Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bulan Ramadhan Kembali Berpisah

 


Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

قال الله تعالى في كتابه الكريم:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ}

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا}

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا }

أَمَّا بَعْدُ…

فَإِنَّ أصدق الحديث كتاب اللهِ وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ محمد صلى الله عليه وسلم.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

 لا إله إلا الله و الله أكبر , الله أكبر ولله الحمد

 

Ma’asyiral muslimin jamaah sholat idul Fitri rahimakumullah,

Segala pujian hanyalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki kesempurnaan pada seluruh nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, serta memohon ampunan hanya kepada-Nya. Kita berlindung dan memohon Ampun kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas kesalahan diri-diri kita dan kejelekan amalan perbuatan kita.

 Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan, terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wa salam, kepada keluarganya dan para sahabatnya, serta kepada seluruh kaum muslimin yang benar-benar mengikuti petunjuknya.

 

Ma’asyiral muslimin jamaah sholat idul Fitri yang Semoga Di muliakan Allah subhanahu wa ta’ala,

Mengawali Khutbah Idul Fitri hari ini, Khotib berwasiat kepada diri khotib pribadi khususnya dan kepada para jamaah sekalian, Marilah kita senantiasa meningkatkan derajat iman dan taqwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan melaksanakan ibadah yang telah diperintahkan serta menjauhi larangan-larangan Allah subhanahu wa ta’ala.

Harus kita renungkan Bersama bahwa tujuan akhir dari kita bertaqwa kepada Allah adalah agar Ketika didunia dan di akhirat kita mendapatkan kebaikan dan meraih ridho Allah subhanahu wa ta’ala.

Kita juga patut bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas nikmat yang telah Allah anugrahkan kepada kita. Allah berikan hidayah, kekuatan dan keistiqomahan kepada kita untuk bisa menyelesaikan ibadah ibadah pada bulan Ramadhan.

Dan Kita juga bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala,  Hari ini, Saat banyak saudara-saudara kita yang terbaring lemas karena sakit, Tapi Allah  berikan Kesehatan kepada kita. Hari ini Saat banyak orang kelaparan karena tidak ada makanan, Allhamdulillah Allah berikan kepada kita rizki yang cukup dan kelapangan, Hari ini, saat ada saudara-saudara muslim kita di palestina, mereka dibantai, sanak keluarga mereka ada yang terbunuh, rumah2 mereka hancur berantakan, namun hari ini Allah berikan kepada kita nikmat damai dan nikmat Aman, sehingga kita dapat berkumpul Bersama dengan sanak saudara kita untuk merayakan hari raya idul fitri yang penuh kebahagiaan ini . Demi Allah Jamaah ini adalah nikmat yang sangat Agung, dimana pada sisi yang lain tidak semua orang dapat merasakan apa yang kita dapatkan dari nikmat2 Allah pada saat ini.

 

Jamaah sholat idul Fitri yang Semoga Di muliakan Allah subhanahu wa ta’ala,

Bulan Ramadhan, Bulan yang senantiasa orang-orang mukmin rindu kepadanya, bulan yang senantiasa kita berharap dapat berjumpa dengannya. Datangnya hanyalah dalam rentang waktu satu bulan. Namun kini kita harus Kembali berpisah dengan bulan yang penuh keberkahan yakni bulan Ramadhan.

Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar laailaahaillallah huwallahu akbar Allahu akbar walillaahilhamd

 

Gema takbir terdengar berkumandang di seantero penjuru negeri-negeri kaum muslimin. tanda bahwa kita telah menyelesaikan puasa wajib di bulan Ramadan dan bergembira  penuh dengan kebahagiaan menyambut datangnya hari raya idul fitri.

