Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bolehkah Aqiqah dengan Menyembelih Satu Ekor Kambing untuk Anak Laki-Laki?

Sebagian ulama membolehkannya dengan dasar perbuatan Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam meng-’aqiqahkan Al-Hasan dan Al-Husain dengan seekor kambing.

عن بن عباس: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم عق عن الحسن والحسين كبشا كبشا

Dari Ibnu ’Abbas: Bahwasannya Rasulullah shallallaahu meng-’aqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain masing-masing dengan seekor kambing”.

Namun, ada pembicaraan mengenai riwayat di atas. Berikut perinciannya:

1. Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 2841, Ath-Thabarani dalam Al-Kabiir 11/316 no. 11856, Ibnul-Jarud dalam Al-Muntaqaa no. 911 dan 912, Ath-Thahawiy dalam Al-Musykiil 1/457, Al-Baihaqi 9/302, Ibnu ’Abdil-Barr dalam At-Tamhiid 4/314 serta Ibnu Hazm dalam Al-Muhalla 7/530 melalui jalur ’Abdul-Waarits bin Sa’id, dari Ayyub, dari ’Ikrimah, dari Ibnu ’Abbas radliyallaahu ’anhuma secara marfu’. ’Abdul-Waarits ini dikuatkan oleh dua riwayat berikut:

2. Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 7/116 melalui jalur Ya’la bin ’Ubaid, dari Ayyub, dari Sufyan, dari ’Ikrimah, dari Ibnu ’Abbas radliyallaahu ’anhuma secara marfu’. Akan tetapi sanad ini lemah karena adanya sisipan Sufyan antara Ayyub dan ’Ikrimah. Yang shahih, Ayyub menerima riwayat dari ’Ikrimah (tanpa melalui perantara Sufyan), dari Ibnu ’Abbas sebagaimana disebutkan pada jalur yang pertama.

3. Diriwayatkan pula oleh Al-Khaathib dalam At-Taarikh 10/no. 5302 dari jalur Hafsh bin Muhammad Al-Bashriy, dari Ayyub, dari ’Ikrimah, dari Ibnu ’Abbas radliyallaahu ’anhuma secara marfu’. Nama Hafsh bin Muhammad Al-Bashriy dalam rantai sanad ini adalah keliru. Yang benar adalah Hafsh bin ’Umar Al-Bashriy. Adz-Dzahabi dalam Al-Mizaan 1/567 no. 2158 (tahqiq: ’Ali Muhammad Al-Bajawiy) berkata:

حفص بن عُمر، بصري. عن أيوب السختياني في العقيقة. قال الأزدي: منكر الحديث

“Hafsh bin ’Umar Al-Bashriy, dari Ayyub As-Sikhtiyaaniy dalam hadits ’aqiqah. Berkata Al-Azdiy: Munkaarul-hadits”.

Dikarenakan dua riwayat penguat ‘Abdul-Waarits itu tidak shahih, maka yang tersisa hanyalah jalur pertama saja, yaitu ‘Abdul-Waarits bin Sa’id, dari Ayyub, dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas secara marfu’. Inilah yang dapat dipegang.

Jalur ini pun tidak luput dari penyakit. ’Abdul-Warits menyelisihi banyak perawi – diantara mereka ada yang lebih kuat daripadanya – dalam hal kebersambungan sanadnya.

Ibnul-Jarud berkata:

رواه الثوري وابن عيينة وحماد بن زيد وغيرهم عن أيوب لم يجاوزوا به عكرمة

“Diriwayatkan oleh Ats-Tsauriy, Ibnu ’Uyainah, Hammad bin Zaid, dan yang lainnya, dari Ayyub, dari ’Ikrimah secara mursal”.[1]

Hammad bin Zaid statusnya lebih kuat daripada ’Abdul-Warits untuk riwayat yang berasal dari Ayyub.

’Abdurrazzaq dalam kitab Al-Mushannaf no. 7962 meriwayatkan dengan sanad mursal:

عن معمر والثوري عن أيوب عن عكرمة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم عق عن حسن وحسين كبشين

Dari Ma’mar dan Ats-Tsaury, dari ’Ikrimah: “Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam meng-’aqiqahi Hasan dan Husain dengan dua ekor kambing kibasy”.

