kalah.

Agar tuhan baik menang, maka mereka ikut mendukung tuhan baik dengan mengirimkan sesajian dan melakukan ritual tertentu.

Ada pula yang mengira bahwa penjahat sudah terlalu kuat sampai sampai anak semata wayang tuhan baik menjadi korban kebengisan para penjahat pasukan tuhan buruk.

Tidak cukup sampai di situ, tuhan baik kesusahan mengampuni dosa dosa manusia kecuali dengan cara membiarkan anak semata wayangnya dibantai oleh pasukan tuhan jahat.

Tindakan radikal sudah kelewat batas dan terlalu kuat sampai sampai sebagian orang menduga bahwa keluarga tuhan pun menjadi korban kejahatan mereka.

Menurut alur dongeng di atas, kira kira kepolisian atau tentara negara mana yang mampu mengalahkan atau menghentikan kejahatan para penjahat?

Makanya di berbagai negara ummat Islam diseret seret agar ikut andil menghentikan ulah para penjahat, karena mereka tahu bahwa hanya ummat Islam yang meyakini bahwa Allah Ta’ala Maha Kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada dualisme tuhan dalam ajaran Islam.

………………..

Penulis: Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., MA. Hafidzahullahu ta'ala

Semua artikel di atas diambil dari Status FB beliau.

 

 

Posting Komentar untuk "Kumpulan Untaian Kata Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., MA. (Bag. 2)"