Sebagaimana hal ini telah disebutkan oleh rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ

“Bagi orang yang berpuasa akan merasakan dua kebahagiaan: (1) kebahagiaan ketika berbuka, dan (2) kebahagiaan ketika berjumpa dengan Allah.” (HR. Muslim no. 1151)

Bahkan Berbahagia karena keutamaan dan karunia Allah ini adalah perintah Allah ‘azza wa jalla,  sebagaimana firman Allah dalam QS Yunus ayat 58 :

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan (dari harta dunia).”.

Jamaah sholat idul Fitri yang Semoga Di muliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala,

 

Idul Fitri artinya adalah kembali berbuka, Berbuka setelah satu bulan penuh kita berpuasa dibulan ramadhan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 

الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالْأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ

“Asshoumu  adalah hari ketika orang-orang berpuasa, Idul Fitri adalah hari ketika orang-orang berbuka...” (HR. Tirmidzi 632, Ad Daruquthni 385).

 

Maka Pada hari raya idul fitri kali iini, Mari kita buka hidup kita dengan lembaran baru, mari kita buka lembaran baru itu dan mengisinya dengan kebaikan-kebaikan serta ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta ala dan rasulNya.

Saudaraku kaum muslimin dan Muslimah jamaah sholat idul fitri yang semoga dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala,

Pada Hari ini, di hari raya Idul Fithri yang berbahagia ini , sesungguhnya kita telah mendapatkan banyak pelajaran dari ibadah-ibadah yang telah kita jalani selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.

Yang pertama kita bisa mendapatkan pelajaran dari ibadah puasa yang kita jalani,

kita mendapatkan pelajaran bahwa diri kita harus pandai menahan diri dari segala pembatal atau larangan2 Allah serta menahan diri dari hawa nafsu. Dan semua larangan tersebut kita tinggalkan demi mengharap ridho Allah, demi menjalankan ketaatan dan keikhlasan ibadah kepada Allahsubhanahu wa ta’ala. Maka ini pertanda bahwa suatu ibadah dikatakan benar adalah jika setiap ibadah diniatkan dengan ikhlas dan mengharap wajah-Nya serta patuh terhadap aturan2 Allah dan RasulNya. Allah Ta’ala berfirman, QS. Al-An’am Ayat 162:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam”

 

Maka Oleh sebab itu Ibadah barulah diterima jika murni ikhlas dilakukan karena mengharap ridho Allah Ta’ala. Jika tidak, maka amalan tersebut tertolak. Orang yang menjalani ibadah puasa dengan ikhlas karena Allah maka inilah yang akan mendapatkan keutamaan pengampunan dosa sebagaimana sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan Ikhlas mengharap ridho dari Allah maka dosanya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).

Yang Kedua, Kita Juga mendapatkan pelajaran dari Puasa Ramadhan bahwa dengan berpuasa  kita dapat menahan diri dari berbagai kesenangan duniawi, orang-orang yang berkecukupan akan semakin tahu bahwa dirinya telah diberikan nikmat begitu banyak oleh Allah subhanahu wa ta’ala dibanding orang-orang fakir, miskin dan yatim piatu yang dimana mereka sering merasakan rasa lapar, terkadang makan dan terkadang tidak. Maka Dengan berpuasa seseorang dapat merasakan bagaimana rasa lapar dan dahaga sebagaimana yang di alami oleh orang-orang yang mengalami kesulitan.

Oleh karenanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا ءَامَنَ بِي مَنْ باتَ شَبْعانَ وَجارُهُ جائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَهُوَ يَعْلَمُ بِهِ

“Tidaklah beriman kepadaku -kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam- seseorang yang tidur dalam kondisi kenyang sementara tetangganya tidur dalam kondisi kelaparan.” (HR. Thabrani)

 

Maka di sini Nabi Shollallahu alaihi wa sallam menyuruh kita untuk peka terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita. Jangan sampai kita dalam kondisi senang-senang sementara orang sekitar kita dalam kondisi kesusahan.