Muhammad bin ’Abdil-Qadir ’Atha’ – pentahqiq kitab As-Sunan Al-Kubraa lil-Baihaqi – ketika mengomentari hadits ’aqiqah Al-Hasan dan Al-Husain di atas menyebutkan perkataan Abu Hatim bahwasannya riwayat dari ’Ikrimah dari Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam secara mursal itu lebih shahih.[2] Perkataan Ibnu Abi Hatim secara lengkap adalah sebagai berikut:

وسألت أبي عن حديث رواه عبد الوارث، عن أيوب، عن عكرمة، عن ابن عباس: أنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم عَقَّ عَنِ الْحُسَين والْحَسَن كَبْشَتَين ؟ قال أبي: هذا وهم؛ حدثنا أبو معمر، عن عبد الوارث، هكذا. ورواه وُهَيب، وابن عُلَيَّة، عن عِكرمة، عن النبي صلى الله عليه وسلم، مُرسَلٌ. قال أبي: وهذا مُرسَلً، أَصَحُّ

“Aku bertanya kepada ayahku tentang hadits yang diriwayatkan ’Abdul-Waarits, dari Ayyub, dari ’Ikrimah, dari Ibnu ’Abbas: “Bahwasannya Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam meng-’aqiqahi Al-Husain dan Al-Hasan dengan dua ekor kambing?”. Ayahku berkata: “Ini keliru. Telah menceritakan kepada kami Abu Ma’mar, dari ’Abdul-Waarits dengan sanad ini. Dan diriwayatkan oleh Wuhaib dan Ibnu ’Ulayyah, dari ’Ikrimah, dari Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam dengan sanad mursal”. Ayahku berkata: “Sanad mursal ini lebih shahih”.[3]

Kesimpulannya, sanad hadits ini yang shahih adalah mursal.

Selain itu, riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam meng-’aqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain masing-masing dengan seekor kambing, bertentangan dengan riwayat lain yang dibawakan oleh An-Nasa’i (no. 4219) dari jalur Qatadah, dari ’Ikrimah, dari Ibnu ’Abbas radliyallaahu ’anhuma:

عق رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الحسن والحسين رضي الله عنهما بكبشين كبشين

Dari Ibnu ’Abbas ia berkata: “Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam meng-’aqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain radliyallaahu ’anhuma masing-masing dengan dua ekor kambing kibasy”.

Sanad hadits ini dla’if karena ’an’anah dari Qatadah. Riwayat An-Nasa’i ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim (4/237) melalui jalur Siwaar Abi Hamzah, dari ’Amr bin Syu’aib, ayahnya, dari kakeknya:

أن النبي صلى الله عليه وعلى اله وسلم عق عن الحسن والحسين عن كل واحد منهما كبشين اثنين مثلين متكافيين

“Bahwasannya Nabi shallallaahu ’alaihi wa aalihi wasallam meng-’aqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain masing-masing dengan dua ekor kambing kibasy yang sama dan setara”.

Sanad hadits ini dla’if karena Siwaar Abu Hamzah adalah dla’if (sebagaimana dikatakan oleh Adz-Dzahabiy). Namun, ia layak digunakan sebagai syaahid.

Ada hadits serupa yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban no. 5309 melalui jalur Ibnu Wahb, dari Jarir bin Haazim, dari Qatadah, dari Anas bin Malik:

عق رسول الله صلى الله عليه وسلم عن حسن وحسين بكبشين. ذكر البيان بأن قول أنس: بكبشين أراد به عن كل واحد منهما

“Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam mengaqiqahi Hasan dan Husain dengan dua ekor kambing kibasy”. Disebutkan penjelasan bahwa maksud perkataan Anas “dengan dua ekor kambing kibasy” adalah masing-masing dari mereka (dua ekor).

Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Ath-Thahawiy dalam Al-Musykil 1/456, Abu Ya’laa no. 2945, Al-Bazzaar no. 1235, dan Al-Baihaqi 9/299 dari beberapa jalan Ibnu Wahb dengan sanad ini. Mengenai sanad ini; Ahmad bin Hanbal yang dinukil oleh Adl-Dliyaa’ dalam Al-Mukhtaarah, Ibnu Ma’in dalam Al-’Ilal karya ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal (no. 3912), dan Ibnu ’Adiy dalam Al-Kaamil (2/130) semuanya menyimpulkan bahwa riwayat Jarir bin Haazim dari Qatadah adalah lemah. Juga, sanad hadits ini sebenarnya mursal. Ibnu Abi Hatim berkata:

وسألتُ أبي عن حديث ابن وهب، عن جَرير ابن حازم، عن قتادة، عن أنس قال: عَقَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الحسن والحُسَين بكبشين ؟. قال أبي: أخطأ جرير في هذا الحديث؛ إنما هو: قتادة، عن عِكرمة قال: عَقَّ رسول ٰلله صلى الله عليه وسلم مُرسَل

Aku bertanya kepada ayahku tentang hadits Ibnu Wahb, dari Jarir bin Haazim, dari Qatadah, dari Anas ia berkata: “Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam meng-’aqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain dengan dua ekor kambing kibasy?”. Ayahku berkata: “Jarir telah salah dalam hadits ini. Sesungguhnya sanad hadits tersebut adalah: Qatadah, dari ’Ikrimah ia berkata: ’ Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam meng-’aqiqahi...’ ; secara mursal”.[4]

Riwayat ini juga belum lepas dari ’an’anah Qatadah. Walhasil, hadits ini pun statusnya dla’if mursal.

Akan tetapi, secara keseluruhan, riwayat yang menyatakan ’aqiqah Al-Hasan dan Al-Husain masing-masing dengan dua ekor kambing dapat terangkat. Minimal berderajat hasan.[5] Apalagi hadits tersebut sesuai dengan keumuman peng-’aqiqahan bagi seorang anak laki-laki dengan dua ekor kambing.

Menyembelih dua ekor kambing dalam syari’at ’aqiqah inilah yang sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam.

Oleh: Abul Jauzaa’ Dony Arif Wibowo



[1] Al-Muntaqaa (Ghautsul-Makduud bi-Takhriiji Muntaqaa Ibnil-Jarud – Abu Ishaq Al-Huwainiy), 3/192 no. 912.

[2] As-Sunan Al-Kubraa 9/302.

[3] Al-’Ilal Ibnu Abi Hatim 4/543-544 no. 1631, tahqiq: Dr. Sa’d bin ’Abdillah Al-Humaid dan Dr. Khaalid bin ’Abdirrahman Al-Juraisiy; Cet. 1/1426, Riyadl.

[4] Idem 4/545-546 no. 1633.

[5] Catatan: Syaikh Al-Albani menshahihkan dua riwayat di atas (meng-‘aqiqahi dengan satu ekor kambing dan dua ekor kambing) dalam Irwaaul-Ghaliil no. 1164, Shahih Sunan Abi Dawud 2/197, dan Shahih Sunan An-Nasa’i 3/139 no. 4230 (Maktabah Al-Ma’arif, Cet. 1/1419, Riyadl).

Beliau dalam Shahih Sunan Abi Dawud berkata setelah menyatakan keshahihan riwayat satu ekor kambing: “Akan tetapi riwayat An-Nasa’i yang menyatakan: “Masing-masing dua ekor kambing”; maka ini lebih shahih.

Abul-Jauzaa’ berkata: Jika dikatakan dua-duanya shahih dan dua-duanya bisa dipakai, tentu saja hal ini ‘sulit’ untuk diterima. Hal itu dikarenakan peristiwa peng-‘aqiqahan Al-Hasan dan Al-Husain oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terjadi hanya sekali. Jika kita menetapkan salah satunya, maka itu akan menafikkan yang lain. Oleh karena itu, jika dikatakan bahwa dua-duanya shahih sementara riwayat yang dibawakan oleh An-Nasa’i itu lebih shahih, maka jadilah riwayat Abu Dawud itu statusnya syadz. Namun pada kenyataannya, riwayat Abu Dawud tersebut berstatus mursal. Konsekuensinya dla’if. Maka dalam hal ini, hanya riwayat yang menyatakan “masing-masing dua ekor kambing” lah yang dapat diterima dan dipakai.

Posting Komentar untuk "Bolehkah Aqiqah dengan Menyembelih Satu Ekor Kambing untuk Anak Laki-Laki?"