Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciuman adalah Pengantar Seks dan Pemanasan Sebelum Berhubungan Intim

Ketahuilah ciuman adalah pemicu pertama syahwat, semangat dan gairah. Apalagi jika suami menyelingi di antara dua ciuman dengan gigitan ringan dan kecupan lembut, menghisap lidahnya, mendesah, memeluk dan merangkul, maka dua sejoli itu menggelora, dua syahwat sejalan seiring, dua perut bertemu dan ciuman berfungsi sebagai permintaan izin. Hal itu mengingat bahwa seseorang berkeinginan untuk mencium hanyalah karena jiwa menjadi tentram kepada orang yang dicintainya. Karenanya, mereka mengatakan, ciuman adalah "pengantar seks".

Mereka mengatakan bahwa ciuman ternikmat ialah ciuman dengan menjulurkan lidah suami pada mulut istrinya, atau lidah istri pada mulut suaminya. Yaitu bila wanita itu bersih mulut dan lidahnya, maka ia memasukkan lidahnya di mulut suaminya sehingga itu semakin memanaskan liurnya dan panasnya menjalar ke organ vital laki-laki dan wanita. Hal itu semakin menambah gairah dan menguatkan syahwat keduanya, lalu kulit keduanya semakin bertambah cerah dan elok.

Ada yang mengatakan bahwa liur dan panas akan memberikan dan menambah tubuh sebagaimana menambah tanaman yang ditanam di tanah yang baik, atau minum air segar setelah kehausan.

Konon, manfaat suami “menelan” lidah istrinya dapat mengeraskan syaraf zakarnya, dan semakin menambah nafsu dan gairah istrinya.

Yang lain mengatakan bahwa manfaat suami menelan lidah istrinya, menekan, menghisap dan menggigitnya ialah lidah suami menjadi panas lalu panasnya menjalar dari lisannya menuju organnya. Wanita memetik manfaat dari tindakan ini sebagaimana laki-laki memetik manfaat dari wanita serta percintaannya dengannya. Sebab ini mendorongnya untuk memuncakkan syahwat dan keinginan, hingga ia tidak puas dengan mencium tanpa memasukkan lidah istrinya ke dalam lidahnya. la juga tidak puas hingga mencium vaginanya, dan memasukkan lidahnya padanya.[1]

Menurut mereka, tadbir (pendahuluan) dalam seks ada dua cara: Pertama, bagian atas; dan kedua, bagian bawah.

Adapun bagian atas ialah pelukan, ciuman, gigitan, hisapan dan rabaan. Sedangkan bagian bawah ialah memasukkan jari-jari di vagina dan menggelitik sekitarnya. Juga pada pusar dan menekan-nekan bagian atas kedua paha.

Al-Hakim mengatakan, “Janganlah menyetubuhi istrimu begitu menemuinya, tapi tempatkanlah ia di kamarnya sesaat, lalu cumbuilah, ciumlah dan dekaplah. Sebab jika engkau langsung melakukan hal itu saat bertemu, maka itu suatu yang tercela."

Mereka mengatakan, bagian tubuh yang dikecup ialah kedua pipi, kedua bibir, kedua mata, dahi, leher, dada dan kedua payudara.

Bagian tubuh yang dicium (diendus) ialah ujung leher, sekitar kedua mata, bagian dalam daun telinga, pusar, bagian bawah kelamin istri lalu kedua pinggang.

Bagian tubuh yang digigit ialah dua urat leher, kedua telinga, bagian bawah bibir, ujung hidung dan dahi.

Bagian tubuh yang digaruk dengan kuku-kuku ialah bagian bawah kedua telapak kaki, bagian bawah kedua paha, kedua bahu, dan bagian antara pusar dengan kemaluan. Suami tidak boleh melakukan hal itu kecuali terhadap wanita yang lambat mengalami orgasme.

Adapun yang dihisap ialah bibirnya, bagian atas keningnya, bagian tubuh yang ada tahi lalatnya, dan seputar kedua payudaranya. Ia tidak melakukan hal itu melainkan si istri dalam keadaan merenggangkan kedua kakinya, karena hal itu lebih mempercepat orgasmenya.[2]

(Sumber: Tuhfah Al ‘Arusain, Majdi bin Manshur bin Sayyid Asy Syuri)



[1] Al-Qurthubi mengatakan dalam Tafsir-nya (12/232), "Ashbagh, salah seorang ulama kami, mengatakan, laki-laki boleh menjilat kemaluan istrinya dengan lidahnya." Dalam Kasysyaf al-Qanna' (5/189) disebutkan, "Istri tidak boleh memasukkan organ suaminya ke dalam kemaluannya saat suami sedang tidur tanpa seizinnya, karena ia melakukan sesuatu terhadap dirinya dengan tanpa seizinnya. Namun, istri boleh memegangnya dan menciumnya dengan syahwat walaupun ia sedang tidur. Al-Qadhi mengatakan, boleh mencium kemaluan istri sebelum bersetubuh, tapi dimakruhkan setelah persetubuhan karena tidak memungkinkan."

[2] Alamat an-Nisa', Ahmad bin Sulaiman (wafat tahun 940), dikutip secara bebas.

Posting Komentar untuk "Ciuman adalah Pengantar Seks dan Pemanasan Sebelum Berhubungan Intim"