 Diantara hasilnya dari pelajaran puasa ,Dalam rangka mensyukuri nikmat ini, maka orang-orang kaya / orang2 yang memiliki kecukupan harta, mereka akan gemar berbagi kepada mereka yang tidak mampu.

Ma’asyirol muslimin jamaah sholat idul fitri yang semoga dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala,

 

Kemudian Pelajaran Yang ketiga dari bulan Ramadhan adalah Kita harus Saling mengingatkan dalam ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala

 

Diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari bulan Ramadhan adalah bahwasannya tatkala pada  bulan Ramadhan kita bekerjasama antara kita, istri dan anak-anak kita untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Istri memasakkan makan sahur, membangunkan anak-anak, kita sahur bersama mereka, saling mengingatkan untuk berpuasa, saling mengingatkan untuk shalat malam, saling memberikan motivasi, maka ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bahwasannya dalam menjalani kehidupan rumah tangga, kita harus bersama-sama, saling membantu dan saling mengingatkan , tidak boleh egois antara yang satu dengan yang lainnya.

Oleh karenanya Nabi Shallalalhu ‘Alaihi wa Sallam tatkala 10 hari terakhir pada bulan ramadhan, Aisyah rhodiallahu anha menyebutkan :

كَانَ إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ

“Tatkala tiba di 10 malam hari terakhir di bulan Ramadhan.”

شَدَّ مِئْزَرَهُ

“Maka Nabi mengencangkan sarungnya.”

وَأَحْيَا لَيْلَه

“Dan Nabi menghidupakan malamnya dengan beribadah.”

وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Dan Nabi membangunkan keluarganya untuk beribadah.” (Muttafaqun ‘alaihi)

 

Ini dalil bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memikirkan istrinya serta mengingatkan keluarganya agar beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala . Maka dalam kehidupan ini tidak boleh seorang memiliki sifat egois: “Yang penting kan saya beriman, saya tidak peduli dengan istri dan anak-anak saya, masing-masing urusannya.” Tidak demikian, seorang tidak boleh egois, dia harus memikirkan anaknya, dia harus memikirkan istrinya dan dia harus memikirkan keluarganya.

Oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian, jaga anak kalian, jaga istri kalian, jangan sampai terkena adzab neraka jahannam.” (QS. At-Tahrim: 6)

Dari ayat tersebut terkandung sebuah pelajaran bahwa dalam kehidupan di dunia ini kita harus saling mengingatkan, saling menasehati, saling bantu-membantu antara suami dan istri dan anak-anak dalam ketaatan kepada Allah jalla jalaluh agar kita bisa Bersama dengan keluarga kita dikumpulkan dalam surganya Allah Subhanahu wa ta’ala.

Allahu Akbar–Allahu Akbar––Allahu Akbar Walillahil Hamd

Ma’asyirol muslimin jamaah sholat idul fitri yang semoga dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala,

Kita berharap kepada Allah Subhanahu wa ta’ala untuk menjadikan diri2 kita sebagai hamba2 nya yang dapat mengambil pelajaran2 dari tarbiyah bulan Ramadhan dan kita berharap kepada Allah subhanahu wa ta’ala supaya menjadikan diri2 kita hamba yang istiqomah dalam beribadah meskipun Ramadhan telah berlalu , Semoga Allah menerima Amal amal ibadah kita di bulan ramadhan..Ammin amin ya rabbal alamin..

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah kedua

الْحَمْدَ ِللهِ رب العالمين

 

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

لا إله إلا الله و الله أكبر , الله أكبر ولله الحمد

 

Ma’asyirol muslimin jamaah sholat idul fitri yang semoga dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala,

 

Kemudian pelajaran ke empat dari Bulan Ramadhan adalah menjadikan Murahnya hati kita untuk lebih banyak dalam bersedekah

 

Oleh karenanya Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma berkata:

 

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَ كَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ

 

Adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam orang yang paling dermawan, dan dia jauh lebih  dermawan lagi  tatkala di bulan Ramadhan.”

 

Hadist tersebut menunjukkan bahwa pada bulan Ramadhan kita diajarkan untuk bersedekah, merelakan harta kita untuk meringankan beban orang lain dibulan Ramadhan, Namun dari hadist itu pula bukan berarti setelah bulan Ramadhan berlalu kemudian kita tidak bersedekah lagi.

Alhamdulillah kita bersedekah dibulan ramadhan dan semoga sedekah kita diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun semangat dalam bersedekah ini harus kita jaga meskipun bulan Ramadhan telah berlalu,

Bahkan disebutkan dalam hadits-hadits tatkala Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam khutbah ‘Ied, Nabi berkata kepada para sahabat:

 

تَصَدَّقُوا

 

Bersedekahlah kalian!”

 

Nabi menyuruh bersedekah di hari Ied, di hari lebaran atau hari raya. Hal ini Menunjukkan bahwasanya ibadah sedekah bukan hanya di bulan Ramadhan saja. Namun semangat bersedekah tetap harus dijaga di hari-hari yang lainnya. Karena sedekah adalah ibadah yang sangat mulia sebagaimana  sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

 

كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

 

Sesungguhnya setiap orang pada hari kiamat kelak akan berada di bawah naungan sedekahnya.” (HR Ibnu Hibban) sohih

 

Tatkala matahari hanya berjarak satu mil, tatkala manusia kepanasan bercucuran keringat, maka orang yang rajin bersedekah ia berada dibawah naungan sedekahnya.

 

Terutama para wanita, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tatkala dihari lebaran beliau shollallahu alaihhi wa sallam bersama bilal berjalan menuju shaf-shaf para wanita, Nabi pun memberikan nasihat khusus kepada para wanita yakni untuk memperbanyak bersedekah.. Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada para wanita:

 

يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ ، تَصَدَّقْنَ

 

Wahai para wanita, bersedekahlah.”

 

فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ

 

“Aku melihat bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah dari kaum wanita.”

 

 

Maka Nabi menyuruh mereka untuk banyak bersedekah. Karena dengan sedekah itulah yang akan menyelamatkan mereka dari  siksa api neraka.

 

Oleh karenanya para Ibu-Ibu yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan diantara bentuk takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah taat kepada suami. sesungguhnya surga seorang anak ada pada telapak kaki ibunya, dan Sesungguhnya surganya seorang istri/para ibu ada pada telapak kaki suaminya.

 

Ma’asyirol muslimin jamaah sholat idul fitri yang semoga dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala,

Marilah kita saling memaafkan, seorang anak saling bermaafan dengan orang tuanya, seorang istri saling bermaafan dengan suaminya, dan seorang muslim saling bermaafan dengan tetangga maupun kerabat-kerabatnya.

Kemudian kita berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala

Semoga Allah menerima semua ibadah shalat yang telah kita dirikan.

Semoga Allah menerima puasa yang telah kita kerjakan.

Semoga Allah melipatgandakan pahala setiap ayat Al-Qur’an yang telah kita lantunkan. Dan semoga Allah menerima setiap rupiah yang telah kita sedekahkan.

Aaamin ya rabbal alamin

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

 

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

 

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.

 رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ،

يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ .

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ،

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَالَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَالَنَا فِي رَمَضَانَ

Ya Allah, kabulkanlah doa kami dan terimalah ibadah kami. Maafkanlah kekurangan dan kesalahan kami.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan juga kedua orang tua kami, serta dosa seluruh kaum muslimin, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ya Allah, terimalah puasa kami. Jadikanlah puasa kami, amalan yang penuh keimanan dan berharap pahala dari-Mu, sehingga Kami termasuk orang-orang yang Engkau ampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Wassalamualaikum warohmatullah wa barokaatuh



 Ahmadi As-sambasy

(Abu Salsabila)

Posting Komentar untuk "Bulan Ramadhan Kembali Berpisah"